Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KERACUNAN

Oleh Kelompok 5 :
Nama NIM
1. Damaris Taruk 113063C1221033
2. Daniaty 113063C1221034
3. Erpina 113063C1221041
4. Lailatul Isma 113063C1221049
5. Maman Setiawan 113063C1221052
6. Martina S Rahman 113063C1221055
7. Michael Dominggus Tato 113063C1221057
8. Pungkas Husada Mukti 113063C1221064
9. Resti Maulina 113063C1221066
10 . Riko Rahman 113063C1221067

Dosen Pengampu : Dyah Trifianingsih, S.Kep., Ners, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN


PROGRAM ALIH JENJANG NON REGULER S1 KEPERAWATAN
TAHUN ANGKATAN 2022/ 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan
organik ataupun bahan anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan tidak normalnya mekanisme di dalam tubuh. Akibat-akibat dari
keracunan dapat menurunkan kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat
menyebabkan kematian, jika cara penanganan yang salah. Keracunan seperti yang
diketahui masyarakat luas, hanya menyerang bagian saluran pencernaan saja.
Namun sebenarnya keracunan dapat menyerang saluran pernafasan juga. Misalnya
keracunan akibat menghirup gas beracun yang dapat menyebabkan kepala pusing,
dan mual. Pada banyak kasus yang ada akibat keracunan sebagai “first stander”
dapat melakukan pertolongan pertama bagi setiap orang yang mengalami atau
menjadi korban keracunan.
Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana cara bagi penolong
pertama apabila menemui korban yang menderita keracunan, apa sajakah tindakan
yang harus kita lakukan. Selain itu akan dibahas pula tata cara penanggulangannya
jika sudah melewati masa kritis (keracunan). Dengan dibahasnya tentang tata cara
pertolongan pertama dan cara penanggulangan terhadap korban keracunan penulis
berharap agar tingkat kesalahan dalam menolong dan penaggulangan dapat dibuat
seminimal mungkin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari keracunan ?
2. Bagaimana patofisiologi dari keracunan ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari keracunan ?
4. Bagaimana penatalaksanaan terapi keracunan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian keracunan.
2. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari keracunan.
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari keracunan
4. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan terapi keracunan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan
cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena
kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua
pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah toksik.
B. ETIOLOGI
1. Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
2. Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
3. Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik,
hidrokarbon
4. Zat kimia pertanian : Insektisida
5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
6. Bisa ular atau serangga
C. PATOFISIOLOGI
Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor
bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi
vaskuler sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh.
Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut
kembung,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati
( sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia ).
Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam
lambung meningkat . Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat
menghambat ( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan
normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan
mengikat Akh – KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi
dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi.
Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat – tempat tertentu,
sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan
menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulakan stimulasi
kemudian depresi SSP ).
D. MACAM-MACAM KERACUNAN
1. Mencerna (menelan) racun
Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan
racun sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk
memelihara system organ vital, menggunakan antidote spesifik untuk
menetralkan racun, dan memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi
racun terabsorbsi.
Penatalaksanaan umum :
a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak
ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada
keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu
tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
c. Tangani syok yang tepat
d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk
menurunkan efek toksin.
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system
saraf pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak
adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang
ditela, yaitu:
1) Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal.
2) Dialisis
3) Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal
dan cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah
detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.
4) Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
5) Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
6) Menurunkan peningkatan suhu.
7) Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri
8) Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
9) Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
10) Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan
kejang.
11) Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda
dan gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
12) Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh
diri
13) Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan
pencegahan racun dan instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau
keluarga.
2. Keracunan melalui inhalasi
Penatalaksanaan umum :
a. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela.
b. Longgarkan semua pakaian ketat.
c. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlikan.
d. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.
e. Pertahankan pesien setenang mungkin.
f. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.
3. Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang
dapat terjadi setelah menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan:
a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya
atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3
kali berturut-turut dalam setia jamnya.
c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam
dapat menjadi alternative jika norit tidak tersedia.
d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan
cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari
kepala untuk memudahkan kontraksi
e. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau
dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
4. Keracunan Akibat Gigitan Binatang
Kondisi lingkungan dipedesaan memungkinkan berbagai jenis bintang
peliharaan maupun binatang liar dapat hidup berdampingan dengan
masyarakatnya walaupun binatang peliharaan kita sudah jinak namun bahaya
dari binatang ini perlu di waspadai.
Pada kondisi tertentu jenis binatang berdarah panas seperti pada anjing,
kucing, dan monyet yang terkena rabies dapat membahayakan kesehatan
masyarakat. Demikian pula jenis binatang melata yang memiliki racun seperti
ular, kalajengking, dan lipan (kelabang) yang masih banyak terdapat dialam
pedesaan. Binatang-binatang tersebut akan menggigit siapa saja yang ada
didekatnya bila mereka akan merasa terganggu. Bila hal ini terjadi maka gigitan
tersebut akan meninggalkan racun dalam tubuh orang yang digigitnya.
a. Gigitan ular
Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek
fisiologik yang luas atau bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic,
kardiovaskuler, sisitem pernapasan mungkin terpengaruh.
Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi
mengistirahatkan korban, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin,
memberikan kehangatan, membersihkan luka, menutup luka dengan balutan
steril, dan imobilisasi bagian tubuh dibawah tinggi jantung. Es atau torniket
tidak digunakan. Evaluasi awal di departemen kedaruratn dilakukan dengan
cepat meliputi :
a) Menentukan apakah ular berbisa atau tidak.
b) Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi sekitar gigitan.
c) Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema,
dan eritema jaringan yang digigit dan didekatnya).
d) Menentukan keparahan dampak keracunan.
e) Memantau tanda vital.
f) Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada
beberapa titik.
g) Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisi, dan
pemeriksaan pembekuan).
b.Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise,
ansietas, sampai edema laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian.
Umumnya waktu yang lebih pendek diantara sengatan dan kejadian dari
gejala yang berat merupakan prognosis yang paling buruk. Penatalaksanaan
umum:
1.Berikan epineprin (cair) secara langsung. Masase daerah tersebut untuk
mempercepat absorbsi.
2. Jika sengatan pada ekstermitas, berikan tornikuet dengan tekanan yang
tepat untuk membendung aliran vena dan limfatik
3. Instruksikan pasien untuk hal-hal berikut:
a) Injeksi segera dengan epineprin
b) Buang penyengat dengan garukan cepat kuku jari
c) Bersihkan area dengan sabun air dan tempelkan es
d) Pasang tornikuet proksimal terhadap sengatan
e) Laporkan pada fasilitas perawatan kesehatan terdekat untuk
pemeriksaan lebih lanjut
E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Farmakologi
a. Suportif
Setelah penilaian kondisi penderita, langkah ABC resusitas harus segera
dilaksanakan untuk mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat,
sebelum dilakukan penanganan lain
Jika sumber racun tidak diketahui, atasi gejala yang timbul :
1. Depresi pernafasan
a) Bebaskan jalan nafas
b) Bantuan nafas dan berikan O2
c) Beri nalokson (Narcan*) jika diduga overdosis narkotika: flumazenil
(Anexate*) jika diduga benzodiazepin
2. Syok
a) Posisi kaki lebih tinggi dari tempat tidur
b) Beri cairan untuk menambah volume intravaskular: monitor CVP (bila
ada) dan output urin. Obat-obat yang dapat meningkatkan tekanan darah
hanya digunakan pada keadaan khusus.
3. Kejang
a) Diazepam atau klonazepam (Rifotril*)i.v.
b) Fenitoin i.v. aman jika diberikan perlahan-lahan
c) Untuk status konvulsivus diatasi dengan anestesia umum
4. Nyeri
Nyeri hebat à gunakan analgetik narkotik
5. Aritmia jantung
Anti-aritmia sesuai dengan kelainan klinis dan EKG
6. Keseimbangan air dan elektrolit
a) Monitor dan koreksi secara hati-hati
b) Periksa AGD
c) Diuresis paksa menggunakan furosemid
7. Hipotermia
Selimuti penderita dengan selimut unutk mencegah kehilangan
panas. Selimut plastik mungkin lebih efektif tetapi ini dapat
membahayakan anak menjadi sulit bernafas
b. Dekontaminasi (mencegah absorbsi racun lebih lanjut)
1.Mata/kulit
a) Basuh dengan air mengalir
b) Jangan menggunakan antidotum kimia
2. Terinhalasi
a) Jauhkan segera dari sumber racun, O2, dan bila perlu pernafasan buatan
3. Suntikan/gigitan ular
a) Pasang tourniquet dibagian proksimal, kompres dingin, dan penderita
diimobilisasi
4. Tertelan
a) Perangsangan muntah
Indikasi :
1) Racun sangat toksik dalam jumlah membahayakan
2) Menelan racun < 4 jam
3) Anak sadar dan kooperatif
Kontraindikasi :
1) Keracunan zat korosif, hidrokarbon
2) Penderita tidak sadar, kejang
3) Tidak ada refleks muntah
Cara :
1) Rangsang mekanik
Sirup ipekak : dosis 15 mL (anak< 1 th: 10 mL) (onset 20 mnt,
kurang disukai karena bau)
2) Bilas lambung
Tidak sebaik rangsang muntah à pemasangan NGT
menimbulkan truma
2. Terapi non farmakologi
Air kelapa sebagai penawar racun
Air kelapa selain mengandng berbagai ion yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh, juga memiliki kemampuan untuk menawarkan racun yang masuk
kedalam tubuh. Air kelapa ini sudah lama digunakan oleh nenek moyang untuk
mengobati berbagai penyakit seperti: panas dalam,demam,kekurangan cairan.
Selain itu ,air kelapa juga dapat digunakan untuk mengatasi keracunan
obat. Keracunan obat ini dapat menimbulkan berbagai gejala dan tanda
(symptom and sign) mulai dari urtikaria, syndrom steven johnson (SJS). Di
mana pada keadaan ini timbulnya berbagai kelainan pada kulit yaitu keluarnya
bintik bintik kemerahan dan terasa gatal. Selain itu gejala keracunan obat
lainnya pada keadaan lebih berat menimbulkan syok anafilaktik yang
membahayakan keselamatan jiwa penderita. Gejala mulai dari ringan sampai
berat seperti: penglihatan teraa gela, tekanan darah menurun, denyut nadi cepat
sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Dan bila tidak ditangani segera akan
menimbulkan kematian. Keracunan obat ini dapat terjadi dimana saja bila kita
mengalami hal tersebut atau ada orang lain yang mengalami keracunan obat,
cara yang terbaik adalah dengan membawa orang tersebut ke rumah sakit segera.
Di fasilitas kesehatan biasanya sudah disediakan berbagai obat yang dapat
digunakan untuk mengatasi syock anafilaktik ini. Akan tetapi apabila hal tidak
dapat dilakukan cara yang terbaik adalah dengan meletakan kepala lebih rendah
dari anggota badan lainnya (posisi trendelenburg). Posisi ini bertujuan untuk
meningkatkan tekanan prefusi di dalam jaringan otak. Tindakan selanjutnya
adalah dengan memberi minum orang tersebut dengan air kelapa, penggunaan
air kelapa ini baik untuk mengatasi berbagai keracunan uang disebabkan oleh
obat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
masuknya suatu bahan-bahan organik maupun anorganik ke dalam tubuh
sehingga mengakibatkan tidak normalnya mekanisme dalam tubuh. Dan
dampak atau akibat dari keracunan itu bisa menyebabkan menurunya kondisi
tubuh atau tudak fitnya kondisi badan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara
mengeluarkan atau memuntahkan makanan apabila terjadi keracunan makanan,
dan memberikan udara yang segar bagi yang menderita keracunan gas.
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah tentang keracunan ini diharapkan para
mahasiswa dan pembaca dapat memahami dan mampu menjelaskan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan keracunan.
DAFTAR PUSTAKA

Gallo. Hudak, 2010. Keperawatn Kritis Pendekatan Holistik Vol 2. Jakarta : EGC
Hardsman, 2014. Gawat Darurat Medis Praktis, Padang : Gosyen Publishing.
Keracunan. 1993. Perawatan Dini Penderita Keracunan. The Committe on Toxic:
American College of Surgeon. Di alihbahasakan Yayasan Essentia
Medica, Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Anda mungkin juga menyukai