Disusun Oleh :
(P27905119020)
TK 2 PRODI NERS
I. Definisi
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologi
dengan penyebab yang beragam, mengakibatkan penuruan fungsi
ginjal yang progresif dan biasanya berakhir dengan gagal ginjal.
GGK dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh. Hal ini
terjadi karena toksin yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal tidak
dapat dikeluarkan karena keadaan ginjal yang mengalami
gangguan. Salah satu hal yang terjadi karena rusaknya ginjal
adalah peningkatan kadar ureum dalam tubuh yang dapat merusak
semua sel termasuk sel neuron. Kasus penyakit ginjal kronik saat
ini meningkat dengan cepat terutama di negara-negara
berkembang. GGK telah menjadi masalah kesehatan utama di
seluruh dunia, karena selain merupakan faktor resiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah, meningkatkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit bukan infeksi. Gagal Ginjal
Kronik juga akan menambah beban sosial dan ekonomi baik bagi
penderita dan keluarga (Manus, Moeis, & Mandang, 2015
II. Etiologi
Etiologi :
1. Glamorelonefritis
2. Diabetes Militus
3. Hipertensi
GFR Turun
CES Meningkat
Aliran darah
COP turun RAA Turun
ginjal turun
Retensi Na
Kelebihan Volume Cairan
dan H20
Sumber : pada kelebihan cairan pada gagal ginjal kronik (Nurarif &
Kusuma,2015)
IV. Manifestasi Klinik
Manifestasi KlinisTanda dan gejala klinis pada gagal
ginjal kronik dikarenakan gangguan yang bersifat sistemik
(Prabowo & Pranata, 2014). Keparahan tanda dan gejala
tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi
lainyang mendasari dan usia klien (Smeltzer & Bare, 2015).
Manifestasi kardiovaskulerpada gagal ginjal kronik
mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi
sistem renin-angiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan
edema pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis
(akibat iritasi pada lapisan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan
perikardial oleh toksin uremik)(Smeltzer & Bare, 2015).
Gejala dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa
gatal yang parah (pruritis). Butiran uremik, suatu penumpukan
kristal di area kulit. Gejala Gastrointestinal juga sering terjadi
dan mencakup anoreksia, mual, muntah dan cegukan.
Perubahan neuromuskuler mencakup perubahan tingkat
kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, kedutan otot dan
kejang(Smeltzer & Bare, 2015).
Tanda dan gejala yang sering muncul pada gagal ginjal
kronis sebagai berikut(Smeltzer & Bare, 2015) :a.Kardiovaskuler:
hipertensi, pitting edema (kaki, tangan, sekrum), edema
periorbital, pembesaran vena leher.
a. Integumen : warna kulit abu-abu mengkilat, kulit
terang dan bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan
rapuh, rambut tipis dan kasar.
b. Pulmoner : krekles, sputum kental dan liat, napas
dangkal, pernafasan kussmaul.
c. Gastrointestinal: nafas berbau amonia, ulserasi dan
perdarahan pada mulut, anoreksia, mual dan muntah,
konstipasi dan diare, perdarahan dari saluran GI.
d. Neurologi: kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi,
kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada
telapak kaki, perubahan perilaku.
e. Muskuloskeletal: kram otot, kekuatan otot hilang, faktor
tulang.
f. Reproduktif: amenore, atrofi testikuler
V. Penatalaksanaan
VII. Komplikasi
I. Pengkajian
PengkajianPengkajian adalah tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Data Subjektif
Data subjektif didapatkan dari hasil pengkajian melalui
tahap wawancara atau anamnesa secara langsung kepada
pasien maupun pihakkeluarga.
Menurut Prabowo dan Pranata (2014 : 204) data subjektif
yang dapat diperoleh dari pasien, meliputi biodata, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu
dan riwayat kesehatan keluarga.
1) Biodata
Tidak ada spesifik khusus untuk kejadian gagal ginjal,
namun laki-laki sering memiliki resiko lebih tinggi terkait
dengan pekerjaan dan pola hidup sehat. Gagal ginjal kronik
merupakan periode lanjut dari insidensi gagal ginjalakut,
sehingga tidak berdiri sendiri.
2)Keluhan Utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit
sekunder yang menyertai. Keluhan bisa berupa urin output yang
menurun (oliguria) sampai anuria, penurunan kesadaran
karena komplikasi sistem sirkulasi-ventilasi, peningkatan berat
badan secara drastis karena edema.
3)Riwayat Penyakit Sekarang
(Wijaya dan Putri, 2013 : 235)
a) Aktivitas/isitirahat : kelelahan yang ekstrem, kelemahan,
malaise.
b) Sirkulasi : riwayat hipertensi lama adalah berat, palpitasi,
nyeri dada.
c) Integritas ego : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak
ada harapan, tak ada kekuatan.
d) Eliminasi : penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria,
abdomen kembung, diare/konstipasi.
e) Makanan/cairan : BB naik (edema), BB turun
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa
metalik tak sedap pada mulut, penggunaan diuretik.
f) Neurosensori : sakit kepala, penglihatan kabur, kram
otot/kejang, kesemutan terutama pada kaki.
g) Nyeri/kenyamanan : nyeri pinggul, sakit kepala, nyeri
kaki (memburuk pada malam hari).
h) Pernafasan : nafas pendek, dispnea nokturnal
paraksimal, batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak.
i) Keamanan : kulit terasa gatal, ada/berulangnya infeksi.
j) Seksualitas : penurunan libido, amenore, infertilitas.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit yang pernah didertita pasien
yang berhubungan dengan kelebihan volume cairan, misalnya
adanya riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes
mellitus, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis, nefropati
toksik, riwayat pemakaian obatseperti aspirin dan fenasetin
(pereda nyeri), dan riwayat kebiasaan yanng mengganggu
kesehatan misalnya minum-minuman beralkohol, penambah
energi, mengkonsumsi narkotika, merokok, dll.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal bukan penyakit menular atau menurun,
sehingga silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada
penyakit ini. Namun, pencetus sekkunder seperti diabetes
mellitus dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian
penyakit gagal ginjal kronik, karena penyakit tersebut
bersifat herediter.Kaji pola kesehatan keluarga yang
diterapkan jika ada anggota keluarga yang sakit, misalnya
minum jamu saat sakit.
b.Data Objektif
Saat mengkaji data objektif tentang kelebihan volume
cairan, perawat memerlukan metode pemeriksaan fisik,
meliputi infeksi, palpasi, dan auskultasi.
Menurut Prabowo dan Pranata (2014 : 204) pemeriksaan
fisik dapat dilakukan dengan melalui penilaian terhadap
respon pasien, meliputi :
1) Keadaan Umum dan Tanda
Kondisi klien gagal ginjal kronik biasanya lemah (fatigue),
cemas, gelisah, tingkat kesadaran bergantunng pada
toksisitas. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital serinng
didapatkan RR meningkat (takipnea), hipertensi dan terjadi
edema.
2) Sistem Pernafasan
Pada klien gagal ginjal kronik yang mempunyai
kelebihan volume cairan mempunyai gejala adannya bau
urea pada bau nafas. Jika terjadi komplikasi
asidosis/alkalosis respiratorik maka kondisipernafasan akan
mengalami patologis gangguan. Pola nafas akan semakin
cepat dan dalam sebagai bentuk kompensasi tubuh
mempertahankan ventilasi.
3) Sistem Hematologi
Ditemukan adanya friction rub pada kondisi uremia berat. Selain
itu, biasanya terjadi peningkatan tekanan darah, akral
dingin, CRT > 3 detik, palpitasi jantung, chest pain, dispnea,
gangguan iramajantung dan gangguan sirkulasi lainnya.
Kondisi ini akan semakin parah jika zat sisa metabolisme
semakin tinggi dalam tubuh karena tidak efektif dalam
ekstresinya. Selain itu,pada fisiologis darah sendiri sering
ada gangguan anemia karena penurunan eritroprotein,
hiperkalemia, dan hiperfosfatemia.
4) Sistem Kardiovaskular
Penyakit yang berhubungan langsung dengan ginjal
adalah hipertensi. Tekanan darah yang tinggi diatas ambang
kewajaran akan mempengaruhi volume vaskuler.
Stagnansi ini akan memicu retensi natrium dan air
sehingga akan meningkatkan beban jantung.
5) Sistem Perkemihan
Dengan gangguan/kegagaln fungsi ginjal secara
kompleks (filtrasi, sekresi, reabsorbsi dan ekstresi), maka
manifestasi yang paling menonjol adalah penurunan urin
output < 400 ml/hari bahkansampai pada anuria (tidak ada
urin output).
Menurut Williams dan Wilkins (2012), beberapa hasil
pemeriksaan fisik pada gagal ginjal kronik yaitu
penurunan haluaran urine, nyeri abdomen saat di palpasi,
turgor kulit buruk, dan edema.
Dari hasil penelitian Han dan Kim, (2014) bahwaseseorang
yang menderita gagal ginjal kronik akan mengalami susah
tidur dan memiliki kualitas tidur yang rendah dan buruk.Bagi
organ tubuh nutrisi berguna untuk mempertahankan status
kesehatan.
Apabila pemenuhan nutrisi tidak adekuat, hal ini dapat
menyebabkan kelelahan dan kelemahan otot yang
mengakibatkan penurunan aktivitas. Selain itu klien
juga merasakan perubahan psikologis dikarenakan stres
yang dialami pasien yang mempunyai penyakit kronis,
dengan ancaman kematian (Black & Jane, 2014).
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang di angkat pada studi kasus yang terjadi
pada Ny.P dengan Gagal Ginjal Kronik “kelebihan volume
cairan berhubungan dengan asupan cairan berlebihan” Di
tandai dengan data : nampak udem pada kedua kaki, ascites,
intake cairan selama 24 jam 1000 ml sedangkan keluaran urine
sangat sedikit hanya 80 ml, turgor kulit kering dan klien
mengatakan kulitnya gatal, BB post HD terakhir 43 kg kemudian
menjadi 45 kg saat di kaji pre HD.
Hal ini didukung oleh pendapat Nurarif (2017) kelebihan
cairan adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami
kelebihan cairan isotonik yang dapat menyebabkan overload
(volume cairan yang berlebih bagi penderita). Sejalan dengan
pendapat (Setyohadi, Sally & Putu, 2016) yang menyatakan
bahwa pentingnya untuk dilakukan pembatasan cairan dan
penanganan cepat bagi pasien GGK untuk mengurangi
penumpukan cairan
IV. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.P
dengan diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan
asupan cairan yang berlebih maka diperoleh hasil evaluasi
sebagai berikut:
Data subjektif:
klien mengatakan sesaknya berkurang, klien mengatakan kedua
kakinya sudah tidak bengkak lagi dan perut kembung
berkurang, klien mengatakan sudah membatasi asupan cairan
yang di komsumsinya
Data objektif:
Klinn nampak sesaknya berkurang, tidak terdapat edema pada
kedua kaki
TTV: TD 130/90 mmHg
N: 80x/mnt, S: 370C
P: 20x/mnt BB pre HD 45 kg menjadi 43 post HD.
Assesment : masalah tidak teratasi.
Planning : lanjutkan intervensi
1. Kaji status cairan : timbang berat badan setiap
hari, adanya edema, kaji adanya distensi vena leher,
pantau TTV.
2. Batasi masukan cairan.
3. Tingkatkan dan dorong hygiene oral setiap 2
jam (3) Ajarkan pasien atau keluarga tentang diet
pembatasan natrium, tekankan tentang pentingnya
pemeriksaan sebelum membawa makanan ke pasien.
4. Kolaborasi pemberian diuretik yang diresepkan
sesuai petunjuk, pantau respon pasien terhadap
terapi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lusi
Ratna Sari (2016), menyatakan bahwa dengan
memberikan intervensi pada pasien Gagal Ginjal
Kronik (GGK) yang menjalani terapi hemodialisa
dengan diagnosa kelebihan cairan dilakukan
intervensi memonitoring tanda-tanda vital,
menimbang berat badan harian, membatasi masukan
cairan, membantu pasien dalam menangani
ketidaknyamanan pembatasan cairan, kolaborasi
dalam pemberian diuretik sesuai indikasi, terbukti
efektif dengan menurunannya jumlah balance cairan
pada penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK).
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.thamrin.ac.id/index.php/jikmht/article/download/63/62
(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1024/4/Chapter2.pdf
http://e-journal.polnustar.ac.id/jis/article/download/183/179/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1024/4/Chapter2.pdf
http://repository.unimus.ac.id/924/3/BAB%20II.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/316554-penerapan-asuhan-
keperawatan-pada-pasien-fa75d08f.pdf
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.P
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : RT 04 / RW 02 Sendang Wungu
Bandarejo
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Semarang
Hubungan dengan Klien : Ayah Kandung
I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
anggota gerak sudah lama sejak dua minggu sebelum masuk rumah
sakit Klien mengatakan nyeri pada daerah perut dan bagian pinggang
serta mengalami bengkak di bagian alat gerak
Genogram :
C. (Clinical Sign) :
Turgor kulit jelek, pitting udema tidak kembali dalam 2 detik
D. (Diet) :
Diet dari rumah sakit, klien mendapatkan diet rendah protein
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien makan sehari 3x sehari secara teratur
dan minum 6-8gelas/hari. Komposisi makanan yang
dikonsumsinya berupa nasi, sayur dan lauk jika ada, sedangkan
untuk minuman klien lebih suka minum air putih.
Sesudah sakit : Setelah dirawat, klien makan 2x sehari dengan
porsi yang diberikan dari rumah sakit dan minum 5-7 gelas/hari.
5. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB sehari 1x saat pagi
dengan konsistensi normal (feses warna kuning kecokelatan,
padat agak lembek) serta tidak ada keluhan.
Sesudah sakit : Klien mengatakan BAB darah setiap bab.
b. BAK
Sebelum Sakit : BAK 5-6 kali sehari
Selama Sakit : Sedangkan BAK klien dibantu kateter dengan
jumlah urine 400 per 8 jam dengan konsistensi kuning keruh
6. Pola kognitif dan perceptual
a. Sebelum sakit : Klien tidak mengalami nyeri pada kepalanya
dan menjalankan aktifitas dengan baik
Setelah sakit : klien mengeluh nyeri pada bagian pinggang
b. Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah mengalami
gangguan dalam pengecapan, bernapas, pendengaran,
penglihatan
Sesudah sakit : Klien mengatakan belum paham dengan
program pengobatan/ perawatan yang dijalaninya. Ketika dikaji,
klien tidak mengalami gangguan proses pikir, hal ini ditunjukkan
dengan kemampuan klien dalam menjawab/ merespon semua
pertanyaan perawat dan keluarganya.
i. Intergumen : Normal
NO DIAGNOSA
1 1. Risiko ketidak seimbangan Elektrolit b/d kelebihan volume
cairan
2. Nyeri akut b/d Agen cidera fisik
3.
4.
Tanggal DX SOAP
27 Jan 1 S : Pasien mengatakan sesak nyeri pada bagian perut
2017 dan pinggang
O : pasien terlihat sudah membaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dilhentikan
27 Jan 2 S : Pasien mengatakan sesak nyeri berkurang
2017 O : pasien terlihat sudah membaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dilhentikan