Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK

DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

RSD GUNUNG JATI CIREBON

Di Susun Oleh :
ADINDA NURHALIZA ( JNR0220002 )

PROGRAM PROFESI NERS NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022
A. Definisi
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan
irreversible. Gangguan fungsi ginjal merupakan penurunan laju filtrasi glomerulus
(glomerolus filtration rate/GFR) yang dapat digolongkan ringan dan berat.
Gagal ginjal kronik adalah satu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal
yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut.
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia berupa retensi urea dan sampah lain dalam darah (Brunner &
Suddarth.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronik
adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan sehingga tidak mampu lagi
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan
penumpukan urea dan sampah metabolisme lainnya serta ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
B. Etiologi
Gagal ginjal pra-renal terjadi akibat penurunan volume plasma yang berakibat penurunan
curah jantung dan perfusi gagal pra-renal dapat terjadi karena hipovolemia (misalnya
dehidrasi, hemorasi) atau insufisiensi sirkulasi (misalnya syok, gagal jantung kongestif,
aritmia, hipotensi, berkepanjangan) iskemia renal sering menyebabkan nekrosis tubular akut,
kecepatan volume cairan yang hilang menentukan derajat gagal sirkulasi.
Gagal ginjal akut karena penyebab renal terjadi akibat perubahan parenkim ginjal yang
merusak nefron penyebab faktor-faktor penyebabnya macam-macam glomerulonefritis
poliferasi sel-sel glomerular. Nekrosis kapiler glomerular atau esksudasi leukosit kedalam
glomerulurs. Penyakit vascular ginjal terjadi akibat kelainan yang dapat berakibat
penyempitan arteri, penebalan arterior aferen, atau radang dan nekrosis dinding arteri
nekrosis akut menunjukkan kerusakan akut pada epitel tubulus ginjal.
Sedangkan penyebab pasca renal mencakup obstruksi saluran kemih akibat obstruksi
uretra, batu, hipertropi, prostat dan tumor. Cirri unik ginjal pascal renal adalah terjadinya
anuria, yang tidak terjadi pada gagal renal atau pre-renal.
C. Manifestasi
a. Pasien tampak sangat menderita dan mual muntah, diare
b. Kulit dan membaran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin berbau urine
(fetouremik)
c. Manifestasi system saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang)
d. Perubahan pengeluaran produksi urine sedikit, dapat mengandung darah
e. Anoreksia (disebabkan oleh akumulasi produk sisa nitrogen)
f. Sakit dan nyeri pada tulang dan sendi (karena kehilangan kalsium dari tulang)
g. Kelelahan (akibat anemia)
h. Hipertensi, peningkatan BB dan edema (M. Nurs Salam 2006)
D. Patway
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena beratnya gagal ginjal
b. Klirens kreatinin menunjukkan penyakti ginjal tahap akhir bila berkurang s/d 90%
c. Elektrolik serum menunjukkan peningkatan kalium, fasfor, kalsium, magnesium dan
produk fasfor- kalsium dengan natrium serum rendah
d. Gas Darah arter (GDA) menunjukkan asidosis metabolic (nilai PH, kaderbikarbonat dan
kelebihan basa dibawah rentang normal).
e. HB dan hematokrit dibawah rentang normal
f. Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal
g. Kadar alkalin fosfat mungkin tinggi bila metabolism tulang dipengaruhi
F. Penatalaksanaan Medik
Menurut Mansjoer, penatalaksanaan medis pada gagal ginjal kronik adalah :
a. Tentukan dan tatalaksana penyebab
b. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan dan cairan dan garam, pada beberapa
pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretin loop (bumetarid, asam
etokrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan pengawasan dilakukan
melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan/masukan melebihi
keluaran sekitar 500 ml.
c. Diit tinggi kalori dan rendah protein (20-40 g/hari) menghilangkan gejala anoreksia
dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala.
Hindari masukan dan berlebihan dari kalium dan garam.
d. Kontrol Hipertensi.
Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan
di atur sendiri tanpa tergantung tekanan darah. Sering diperlukan diuretik koop, selain
obat anti hipertensi.
e. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
Yang sering ditemukan adalah hiperglikemia dan asidosis berat hindari kalium
yang besar (batasi hingga 60 mmol/hari), diuretik hemat kalium, obat-obatan yang
berhubungan dengan ekskresi kalium (misalnya menghambat ACE dan obat anti
inflasi nonsteroid). Asidosis berat atau kekurangan garam yang menyebabkan
pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam kaniresis. Deteksi melalui kalium plasma
EKG. Gejala-gejala asidosis baru jelas bila bikarbonat plasma kurang dari 15
mmol/liter.
f. Mencegah dan tatalaksana tulang ginjal
Hiperpospatemia dikontrol oleh obat yang mengikat posfat seperti alumunium
hidroks (330-800 mg) atau kalsium karbonat (500-3000 mg) pada setiap makan.
g. Deteksi dini dan terapi infeksi
Pasien uremia harus di terapi sebagai pasien imunosupresif dan di terapi lebih
ketat.
h. Modifikasi terapi obat dan fungsi ginjal
Banyak obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya misalnya digoksin
aminogikosid, analgetik opiat, amfoteris dan alopurinol.
i. Deteksi dan terapi komplikasi
Awasi dengan ketat kemungkinan enselopati uremia, perikarditis neunpari
perifer, hiperkolemia yang meningkat kelebihan cairan infeksi yang mengancam jiwa,
kegagalan untuk bertahan sehingga diperlukan dialisis.
j. Persiapan dialisis dan program transplantasi
Segera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik diabetes. Indikasi dilakukan
dialisa biasanya adalah gagal ginjal dengan gejala klinis yang jelas mesti telah
dilakukan terapi konservatif atau terjadi komplikasi.
G. Asuhan Keperawtan
a. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a) Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, No CM,
diagnose keperawatan
b) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya pasien dengan diagnose GGA kenicng terasa sesak, mual, muntah.
2) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemah, kencing terasa sesak, mual dan
muntah dan penambahan BB, nyeri tekan pada abdomen, anoreksia dan lemah
3) Riwayat penyakit yang lalu
Menanyakan pasien apakah pernah merasakan penyakit GGA sebelumnya
4) Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga pasien pernah mengalami penyakit
yang sama dengan penyakit yang dialami pasien
c) Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan muntah pasien
hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang disediakan dan
pasien minum 2 gelas / hari
2) Pola istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5 jam/hari
3) Pola eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk BAK dengan
urine warna kuning pekat agak kental
4) Personal aktivitas
Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga karena pasien lemah
5) Personal hygene
Biasanya personal hygene pasien dibantu keluarga karena k/u pasien lemah
d) Riwayat psikologis
Menanyakan pada pasien apakah ia merasa cemas dan berharap cepat sembuh.
e) Riwayata sosial
Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan keluarga dan keluarga pasien
lainnya.
f) Riwayat spiritual
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk kesembuhan penyakitnya dan
mau berobat kerumah sakit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Keadaan umum :
Kesadaran :
Tekanan darah :
Repirasi :
Nadi :
Suhu :
b. Inspeksi
o Endema pada kedua tungkai
o Pasien terlihat lemah dan tebaring ditempat tidur
c. Palpasi
o Nyeri tekan pad abdomen bagian bawah
d. Perkusi
o Perut kembung
e. Auskultasi
o Peristaltik usus terdengar sedikit lemah
o Bunyi nafas
b. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Biasanya pasien mengeluh Kerusakan fungsi Kelebihan
pengeluaran urin yang sedikit ginjal volume cairan
tapi sering
DO : Adanya edema, TD lebih
besar dari 140/90 mmHg,
nadi kuat, natrium serum
dibawah rentang normal.
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Kelebihan volume cairan Terpenuhnya kebutuhan 1. Pantau kreatinin dan
BHD kerusakan fungsi cairan BUN serum konsul
ginjal yang ditandai KH dengan dokter
dengan : - Pengeluaran urine  Kalium serum diatas
DO : Biasanya pasien normal 5,5 m Egll
mengeluh pengeluaran - Tidak ada edema  Edema pulmoner
urine yang sedikit tapi - TD normal (nadi kuat cepat)
sering - Nadi normal  Perubhan pada status
DS : Adanya edema, TD Natrium serum dalam mental dengan
lebh besar dari 140 / 90 rentang normal peningkatan BUN dan
mmHg nadi kuat, natrium kreatinin serum
serum dibawah rentang  Siapkan pasien untuk
normal. dialiasa sesuai
program
2. Rujuk pasien ke ahli diet
untuk penyuluhan diet
dan bantuan dalam
merencanakan makanan
untuk kebutuhan
modifikasi dalam
protein, kalium, fosfor,
natrium dan kalori
3. Jangan memberi obat-
obatan sampai setelah
dialisa. Bila TD tetap
dibawah 90/140 mmHg
lanjutkan untuk tidak
memberikan anti
hispertensi dan sampai
TD dalam rentang
normal
Daftar Pustaka
Egran, Barbara, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I, Buku Kedokteran,
EGC

J Reever Charlene, dkk, 2001, keperawatan medical medaj, salemka medika

Nursalam, Dr. Nurs M . 2006 Asuhan Keperawatan pad pasien dengan gangguna sistem
perkemihan, salemka medika

Tambayong, jan, 2000, Patofisiologi Untuk Keperawatan, Buku Kedokteran, EGC

Anda mungkin juga menyukai