Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN

MEDIKAL
BEDAH
GAGAL GINJAL
AKUT
KELOMPOK 1
Alya Ulayya Oktavia 191090
Riky Noviyardi 191121
Anggira Nelwanda 191091
Santiara Ulfanati 191123
Deva Anggraeni 191097
Septi Yulandari 191124
Dita Apriani 191101
Siti Handayani 191125
Intan Dewi Lestari 191106
Siti Zulaeha 191126
Luluk Rahmawati 191110
Sufi Maulana 191127
Siti Maimunah Waroh 191116
Adimah Fajarsari 191132
Nur Syiah Dewi Juni 191117
 
Gagal ginjal akut ( GGA ) adalah suatu keadaan fisiologik
dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba-tiba
glomerular filtration rate (GFR) dan perubahan
kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan
eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh.
Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau
patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan
fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia.

DEFINISI
----- ETIOLOGI -----
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut MENURUT Muttaqin,arif.2011

1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)


Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus

2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)


Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus
ginjal

3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)


Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal
KLASIFIKASI
Tabel 1
Klasifikasi gagal ginjal akut dari KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury (2012).

Stadium Kreatinin Serum Atau LFG Keluaran Urin


Risk Kreatinin 1-5 kali nilai dasar, atau >25% penurunan < o.5 mL/kgBB/jam selama 6 jam
LFG

Injury Kreatinin 2.0 kali nilai dasar, atau > 50% penurunan < 0.5 ml/kgBB/jam selama 12 jam
LFG

Failure Kreatinin 3.0 kali nilai dasar, atau . >75% penurunan < 0.3 ml/kgBB/jam selama 24 jam,
LFG, atau kreatinin > 4.0 mg/dL dengan peningkatan atau anuria selama 12 jam
akut 0.5 mg/dL

LOSS Kehilangan Fungsi ginjal selam > 4 minggu


ESKD End stage kidney disease (penyakit ginjal tahap akhir) selama > 3 bulan
LFG : Laju filtrasi glomerulus ; ESKD : end stage kidney disease
Tabel 2
Klasifikasi besar untuk gagal ginjal akut, yaitu kriteria RIFLE dan kriteria KDIGO.

Stadium Kreatinin Serum Keluaran Urin

1 1.5 – 1.9 kali nilai dasar, atau peningkatan > 0.3 mg/dL < 0.5 ml/kgBB/jam selama 6-12
jam

2 2.0 – 2. 9 kali nilai dasar < 0.5 ml/kgBB/jam selama > 12


jam

3 3.0 kali nilai dasar, atau peningkatan kreatinin serum > < 0.3 ml/kgBB/jam selama > 24
4.0 mg/dL atau Permulaan dimulai terapi pengganti jam atau anuria selama > 12 jam
ginjal, atau Pada pasien < 18 tahun, penurunan LFG <
35 mL/menit per 173 m2

LFG : Laju Filtrasi Glomerulus


PATOFISIOLOGI

Ketika terjadi gangguan perfusi oksigen dan nutrisi dari nefron baik karena pasokan yang menurun
maupun permintaan yang meningkat. Patofisiologi dari gagal ginjal akut dibedakan berdasarkan
etiologinya.

Prerenal, Hipoperfusi ke ginjal yang menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), seperti
pada hipovolemia, gangguan fungsi jantung, vasodilatasi sistemik dan peningkatan resistensi vascular

Renal, Gangguan terjadi dalam ginjal seperti tubulus, glomerulus, interstisial dan pembuluh darah
intrarenal

Pasca Renal, Adanya obstruksi pada traktus urinarius dimulai dari tubulus ginjal hingga uretra
dimana terjadi peningkatan tekanan intratubular.
MANIFESTASI KLINIS . . .
Anemia
Perubahan haluaran urine

Letargi
Peningkatan BUN, creatinin

Kelebihan volume cairan Mual persisten, muntah dan diare

Hiperkalemia Nafas berbau urine

Serum calsium menurun,


phospat meningkat Manifestasi sistem syaraf pusat
mencakup rasa lemah, sakit
Asidosis metabolik kepala, kedutan otot dan kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein.
 Arteriogram ginjal
 Biopsi ginjal
 Darah : BUN/kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium serum,
Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
 KUB Foto : Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya obstruksi
 Pielografi retrograde
 Sistouretrogram berkemih
 Ultrasono ginjal
 Endoskopi ginjal nefroskopi
 EKG
PENATALAKSANAAN
Kelainan praginjal. Dilakukan klinis meliputi faktor
pencetus keseimbangan cairan, dan status dehidrasi. Memberikan nutrisi yang cukup.

Kelainan pasca ginjal. Dilakukan pengkajian klinis


Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama
meliputi apakah kandung kemih penuh, ada
ditujukan terhadap infeksi saluran napas dan
pembesaran prostat, gangguan miksi atau nyeri
nosokomial.
pinggang

Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis,


Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran
urinalinasi, mikroskopik urin, dan pertimbangkan
cerna. Feses diperiksa untuk adanya perdarahan dan
kemungkinan biopsi ginjal, arteriografi, atau tes
dapat dilakukan endoskopi
lainnya.

Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak


Mencapai & mempertahankan keseimbangan
ditunda sampai ureum tinggi, hiperkalemia, atau
natrium dan air
terjadi kelebihan cairan
KOMPLIKA
SI
1.Jantung:edema
paru, aritmia, efusi
2. Gangguan
elektrolit :
hyperkalemia,
3. Neurlogi : iritabilitas
neuromuskuler, flap,
tremor, koma,
pericardium
hiponatremia, gangguan kesadaran,
asidosis kejang

4. Gastrointestinal : nausea,
muntah, gastritis, ulkus, 6. Infeksi :
peptikum, perdarahaan 5. Hematologi : pneumonia,
gastrointestinal anemia, septikemis,
diathesis infeksi
hemoragik nosocomial.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1.

NAMA/INISIAL

4. 2.

SUKU UMUR
BANGSA 3.

JENIS
KELAMIN
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien dengan diagnose gagal ginjal akut sering terasa sesak, mual muntah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemah, kencing terasa sesak, mual dan muntah
dan penambahan BB, nyeri tekan pada abdomen, anoreksia dan lemah.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakan pasien apakah pernah merasakan penyakit gagal ginjal akut
sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga pasien pernah mengalami penyakit
yang sama dengan penyakit yang dialami pasien
3. POLA KEBIASAAN SEHARI –
HARI
a. Pola Nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan muntah pasien hanya mampu menghabiskan 3
sendok makan dari porsi yang disediakan dan pasien minum 2 gelas / hari.
b. Pola Istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5 jam/hari.
c. Pola Eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk BAK dengan urine warna kuning pekat
agak kental.
d. Pola Aktifitas
Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga karena pasien lemah
e. Personal Hygine
Biasanya personal hygene pasien dibantu keluarga karena k/u pasien lemah.
4. RIWAYAT PSIKOLOGIS
Menanyakan pada pasien apakah ia merasa cemas dan berharap
cepat sembuh.

5. RIWAYAT SOSIAL
Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan keluarga dan
keluarga pasien lainnya.

6. RIWAYAT SPIRITUAL
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya dan mau berobat kerumah sakit
Diagnosa
Hipervolemia bd gangguan mekanisme regulasi
INTERVENSI
Manajemen Hipovolemia :
 Periksa tanda dan gejala hipervolemia  Timbang berat badan setiap hari
Mis. Ortopnea, dispnea pada waktu yang sama
 Identifikasi penyebab hipervolemia  Batasi asupan cairan dan garam
 Monitor status hemodinamik Mis. Ajarkan cara mengukur dan
Fekuensi jantung, tekanan darah mencatat asupan dan haluan cairan
 Monitor intake dan output cairan  Ajarkan acar membatasi cairan
 Monitor kecepatan infus secara ketat  Kolaborasi pemberian diuretic
 Monitor efek samping diuretik
LUARAN
Keseimbangan Cairan Meningkat dengan kriteria hasil :
 Asupan cairan meningkat  Tekanan darah membaik
 Output urin meningkat  Frekuensi nadi membaik
 Membran mukosa lembab meningkat  Kekuatan nadi membaik
 Asupan makanan meningkat  Tekanan arteri rata-rata membaik 
 Edema menurun  Mata cekung membaik
 Dehidrasi menurun  Turgor kulit membaik
 Asites menurun  Berat badan membaik
 Konfusi menurun
TERIMA KASIH
Tetap semangat
!!!!

Anda mungkin juga menyukai