Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan atas rahmat dan karuniannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah “Aspek Etik dan Legal dalam Keperawatan Bencana
dan Perencanaan Penanggulangan Bencana”.Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak.saya sadar ,bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca .semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
juga saya para penulis.Demikianlah yang dapat penyusun sampaikan atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.
Manado, September
2021
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
Latar Belakang..................................................................................................1
BAB II :TINJAUAN TEORI.................................................................................2
Pembahasan........................................................................................................
Pengertian Bencana............................................................................................
Pengertian Etika Keperawatan...........................................................................
Tipe-Tipe Kode Etik...........................................................................................
Prinsip Etika Keperawatan.................................................................................
Aspek Legal........................................................................................................
Potensi Bencana..................................................................................................
Hakekat Penanggulangan Bencana.....................................................................
Asas Penanggulangan Bencana..........................................................................
Tujuan Penanggulangan Bencana.......................................................................
Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana..........................................................
Pentahapan Penanggulangan Bencana...............................................................
BAB II : PENUTUP…………………………………………………………….....
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
BAB III : DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran perawat adalah melayani kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
tetapi peran ini menjadi tidak penting ketika terjadi bencana dimana kesehatan dan
keselamatan masyarakat menjadi sangat rentan. Namun hal ini lah yang akan
menjadi tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan
profesionalisme dalam melakukan penanggulangan bencana dengan berdasarkan
pada nilai dan moral , sehingga diperlukan perawat yang mampu bertinteraksi
dengan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai dan moral. Dalam situasi
tersebut, dibutuhkan aplikasi nilai dan moral dalam diri seorang perawat yang baik
sehingga tercipta peran perawat yang mampu menghargai nilai dan moral yang
dimiliki dari pasien tersebut.
Dalam pengambilan keputusan, nilai merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan karena akan mempengaruhi persepsi dan motivasi seseorang. Perawat
harus menciptakan suasana saling menghormati akan nilai dan kebiasaan yang
dijunjung oleh masyarakat. Suasana dalam menciptakan penghargaan akan nilai dan
moral dari individu pasien tersebut meliputi penghargaan akan hidup, penghargaan
akan martabat, dan penghargaan akan hak klien.
Indonesia adalah negara yang rentan terjadinya bencana, hal ini dikarenakan
kondisi geologi dimana perairan Indonesia sepanjang pantai bagian barat Sumatera,
pantai selatan Jawa hingga perairan Nusa Tenggara, Papua dan Sulawesi terletak
diantara lempenglempeng tektonik aktif diantaranya lempeng Eurasia, Indo
Australia dan lempeng dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempenglempeng
tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung
api aktif serta patahan patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa
bumi dan tanah longsor (Haryadi P, 2007).
Pada saat terjadi bencana, semua alur yang terjadi akan berubah secara total,
termasuk alur kesehatan. Pada saat tidak terjadi bencana, seorang perawat akan
memprioritaskan pasien yang sedang mengalami siatuasi yang gawat darurat
terlebih dahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bencana
Menurut Purnomo (2009:9), Bencana adalah situasi yang kedatangannya
tidak terduga oleh kita sebelumnya, dimana dalam kondisi itu bisa terjadi
kerusakan, kematian bagi manusia atau benda-benda maupun rumah serta segala
perabot 10 yang kita miliki dan tidak menutup kemungkinan juga hewan dan
tumbuhtumbuhan untuk mati.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU 24/2007)
Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi,
ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.
(ISDR, 2004)
B. Pengertian Etika Keperawatan
Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menetukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup di dalam mansyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : 1. Baik dan buruk 2.
Kewajiban dan tanggung jawab (Isnaini,2001)
Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide
tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyususn suatu dasar standar yang
mempengaruhi tingkah laku.
Norma merupakan aturan-aturan atau Norma yaitu aturan-aturan atau
pedoman khusus mengenai tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan. Jika kita berbicara norma, norma di bagi menjadi dua
yaitu : norma yang datang dari Tuhan dan norma yang dibuat oleh manusia. Norma
Agama dan Norma Sosial, yg berorientasi untuk mengatur kehidupan manusia agar
menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral ke
dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi
oleh nilai-nilai yang dianutnya.
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari
profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi
individu yang dilayani.
