Anda di halaman 1dari 24

UPAYA DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN HIDUP DAN

PENERIMAAN DIRI TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI


MASA BINA KELUARGA
LANSIA

Oleh :
RUM HASIYA, SH.
NIP. 19660918 200701 2 012
KECAMATAN CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA


BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... I

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1

B. Metode Penelitian……………………………………………………………… 2

C. Tujuan………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………. 3

A. Pengertian Bina Keluarga Lansia………………………………………………. 3

B. Pentingnya Upaya Mewujudkan Lansia Tangguh……………………………… 5

C. Metodelogi Bina Keluarga Lansia……………………………………………… 6

D. Kegiatan Kelompok Bina Keluarga Lansia…………………………………….. 7

E. Peran Kader Kelompok BKL Dalam Melaksanakan Kegiatan………………… 8

F. Keterkaitan 7 Dimensi Lansia Tangguh dan 8 Fungsi Keluarga………………. 9

G. Konseling Lansia……………………………………………………………….. 15

H. Kemandirian Lansia……………………………………………………………. 16

I. Motivasi Lansia………………………………………………………………… 16

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………. 17

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 17

B. Saran…………………………………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bekerja merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

individu untuk memenuhi kebutuhannya (Barlian, 2016). Pada fase

tertentu, individu akan menghadapi kenyataan bahwa, tidak selamanya

akan bekerja. Seiring berjalannya waktu, individu akan melepas pekerjaan

atau jabatan yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya dan tiba saatnya

untuk tidak bekerja lagi. Pelepasan masa jabatan atau pekerjaan ini sering

disebut dengan pensiun. Pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang

berhenti dari suatu pekerjaan yang ditekuninya, yang berarti berhentinya

seseorang dalam mencari nafkah bagi keluarganya (Hurlock, 2008).

Sebab, setiap orang dewasa yang bekerja baik di instansi negeri maupun

swasta, akan menjadi tua dan proses menua itu tidak dapat dihindari oleh

siapapun.

1
B. Metode Penelitian

meningkatnya usia harapan hidup sehingga jumlah penduduk lansia

semakin bertambah masih banyak lansia yang potensial untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga Perhatian terhadap lansia perlu

ditingkatkan agar terwujud kualitas keluarga yang sejahtera lahir dan batin

penduduk lanjut usia menghadapi berbagai perubahan fisik, psikis, sosial

dan ekonomi diperlukan kesiapan keluarga yang mempunyai

lansia melalui kelompok kegiatan lansia.

C. Tujuan

Untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian peran

keluarga dalam mewujudkan lansia yg bertaqwa, mandiri, produktif dan

bermanfaat bagi keluarga danmasyarakat.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bina Keluarga Lansia

Kelompok kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia dalam pengasuhan,

perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan

kesejahteraannya. Dalam hal ini ada beberepa bagian di dalam Pengertian

Bina Keluarga Lansia yaitu:

- Pengertian Keluarga

Keluarga adalah lembaga sosial satu-satunya yang terdiri dari

beberapa orang (dua atau lebih) yang terlibat dalam emosi

(memandang satu sama lain sebagai kewajiban, perasaan biasa,

berbagai kewajiban tertentu berjodoh dengan kasih sayang) satu

sama lain dan hidup dekat dalam poksimitas geografis unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang

mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal

dalam satu rumah. Menurut Horton (1999), suatu keluarga

mungkin merupakan suatu kelompok yang mempunyai nenek

moyang yang sama, suatu kelompok kekerabatan yang disatukan

oleh darah atau perkawinan dan sebagainya. Sedangkan Friedman

(1998), menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau lebih

individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling

membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta


mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Untuk

memahami lebih lanjut tentang keluarga maka kita harus

memahami terlebih dahulu tentang pengertian keluarga. Keluarga

yang berketahanan dan mampu melaksanakan Fungsi-fungsi

keluarga dapat menjadi landasan dalam mewujudkan keluarga

bahagia sejah tera.

- Pengertian Lansia

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia

merupakan kelompok. umur pada manusia yang telah memasuki

tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang

dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut

Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus

kehidupan yang ditandai dengan tahapantahapan menurunnya

berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin

rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan

pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain

sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia

sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan,

serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh

pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya

akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara

umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah,

2010)
4
- Pengertian Lansia Tangguh

Lansia tangguh adalah upaya agar meskipun telah berusia

di atas 60 sampai 70 tahun lansia tetap produktif. Misalnya,

memperpanjang usia bekerja bagi lansia pensiunan di sektor formal,

baik perusahaan maupun PNS, di atas 58 tahun dan 60 tahun.

Banyaknya lansia sebenarnya bukan suatu ancaman jika

mereka produktif. Karena itu, BKKBN bersama berbagai sektor,

seperti kesehatan dan pendidikan mengembangkan program lansia

tangguh. Selain merawat lansia ini lebih banyak hidupnya, dan

lebih panjang masa produktif, BKKBN sekarang bersama pakar

geriatri berupaya mengembangkan lansia tangguh," kata Kepala

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN), Prof Dr. Fasli Jalal ditulis Jumat (14/2/2014).

Kelompok kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

hidup para lansia. Kegiatan yang dilakukan antara lain penyuluhan,

kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan serta pelaporan.

B. P e n t i n g n y a U pa y a M e w u j u d ka n L a n s i a T a n g g u h

Untuk mewujudkan Lansia Tangguh, Upaya yang penting adalah

tindakan promotif (promosi), prevetif (pencegahan), kuratif ( pengobatan)

dan rehabilitative (pemulihan), sehingga Lansia bias tetap sehat, mandiri,

aktif dan produktif, yang dikenal dengan proses menua sehat dan aktif.

Berbagai pada masa tua dapat di hindari dengan menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS harus dimulai dari diri sendiri,
keluarga dan masyarakat mencakup: memelihara kehidupan spiritual,

mempertahankan kemampuan mamandang hidup secara positif, merawat

menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, berkala, fisioterapi bila

diperlukan, bersilaturahim dan berperan di masyarakat serta berupaya

mandiri dari segi ekonomi. (Departemen Kesehatan RI, 2002; Council for

the Third Age Singapore, 2006).

C. M e t o de l o g i B i n a K e l u a r g a L a n s i a

Bina Keluarga Lansia ( BKL ) merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan secara berkelompok dengan tujuan meningkatkan pengetahuan

serta keterampilan bagi keluarga yang mempunyai orang tua atau lanjut

usia sehingga seluruh keluarga harus bisa memberikan suasana yang

tenteram dan nyaman tetapi juga dinamis. Agar lansia yang tinggal dalam

rumah bisa menikmati sisa hidupnya secara produktif dan bahagia dan

untuk meningkatkan pengetahuan. Keterampilan keluarga yang memiliki

lanjut usia dalam pola perawatan, pengasuhan, dan pemberdayaan kaum

lansia agar kesejahteraan bisa meningkat.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan lansia

di disebabkan oleh belum adanya pemahaman masyarakat tentang

kesehatan lansia itu sendiri. Masyarakat menganggap hal yang wajar

apabila lansia mengalami sakit sehingga belum ada tindakan pencegahan

yang dilakukan untuk menghadapi masa tua mereka. Rendahnya kesadaran

tersebut juga dipengaruhi oleh belum adanya pendidikan bagi masyarakat

tentang kesehatan.
Lansia yang memiliki kualitas hidup adalah mereka yang kondisi

pangan, sandang, papan, kesehatan, mental spiritual dan sosialnya dapat

terpenuhi sesuai dengan martabat manusia. Sehingga mereka dapat hidup

dengan bahagia, sejahtera, dan masih mampu berperan aktif dalam

meningkatkan kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek

kehidupan, oleh karena itu kesehatan manusia lanjut usia perlu

mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan.

Agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan

kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam

pembangunan. Kondisi kesehatan lansia selain dipengaruhi oleh penyakit

juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh hal lain seperti gizi. Masalah

gizi pada lansia perlu menjadi perhatian khusus karena memperngaruhi

status kesehatan.

D. K e g i a t a n K e l o m p o k B i n a K e l u a r g a L a n s i a

- Kegiatan Utama yang dilakukan pada kelompok BKL/kader

meliputi: penyuluhan, temu keluarga, kunjungan rumah,

rujukan, pencatatan pelaporan serta monitoring dan evaluasi.

- Kegiatan Pengembangan, yang pertama bina kesehatan fisik antara

misalnya olah raga, senam, penyediaan makanan tambahan. Kedua

bina social dan lingkungan misalnya rekreasi, bina lingkungan.


Ketiga bina rohani atau spiritual melalui kegiatan keagamaan, social

kemasyarakatan. Yang ke empat bina peningkatan pendapatan

usaha ekonomi produktif melalui UPPKS, UKM, Koperasi, dan

lain-lain.

E. P e r a n K a de r K e l o m p o k B K L D a l a m M e l a ks a n a ka n K
egiatan

Bina Keluarga Lansia ( BKL ) merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan secara berkelompok dengan tujuan meningkatkan pengetahuan

serta keterampilan bagi keluarga yang mempunyai orang tua atau lanjut

usia sehingga seluruh keluarga harus bisa memberikan suasana yang

tenteram dan nyaman tetapi juga dinamis. Agar lansia yang tinggal dalam

rumah bias menikmati sisa hidupnya secara produktif dan bahagia dan

untuk meningkatkan pengetahuan.

Keterampilan keluarga yang memiliki lanjut usia dalam pola

perawatan, pengasuhan, dan pemberdayaan kaum lansia agar

kesejahteraan bisa meningkat. Adapun tugas dan fungsi kader, yaitu :

mengelola kelompok BKL, melakukan penyuluhan, melakukan

kunjungan rumah, melakukan pembinaan, melakukan rujukan, melakukan

pencatatan, konsultasi ke PLKB, dan tim Pembina”,tuturnya.


F. K e t e r ka i t a n 7 Dimensi Lansia Tangguh dan 8 Fungsi Keluarga

- Fungsi Agama dengan Dimensi Spiritual

Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan,

diajarkan, dan dipraktikkan. Disini, orangtua berperan menanamkan

nilai agama sekaligus memberi identitas agama kepada anak dan.

Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui

contoh dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang

kuat tentang iman. Sedangkan Dimensi Spiritual "spiritual" adalah

"agama", sehingga bila ditanya apa dimensi spiritual ....? hal tsb

dipahami sebagai dimensi yang berkaitan erat dengan

keyakinan/kepercayaan seseorang. dimensi keagamaan adalah

dimensi religiositas. sedang dimensi spiritual dapat disebut sebagai

dimensi batin atau kejiwaan seseorang.

dimensi ini adalah hal paling dasar dari manusia (bersifat

personal). lalu, dimensi kultural: dimensi ini dapat dipahami sebagai

dimensi adat atau sosial (komunal). dan terakhir dimensi institusional,

dapat dipahami sebagai dimensi hukum atau sesuatu yang bersifat

kenegaraan. lingkupnya lebih besar ketimbang dimensi kultural. Jadi

keterkaitan anatara Fungsi Agama dengan Dimensi Spiritual yaitu

Memiliki kesamaan Keyakinan.

- Fungsi Sosial Budaya dengan Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak

kepada nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat namun di era


Pandemi Covid19 Kita tetap harus waspada dengan adanya virus

ini.
Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat dijunjung tinggi,

dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi pekerti yang

berlaku di masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak

bisa belajar bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua

dan mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak pantas dalam

budayanya.

Sedangkan Dimensi Sosial Kemasyarakatan dimaksudkan sebagai

upaya membangun keluarga yang mampu memberikan pendampingan,

penghiburan, perawatan, pelayanan, pemberdayaan dan kemandirian

lansia di dalam keluarga dan masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar

lansia memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri, tetap sehat

dan dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari secara wajar. Untuk

mencapai tujuan tersebut perlu pemahaman tentang kepedulian sesama

lansia, perlindungan bagi lansia, kegiatan sosial kemasyarakatan,

interaksi sosial kemasyarakatan.

Kepedulian sesama lansia meliputi pemberian

santunan,silaturahmi, mengunjungi lansia yang sakit, melayat lansia

yang meninggal. Perlindungan bagi lansia antara lain menghormati

lansia, memperhatikan kebutuhan dasar lansia, memberikan pelayanan

sosial dalam keluarga, pemberian bantuan bagi lansia yang kurang

mampu, melakukan pendekatan dan perlindungan hukum kepada yang

berwenang, pemberdayaan lansia. Keterkaitan Fungsi Sosial Budaya dengan


Dimensi Sosial Kemasyarakatan yaitu memiliki kesmaan tentang sikap, tingkah laku,

dan saling mengharagai sesama.


- Fungsi Kasih Sayang dengan Dimensi Emosional

Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih

saying, sayangi keluarga hindari keluarga dari Covid19. Perasaan

disayangi

sangat penting bagi seorang anak, Lansia, dan keluarga lainnya. Anak

kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mampu

menyayangi pula.

Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota keluarga

untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas

dengan catatan tetap selalu menjaga kesehatan di era Pandemi Covid19

dan mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme

dalam masyarakat.

Sedangkan Dimensi Emosional adalah kesehatan tentang suasana

hati orang atau keadaan emosional secara umum. Mood, motivasi,

semangat, gembira dan aspek-aspek emosional lainnya merupakan

gambaran yang menunjukkan kesehatan emosional seseorang.

Dimensi ini adalah kemampuan kita untuk mengenali dan

mengekspresikan perasaan secara memadai. Ini berkaitan sengan harga

diri serta kempuan mengendalikan emosi untuk mempertahankan

perspektif yang realistis dalam segala situasi. Seseorang yang secara

emosi tidak sehat akan memberikan pengaruh tidak sehat pula terhadap

kesehatan yang lain. Kesehatan emosional mempengaruhi dimensi lain

dari kesehatan seperti misalnya orang dengan harga diri yang baik lebih

percaya diri dalam pengaturan social, mudah mendapat teman dan

sering melakukan aktivitas fisik dengan lebih baik.


11
- Fungsi Perlindungan dengan Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat

anggotanya merasa aman dari Covid19 dan tentram. Karena itu,

Lindugi keluarga dari Covid19 dan seburuk apapun konflik yang

terjadi di dalam keluarga, hindari terjadinya tindak kekerasan verbal

maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.

Sedangkan Dimensi Sosial Kemasyarakatan dimaksudkan sebagai

upaya membangun keluarga yang mampu memberikan pendampingan,

penghiburan, perawatan, pelayanan, pemberdayaan dan kemandirian

lansia di dalam keluarga dan masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar

lansia memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri, tetap sehat

dan dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari secara wajar.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu pemahaman tentang

kepedulian sesama lansia, perlindungan bagi lansia, kegiatan sosial

kemasyarakatan, interaksi sosial kemasyarakatan. Kepedulian sesama

lansia meliputi pemberian santunan,silaturahmi, mengunjungi lansia

yang sakit, melayat lansia yang meninggal.

Perlindungan bagi lansia antara lain menghormati lansia,

memperhatikan kebutuhan dasar lansia, memberikan pelayanan sosial

dalam keluarga, pemberian bantuan bagi lansia yang kurang mampu,

melakukan pendekatan dan perlindungan hukum kepada yang

berwenang, pemberdayaan lansia.


- Fungsi Reproduksi dengan Dimensi Fisik

Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga

adalah untuk mendapatkan keturunan, tapi di era Pandemi COVID19

ini maka perlu juga tentang bagaimana cara mencegah kehamilan dari

COVID19 ini. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas

yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks

sejak dini dan sikap menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam

keluarga.

Sedangkan Dimensi Fisik adalah

Dimensi kesehatan fisik mengacu pada aspek jasmani. Ini mengacu

pada definisi kesehatan yang lebih tradisional seperti tidak adanya

penyakit dan cedera. Sehat fisik merupakan dimensi sehat yang

paling mudah dikenali karena menyangkut mekanisme dan fungsi

tubuh.

- Fungsi Sosial dan Pendidikan dengan Dimensi Intelektual

Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar

bersosialisasi dengan orang lain, yaitu orangtua dan saudara-

saudaranya, dengan adanya Covid19 kita juga harus memberikan

arahan kepada anak agar dapat menjaga dirinya terhadap Covid19 ini.

Di dalam keluarga pula proses pendidikan untuk pertama kalinya

diterima oleh anak. Semua ini disebabkan oleh interaksi intensif yang

terjadi sehingga proses pendidikan terjadi secara natural dan efektif.

13
Sedangkan Dimensi Intelektual Sudibyo mengatakan penting

sekali para lansia bisa dilatih unsur intelektual mereka. Salah satu

14
caranya adalah dengan mengisi teka teki silang, bermain catur, atau

bahkan mengajak bermain kartu remi. "Kegiatan sederhana itu bisa

bantu agar kemampuan otak lansia tidak menurun, karena mereka

terus diajak berpikir. Dengan kegiatan itu, otak lansia jadi aktif terus,"

katanya.

- Fungsi Ekonomi dengan Dimensi Profesional Vokasional

Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi

keharmonisan keluarga. Karena itu, di era Pandemi Covid19 ini kita

mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha

akan membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial.

Sedangkan Dimensi Profesional Vokasional Menurut Sudibyo,

para lansia biasanya memiliki keahlian masing-masing. Ada yang ahli

membuat anyaman, ada yang ahli menulis atau mengajar. Dengan

mengembangkan keahlian, para lansia akan merasa tetap berguna

sehingga merasa bangga dengan tetap eksis atas keahliannya di

masyarakat.

- Fungsi Lingkungan dengan Dimensi Lingkungan

Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan

sejak dini dalam keluarga. Dengan adanya Covid19 ini kita terapkan

kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti tetangga dan

masyarakat secara umum dan menjaga lingkungan tetap selalu bersih.


Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak memboroskan listrik,

air bersih, makanan, juga membiasakan untuk membuang sampah pada

tempatnya agar tehindar dari Wabah Covid19 ini, karena hanya

dari alam lah kita dapat hidup.

Sedangkan Dimensi Lingkungan Menurut Sudibyo, penting sekali

memiliki lingkungan yang ramah lansia. Ada beberapa lansia yang

memiliki keterbatasan fisik sehingga mereka membutuhkan beberapa

alat bantu dalam bergerak. Misalnya, bagi lansia yang mengenakan

kursi roda perlu diberikan jalan yang tidak bertangga. Contoh lain, di

toilet rumah, bisa ditambah pegangan karena dikhawatirkan para lansia

memerlukannya untuk menyangga tubuh. "Dimensi lingkungan itu

penting untuk dipikirkan para pihak demi mendukung para lansia,"

kata Sudibyo.

G. Konseling Lansia

Berbicara lanjut usia, penuaan merupakan bagian alami dari proses

perkembangan. Terjadinya perubahan yang berhubungan dengan penuaan

menimbulkan masalah uatama bagi lanjut usia, seperti kesepian, sakit,

memasuki masa pensiun, rasa malas, dan kehilangan.

Menurut Havighurst (Gladding, 2012), lansia dituntut agar bisa belajar

mengatasi hal yang terjadi berikut, seperti meninggalnya teman dan

pasangan, menurunnya kekuatan fisik, pensiun dan berkurangnya

pendapatan, waktu bersantai yang lebih banyak dan proses memiliki


teman baru, berkembangnya peran sosial baru, mengubah

perencanaan
hidup. Secara menyeluruh, penuaan adalah masa bagi transisi dan

transformasi.

H. Kemandirian Lansia

Upaya Lanjut Usia Dalam Membangun Kemandirian Hidup dan

Penerimaan Diri Terhadap Kesiapan Memasuki Masa Pensiun (Studi Pada

Lansia di Bina Keluarga Lansia Posyandu Cempaka Kabupaten Ngawi

melalui Konseling Lansia. Memberi konseling pada lansia memerlukan

latihan yang profesional.

Bagi seorang konselor yang tidak dapat

memahami lansia merupakan suatu hal yang mustahil akan dapat

membantu lansia tersebut. Keterlibatan langsung dengan menggunakan

strategi pengendalian yang baru dilakukan sebagai upaya meminimalisir

terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh para lanjut usia.

I. Motivasi Lansia

Motivasi yang melatar-belakangi kondisi lanjut usia dalam

membangun kemandirian hidup dan penerimaan diri terhadap

kesiapan memasuki masa pensiun di Bina Keluarga Lansia (BKL)

Posyandu Cempaka Kabupaten Ngawi perlu menjadi teladan bagi para

lanjut usia yang lain. Bagi mereka para lanjut usia yang sangat aktif

dalam mengi kuti kegiatan di posyandu lansia memperoleh beragam

manfaat bagi lansia itu sendiri.


BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat dismpulkan bahwa

kemandirian hidup lansia bersifat relatif. Dampak psikologis yang timbul

dalam kesiapan memasuki masa pensiun bagi lanjut usia dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti dukungan keluarga, kesehatan dan juga ekonomi.

Adanya pemahaman dan membangun kemandirian hidup dan penerimaan

diri terhadap kesiapan memasuki masa pensiun di Bina Keluarga Lansia

(BKL).

B. Saran

Layanan konseling bagi lansia akan tepat diberikan dan sangat membantu

apabila fleksibel dan praktis serta berfokus langsung pada penyelesaian

masalah yang dihadapi oleh lanjut usia.


DAFTAR PUSTAKA

Barlian, N. A. (2016). Pengaruh Tipe Kepribadian, Kontrak

Psikologis, Komitmen Organisasi, motivasi Dan

Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

(OCB) Dan Kinerja Karyawan Di

Rumah Sakit ParuKabupaten Jember. Jurnal Relasi Stie Mandala Jember,

12(1), 366–373.

BKKBN. (2015). Buku Saku Kegiatan KKN Mahasiswa. Surabaya:

Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2016). Comparison of

convenience sampling and purposive sampling. American Journal

of Theoretical and Applied Statistics, 5(1), 1–4.

Fardila, N., Rahmi, T., & Putra, Y. Y. (2017). Hubungan Dukungan Sosial

Keluarga dengan Kesiapan

Menghadapi Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil. Jurnal RAP, 5(2), 157–

168.

Gladding, S. T. (2012). Konseling Profesi yang Menyeluruh. Jakarta:

Indeks.

Hammersley, M. (2018). Routledge Revivals: The Dilemma of

Qualitative Method (1989): Herbert Blumer and the Chicago Tradition.

New York: Routledge.

Hariyadi, Y. (2014). Hubungan Antara Penerimaan Diri Lansia dengan

Angka Harapan Hidup di Kelurahan


Wates Kota Mojokerto. Medica Majapahit, 6(2), 78–95.

Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartinah, K., & Sudaryanto, A. (2017). Masalah Psikososial Pada Lanjut

Usia. Berita Ilmu Keperawatan, 1(2), 93–96.

Marlita, L., Saputra, R., & Yamin, M. (2018). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Kemandirian.

Anda mungkin juga menyukai