Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KELUARGA

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga


Dosen : Dr. Wiwit C. Haryanto, S.Kep.,Ns.MMR

NAMA : CHINTIYA STELA TUMBOL


NIM : 2014201221

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan, atas berkat dan tuntunannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ruang Lingkup
Keperawatan Keluarga”.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari keterbatasan pengetahuan yang
saya miliki, tidak lepas dari peran berbagai pihak baik moril maupun spiritual, oleh karna
itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih sebesarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermafaat untuk penulis dan pembaca.

MANADO, 01 JULI 2021

PENYUSUN

2
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II :TINJAUAN TEORI................................................................................... 2
A. Pengertian............................................................................................................2
B. Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga..............................................................2
C. Sasaran Keluarga.................................................................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan Keluarga berfokus pada masalah-masalah yang ada pada


keluarga individu baik itu masalah kesehatan ataupun masalah psikososialnya.
Keperawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga.
Keperawatan keluarga sendiri merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan keperawatan
ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatanuntuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga merupakan proses keperawatan. Sebuah keluarga
terdiri dari ayah sebagai seorang suami, ibu sebagai seorang istrdari seorang suami
dan berperan sebagai ini bagi anak anaknya, dan anak yang mempunyai peran untuk
menghormati orang tuanya dan lain sebgaainya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Keperawatan keluarga ?

2. Apa saja ruang lingkup keperawatan keluarga ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memberikan informasi kepada Mahasiswa atau Mahasiswi tentang keperawatan


keluarga
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian keperawatan keluarga

b. Mengetahui ruang lingkup keperawatan kelu


4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang
dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.

Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:

1.    Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Duvall dan Logan, 1986).

2.    Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).

3.    Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988). 

4. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
berhubungan darah ,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya
dalam suatu rumah tangga ,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-
masing dan menciptakan serta mepertahankan kebudayaan (Salvicion dan Ara Celis
(1989)

Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

5
1.    Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.

2.    Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan
mereka membentuk satu rumah tangga.

3.    Memiliki satu kesatuan orang-orang  yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,


yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.

4.    Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari


kebudayaan umum yang lebih luas.
 
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
 Untuk meneruskan keturunan
 Memelihara dan membesarkan anak
 Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
 Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
 Memberi kesempatan untuk berekreasi
 
2. Fungsi Psikologis 
Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
Perlindungan secara psikologis
Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
 
3. Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
Meneruskan nilai-nilai budaya
Sosialisasi
Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta
kehidupan keluarga
 
4. Fungsi Sosial

6
Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya
Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
Pengaturan ekonomi atau keuangan

5. Fungsi Pendidikan
Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-
fungsi lain.
Persiapan untuk kehidupan dewasa.
Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa
1.     Pengertian Pendidikan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan


bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana
anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh
Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih
yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang
dikutip oleh Ishak Sholeh ( 1983 : 11 ) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok
pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina / membimbing
anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa
pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan yang diberikan orang tua kepada
anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam
kehidupannya.

Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang


diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai
moral dan keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).

Pendidikan keluarga adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam


kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebabkeluarga merupakan
lingkungan budaya yang pertama dan utama dalammenanamkan norma dan
mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,

7
keluarga dan masyarakat.

Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada


pendidikan rohani dengan artian keagamaan seseorang.Beberapa hal yang memegang
peranan penting dalam membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pembinaan
akidah, akhlak, keilmuan dan kreativitas yang mereka miliki. Sedangkan pendidikan
dalam keluarga itu sendiri secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1.    Pembinaan Akidah dan Akhlak.

2.    Pembinaan Intelektual.

3.    Pembinaan Kepribadian dan Sosial

Sementara itu, Al- Razi mengatakan al-asroh maknanya mengikat dengan tali,
kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah proses transformasi
prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosialterkecil dalam masyarakat. Sebab
keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan
norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
1.     Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Pendidikan Kelurga
2.     Tujuan Pendidikan Keluarga

Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat


tumbuh dan berkembang dengan baik.Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama
yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.

Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial
ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga,
intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan
perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh
besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak. Sekalipun tidak
ada tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi secara
tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar

8
anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral dan menjadi anggota
masyarakat yang baik.

Memperhatikan tujuan tersebut maka pendidikan keluarga dapat dipandang


sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.Adapun isi pendidikan
dalam keluarga biasanya, meliputi nilai agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan.Sesuai dengan sifatnya (informal), keluarga memiliki kurikulum formal
atau kurikulum tertulis.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.Dikatakan


sebagai pendidikan yang pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh
pendidikan dari dan didalam keluarganya.Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan
yang utama karena sekalipjun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan
masyarakatnya, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada orang tuanya.
Dari uraian terdahulu dapat pula dipahami bahwa fungsi pendidikan dalam keluarga
adalah:

1. Sebagai pelentak dasar pendidikan anak.

2. Sebagai persiapan kearah kehidupan anak dalam masyarakatnya

3. Situasi Keluarga Mempengaruhi Pendidikan Anak

Berbagai faktor yang ada dan terjadi didalam keluarga akan turut menentukan
kualitas hasil pendidikan anak. Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orang tua,
kedudukan anak dalam urutan keanggotaan keluarga, fasilitas yang ada dalam
keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar, status sosial ekonomi orang tua dan
sebagainya akan turut mempengaruhi situasi pendidikan dalam keluarga yang ada pada
akhirnya akan turut pula mempengaruhi pribadi anak.
2.      Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :

a.    Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan


pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat,
tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang

9
semakin tinggi.

b.    Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan
membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat),
sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.

c.    Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau


tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.

d.   Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan


membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya.

e.    Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan


bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur
sesuai dengan ajaran agamanya.

f.     Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi


fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan
rasional.

g.    Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan,


cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.

h.    Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi


sehat bagi semua anggota keluarganya.
3.       Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga

Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari


jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik
anak?” tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang
tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan
anak.Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya
tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan
bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya

10
orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi
tergantung kepada orang tuanya.
1.      Karakteristik Pendidikan Keluarga

Lingkungan pendidikan keluarga tergolong jalur pendidikan informal, adapun


karakteristiknya antara lain:

1.         Tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan karakter.

2.         Peserta didiknya bersifat heterogen.

3.         Isi pendidikannya tidak terprogram secara formal/tidak ada kurikulum tertulis.

4.         Tidak berjenjang.

5.         Waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relatif lama.

6.         Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar.

7.         Evaluasi pendidikan tidak sistematis dan insidental.

8.         Credentials tidak ada dan tidak penting.


1.      Pentingnya Pendidikan Keluarga

Lembaga keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang didapat oleh anak.
Lingkungan pendidikan yang pertama membawa pengaruh terhadap anak untuk
melanjutkan pendidikan yang akan dialaminya di sekolah dan di masyarakat, dengan
kata lain bahwa peran keluarga adalah suatu kewajiban harus diberikan kepada
anaknya untuk membentuk kepribadian masalah bagi anaknya baik lingkungan sekolah
maupun diluar lingkungan sekolah.

Motivasi pendidikan keluarga semata-mata demi cinta kasih sayang, dimana di


dalamnya terdapat suasana cinta inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak-
anak itu dalam tanggung jawab orang tua/ keluarga. Mereka tidak hanya berkewajiban
mendidik atau menyekolahkan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan.Akan tetapi
mereka juga diamati Allah SWT untuk menjadikan anak-anaknya bertaqwa serta taat
beribadah sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits. Jadi,

11
orang tua seharusnya tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak mereka
kepada pihak lembaga pendidika atau sekolah, akan tetapi mereka harus lebih
memperhatikan pendidikan anak-anak mereka di lingkungan keluarga mereka, karena
keluarga merupakan faktor yang utama di dalam proses pembentukan kepribadian sang
anak.

Orang tua merupakan pribadi yang sering ditiru anak-anaknya, kalau prilaku
orang tua baik.Dengan demikian keteladanan yang baik merupakan salah satu kiat yang
harus diterapkan dalam mendidik anak.

Anak yang sholeh bukan hanya anak yang berdo’a untuk orang tuanya saja, akan
tetapi anak sholeh adalah anak yang berusaha secara maksimal melaksanakan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melaksanakan ajaran Islam, seorang anak
harus dilatih sejak dini dalam praktik pelaksanaan ajaran Islam seperti : shalat, puasa,
berjilbab bagi yang putri dll.

Menurut Quraish Shihab (1983) “Keluarga adalah tiang Negara, jiwa masyarakat
dan tulang punggungnya kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu
bangsa, atau sebaliknya kebodohan dan keterbelakangannya adalah cerminan dari
keluarga yang hidup pada masyarakat /lingkungan”.Agama Islam memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap pembinaan keluarga.Allah SWT menganjurkan
agar kehidupan keluarga menjadi bahan pemikiran setiap insan.Kehidupan kelurga
disamping menjadi salah satu tanda-tanda kebesaran Illahi dan memberikan nikmat
yang dapat disyukuri.

Kehidupan keluarga yang banyak memberikan pengaruh atas pertumbuhan anak tidak
boleh bersifat kaku terhadap kehidupan anak. Dengan demikaian walaupun anak telah
dewasa harus berdiri sendiri dan bertanggung jawab, akan tetapi mereka masih tetap
berhubungan erat dengan keluarga sepanjang hidupnya.

         Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan pendidikan.Dalam hal ini orang
tua (ibu dan ayah) adalah pengemban tanggung jawab pendidikan anak.Secara kodrati
orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak dan atas kasih sayangnya orang tua

12
mendidik anak.Orang yang berperan sebagai pendidik bagi anak di dalam keluarga
utamanya adalah ayah dan ibu. Selain mereka, saudara-saudaranya yang sudah dewasa
yang masih tinggal serumah pun akan turut bergaul dengan anak sehingga akan turut
mempengaruhi bahkan mendidiknya. Apalagi dalam keluarga luas (extended family),
kakek, nenek, paman, bibi bahkan pembantu rumah tangga pun turut serta bergajul
dengan anak, mereka juga akan turut mempengaruhi atau mendidik anak. Menyimak
hal itu, pergaulan pendidikan di dalam keluarga terkadang tidak berlangsung hanya
dilkakukan oleh orang tua (ayah, ibu) dan anaknya saja.

Keperawatan keluarga adalah serangkain kegiatan yang di beri via praktik


keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada
klien sepanjang rentang kehidupan dan Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan
kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga.

B. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Keluarga Meliputi:


1. Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif)
2. Pencegahan (preventif)
3. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif)
4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
5. Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu keluarga,
kelompok, dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitative dan resosialitatif.
A. Promotif

13
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat.

2. Peningkatan gizi.
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan.
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
5. Olahraga secara teratur.
6. Rekreasi.
7. Pendidikan seks.

B. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
kegiatan:
1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharan kehamilan, nifas, dan menyusui bayi.

C. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan :
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4. Perawatan payudara
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

14
D. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitative merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita
yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya.
Dilakukan melalui kegiatan :
1. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan.
2. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.

E. Upaya Resosialitatif
Upaya resosilatatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti
Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain- lain.
Disamping itu, upaya resosilatatif meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan
secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan- batasan yang jelas dan
dapat dimengerti.

C. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga


Dimana sasaran keperawatan keluarga meliputi :
1. Keluarga Sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Focus intervensi keperawatan terutama pada promosi
Kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Keluarga Risiko Tinggi dan Rawan Kesehatan

15
Jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus. Keluarga
risiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan
diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga, keluarga dengan faktor risiko
penurunan status Kesehatan, misalnya : bayi BBLR, balita gizi buruk atau kurang,
bayi atau balita yang belum di imunisasi, bumil anemia.

3. Keluarga yang Memerlukan Tindak Lanjut


Keluarga yang anggota kelaurganya mempunyai masalah Kesehatan dan
memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau Kesehatan misalnya : klien
pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degenerative, tindakan pembedahan
dan penyakit terminal.

D. JENIS PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA


a. Hospice Hospital Care
Unit ini berada didalam rumah sakit dan merupakan suatu unit tersendiri
dalam struktur organisasi rumah sakit
b. Hospice
Adakalahnya klien dalam keadaan tidak perlu memerlukan pengawasan
ketat atau Tindakan khusus lagi,tetapi belum dapat dirawat dirumah karena
masih memerlukan pengawasan tenaga Kesehatan,klien kemudian dirawat di
suau tempat khusus (hospis) yang berada diluar lingkungan rumah sakit.
c. Hospice Home Care
Perawatan dirumah merupakan kelanjutan perawatan dirumah sakit .Pada
perawatan dirumah,keluarga mempunyai peran yang lebih menonjol. Sebagian
besar tindakan perawatan dilaksanakan oleh keluarga

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang di beri via praktik
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien
sepanjang rentang kehidupan dan Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan
kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga.
Ruang lingkup praktik keperawatan

B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang membacanya
atau mempelajarinya.kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang

17
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sumantri. (2011). Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga.

http://mushofatulmasdathoriya.blogsome.com/2007/06/01/ konsep-keperawatan
keluaraga/

Sudihsrto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta: EGC

https://www.slideshare.net/yesiakd/ruang-lingkup-keperawatan-jiwa-dan-keluarga

18

Anda mungkin juga menyukai