RAWAT INTENSIF
( I. C. U )
KATA PENGANTAR
0
,
2008
KEPALA INSTALASI ANESTESIOLOGI
DAN RAWAT INTENSIF
Mengesahkan / Mengetahui :
KETUA
KOMITE MEDIK
DIREKTUR
RS...............................................
DAFTAR ISI
Kata pengantar .........................................................................................................1
Daftar isi ...................................................................................................................2
BAB I . PENDAHULUAN .......................................................................................3
A. Historikal .......................................................................
...........3
BAB I
PENDAHULUAN
A. HISTORIKAL
Orang pertama didunia yang membuka Unit Pelayanan Rawat Intensif adalah
Byorn Ibsen pada tahun 1953 dari Kopenhagen Denmark. Pada waktu itu terjadi wabah
Polio yang menyebabkan tidak sedikit penderita yang memerlukan perawatan intensif.
Di Indonesia,unit rawat intensif pertama kali didirikan tahun 1970 di RSCM
Jakarta.
Saat ini, hampir semua RS di Indonesia mulai memerlukan adanya unit rawat
intensif ,mengingat dokter spesialis saat ini sudah menyebar sampai ke daerah dan
kebutuhan akan sarana unit rawat intensif juga sudah diperlukan oleh para dokter
spesialis tersebut. Disamping itu juga peralatan untuk sarana unit rawat intensif juga
mulai banyak,mudah didapat dan relatif dapat dibeli oleh banyak RS.
Sesuai dengan perkembangan jaman keberadaan institusi rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.Kebutuhan ini
sejalan dengan dua hal penting, yaitu semakin ketatnya kompetisi rumah sakit dan
seiring dengan peningkatan kesadaran dan tuntutan client/customer terhadap kualitas
pelayanan rumah sakit.
Namun kemampuan atau kompetisi pelayanan ICU masih beragam,masih ada
beberapa rumah sakit yang memiliki ICU yang memberikan pelayanan yang masih jauh
dari prima,bila ditinjau dari segi kualitas pelayanan,sarana,peralatan medik atau tenaga
profesional.Salah satu penyebab keadaan itu adalah belum adanya standar pelayanan ICU
di seluruh Indonesia,sehingga ICU didirikan berdasarkan kebijakan manajemen masingmasing rumah sakit.
Dengan diterbitkannya Buku Standar Pelayanan ICU Nasional dari Depkes RI
tahun 2003 yang menjadi dasar bagi Standar Pelayanan Rawat Intensif di
RS...................... ,maka masalah tersebut diatas dapat dipecahkan dan dapat dipakai
sebagai landasan pengukuran kualitas pelayanan.Dengan kata lain Standar Pelayanan
ICU adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi
kesehatan secara baik dengan berorientasi pada kepentingan pasien.Selain itu juga sangat
diharapkan standar ini dapat meningkatkan kemampuan pelayanan ICU yang lebih
efisien,tepat guna dan berdaya guna serta dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
B. PENGERTIAN RAWAT INTENSIF
Unit/Instalasi Pelayanan Rawat Intensif /Unit Terapi Intensif/ICU adalah unit
tersendiri dalam Rumah Sakit yang mampu memberikan perawatan 24 jam,mempunyai
staf khusus,peralatan khusus,dan ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat yang
butuh pengawasan khusus karena penyakit,trauma atau komplikasi -komplikasi yang
diharapkan masih dapat disembuhkan.
Staf khusus adalah Intensivist (kalau ada), Dokter spesialis Anestesiologi (kalau
ada),Dokter Spesialis lain yang terdidik dibidang rawat intensif, Dokter Umum terlatih
bidang rawat intensif,perawat terlatih dan berpengalaman di ruang ICU,tenaga ahli
laboratorium,diagnostik,teknisi alat-alat pemantau dan alat-alat untuk menopang fungsi
vital serta alat untuk prosedur diagnostik.
Pasien-pasien yang masuk ruang ICU hendaknya merupakan pasien dengan satu
atau lebih gagal organ akut atau ancaman gagal sistem organ yang membutuhkan
perawatan dan alat bantu.Disamping itu harus ada harapan pulih kembali dengan terapi
dan bantuan yang tepat.
Pelayanan Medis Rawat Intensif :
1
nafas
yang
terkoordinasi
dan
berkelanjutan,sehingga
memerlukan perhatian yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan yang konstan
dan titrasi terapi.
b. Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena
itu memerlukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk
melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang
merugikan.
Pasien sakit kritis membutuhkan pemantauan dan tunjangan hidup khusus
yang harus dilakukan oleh suatu tim, termasuk diantaranya dokter yang
mempunyai dasar pengetahuan, ketrampilan tekhnis , komitmen waktu , dan
secara fisik segera berada ditempat untuk melakukan perawatan titrasi dan
berkelanjutan. Perawatan ini harus berkelanjutan dan bersifat proaktif, yang
menjamin pasien dikelola dengan cara yang aman, manusiawi, dan efektif, dengan
menggunakan sumber daya yang ada, sedemikian rupa sehingga memberikan
kualitas pelayanan yang tinggi dan hasil yang optimal.
1. Pelayanan intensive care
Pelayanan ICU ,bila ada ditangani oleh Intensivist, yang telah terlatih secara
formal dan mampu memberikan pelayanan tersebut, dan yang terbebas dari tugas-tugas
lain yang membebani, seperti kamar operasi, praktek atau tugas-tugas kantor. Intensivist
yang bekerja harus berpartisipasi dalam suatu sistem yang menjamin kelangsungan
pelayanan intensive care 24 jam. Hubungan pelayanan ICU yang terorganisir dengan
bagian-bagian pelayanan lain di rumah sakit harus ada dalam organisasi rumah sakit.
Bidang kerja pelayanan intensive care meliputi : (1) pengelolaan primer; (2) administrasi
unit; (3) pendidikan; dan (4) penelitian. Kebutuhan masing-masing bidang akan
bergantung dari tingkat pelayanan tiap unit.
BAB II
FALSAFAH
PEMAHAMAN : Falsafah PelayananRawat Intensif :
1. Etika kedokteran
Berdasarkan falsafah dasar saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan
pasien maka semua kegiatan di ICU bertujuan dan berorientasi untuk dapat
secara optimal, memperbaiki kondisi kesehatan pasien.
2. Indikasi yang benar
Pasien yang dirawat di ICU adalah yang memerlukan :
a. Pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan terapi titrasi.
b. Pemantauan yang kontinyu terhadap pasien-pasien dalam keadaan kritis yang
dapat mengakibatkan terjadinya dekompensasi fisiologis.
c. Intervensi medis segera oleh tim Intesive care
3. Kerjasama multidisipliner dalam masalah medik komplek
Dasar pengelolaan pasien ICU adalah pendekatan multi disiplin dengan tenaga
kesehatan dari beberapa disiplin ilmu terkait yang dapat meberikan kontribusinya
sesuai dengan bidang keahliannya dan bekerjasama dalam tim, dengan dipimpin
oleh seorang Intensivist/Dokter Spesialis Anestesiologi/Dokter Spesialis lain
terdidik ICU, sebagai ketua tim .
4. Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
Kebutuhan pasien ICU adalah tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup
untuk fungsi-fungsi vital seperti Airway (fungsi jalan nafas), Breathing (fungsi
pernafasan), Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ
lain, dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.
instruksi
terapi
dan
tindakan
secara
tertulis
dengan
BAB III
ORGANISASI DAN PENGELOLAAN
A. ORGANISASI
Pelayanan Rawat Intensif pada beberapa RS merupakan satu Instalasi sendiri.
Namun banyak juga yang berada dibawah naungan Anestesiologi sehingga disebut
sebagai Instalasi Anestesiologi dan Rawat /Terapi Intensif.
Di
RS
............................
,berdasar
SK
Direktur
RS...............................
dengan beberapa staf dibawahnya dan kedua unit tersebut berada dibawah Instalasi
Anestesiologi dan Rawat Intensif.
Saat ini RS ......................... belum memiliki seorang Intensivist, sehingga Kepala Unit
Pelayanan Rawat Intensif dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis .........................
Standar ini tetap menjelaskan seandainya RS dipimpin oleh seorang Intensivist maupun
bukan seorang Intensivist. Dengan demikian maka standar ini dengan sendirinya dapat
menyesuaikan diri dengan RS yang bersangkutan.
VISI RS..........................
................................................................................................................................................
MISI RS..
1........................................................................................................................................
10
2. ......................................................................................................................................
dst
MOTTO RS...................................
................................................................................................................................................
VISI UNIT PELAYANAN RAWAT INTENSIF RS ................................................
................................................................................................................................................
MISI UNIT PELAYANAN RAWAT INTENSIF RS .
1.
2.
dst
VALUE
..........................................................................................................................................
B. PENGELOLA PELAYANAN
a. INTENSIVIST ( Dokter Spesialis KIC/Konsultan Intensive Care).
Definisi Intensivist
Seorang Intensivist adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi sebagai
berikut :
a. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis intensive care medicine
(KIC=Konsultan Intensive Care) melalui program pelatihan dan pendidikan
yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait
b. Menunjang kualitas pelayanan di ICU dan menggunakan sumber daya ICU
secara efisien
c. Mendarma baktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU
d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24
jam/hari, 7 hari/seminggu
e. Mampu melakukan prosedur critical care biasa, antara lain :
11
12
13
Saat
ini
SK
tersebut
telah
diperbaharui
dengan
SK
Menkes
15
12. Mengawasi peserta didik dari intitusi pendidikan sesuai dengan tujuan
program pendidikan yang telah ditentukan oleh instansi pendidikan
tersebut.
13. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan serta obat
bahan habis pakai.
14. Bekerjasama dengan kepala bidang Keperawatan dalam memberikan
penilaian DP3 ( Daftar Penilaian ) bagi tenaga yang dibawah tanggung
jawabnya .
III. Perawat Pelaksana
Tugas Perawat Pelaksana :
1. Memelihara kebersihan ruang rawat.
2. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu siap pakai.
3. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur.
4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien baru dan keluarga
tentang lingkungan ruang rawat, tata tertib, fasilitas yang ada dan
penggunaannya.
5. Melaksanakan Asuhan Keperawatan/Tindakan keperawatan sesuai SK
Menkes No.139/SK/Menkes/V/2001 tentang Registrasi dan Praktik
perawat : meliputi pengkajian masalah, rencana, tindakan dan evaluasi
keperawatan kepada pasien di ruang rawat intensif.
6. Melaksanakan tugas secara shift pagi, siang, malam serta hari libur
secara bergilir.
7. Membuat sensus harian bagi petugas jaga malam.
8. Mendampingi visite dokter bila dibutuhkan.
9. Melaksanakan dokumentasi Asuhan Keperawatan yang telah
dilaksanakan.
D. SISTEM PELAYANAN
Ada beberapa bentuk pelayanan ICU yang diterapkan oleh medis. Untuk
RS........................ menggunakan sistem semi closed , dalam arti Dokter yang mengirim
16
pasien ke ICU adalah sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). Namun
koordinator pelayanan medis tetap ada pada Dokter ICU, dalam hal ini adalah Kepala
Unit Pelayanan ICU tsb.( Intensivist/Dokter SpAn/Sp lain/Umum). DPJP setiap hari
harus melakukan visit terhadap pasiennya dan dapat melakukan konsultasi terhadap
Dokter Spesialis lain atau rawat bersama.
HUBUNGAN ORGANISASI DENGAN ICCU,PICU DAN NICU :
Banyak RS yang memiliki 1 gedung ICU namun didalamnya terdapat pelayanan
untuk ICCU,PICU dan NICU.
Dalam hal ini ,gedung ICU tetap dipimpin oleh Ka.Unit Pelayanan ICU sebagai
koordinator, sedangkan ICCU dipimpin oleh Ka.Sub Unit Pelayanan ICCU ( Dokter
SpPD/Cardiologist), untuk PICU dan NICU dipimpin oleh Ka.Sub Unit PICU dan NICU
(Dokter SpA).
Dalam hal ini biasanya Tim Perawat yang ada juga merangkap sebagai perawat di
Sub Unit Pelayanan ICCU,PICU dan NICU.
Namun bila memiliki gedung sendiri-sendiri maka ICCU ,PICU dan NICU dapat
dipimpin oleh Ka.Unit Pelayanan ICCU,Ka.Unit Pelayanan PPICU dan NICU, tentunya
dengan Tim perawat sendiri pula.
17
BAB IV
STANDAR PELAYANAN UMUM RAWAT INTENSIF
Tingkat pelayanan ICU harus disesuaikan dengan kelas rumah sakit. Tingkat
pelayanan ini ditentukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan
macam pasien yang dirawat.
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
Terapi oksigen
A. KLASIFIKASI / STRATIFIKASI
Klasifikasi atau stratifikasi pelayanan ICU
a. Pelayanan ICU PRIMER ( standar minimal )
Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitatif segera untuk pasien
gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai peran panting dalam
pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko.
18
memberikan
tunjangan
ventilasi
mekanis
lebih
lama
melakukan
19
mampu melakukan resusitasi jantung paru ( bantuan hidup dasar dan bantuan
hidup lanjut ).
5. Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan
Pasien : perawat sama dengan 1 : 1 untuk pasien dengan ventilator, renal
replacement therapy dan 2 : 1 untuk kasus-kasus lainnya.
6. Memiliki lebih dari 50% perawat bersertifikat terlatih perawat/terapi intensif atau
minimal berpengalaman kerja 3 ( tiga ) tahun di ICU.
7. Mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanis beberapa lama dan dalam batas
tertentu melakukan pemantauan invasif dan usaha-usaha penunjang hidup.
8. Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, roengent, kemudahan diagnostik dan
fisioterapi selama 24 jam.
9. Memiliki ruangan isolasi atau mampu melakukan prosedur isolasi.
c. Pelayanan ICU TERTIER ( tertinggi )
Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan pelayanan
yang tertinggi termasuk dukungan/bantuan hidup multi-sistim yang kompleks dalam
jangka waktu yang tak terbatas.ICU ini melakukan ventilasi mekanis pelayanan
dukungan/bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskuler invasif dalam
jangka waktu yang terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik.
Semua pasien yang masuk kedalam unit harus dirujuk untuk dikelola oleh spesialis
intensive care/KIC/Intensivist.
Kekhususan yang harus dimiliki :
1. Memiliki ruangan khusus tersendiri didalam rumah sakit
2. Memiliki kriteria penderita masuk, keluar dan rujukan.
3. Memiliki dokter spesialis yang dibutuhkan dan dapat dihubungi, datang setiap
saat diperlukan.
4. Dikelola oleh seorang spesialis anestesiologi ,konsultan intensive care(SpAn KIC)
atau dokter ahli konsultan intensive care yang lain yang bertanggung jawab secara
keseluruhan dan dokter jaga yang minimal mampu resusitasi jantung paru
( bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut ).
20
1 Perawat : 2 Pasien.
Lebih khusus
1 Perawat : 1 Pasien
Minimum
1 Perawat : 3 Pasien.
b.
21
c.
d.
Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang nyawanya pada saat itu
bergantung pada fungsi alat/mesin dan orang lain.
22
23
Pasien prioritas 2 umumnya tidak terbatas macam terapi yang diterimanya, mengingat
kondisi mediknya senantiasa berubah.
pericardial tamponade.
24
mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk
meningkatkan kemungkinan survival nya.
3. pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
4. pasien yang secara fisiologis stabil yang secara statistik resikonya rendah untuk
memerlukan terapi ICU. Contoh-contoh pasien kelompok ini antara lain, pasien
pasca bedah vaskuler yang stabil, pasien diabetik ketoasidosis tanpa komplikasi,
keracunan obat tetapi sadar, concussion, atau payah jantung kongestif ringan.
Pasien-pasien semacam ini lebih disukai dimasukkan ke suatu unit intermediet
untuk terapi definitif dan/atau observasi.
g. KRITERIA KELUAR
Pasien PRIORITAS 1 ( satu )
Pasien prioritas 1 ( satu ) dikeluarkan dari ICU bila :
-
atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan
kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil.
Contoh-contoh hal terakhir adalah pasien dengan tiga atau lebih gagal sistim
organ yang tidak berespons terhadap pengelolaan agresif.
25
kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin
dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi
intensif kontinyu kecil.
Contoh dari hal terakhir antara lain adalah :
i. pasien dengan penyakit lanjut ( penyakit paru kronis, penyakit jantung atau
liver terminal, karsinoma yang telah menyebar luas, dan lain-lainnya yang
telah tidak berespons terhadap terapi ICU untuk penyakit akutnya, yang
prognosis jangka pendeknya secara statistik rendah, dan yang tidak ada terapi
yang potensial untuk memperbaiki prognosisnya).
ii. MBO (mati batang otak)
iii. ARDS stadium akhir.
Kelompok pasien Masuk prioritas 2, bila ada pasien masuk prioritas 1 yang memerlukan
perawatan.
Dengan mempertimbangkan perawatannya tetap berlanjut dan sering merupakan
perawatan khusus setara pasien ICU, pengaturan untuk perawatan non-ICU yang sesuai
harus dilakukan sebelum pengeluaran dari ICU.
Pengkajian ulang kinerja
Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan prosedur-prosedur masuk dan keluar,
standar perawatan pasien, dan kriteria outcome yang spesifik.Kelengkapan-kelengkapan
ini hendaknya dibuat tim multidisipliner yang diwakili oleh dokter, perawat dan
administrator rumah sakit, dan hendaknya dikaji ulang dan diperbaiki seperlunya
berdasarkan keluaran pasien ( outcome ) dan pengukuran kinerja yang lain. Kepatuhan
terhadap ketentuan masuk dan keluar harus dipantau oleh tim multidisipliner, dan
penyimpangan-penyimpangan dilaporkan pada badan perbaikan kualitas rumah sakit
untuk ditindak lanjuti.
26
B. PRASARANA
Prasarana
a. Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih, berdekatan atau
mempunyai akses yang mudah ke Instalasi Gawat Darurat, laboratorium dan radiologi.
b. Disain
Standar ICU yang memadai ditentukan disain yang baik dan pengaturan ruang yang
adekuat.
c. Bangunan ICU
- Terisolasi
- Mempunyai standar tertentu terhadap :
a. Bahaya api
b. Ventilasi
c. AC
d. Exhaust fan
e. Pipa air
f. Komunikasi
g. Bakteriologis
h. Kabel monitor
- Lantai mudah dibersihkan dan rata
Area
1). Area pasien :
- Unit terbuka 12 16 m / tempat tidur
27
28
C. SARANA ALKES
Peralatan
a).
b).
c).
29
D. MONITORING PERALATAN
Monitoring peralatan
( termasuk peralatan portable yang digunakan untuk transportasi pasien )
a).
b).
c).
d).
e).
30
Volume yang keluar dari ventilator harus terpantau. Tekanan jalan nafas dan
tekanan sirkuit pernafasan harus terpantau terus menerus dan dapat mendeteksi
tekanan yang berlebihan.
f).
g).
Elektrokardiograf
Terpasang pada setiap pasien dan dipantau terus menerus.
h).
Pulse oksimeter
Harus tersedia untuk setiap pasien di ICU.
i).
Emboli udara
Apabila pasien sedang menjalani hemodialisis, plasmapheresis, atau alat perfusi,
harus ada pemantauan untuk emboli udara (RS tipe A).
j).
Bila ada indikasi klinis, harus tersedia peralatan untuk mengukur variabel
fisiologis lain seperti tekanan intra arterial dan tekanan arteri pulmonalis, curah
jantung, tekanan inspirasi dan aliran jalan nafas, tekanan intrakranial, suhu,
transmisi neuromuskular, kadar CO2 ekspirasi (RS tipe A).
31
BAB V
PENUTUP
Pelayanan di unit rawat intensif sebaiknya dilakukan oleh suatu tim yang solid
dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu kedokteran,karena pasien di ICU adalah pasien
kritis yang memerlukan penanganan yang terpadu dan memerlukan tunjangan alat yang
memadai.
Seharusnya ICU dipimpin oleh seorang Intensivist, namun masih langkanya
tenaga tsb, maka Dokter Spesialis Anestesiologi dapat menggantikan kedudukan tsb.
karena dalam pendidikannya telah cukup mendapatkan ilmu tentang rawat intensif. Bila
tak ada juga,maka Dokter Spesialis lain yang telah pernah mendapatkan pelatihan rawat
intensif dapat menjadi pimpinan. Akhirnya bila tak ada juga dokter spesialis lain tsb,maka
dokter umum yang telah terlatih dibidang rawat intensif dapat mengganti
kannya.
Standar pelayanan Medik ICU ini dibuat sebagai pedoman kerja dari setiap
petugas di ICU ( Dokter,perawat) yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari RS
itu sendiri.
Standar ini bisa dilakukan perubahan/revisi tiap 3 tahun sekali,tergantung dari
perkembangan ilmu dan teknologi serta SDM yang ada.
32
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ICU Primer
ICU Sekunder
ICU Tersier
1 tempat cuci
tangan tiap 2 tempat
tidur
1 tempat cuci
tangan tiap 2
tempat tidur
1 tempat cuci
tangan tiap
1 tempat tidur
1/tempat tidur
-
1 tempat cuci
tangan tiap
1 tempat tidur
2/tempat tidur
1 tempat cuci
tangan tiap
1 tempat tidur
3/tempast tidur
1/tempat tidur
3/tempat tidur
2/tempat tidur
4/tempat tidur
16/tempat tidur
Air
Air
Air
Conditioned
Conditioned
Conditioned
Suhu
23-25 c
23-25 c
23-25 c
Humiditas
50-70%
50-70%
50-70%
Ruang isolasi
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
kotoran
Ada
Ada
Ada
Ruang perawat
Ada
Ada
Ada
Ada
DISAIN
Area pasien :
Unit terbuka12-16 m2
Unit tertutup 16-20 m2
Outlet oksigen
Vakum
Stop kontak
Area kerja ;
Lingkungan
pasien
Laboratorium
terpusat
Ada
Ada
24 jam
24 jam
33
PERALATAN
Ventilator
Sederhana
Canggih
Canggih
Alat hisap
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tekanan darah
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Kapnograf
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Suhu
Ada
Ada
Ada
EEG
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Bronchoscopy
Ada
Echokardiografi
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Hemodialisa
Ada
Ada
34
Ada
35
Standar Ketenagaan
Kualifikasi
Kepala
ICU
Tim
ICU Primer
ICU Sekunder
Dokter yang memiliki Dokter yang memiliki
ICU Tersier
Kepala ICU adalah
pengetahuan,
pengetahuan,
ketrampilan, dan
ketrampilan, dan
pengetahuan,
pengalaman dalam
pengalaman dalam
ketrampilan, dan
bidang reanimasi,
bidang reanimasi,
pengalaman dalam
(resusitasi intensive
bidang reanimasi,
pengetahuan
pengetahuan administrasi
administrasi yang
pengetahuan administrasi
harus memiliki
pengetahuan dan
menyelenggarakan
pengetahuan dan
keterampilan dasar
keterampilan dasar
penelitian. Lingkup
General Emergency
pengetahuan dan
diantaranya ALS/ACLS,
yang meliputi
dimiliki, meliputi
diantaranya
ALS/ACLS, APLS
Support (ALS/ACLS,
dan FCCS.
Dokter spesialis
anestesiologi adalah
Life Support).Intensivist
disiapkan untuk
bidang ini.
ini.
1. Konsultan
1. Konsultan
1. Konsultan
36
Medik
Konsulen terkait
memiliki
memiliki spesialis
dan
spesialis yang
yang dapat
Perawat
siap di panggil
dapat
menanggulangi
menanggulangi
24 jam dengan
diperlukan
kemampuan
diperlukan
resusitasi jantung
paru yang
24 jam dengan
kemampuan
bersertifikat.
kemampuan
ALS/ACLS dan
ALS/ACLS
FCCS
3. Memiliki
perawat yang
terlatih dan
jumlahnya cukup
dan FCCS
3. Memiliki
3. Memiliki perawat
yang terlatih atau
perawat yang
sudah bekerja di
terlatih atau
ICU selama 3
ICU harus
berpengalaman
mempunyai
kerja di ICU
perawat: pasien
kemampuan
dengan ratio
managerial dan
perawat :
memiliki
pasien 1 :2
sertifikat perawat
pada setiap
tidak stabil
ICU
dibutuhkan
4. Kepala perawat
4. Kepala perawat
4. Kepala perawat
ICU harus
ICU harus
mempunyai
mempunyai
kemampuan
kemampuan
managerial dan
managerial dan
memiliki sertifikat
memiliki
perawat ICU
sertifikat
perawat ICU
37
Tenaga
Tenaga administrsi di
Tenaga administrasi di
Tenaga administrasi di
non
ICU harus
medik
mempunyai
kemampuan
kemampuan
kemapuan
mengoperasikan
mengoperasikan
mengoperasikan
komputer yang
komputer yang
komputer yang
berhubungan dengan
berhubungan dengan
berhubungan dengan
masalah administrasi.
masalah administrasi.
masalah administrasi.
Tenaga pekarya
Tenaga laboratorium
Tenaga pekarya
Tenaga kebersihan
Tenaga farmasi
Tenaga kebersihan
Tenaga pekarya
Tenaga kebersihan
38