C. Tipe-Tipe Kode Etik
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
• lingkup sempit : bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau
inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
• lingkup luas: evaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu
atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan
nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan
biologi.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik
terhadap masalahmasalah pelayanan kesehatan
2. Clinical Ethics/Etik Klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan , Ex : :adanya persetujuan atau
penolakan
3. Nursing Ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.
Kode Etik ICN (International Council of Nurses 2006) menekankan
penghormatan terhadap hak asasi manusia, kepekaan terhadap nilai-nilai dan
kebiasaan, martabat, keadilan dan keadilan. Perawat diharapkan untuk berlatih
sesuai dengan ajaran-ajaran ini dalam bencana dan memodifikasi praktik mereka
sebagaimana diperlukan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan bencana (Deeny,
Davies, Gillespie dan Spencer 2007). Pemberian bantuan membutuhkan perhatian
terhadap adat istiadat dan budaya dan jaminan martabat dan kerahasiaan individu.
Ada potensi nilai-nilai ini akan berkurang dalam menghadapi kebutuhan besar untuk
bantuan.
Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis yang sulit
dalam menghadapi sumber daya yang langka. Keputusan sering dibuat untuk
kebaikan yang lebih baik daripada individu. Pergeseran fokus dari merawat individu
untuk menyediakan layanan kesehatan yang optimal di tingkat komunitas tidak
datang secara alami banyak perawat. Misalnya, selama bencana, seorang perawat
yang bekerja di triase mungkin perlu memilih antara dua pasien yang membutuhkan
operasi, satu luka parah dengan peluang kecil untuk bertahan hidup dan yang lain
dengan luka serius tapi bagus peluang pemulihan. Selama masa non-bencana, pasien
yang kritis akan dikirim ke operasi pertama, tetapi dalam bencana dengan sumber
daya terbatas, pasien dengan peluang terbesar untuk bertahan hidup akan menjadi
yang pertama. Di situasi lain, perawat mungkin perlu memberikan imunisasi dengan
vaksin terbatas yang tersedia. Merupakan hal yang sulit untuk menentukan prioritas.
Tenaga kerja keperawatan harus sadar akan masalah praktik etis dalam bencana di
Indonesia Agar menjadi peserta yang dihargai dan efektif dalam respons bencana.
D. Prinsip Etika Keperawatan
1. Otonomi (Autonomi) prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri.
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal
yang baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan.
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang
menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah
dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin
memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah.
akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun
pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi
yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan
dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga
mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki
komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa
dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi,
klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah
memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan professional
E. Aspek Legal
1. UU no 36 tahun 2009 pasal 11 tentang kesehatan
Ayat (1) “tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tenaga medis, psikologi
klinik, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, kesehatan lingkungan, gizi,
keterapian fisik, keteknisian medis, biomedika, kesehatan tradisional dan tenaga
kesehatan lain.”
2. Hak dan Kewajiban Perawat
UU no 38 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
Pasal 36 (Hak)
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai dengan kode etik,
standar pelayanan keperawatan, standar pelayanan profesi, SPO dan
perundangan
2. Mendapat informasi yang benar, jelas dan jujur dari klie/ keluarganya
3. Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar
bnbPasal 37 (Kewajiban)
1. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai kode etik, standar pelayanan
keperawatan, standar pelayanan profesi, SPO dan perundangan
2. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani perawat …, sesuai dengan lingkup
dan tingkat kompetensinya
3. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai standar.
3. Peran Perawat Pra Bencana
UU no 38 tahun 2014 pasal 31 tentang tenaga kesehatan
1. Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien,
Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu
dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
d. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan
e. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
2. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan,
Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan;
dan c. mengelola kasus.
3. Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, Perawat
berwenang:
a. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
b. menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin
pimpinan; dan
c. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Peran Perawat Saat Bencana
UU No 38 Tahun 2014 Pasal 35 tentang tenaga kesehatan
1. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat
dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya.
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
3. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan
yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
4. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
UU No 38 Tahun 2014 pasal 33 ayat (4)
Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Perawat berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat
tenaga medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat
tenaga kefarmasian.
UU No 36 Tahun 2009 Pasal 63
1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat
penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.
2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan.
3. Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya.
4. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
5. Peran Perawat Pasca Bencana
PP No. 21 Pasal 56 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
Peran perawat adalah menyediakan pelayanan keperawatan kepada korban
bencana dan ikut melakukan rehabilitasi pasca bencana seperti melakukan
rehabilitasi mental kepada korban bencana.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Menjelaskan bahwa: –
Pasal 82 tentang pelayanan kesehatan bencana: pelayanan kesehatan dimaksud
pada ayat (2): tanggap darurat dan paska bencana; mencakup pelayanan kegawat
daruratan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan
lebih lanjut. – Pasal 83 ayat (1) setiap orang yang memberikan pelayanan
kesehatan pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa dan
mencegah kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien. – Ayat (2)
Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
F. Potensi bencana.
a. Bencana banjir. Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang
bersifat merusak, aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan
bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan manusia, hewan dan tumbuhan.
b. Bencana tanah longsor. Gerakan tanah atau tanah longsor yang mampu
merusak lingkungannya baik akibat gerakan tanah dibawahnya atau karena
penimbunan akibat longsor tersebut.
c. Bencana letusan gunung api.
d. Bencana Gempa Bumi. Adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada
kulit bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat
aktivitas tektonik (gempa bumi tektonik) dan rekahan akibat naiknya
fluida (magma, gas uap dll) dari dalam bumi menuju kepermukaan, disekitar
gunung api, getaran tersebut menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur
bangunan yang menimbulkan keruntuhan, disamping itu pula dampak lain
yang ditimbulkan adalah kebakaran, kecelakaan industri dan transfortasi,
banjir akibat runtuhnya bendungan dan tanggul.
e. Bencana Tsunami. Gelombang air laut yang membawa material baik berupa
sisa-sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala
sesuatu yang berdiri didatran pantai dengan kekuatan dahsyat. Bangunan-
bangunan yang mempunyai dimensi lebar dinding sejajar dengan garis pantai
atau tegak lurus dengan arah datangnya gelombang akan mendapat tekanan
yang paling kuat sehingga akan mengalami kerusakan yang paling parah.
f. Bencana Kebakaran. Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam
berupa cuaca yang kering serta faktor manusia baik yang disengaja maupun
tidak, sedangkan kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan lingkungan,
korban jiwa dan harta benda dampak samping yang diakibatkan
kebakaran adalah asap yang dapat mempengaruhi kesehatan serta
gangguan aktifitas penerbangan.
g. Bencana Kekeringan. Kekeringan akan berdampak bagi kesehatan manusia,
tanaman serta hewan baik secara langsung maupun tidak langsung dampak
dari bencana kekeringan ini seringkali secara gradual/lambat, sehingga apabila
tidak dipantau secara terus menerus akan mengakibatkan bencana berupa
hilangnya bahan pangan akibat tanaman pangan ternak mati, petani
kehilangan mata pencaharian, sehingga berdampak urbanisasi.
h. Bencana Angin Siklon Tropis. Tekanan dan hisapan serta tenaga angin
meniup selama beberapa jam dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan
dan sarana umum kebanyakan angin topan disertai hujan deras yang dapat
menimbulkan bencana lain seperti tanah longsor dan banjir.
i. Bencana Wabah Penyakit. Wabah penyakit menular berdampak kepada
masyarakat yang sangat luas
j. Bencana Kegagalan Teknologi. Pada skala besar dapat mengancam kestabilan
ekologi secara global, ledakan instalasi dapat menyebabkan korban jiwa, luka-
luka dan kerusakan infrastruktur, kebakaran, pencemaran udara, sumber air
minum, tanaman, pertanian serta terganggunya kestabilan ekologi secara
global.
BAB III
A. KESIMPULAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU 24/2007). Aspek etik dan legal dalam keperawatan bencana
diperlukan agar perawat dapat membuat suatu keputusan yang tidak melawan nilai
yang ada, ketika sedang bekerja di ruangan ataupun ketika bencana yang
mengharuskan perawat bekerja lebih cepat dan tepat, baik dalam diri perawat
maupun masyarakat, perawat harus bekerja profesional dengan disertai moral
kompeten. Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis yang sulit
dalam menghadapi sumber daya yang langka.
Keputusan sering dibuat untuk kebaikan yang lebih baik daripada individu.
Secara legal perawat memiliki hak dan kewajibannya dalam melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Perawat harus memiliki
kemampuan untuk menilai keadaan dengan cepat dan sesuai dengan keilmuan atau
kompetensi yang ia miliki untuk mengambil keputusan secara professional. Peran
perawat sebelum bencana terjadi adalah memberikan konseling dan penyuluhan,
melakukan pemberdayaan masyarakat, menjalin kemitraan dalam perawatan
kesehatan dan meningkatkan pengetahuan terhadap bencana. Perawat juga memiliki
peran saat terjadi bencana atau dalam keadaan darurat yaitu perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian pengobatan sesuai dengan
kompetensinya yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah
kecacatan. Saat pasca bencana perawat berperan untuk melakukan pelayanan
kesehatan dan melakukan perawatan kepada klien yang terkena bencana dan
melakukan rehabilitasi mental terhadap klien yang trauma karena terkena dampak
dari bencana.
B. Saran
Meskipun makalah ini masih belum sempurna, maka disarankan kepada
pembaca kiranya dapat mempelajari dan mengetahui prinsip dasar penanggulangan
bencana. Dengan demikian dapat turut serta dalam pengendalian dini bencana yang
akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA