Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat

KEGAWATDARURATAN KERACUNAN OBAT

Oleh :
Kelas A2 2017
Kelompok 10

Nurfitriana Alwi (NH0117102)


Nur Mutia (NH0227103)
Nurain Safira Gafar (NH0117104)
Nurhabiba Febryanti (NH0117108)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya
makalah yang berjudul “Keracunan obat” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Makassar 15, April 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun
haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau
secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Iddentifikasi racun
merupakan usaha untuk mengetahui bahan, zat, atau obatyang diduga sebagai
penyebab terjadi keracunan, sehingga tindakan penganggulangannya dapat
dilakukan dengan tepat, cepat, dan akurat. Dalam menghadapi peristiwa
keracunan, kita berhadapi dengan keadaan daruratyang dapat terjadi dimana dan
kapan saja serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan juga
mengamati efek dan gejala keracunan yang timbul.
Racun adalah zat senyawa yang masuk kedalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat respon pula sistem biologis dan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian.keracunan sering dihubungkan
dengan pangan aau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau
bahan kimia saja yang dapat meyebabkan keracunan.
Disekeliling kita ada racun yang terdapat pada beberapa hewan dan
tumbuhan dan hewan. Salah satunya adalah gigitan ular berbisa yang sering
terjadi di daerah tropis dan subtropics. Bisa gigitan ular adalah kedaruratan
medis, 95% gigitan ular terjadi pada anggota badan sehingga tindakan
pertolongan pertama dapat mudah dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang menunjukkan rendahnya tingkat
penderita keracunan. Maka keompok merumuskan masalah pada makalah ini
yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan Kegawat daruratan Keracunan?”
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mengerti konsep medis dan konsep keperawatan dari
keracunan obat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Keracunan obat adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena
beberapa factor seperti Miss Use (salah penggunaan), Miss Dose (salah dosis),
salah pemberian obat, dan lain-lain yang sifatnya tidak disengaja atau disengaja.
Sedangkan alergi obat adalah suatu reaksi yang ditimbulkan oleh tubuh akibat
pemberian senyawa asing. Berikut cara menghindarinya :
1. Kenali tubuh
Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun makanan)
maka ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak terjadi.
2. Kenali obat dan makanan
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat
menebus obat tentang cara penggunaan yang tepa, efek apa yang akan di
timbulakan, dapatkah menimbulkan alergi bagi kebanyakan orang, dan
yang paling penting bagaimana cara penangannya saat alergi.
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel
pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil
menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui
inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dank arena kesengajaan,
merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan bahakan dapat
menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan datang karena masalah toksik.
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patoogik yang disebabkan
oleh obat, serum, alcohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain.
Keracunan dapat diakibatkan oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja,
tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh diri atau dengan maksud tertentu
yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan yang tidak disengaja dapat
disebabkan leh factor lingkungan, baik lingkungan rumah tangga
maupunlingkungan kerja.
B. Etiologi
Keracuan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang
mengandung bahan berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-
penyebab tersebut antara lain :
1. Narkoba : obat yang bermanfaat dalam dosis terapeutik bisa
mematikan bila dikonsumsi secara berlebihan
2. Vitamin : vitamin, terutama A dan D, jika tidak dikonsumsi dalam
jumlah besar dapat menyebabkan masalah hati dan kematian
3. Warfarin : adalah pengencer darah yang digunakan untuk mencegah
pembekuan darah. Bahan ini sering digunakan sebagai racun tikus
dan dapat menyebabkan perdarahan dan kematian jika terlalu banyak
dikonsumsi
4. Tidak tahu jumlah dosis yang diminum atau factor lain yang tidak
disengaja
5. Efek dari kombinasi berbagai oba yang bisa menyebabkan reaksi
keracunan untuk tubuh
6. Tubuh penderita keracunan obat mengalami efek samping yang
berlebihan sehingga efek keracunan menjadi tidak terduga. Kondisi
ini seperti ini biasanya terjadi di rumas sakit akibat pasien tidak
mengetahui jika ada alergi obat tertentu. Pemberikan obat anti alergi
atau tes alergi biasanya diberikan oleh perawat sebelum pasien
mendapatkan obat tertentu
7. Penderita keracunan obat mengalami kecelakaan yang menyebabkan
obat mengenai bagian tubuh tertentu. Kondisi ini biasanya terjadi
untuk kasus keracunan obat yang melewati hidung, mata dan kulit.
8. Penderita keracunan obat bisa terkena keracunan karena dengan
sengaja minum obat tertentu dalam jumlah yang lebih banyak.
Kondisi ini sering terjadi pada orang yang depresi. Mengalami
masalah kesehatan jiwa, mental yang buruk dan pecandu narkoba.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas,
penernaan, dan CNS.Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan
mungkin muntah, meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis,
distress pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian.
Pada anak yang lebih besar mungkin mengeluh pada rasa panas pada lambung
dan muntah secara spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan konvulsi.
Pada kasus yang gawat, pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan vatal ventricular
fibrilasi dapat terjadi. Kerusakan ginjal dan sumsum tulang juga pernah
dilaporkan. Gejala lain seperti bronchopneumonia, ufusi pleura, pneumatocele,
pneumomediastinum, pneumothorax, dan subscutaneus emphysema. Tanda lain
seperti rash pada kulit dan dermatitis bila terjadi paparan pada kulit. Sedangkan
pada mata akan terjadi tanda-tanda iritasi pada mata hingga kerusakan permanen
mata.
Adapun gejala-gejala keracunan obat bermacam-macam tergantung pada
obatna, namun pada umumnya seseorang mengalami beberapa gejala sekaligus.
Berikut beberapa tanda dan gejala keracunan :
1. Gejala yang paling menonjol meliputi :
a. Kelainan visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Pupil miosis
f. Tremor pada lidah dan kelopak mata
3. Keracunan sedang
a. Nausea, muntah-muntah
b. Kejang, dan keram perut
c. Hipersalifa
d. Fasikulasi otot
e. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negative
c. Sesak napas, sianosis, edema paru
d. Inkontinensia urine
e. Kovulasi
f. Koma
g. kematian
Sebenarnya keracunan terjadi bukan hanya Nampak dari luar, keracunan,
hati, ginjal, dan jantung bisa terjadi walau tidak selalu tampak. Ada keracunan
yang langsung terlihat setelah beberapa saat ada juga yang selang beberapa ari
setelah pengguanaan obat.
Jika terjadi tanda-tanda keracunan, maka penggunaan obat harus
dihentikan, bahkan obat-obat yang masih berada di lambung (setidaknya dalam
2 jam setelah minum obat), sebaiknya obat dimuntahkan.
Apabila seseorang tampak mengalami keracunan obat, maka hal yang
perlu diperlakukan pertama kali adalah :
a. Menjaga agar fungsi vital tubuh, seperti pernapasan, sirkulasi darah
tetap berjalan. Ini dilakukan seperti pada pertolongan P3K, misalnya
dengan teknik pernapasan buatan (bila pernapasan berhenti) dan
memberikan tekanan kejut pada dada (bila jantung berhenti)
b. Menghindari penyerapan obat lebih lanjut oleh tubuh. Bila obat
belum terlalu lama diminum, maka usahakan untuk muntah dengan
memaukkan jari kedalam kerongkongan, agar sisah oabt yang masih
berada dalam lambung keluar. Bila mungkin minumlah karbon/arang
teraktivasi (misalnya norit atau bikarbon yang dapat dibeli sebagai
obat bebas di apotek) agar dapat menyerap obat yang masih ada di
pencernaan .
D. Patofisiologi
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu factor
bahan kimia, mikroba, toksin, dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi
vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh.
Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut
kembung, gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati
(sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia). Terjadi mual, muntah
dikarenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat.
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat
(inktivasi) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim
KhE bekerja untuk menghidrolisis arachnoid (AKH) dengan jalan megikat Akh-
KhE yang besifat inaktif.
Bila konsentasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak
terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat-temapat tertentu,
sehingga timbul gejala-gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan
menimbulkan efek muscarinic, nikotinik, dan ssp (menimbulkan stimulasi
kemudian depresi SSP).

E. Penatalaksanaan
1. Monitor sistem respirasi
2. Inhaslasi oksigen
3. Nebulisasi dengan salbutamol : bila mulai timbul gangguan napas
4. Antibiotika : bila telah timbul infeksi, tidak dianjurkan sebagai profilaksis
5. Hidrokortison : dulu direkomendasikan, sekaang jarang dilakukan
6. Kumbah lambung dan charcoal aktif (arang) : beberapa literature menolak
penatalaksanaan dengan kumbah lambung, dengan alasan dapat
menyebabkan aspirasi dan kerusakan paru
7. Antasida : untuk mencegah iritasi mukosa lambung
8. Pemberian susu atau bahan dilusi lain
Bila terjadi gagal napas, dapat dilakukan ventilasi mekanik (Positive End
Expiratory Pressure / PEEP)
F. Komplikasi
1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
4. Henti napas (apneu)
5. Syok
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

Contoh Kasusu :

An.S berusia 6 tahun dilarikan ke RSUD Wahidin Makassar tanggal 11-04-2020, klien
mengalami keracunan obat saat sedang bermain dengan teman-teman dirumahnya ,
tidak lama kemudian An.S mulai muntah-muntah dan keluar busa dari mulutnya dan
sesak nafas. Karena An.S tersebut memakan obat yang sudah kadaluarsa di atas meja
makan, karena kelalaian dari ibunya yang tidak memperhatikan anaknya dan tidak
membuang obat yang sudah kadaluarsa. Didapatkan hasil : TTV, TD : 85/60 mmHg, R :
26 x/menit, N : 92 x/menit, S : 36,℃

Nama : An. S No RM : 23-83-45

Jenis Kelamin : P Umur : 6 tahun

Tgl Masuk : 11 April 2020 Jam : 14 : 50


Jenis Pelayanan : Bedah Non Bedah Kebidanan Anak

Alasan Datang : Penyakit Trauma/Ruda Paksa
Cara Masuk : Sendiri Rujukan ........................................
Status Psikologis : Depresi Takut Agresif Melukai diri sendiri Tidak Ada
Pendidikan : - Pekerjaan : -
PRE-HOSPITAL
Keadaan Pre Hospital : AVPU : - TD : 85/70 mm/Hg Nadi : 92x/menit
Pernafasan : 26x/menit Suhu Axila : 36 oC SPO2 : .............. %

PENGKAJIAN TRIAGE
Keluhan Utama : Klien merasakan sesak nafas dan mual-muntah

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada

Riwayat Alergi : Tidak Ada (Jelaskan) :


Airway
Paten Tidak Paten ( Snoring Gargling Stridor Benda Asing ) Lain-lain
Diagnosa Keperawatan : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Resiko Gagal Nafas
Tindakan Keperawatan :
□ Bersihkan jalan nafas
□ Memasang collar neck
□ Suction/ penghisapan
□ Melakukan head tilt- chin lift
□ Melakukan jaw thrust
□ Melakukan oro/ nasofaringeal airway
□ Melakukan Heimlick manuverD
□ Melakukan posisi nyaman fowler/semi fowler
□ Mengajarkan tekhnik batuk efektif
□ Lainnya:
A. Breathing
Irama Nafas Teratur Tidak Teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler Wheezing Ronchi
Pola Nafas Apneu Dyspnea Bradipnea Tachipnea Orthopnea
Penggunaan Otot Bantu Nafas Retraksi Dada Cuping hidung
Jenis Nafas Pernafasan Dada Pernafasan Perut
Frekuensi Nafas: x/menit
Diagnosa Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif Gangguan Pertukaran Gas
Tindakan Keperawatan :
 Observasi frekuensi, irama, kedalaman pernafasan
□ Observasi tanda-tanda distress pernafasan; penggunaan otot bantu; retraksi intercostae; nafas cuping hidung
 Memberikan posisi semi fowler jika tidak ada kontra indikasi
□ Melakukan fisioterapi dada jika tidak ada kontra indikasi
□ Kolaborasi :

□ Berikan oksigen O² liter/mnt
□ Via:
□ Pemeriksaan AGD
□ Lainnya:…………………
B. Circulation
Akral : Hangat Dingin Pucat : Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak CRT : <2 detik >2 detik
85
Tekanan Darah : /70 mmHg Nadi : Teraba x/m Tidak Teraba
Irama : Reguler Iregular
Kekuatan : Kuat Lemah
Perdarahan : Ya .................. cc Lokasi Perdarahan : Pergelangan tangan Tidak
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam jumlah besar : Diare Muntah Luka Bakar Perdarahan
Kelembaban Kulit : Lembab Kering
Turgor : Baik Kurang
Luas Luka Bakar : ........ ...... % Grade : ............... Produksi Urine : .................. cc
Resiko Dekubitus : Tidak Ya, lakukan pengkajian dekubitus lebih lanjut
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Devisit Volume cairan
Resiko Syok Hipovolemik
Tindakan Keperawatan :
□ Mengkaji nadi : frekuensi, irama dan kekuatan
□ Menilai akral
□ Mengukur TD
□ Memberikan cairan per oral
□ Memonitor perubahan turgor, membran mucosa, dan capillary refill time
□ Mengidentifikasi sumber perdarahan
□ Memberikan penekanan langsung ke sumber perdarahan
□ Memberi posisi shock (tungkai lebih tinggi dari jantung)
□ Memasang kateter
□ Memonitor intake-output cairan
□ Kolaborasi
□ Memasang infus IV , cairan sebanyak: cc
□ Transfusi darah : cc
□ Lainnya: ………………………………………

Tingkat Kegawatan :  Merah Kuning Hijau Hitam

Berilah tanda (√) pada kolom untuk pilihan yang sesuai

PENGKAJIAN LANJUTAN

C. Disability
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Apatis Delirium Somnolen Stupor
Coma
Nilai GCS : E:3 V:3 M:4
Pupil : Miosis Midriasis Diameter 1mm 2mm 3mm
4mm
Respon Cahaya : (+) Isokor (-) Anisokor
Penilaian Ekstremitas : Sensorik Ya Tidak
Motorik Ya Tidak
Diagnosa Keperawatan : Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
Penurunan Kesadaran
Intoleransi Aktivitas
Kejang Ulang
Gangguan Komunisasi Verbal
Resiko Jatuh : Tidak Beresiko/Resiko Jatuh Rendah Resiko Jatuh Sedang Resiko Jatuh
Tinggi
Tindakan Keperawatan :
□ Mengobservasi perubahan tingkat kesadaran
□ Mengkaji pupil: isokor, diameter, dan respon cahaya
□ Mengukur kekuatan otot
□ Mangkaji karakteristik nyeri
□ Meninggikan kepala 15 - 30º jika tidak ada kontra indikasi
□ Kolaborasi : Memberikan terapi sesuai indikasi: …………………
□ Lainnya : …………………
D. Exposure
Pengkajian Nyeri
Apakah ada nyeri : Ya, skor nyeri GS : -
Tidak Lokasi Nyeri
VAS :

GS :
VAS :

Penjalaran nyeri : Ya, sebutkan ......................... Tidak


Tipe : Akut Kronik
Deskripsi / Karakter :
Frekuensi : Jarang Hilang timbul Terus menerus *arsir sesuai lokasi
nyeri
Lama nyeri : -
Faktor yang memperkuat / memperingan : saat bergerak
Gejala penyerta : lemas
Luka : Ya, Lokasi : pergelangan tangan Tidak
□ Deformitas: Tidak Ya, daerah:
□ Contusion: Tidak Ya, daerah:
□ Abrasi: Tidak Ya, daerah:
□ Penetrasi: Tidak Ya, daerah:
□ Laserasi: Tidak Ya, daerah:
□ Edema: Tidak Ya, daerah:
□ Kedalaman luka :
□ Lainnya : -
Resiko Dekubitus : Ya Tidak
Diagnosa Keperawatan : Nyeri
Kerusakan mobiltas Fisik
Kerusakan Integritas Jaringan
Tindakan Keperawatan :
Mengkaji karakteristik nyeri dengan PQRST
□ Perawatan luka
□ Hecting
□ Mengajarkan teknik relaksasi
□ Membatasi aktivitas yang meningkatkan nyeri
□ Mengobservasi tanda-tanda adanya sindrome kompartmen (nyeri lokal daerah cidera,
pucat, penurunan mobilitas, penurunan tekanan nadi, nyeri saat bergerak, peruba han
sensori/ baal dan kesemutan
□ Melakukan pembalutan
□ Melakukan pembidaian
□ Kolabaorasi : Analgetik
□ lainnya : …………………….

E. Fahrenheit
Suhu Axila : 36oC Suhu Rectal : o
C
Berat Badan : 25 kg Diagnosa Keperawatan : Hipertermi Hipotermi
Berilah tanda (√) pada kolom untuk pilihan yang sesuai

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kepatenan jalan nafas
2. Kekurangan volme cairan berhubungan dengan mual - muntah

Dx JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI KEPERAWATAN

1 15.05 Menajemen jalan nafas : 16. 00 S :


Klien mengatakan sudah mulai bernafas
a. Monitor pola nafas dengan baik
b. Mengidentifasi dan
mengelola kepatenan O:
jalan nafas Klien tampak sudah tenang.
c. Observasi frekuensi, irama, TD : 85/60 mmHg
kedalaman pernafasan R : 22 x/menit
d. Memberikan posisi semi N : 82 x/menit
fowler jika tidak ada S : 36℃
kontraindikasi
e. Anjurkan asupan cairan/hari, A:
jika tidak kontraindikasi
Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
2 15.30 Manajemen cairan : 16.00 S:
a Mengidentifikasi dan Klien mengatakan sudah tidak merasa
mengelola ksesimbangan mual dan muntah lagi
cairan dan mencegah
komplikasi akibat O:
ketidakseimbangan cairan Klien tampak mulai tenang
b Monitor status hidrasi
c Catat intake output dan A:
hitung balans cairan dalam Masalah Teratasi
24 jam
d Berikan asupan cairan, P:
sesuai kebutuhan Intervensi dipertahankan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keracunan obat adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena
beberapa factor seperti Miss Use (salah penggunaan), Miss Dose (salah dosis),
salah pemberian obat, dan lain-lain yang sifatnya tidak disengaja atau disengaja.
Sedangkan alergi obat adalah suatu reaksi yang ditimbulkan oleh tubuh akibat
pemberian senyawa asing.
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patoogik yang disebabkan oleh
obat, serum, alcohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan
dapat diakibatkan oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang
disengaja seperti usaha bunuh diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan
tindakan kriminal. Keracunan yang tidak disengaja dapat disebabkan leh factor
lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupunlingkungan kerja.

B. SARAN
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dari
kelompok mengharapkan kritik dan saran dosen beserta teman-teman sekalian.
Selama menyelesaikan makalah ini kami banyak mengalami kesulitan dan buku-
buku yang kami dapatkan di perpustakaan tidak begitu banyak untuk materi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ikawati, Z. (2010). Cerdas Mengenali Obat. Yogyakarta: Kanisius.

Mohamad, K. (2005). Pertolongan Pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sharon. (1994). Penyakit Alzheimer Bagaimana Menjaga Diri Anda Dan Orang Yang
Anda Kasihi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

https://www.google.com/search?q=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdocument
%2F356791570%2FAsuhan-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pada-Pasien-
Keracunan&oq=h&aqs=chrome.1.69i57j69i59l2j69i60l3.4838j0j7&sourceid=chrome&i
e=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai