BAB I
PENDAHULUAN
Keracunan bukanlah sesuatu yang diharapkan. Namun, hal ini bukan tidak
mungkin terjadi pada diri kita, orang yang dekat dengan kita, atau masyarakat luas. Yang
umumnya terjadi di masyarakat adalah keracunan makanan, gigitan binatang, zat-zat
kimia, dan obat-obatan. Kejadian keracunan ini ternyata kelazimannya masih terlalu
tinggi.
Dalam pengertian sederhana keracunan adalah kejadian masuknya racun kedalam
tubuh manusia. Racun merupakan zat yang jika masuk kedalam tubuh dalam jumlah
tertentu mengakibatkan organ tubuh terganggu, baik yang besifat sementara maupun
permanen. Racun yang masuk ke dalam tubuh dapat disebabkan oleh unsur
ketidaksengajaan maupun kesengajaan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui apa itu keracunan
2. Untuk mengetahui macam-macam dari keracunan
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gadar pada keracunan
C. Metode Penelitian
Metode penulisan Dalam pembuatan makalah ini menggunakan metode pustaka
dan media elektronik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi,
menempel pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah
yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya
reaksi kimia. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau
senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek
merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi
dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan,
merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua
pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah toksik.
B. Macam-macam Keracunan
B.1 Mencerna (menelan) racun
Tindakan
yang
dilakukan
adalah
menghilangkan
atau
menginaktifkan racun sebelum diabsorbsi, untuk memberikan
perawatan pendukung, untuk memelihara system organ vital,
menggunakan antidote spesifik untuk menetralkan racun, dan
memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.
Penatalaksanaan umum :
a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan
tidak ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung
pada keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan
waktu tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang
tepat.
c. Tangani syok yang tepat.
d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk
menurunkan efek toksin.
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system
saraf pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen
tidak adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat
yang ditela, yaitu:
Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal.
Dialisis
Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal
dan cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana
setelah detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.
h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
j. Menurunkan peningkatan suhu.
k. Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.
l. Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
n. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan
kejang.
o. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda
dan gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri
Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan
pencegahan racun dan instruksi pembersihan racun rumah pada
pasien atau keluarga
B.2 Keracunan melalui inhalasi
Penatalaksanaan umum :
1. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan
jendela.
2. Longgarkan semua pakaian ketat.
3. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlikan.
4. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.
5. Pertahankan pesien setenang mungkin.
6. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.
B.3 Keracunan makanan
racun telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah lambung atau
gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada
penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah
lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.Keramas rambut
dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan
bila keracunan terjadi kurang dari 4 6 jam . pada koma derajat
sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan
dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk
mencegah aspirasi pnemonia.
3. Anti dotum (penawar racun)
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi
Akh pada tempat penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 1 mg setiap 5 10 15 menitsamapi timbulk
gejala-gejala
atropinisasi
(
muka
merah,mulut
kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 30 60 menit selanjutnya
setiap 2 4 6 8 dan 12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang
mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan
kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.
E. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian difokusakan padfa masalah yang mendesak seperti
jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa,adanya gangguan
asam
basa,keadaan
status
jantung,status
kesadran.
Riwayat kesadaran : riwayat keracunan,bahan racun yang
digunakan,berapa lama diketahui setelah keracunan,ada masalah lain
sebagi pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan
kapan terjadinya.
b. Pemeriksaan fisik
Pendahuluan fisik racun, berdasarkan sifat-sifat organo leptik,
seperti bentuk, warna baud an rasa. Selain itu, dengan dilakukan
pemijaran akan dapat diketahui apakah bahan atau zat yang kita
periksa merupakan senyawa organic anorganik. Senyawa organic tidak
meninggalkan sisa setelah pemijaran.
a. Bentuk
Bentuk racun dapat berupa bahan atau rasa (serbuk, Kristal,
tablet, kapsul), bahan atau zat cair lanjut (larutan, sirup, suspense,
obat suntik) setegah padat (salep,cream) campuran bahan atau zat
padat dengan cairan (muntahan, isi perut) dan mungkin juga gas atau
uap. Pada tablet atau kapsul mungkin tertera nama obat atau
kandungan
isinya
akan
mempermudah
dalam
pemeriksaan
selanjutnya.
b. Warna
Kesimpulan dari kelompok kami bahwa keracunan adalah salah satu penyebab
kematian yang sering terjadi disekitar kita, akibat keracunan yang di sebabkan oleh
makanan, gigitan binatang, dan sengatan serangga. Hal tersebut terjadi karena kelalainan
dan kurangnya pengetahuan dari pihak- pihak tersebut.
B.Saran
Saran dari kelompok kami adalah karena ini mengakibatkan kematian dan terjadi
bisa dengan sengaja ataupun tidak sengaja maka untuk itu kita harus hati-hati pada bahan
kimia ataupun yang lainnya.