Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN KMB ANAK MATERNITAS

DAN GAWAT DARURAT KRITIKAL


ACUTE RENAL FAILURE

A. Definisi/deskripsi
Gagal ginjal akut adalah keadaan penurunan fungsi ginjal secara mendadak
akibat kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi tubulus dan glomerulus
dengan manifestasi penurunan produksi urine dan terjadi azotemia (peningkatan
kadar nitrogen darah, peningkatan creatinin serum, dan retensi metabolit yang
harus diekskresikan oleh ginjal) (Muttaqin, 2012).

GGA adalah penurunan fungsi ginjal tiba-tiba yang ditentukan dengan


peningkatan kadar BUN dan keatinin plasma. Haluaran urine dapat kurang dari
40 ml per jam (oliguria), tetapi kadang-kadang jumlahnya normal atau dapat
meningkat (Baradero, 2008).

GGA merupakan suatu gangguan fungsi ginjal mendadak yang disebabkan oleh
obstruksi, penurunan sirkulasi, atau penyakit parenkim ginjal (Robinson, 2014).
B. Patwhay

Gagal ginjal akut adalah keadaan penurunan fungsi ginjal secara Klasifikasi :
mendadak akibat kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi 1. Prarenal
tubulus dan glomerulus dengan manifestasi penurunan produksi Hipovolemia.
urine dan terjadi azotemia (peningkatan kadar nitrogen darah, 2. Renal
peningkatan creatinin serum, dan retensi metabolit yang harus Obstruksi renovaskular (bilateral atau nilateral)
diekskresikan oleh ginjal (Muttaqin, 2012). 3. Pascarenal
Ureteral
Kandung kemih
Etologi : Uretra
1. Prarenal  masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal
dan turunnya laju filtrasi glomerulus. Prinsip pengelolaan Penyakit GGA:
2. Renal  akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau pengobatan penyakit dasar, menjaga
tubulus injal. keseimbangan fisiologis tubuh
3. Pascarenal  terutama obstruksi aliran urine pada bagian (cairan, elektrolit, asam basa darah,
distal ginjal. Ciri unik pascal renal adalah terjadinya dan nutrisi) serta mencegah dan
anuria, yang tidak terjadi pada gagal renal atau pre-renal mengobati komplikasi. Jadi aspek
terapi cairan yang dibahas di sini
Manifestasi : bertujuan untuk mempertahankan
1. Periode awal  dengan awitan keseimbangan fisiologis tubuh yang
awal (kerusakan nefron) dan terkait pula dengan nutrisi.
diakhiri dengan terjadinya
oliguria.
2. Periode oliguria  volume Daftar Pustaka :
urine < 400 ml/24 jam disertai
dengan peningkatan konsentrasi Baradero. 2008. Klien Gangguan
urea, kreatinin, asam urat, Kardiovaskular. Jakarta : EGC.
kation intraseluler-kalium dan
magnesium. Jumlah urine Muttaqin, Arif 2012. Askep
minimal yang diperlukan untuk Gangguan Sistem Perkemihan.
membersihkan produk sampah Jakarta: Salemba Medika.
normal tubuh adalah 400 ml.
Pada tahap ini gejala uremik NANDA Internasional. 2012-2014
untuk pertama kalinya muncul . Diagnosa Keperawatan: Definisi
dan kondisi hiperkalemia dapat dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
terjadi.
3. Periode diuresis  pasien Robinson JM. 2013. Profesional
menunjukkan peningkatan Guide to Desease Tenth Edition.
jumlah urine secara bertahap, Philadelphia : Lippincot William &
disertai tanda perbaikan filtrasi Walkins.
glomerulus. Meskipun urine
output mencapai kadar normal
atau meningkat, fungsi renal
masih dianggap normal. Pasien
harus dipantau dengan adanya
dehidrasi selama tahap ini.
4. Periode penyembuhan 
merupakan tanda perbaikan
fungsi ginjal dan berlangsung
selama 3-12 bulan. Nilai 1. Kelebihan volume cairan
laboratorium akan kembali NOC : Keseimbangan elektrolit dan asam basa;
normal. keseimbangan elektrolit dan non elektrolit didalam
kompertemen intrasel serta ekstrasel tubuh
Komplikasi : NIC : Tentukan lokasi dan derajat edema perifer,
Pada kasus yang datang terlambat sacral, dan periorbital pada skala 1+ sampai 4+
gejala komplikasi GGA ditemukan 2. Gangguan perfusi jaringan
lebih menonjol yaitu gejala NOC : Status sirkulasi; aliran darah yang tidak
kelebihan cairan berupa gagal obstruksi dan satu arah, pada tekanan yang sesuai
jantung kongestif, edema paru, melalui pembuluh darah besar sirkulasi pulmonal dan
perdarahan gastrointestinal berupa sistemik
hematemesis, kejang-kejang dan NIC : Perawatan sirkulasi (NIC): ajarkan pasien untuk
kesadaran menurun sampai koma. melakukan perawatan kaki yang tepat
3. Gangguan integritas kulit
NOC : Respon alergi setempat; tingkat keparahan
hipersensitifitas imun setempat terhadap antigen
lingkungan tertentu
NIC : perawatan area insisi
C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Muttaqin (2012: 160), pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
memastikan diagnosa meliputi.
1. Urinalisis  warna kotor, sedimen kecokelatan menunjukkan adanya darah,
Hb, dan mioglobulin. Berat jenis < 1,020 menunjukkan penyakit ginjal, pH
urine > 7,00 menunjukkan adanya ISK dan GGK. Osmolalitas < 350
mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal.
2. Pemeriksaan BUN dan kreatinin  terdapat peningkatan tetap BUN dan laju
peningkatannya bergantung pada tingkat katabolisme. Serum kreatinin
meningkat pada kerusakan glomerulus.
3. Pemeriksaan elektrolit  pasien yang mengalami penurunan GFR tidak
mampu mengekskresikan kalium. Katabolisme protein menghasilkan
pelepasan kalium seluler ke dalam cairan tubuh, menyebabkan hiperkalemia.
4. Pemeriksaan pH  pasien oliguri akut tidak dapat mengeliminasi muatan
metabolik seperti substansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolik
normal. Mekanisme buffer ginjal normal turun. Ditunjukkan dengan adanya
penurunan kandungan CO2 darah dan pH darah sehingga asidosis metabolik
progresif menyertai gagal ginjal.
5. Ultrasono ginjal  menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa,
kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
6. EKG  mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda-tanda perikarditis.

D. Penatalaksanaan Medis
Menurut Muttaqin (2012: 161), tujuan penatalaksanaan adalah menjaga
keseimbangan dan mencegah komplikasi meliputi :
1. Dialisis  dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut
yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis
memperbaiki abnormalitas biokimia; menyebabkan caiarn, protein dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas; menghilangkan kecendurungan
perdarahan; dan membantu penyembuhan luka.
2. Penanganan hiperkalemia  keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan
masalah utama pada gagal ginjal akut; hiperkalemia merupakan kondisi yang
paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Peningkatan kadar kalium dapat
dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren
sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema. Anjurkan
pasien diet rendah protein, tinggi karbohidrat.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan  penatalaksanaan keseimbanagan
cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral,
konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status
klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase
lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai
dasar untuk terapi penggantian cairan.

E. DAFTAR PUSTAKA
Baradero. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif 2012. Askep Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika.
NANDA Internasional. 2012-2014 . Diagnosa Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Robinson JM. 2013. Profesional Guide to Desease Tenth Edition. Philadelphia :
Lippincot William & Walkins

Banjarmasin, September 2017

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai