Oleh :
Ainur Rusdi, S Kep Ns.
Subbahasan / materi
• Definisi
• Penyebab
• Tanda dan gejala
• Penilaian trauma kepala
• Penatalaksanaan trauma kepala
• Komplikasi trauma kepala
• Ganggaun Kesadaran
• Asuhan Keperawatan Trauma kepala
Pendahuluan
• Trauma kepala suatu keadaan Gawat
darurat
• Harus segera ditangani
• Secara klinis akibat dari trauam kepala
komosio cerebri dan kontosio cerebri
• Pada trauma berat GCS kurang dari 8
sering kali memerlukan bantuan nafas
• Menilai kesadaran dapat menggunakan
AVPU dan GCS
Pendahuluan
• Trauma kepala menyebabakan Mortalitas
dan morbiditas tinggi
- mortality rate 14 – 30 per 100.000/th
- 70 % meninggal dunia
- 10 – 40 % spinal cord injury
• Pada usia produktif rata – rata 15 -25 th.
• Memerlukan Dx dan Tx cepat tepat
• Proses Rehabitasi lama
• Memerlukan biaya mahal
Definisi
3. Perkelahian
Trauma kepala
• CEDERA • AKIBATNYA
• Kulit kepala • Perdarahan
• Tulang kepala • Fraktur & perdarahan
• Otak • Kontusio, perdarahan,
edema, TIK naik
• CSF (cairan otak) • Kebocoran (fr basis
• Suplai aliran darah cranii)
• Ischemia (karena shock
atau TIK naik)
Penyebab dapat diklasifikasi cedera
berdasarkan :
1. Mekanisme : berdasarakan penetrasi durameter
- trauma tumpul dan trauma tembus
2. Keparahan cedera :
- COR : GCS 12 - 15
- COS : GCS 9 - 12
- COB : GCS 3 – 8
3. Morfologi :
- fraktur tengkorak :
kranium : linier, depresi, terbuka & tertutup
basis : kebocoran CSS / tanpa kebocoran
- lesi intrakranial : fokal dan difus
Anatomi
10% LCS
5% Blood
Perdarahan kulit kepala
a. Kulit kepala
b. Tulang tengkorak
d. Cairan Cerrebrospinalis
Dilindungi oleh:
1. Tulang kranium,
2. Selaput otak
(meningen):
duramater,
arachnoid,
piamater
3. LCS
OTAK BESAR
• 7 cairan N : 5 – 15 mmHg
Patofisiologi Cedera Otak
CIDERA KEPALA
Normal
CIDERA OTAK
PRIMER Tx adequad
INTRACRANIAL SYSTEMIC
SECONDARY INSULT SECONDARY INSULT
CIDERA OTAK
SEKUNDER
• ICP, CPP
•ISKEMIK-HIPOKSIK
•Kerusakan sel
•MORTALITAS
•MORBIDITAS
Perdarahan kulit kepala
Mengenai tulang tengkorak
Bentuk fraktur yang memerlukan perhatian
dan penanganan intensive adalah :
1. Fraktur linier :
- bentuk garis lurus
- berbahaya bila pada temporal karena
dibawah ada arteri meningea media
dapat menimbulkan perdarahan
epidural.
2. Fraktur Mastoid
Hematom belakang telinga (battle sign)
Menyebabkan meningitis kemudian hari
3. Fraktur Impresi
Bentuk fraktur yang menyebabkan
rulang tengkorak masuk kedalam.
Bila tulang yang masuk kedalam
melebihi setengah tebal tulang akan
dapat menyebabkan epilepsi post
traumatika, meningitis & kelumpuhan.
4. Fraktur basis cranii
basis cranii anterior
basis cranii media
basis cranii posterior
5. Fraktur Diastase
fraktur terjadi pada sutura sehingga
terjadi pemisahan sutura kranial.
sering terjadi pada anak dibawah 3 th.
6. Fraktur comminuted
fraktur dengan dua atau lebih dari
fragmen fraktur
Contusio cerebri, perdarahan, edema TIK naik
Klinis :
GCS < 8
Pupil anisocor / asimetris, refleks cahaya lambat
Hemiplegia
Derajat Cedera Kepala
• Severe ( berat ) GCS kurang dari 8
3. Laserasio Cerebri
1. Komosio serebri
Geger otak
Bentuk ringan cedera otak
Gangguan fungsi neorologik ringan
tanpa adanya kerusakan struktur otak
Hilang kesadaran kurang dari 15 menit
Tanpa amnesia retrogret
Tanpa mual dan muntah
Tanpa nyeri kepala
2. Kontusio Cerebri
Memar otak
Gangguan fungsi neurologik
Adanya kerusakan jaringan otak tetapi
kontinuitas otak masih utuh
Hilangnya kesadaran lebih dari 15 menit
Pasien dpt bicara tetapi tdk tau apa yg
diucapkan, kesadaran turun – coma
Terdapat Amnesia retrograd
Gejala tergantung lokasi dan derajat
3. Laserasio Serebri
• Ukuran
– …. Mm
• Respons cahaya
– ada / tidak
– cepat / lambat
• Simetri
– isocor / an-isocor
(lebih besar satu sisi)
Respons pupil
• Hipoksia berat
• Hipotermia
• Kejang
• Hematoma epidural
- pada sisi pupil yang dilatasi
• Herniasi tentorial
• Kejang
• Pengendalian TIK
• Evakuasi perdarahan
Penanganan Trauma Kepala
A. Airway
B. Breathing
C. Circulation
D. Initial Neurological Assessment
E. Evaluasi Laboratorium
F. CT Scan.
A. Airway
1. Segera bebaskan jalan nafas. Nafas spontan ? RR ?
Pola ? Sumbatan? Derajat kesadaran ?
2. GCS<8 lakukan intubasi (terutama pada anak).
3. Pada pasien trauma, hindari manipulasi leher (potensi
trauma C-spine).
4. Intubasi HARUS secara HATI-HATI.
Jaw trust
INTUBASI ENDOTRACHEA
•Pasien terlentang
(Bila dimungkinkan ditidurkan dengan
obat pelumpuh otot yang sesuai)
B. Breathing
1. Hindari hiperkapnea (vasodilator kuat).
2. Oksigenasi adekuat. Berikan O2 sementara
dilakukan evaluasi inisial lainnya.
Saturasi O2 < 90% merupakan prediktor buruknya
outcome. (Class II)
3. Monitor CO2
Penatalaksanaan
MRS dan Observasi
Pemeriksaan Neorologis : GCS
Therapi simtomatis
Mobilisasi bertahap hari ke dua
KRS / dipulangkan < 1 minggu
Kontusio serebri
• Kesadaran munurun > 15 menit
• Pasien dapat bicara, tapi sadar apa yg dibicarakan,
gelisa, kesdaran terganggu
• Terdapat amnesia retrograd dan amnesia
Post traumatika
• Bila amnesia post traumatika < 7 hari 90 %
normal kembali
• Bila > 28 hari 10 % normal kembali
• Terdapat gangguan neorologis, gangguan saraf
kranial ( hemiparese )
• CT scan : perdarahan kecil
Penatalaksanaan
• Therapi Umum : 5 B
• Therapi spesifik :
- Monitol : mengurangi odem otak
- Kortikosteroid : mengurangi pembent.
radikal bebas
- Nimodipin : mencegah influk kalsium
Pemeriksaan Trauma kepala
• Pemeriksaan Umum
Dari ujung rambut sampai ujung kaki
Per sistim organ B1 – B6
• Pemeriksaan Neorologis
• GCS
• Saraf kranial
pupil besar / kecil, refleknya, kanan-kiri
motoris – sensoris kanan – kiri
E = …... V = …… M = ……..
Waspadalah menghitung GCS pada kasus sulit
Indikasi Radiologi
• Photo kepala AP / Lat
- jejas dikepala diameter > 5 cm
- luka tusuk, clurit, tombak, corpus alenium
- fraktur terbuka
- deformitas kepala
• Serfikal lateral
- jejas dileher - pasien tidak sadar
- nyeri dileher - gejala neorologi spinal
- mekanisme trauma jatuh dari ketinggian
Indikasi ST scan
Nyeri kepala, muntah menetap
Kejang
Luka tusuk atau tembak, corpus alenium
GCS kurang dari 15
Penurunan GCS > dari 1 poin
Lateralisasi ( anisocor, hemiparese )
Bradicardia dengan gejala lain siatas
Cedera kepala dengan multple organ
Indakasi sosial
Prioritas Perawatan
CRITICAL CPP
- CPP turun sampai 50mmHg Cerebral iskemia
Bila turun lagi sampai < 40mmHg Iskemia berat yang bisa
irreversibel / reversibel
< 20mmHg Kerusakan neuron
yang irreversibel
TINDAKAN KEPERAWATAN
Observasi penderita cedera otak
Untuk menjaga perfusi otak
MAP
2D + 1S
Rumus : MAP =
3
Resiko cidera.
Masalah keperawatan yang muncul
Klinis :
GCS < 8
Pupil anisocor / asimetris, refleks cahaya lambat
Hemiplegia
Ada fraktura ?
Ada perdarahan ?
Matur suwun