Anda di halaman 1dari 14

OVERDOSIS DAN KERACUNAN

( KEPERAWATAN GAWAT DARURAT )

Dosen : Ns. Donny Sahensolar S.Kep,. M.Kes

KELOMPOK 4

Dewi Retno Ayu Ningtias (nim : 2014201243)


Zaskia A.M Honis (nim : 2014201022)
Chintiya Stela Tumbol (nim : 2014201221)
Christy Julia Sahabang (nim : 2014201146)
Diansi Serda Oping (nim : 2014201097)
Definisi Keracunan dan Overdosis Secara
Umum
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh
racun.
Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung
mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati,
ginjal
dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi
dalam
organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati,darah
atau
organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak
diinginkan dalam jangka panjang.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa
kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada
yang menggunakannya. Keracunan atau intoksinasi adalah keadaan
patologik yang disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta
senyawa kimia toksik, dan lain-lain.
Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami
keracunan akibat obat. OD sering terjadi bila menggunakan narkoba
dalam jumlah banyak dengan rentang waktu terlalu singkat, biasanya
digunakan secara bersamaan antara putaw, pil, heroin digunakan
bersama alkohol. Atau menelan obat tidur seperti golongan barbiturat
(luminal) atau obat penenang(valium,xanax, mogadon/BK).
ETIOLOGI
Keracunan dan Overdosis dapat menyebabkan perubahan fisik
dan mental pada seseorang, penyebab keracunan dan
overdosis yaitu :
1. Jamu-jamu
2. Alkohol
3. Obat-obatan
4. Racun serangga
5. Inhalasi
Sampai sekarang kira-kira 95% kasus keracunan dan overdosis
tidak dikenal antidotumnya. Pengobatan simptomatik cukup
sering efektif.
MANIFESTASI KLINIS
Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktivitas kelenjar
ludah, keringat dan gangguan saluran pencernaan, serta kesukaran
bernafas.
Gejala-gejalanya meliputi :
1. Kercunan ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,
rasa takut, tremor pada lidah, kelopak mata, pupil miosis.
2. Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram
perut, hipersaliva, hiperhidrosis, fasikulasi otot dan bradikardi.
3. Keracunan berat : diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif,sesak
nafas, sianosis, edema paru, inkontenesia urine dan feces, kovulsi,
koma, blokade jantung akhirnya meninggal.
KOMPLIKASI

1. Gagal ginjal
2. Kerusakan hati
3. Gangguan pencernaan
4. Gangguan pernafasan
PATOFISIOLOGI
IFO bekerja dengan cara menghambat (inaktivasi)
enzim asetikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan
normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis
arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh – KhE
yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi
dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi.
Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat
tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejala ransangan
Akh yang berlebihan,yang akan menimbulkan efek
muscarinik, nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi
kemudian depresi SSP).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma,
penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun
kronik (Menurun sekian % dari harga normal ).
a. Keracunan akut, ringan : 40 - 70 %, sedang : 20 - 40 %, berat :
<
20 %.
b. Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 %
setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus
segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar
KhE telah meningkat > 75 % N.
2. Patologi Anatomi ( PA )
Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak
khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi
paru,otak dan organ-oragan lainnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Ketidak efektifan pola nafas
2.Gangguan pertukaran gas
3.Ketidak efektifan perfusi jaringan
4.Ketidak seimbangan volume cairan ( Resiko )
5.Gangguan proses pikir
6.Kekerarasan ( resiko terhadap diri atau orang lain )
7. Asidosis / alkalosis
8.resikoHipoksemia
9.Disritria
10.Hipovolemia
11.Ketidakseimbangan Elektrolit
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan emergensi
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau
perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan
bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernapasan tidak adekuat.
Circulation : Pasang infus bila keadaan
penderita gawat dan perbaiki perfusi
jaringan.
2.Identifikasi penyebab keracunan
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab
keracunan, tapi hendaknya usahamencari
penyebab keracunan ini tidak sampai
menunda usaha-usaha penyelamatan
penderita yang harus segera dilakukan.
KESIMPULAN
Keracunan atau intoksinasi adalah keadaan patologik yang
disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan
lain-lain. Beberapa jenis obat dan zat yang dapat menyebabkan keracunan dan
overdosis adalah IFO,karbonmonoksida dan NAPZA. Keracunan atau
Intoksinasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat, serum,
alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Karbon
monoksida (gas buangan kendaraan, gas rumah tangga) tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Napza merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat / bahan
Adiktif lainnya adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh
manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat.
SARAN
Kegawatan pada pasien dengan keracunan dan
overdosis sangat penting untuk segera ditangani.
Bila hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi
korban atau pasien bahkan bisa menimbulkan
kematian. Oleh karena itu kita sebagai petugas
kesehatan hendaknya perlu memahami
penanganan kegawatdaruratan pada pasien dengan
keracunan dan overdosis secara cepat, cermat dan
tepat sehingga hal-hal tersebut dapat kita hindari.

Anda mungkin juga menyukai