Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ARF (ACUT RENAL FAILURE)

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Preseptor Akademik:
Dessy Hadrianti, Ns., M.Kep

Oleh:

Nelly Andreani, S.Kep


2014901110093

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
1. Konsep penyakit Gagal Ginjal Akut (GGA)
1.1 Definisi/deskripsi
Gagal ginjal akut adalah keadaan penurunan fungsi ginjal secara
mendadak akibat kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi
tubulus dan glomerulus dengan manifestasi penurunan produksi urine
dan terjadi azotemia (peningkatan kadar nitrogen darah, peningkatan
creatinin serum, dan retensi metabolit yang harus diekskresikan oleh
ginjal) (Muttaqin, 2012).
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal tiba-tiba yang
ditentukan dengan peningkatan kadar BUN dan keatinin plasma.
Haluaran urine dapat kurang dari 40 ml per jam (oliguria), tetapi
kadang-kadang jumlahnya normal atau dapat meningkat (Baradero,
2008).
Gagal ginjal akut merupakan suatu gangguan fungsi ginjal mendadak
yang disebabkan oleh obstruksi, penurunan sirkulasi, atau penyakit
parenkim ginjal (Robinson, 2014).

1.2 Etiologi
1.2.1 Prarenal  masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus.
1.2.2 Renal  akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus
injal.
1.2.3 Pascarenal  terutama obstruksi aliran urine pada bagian distal
ginjal. Ciri unik pascal renal adalah terjadinya anuria, yang tidak
terjadi pada gagal renal atau pre-renal.

1.3 Tanda dan gejala


1.3.1 Periode awal  dengan awitan awal (kerusakan nefron) dan
diakhiri dengan terjadinya oliguria.
1.3.2 Periode oliguria  volume urine < 400 ml/24 jam disertai dengan
peningkatan konsentrasi urea, kreatinin, asam urat, kation
intraseluler-kalium dan magnesium. Jumlah urine minimal yang
diperlukan untuk membersihkan produk sampah normal tubuh
adalah 400 ml. Pada tahap ini gejala uremik untuk pertama
kalinya muncul dan kondisi hiperkalemia dapat terjadi.
1.3.3 Periode diuresis  pasien menunjukkan peningkatan jumlah
urine secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus.
Meskipun urine output mencapai kadar normal atau meningkat,
fungsi renal masih dianggap normal. Pasien harus dipantau
dengan adanya dehidrasi selama tahap ini.
1.3.4 Periode penyembuhan  merupakan tanda perbaikan fungsi
ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan. Nilai laboratorium
akan kembali normal.

1.4 Patofisiologi
Umumnya gagal ginjal akut terjadi disebabkan oleh penurunan dan
kerusakan nefron yang mengakibatkan fungsi ginjal yang progresif
menghilang. Total laju filtrasi glomerolus (GFR) dan klirens mengalami
penurunan sedangkan terjadi peningkatan pada Blood urea nitrogen dan
kreatin. Kemudian nefron yang masih ada menjadi hipertrofi karena 8
fungsinya untuk menyaring menjadi lebih banyak. Hal ini berakibat
pada ginjal, dimana ginjal kehilangan kemampuan dalam mengentalkan
urine. Ditahap ekskresi urine dikeluarkan dalam jumlah besar sehingga
pasien mengalami kehilangan cairan. Tubulus pada akhirnya akan
kehilangan kemampuan dalam menerima elektrolit dan urine yang
dibuang mengandung banyak sodium yang mengakibatkan terjadinya
poliuri (Bayhakki,2013) dalam (Khanmohamadi, 2014)

1.5 Pemeriksaan penunjang


Menurut Muttaqin (2012: 160), pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untuk memastikan diagnosa meliputi :
1.5.1 Urinalisis  warna kotor, sedimen kecokelatan menunjukkan
adanya darah, Hb, dan mioglobulin. Berat jenis < 1,020
menunjukkan penyakit ginjal, pH urine > 7,00 menunjukkan
adanya ISK dan GGK. Osmolalitas < 350 mOsm/kg
menunjukkan kerusakan ginjal.
1.5.2 Pemeriksaan BUN dan kreatinin  terdapat peningkatan tetap
BUN dan laju peningkatannya bergantung pada tingkat
katabolisme. Serum kreatinin meningkat pada kerusakan
glomerulus.
1.5.3 Pemeriksaan elektrolit  pasien yang mengalami penurunan
GFR tidak mampu mengekskresikan kalium. Katabolisme
protein menghasilkan pelepasan kalium seluler ke dalam cairan
tubuh, menyebabkan hiperkalemia.
1.5.4 Pemeriksaan pH  pasien oliguri akut tidak dapat
mengeliminasi muatan metabolik seperti substansi jenis asam
yang dibentuk oleh proses metabolik normal. Mekanisme buffer
ginjal normal turun. Ditunjukkan dengan adanya penurunan
kandungan CO2 darah dan pH darah sehingga asidosis metabolik
progresif menyertai gagal ginjal.
1.5.5 Ultrasono ginjal  menunjukkan ukuran kandung kemih, dan
adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian
atas.
1.5.6 EKG  mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan
elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda-
tanda perikarditis.

1.6 Komplikasi
Pada kasus yang datang terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan
lebih menonjol yaitu gejala kelebihan cairan berupa gagal jantung
kongestif, edema paru, perdarahan gastrointestinal berupa hematemesis,
kejang-kejang dan kesadaran menurun sampai koma.

1.7 Penatalaksanaan
Menurut Muttaqin (2012: 161), tujuan penatalaksanaan adalah menjaga
keseimbangan dan mencegah komplikasi meliputi :
1.7.1 Dialisis  dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal
ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan
kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia;
menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi
secara bebas; menghilangkan kecendurungan perdarahan; dan
membantu penyembuhan luka.
1.7.2 Penanganan hiperkalemia  keseimbangan cairan dan elektrolit
merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut; hiperkalemia
merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan
ini. Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan
pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat
[kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema. Anjurkan
pasien diet rendah protein, tinggi karbohidrat.
1.7.3 Mempertahankan keseimbangan cairan  penatalaksanaan
keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian,
pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum,
cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien.
Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase
lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan
digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian cairan.
1.8 Pathway

Pra Renal Renal Pascarenal

Gagal

Ekskres i kalium
menurun
Penurunan produksi Peningkatan
Reten urine metabolisme pada GE
caira
si
n

Oedema paru Ketidak seimbangan


dan asidosis elektrolit Nafas bau amoniak
metabolik

Kelebihan
volume Anoreksia/mual
Pola napas
cairan Hiperkalemi
tidak efektif

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Gangguan
kebutuhan tubuh
konduksi
Kerusakan
jantung
implus saraf
2. Rencana asuhan klien dengan gangguan CKD / GGK
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
2.1.1.1 Keluhan utama
2.1.1.2 Riwayat penyakit sekarang
2.1.1.3 Riwayat penyakit sebelumnya
2.1.1.4 Riwayat penyakit keluarga (genogram jika ada)
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus
2.1.2.1 Pola Nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena
pasien mual dan muntah pasien hanya mampu
menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang
disediakan dan pasien minum 2 gelas / hari.
2.1.2.2 Pola Istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang
dan hanya tidur 4-5 jam/hari.
2.1.2.3 Pola Eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan
konsistensi padat dan untuk BAK dengan urine
warna kuning pekat agak kental.
2.1.2.4 Pola Aktifitas
Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga
karena pasien lemah
2.1.2.5 Personal Hygine
Biasanya personal hygene pasien dibantu
keluarga karena k/u pasien lemah.
2.1.2.6 Riwayat Psikologis
Menanyakan pada pasien apakah ia merasa
cemas dan berharap cepat sembuh.
2.1.2.7 Riwayat Sosial
Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan
keluarga dan keluarga pasien lainnya.
2.1.2.8 Riwayat Spiritual
Menanyakan padapasien apakah pasien berdoa
untuk kesembuhan penyakitnya dan mau
berobat kerumah sakit.
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
2.1.3.1 Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena
beratnya gagal ginjal.
2.1.3.2 Klirens kreatinin menunjukkan penyakti
ginjal tahap akhir bila berkurang s/d 90%.
2.1.3.3 Elektrolik serum menunjukkan peningkatan
kalium, fasfor, kalsium, magnesium dan
produk fasfor- kalsium dengan natrium serum
rendah.

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa 1 : Kelebihan Volume Cairan (00026)
1. Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di
harapkan kelebihan volume cairan berkurang dengan kriteria hasil:
- Pengeluaran urine normal (600- 1200cc/24 jam)
- Tidak adanya edema pada kaki
- Tekanan darah normal (90/70- 120/80 mmHg)
- Nadi normal (60- 100x/menit)

2. Intervensi keperawatan dan rasional


- Monitor tanda-tanda vital pasien : untuk mengetahui jika ada
peningkatan tanda-tanda vital
- Monitor indikasi retensi : untuk mengetahui jika terjadi edema
- Kaji luas dan lokasi edema : mengetahui apakah edema
bertambah
- Monitor tanda dan gejala edema : agar dapat ditangani dengan
cepat

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


(00002)
1. Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di
harapkan kebutuhan nutrisi teratasi dengan kriteria hasil :
- Intake makanan dan cairan
- Energy
- Berat badan
Data subjekti : klien mengatakan nafsu makan meingkat
Data objektif : tidak terjadi mual dan muntah, turgor kulit baik

2. Intervensi keperawatan dan rasional


- Kaji kebutuhan nutrisi pasien : sebagai informasi dasar untuk
perencanaan awal dan palidasi data
- Atur posisi semi fowler selama pemberian nutrisi : menghindari
terjadinya muntah
- Tingkatkan intake pemberian nutrisi dan sajikan dalam kondisi
hangat : untuk meningkatkan intake dan menghindari mual
- Tingkatkan intake nutrisi, sedikit tapi sering : meningkatkan
intake makanan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetic :
menurunkan mual/muntah yang dapat meningkatkan tekanan /
nyeri intra abdomen
- Kalaborasi dengan ahli gizi dalam diet : agar dapat memberikan
nutrisi yang tepat pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif 2012. Askep Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika.
NANDA Internasional. 2012-2014 . Diagnosa Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Robinson JM. 2013. Profesional Guide to Desease Tenth Edition. Philadelphia
: Lippincot William & Walkins

Banjarmasin, 09 November 2021

Ners Muda

(Nelly Andreani, S.Kep)

Preseptor Akademik

(Dessy Hadrianti, Ns., M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai