Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH : KMB II

RESUME DAN STUDI KASUS GAGAL GINJAL AKUT


(GGA)

Dosen Pembimbing : Ns. Sodiq Kamal, S.kep. M,Kep


Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah KMB II

Disusun Oleh:
Ida Fariza 17.0603.0003
Ahmad Taufiq Karim 17.0603.0023
Avinda Yunita S 17.0603.0091

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
GAGAL GINJAL AKUT (GGA)
A. GAGAL GINJAL AKUT
Gagal ginjal akut adalah kegagalan suatu organ ganda yang dapat
memberikan perubahan dengan cepat terhadap keseimbangan air, elektrolit,
homeostasis asam basa. (Imai Indra, 2013)
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible (Rahardjo et al., 2006).
Gangguan ginjal akut merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
adanya peningkatan kadar kreatinin dan produk hasil nitrogen dalam darah
yang bersifat reversibel dan juga ketidakmampuan ginjal untuk mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi
mengsekresi produk-produk limbah metabolism. Biasanya karena hiperfusi
ginjal sindrom ini bias berakibat azetomia (urenia), yaitu akumulasi produk
limbah nitrogen dalam darah dan aliguria dimana haluaran urine kurang dari
400 ml/24jam. (Tambayong, jan 2000)
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinis yang
ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya hanya
dalam beberapa hari) yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat.
Laju fitrasi glomerolus yang menurun dengan cepat menyebabkan kadar
kreatinin serum meningkat sebanyak 0,5% mg/dl/hari dan at kadar nitrogen
urea darah sebanyak 10% mg/dl/hari dalam beberapa hari. ARF (Acute
Renal Failure) biasanya disertai oleh oliguria (keluaran urine <400 ml/hari).
(Wilson, 2012)

B. ETIOLOGI
Gangguan ginjal akut dulunya dibagi berdasarkan lokasi cedera
yang berhubungan dengan ginjal. Penyakit yang berkaitan dengan gangguan
perfusi, pengiriman oksigen ke ginjal termasuk dalam praranal dan intrinsic
renal, sedangkan pasca renal ditunjukkan pada gangguan aliran urin dari
ginjal.
Cedera prarenal terjadi ketika aliran darah ke ginjal menurun akibat
kontraksi volume intravascular atau menurunnya volume darah efektif.
Cedera prarenal yang berkelanjutan dapat menyebabkan GGA intrinsic
akibat nekrosis tubular akut hipoksik-iskemik.
Hipoperfusi akibat kontraksi volume terjadi akibat perdarahan,
dehidrasi karena kehilangan melalui gastrointestinal, salt-wasting renal atau
penyakit adrenal, diabetes insipidus sentral atau nefrogenik, meningkatnya
insensible losses, seperti pada luka bakar dan pada penyakit seperti sepsis,
sindroma nefrotik, trauma jaringan, capillary leak syndrome. Sedangkan
menurunnya volume darah efektif terjadi ketika volume darah normal atau
meningkat, tetapi perfusi ginjal menurun akibat penyakit seperti gagal
jantung kongestif, tamponade jantung, dan sindroma hepatorenal.
Perbaikan dari gangguan yang mendasari akan mengembalikan
fungsi ginjal menjadi normal. Gangguan ginjal akibat hipoksik-iskemik
pada penyakit ginjal intrinsic ditandai dengan vasaokontriksi awal diikuti
dengan nikrosis tubular.
Penelitian terbaru menduga vaskulator pada ginjalmempunyai peran
dalam terjadinya cedera akut dan juga kronik, dan endotel diidentifikasikan
sebagai target cedera. (Andreoli SP, 2009)
Ada 3 penyebab gagal ginjal akut :
a. Gagal ginjal prarenal terjadi akibat penurunan volume plasma yang
berakibat penurunan curah jantung dan perfusi gagal pra-renal dapat
terjadi karena hypovolemia (misalnya dehidrasi, hemoresi) atau
insufisiensi sirkulasi (misalnya syok, gagal jantung, kongestif, aritmia,
hipotensi, berkepanjangan) iskemia renal sering menyebabkan nekrosis
tubular akut, kecepatan volume cairan yang hilang menentukan derajat
gagal sirkulasi.
b. Gagal ginjal akut karena penyebab renal terjadi akibat perubahan
parenkin ginjal yang merusak nefron penyebab factor-faktor
penyebabnya macam-macam glomerulonephritis poliferasi sel-sel
glomerular. Nekrosis kapiler glomerular atau eksudasi leukosit ke dalam
glomerulus. Penyakit vascular ginjal terjaadi akibat kelainan yang dapat
berakibat penyempitan arteri, penebalan arterior aferen, atau radang dan
nekrosis dinding arteri akut menunjukan kerusakan akut pada apitel
tubulus ginjal.
c. Sedangkan penyebab pasca renal mencakup obstruksi saluran kemih
akibat obstruksi uretra, batu, hipertropi, prostat dan tumor. Ciri unik
ginjal pascal renal adalah terjadinya anuria, yang tidak terjadi pada gagal
renal atau pre-renal. (Tambayong jan, 2000)

C. MANIFESTASI KLINIS
Gagal ginjal akut merupakan sakit yang kritis. Tanda-tanda yang dini
meliputi oliguria, azotemia, dan kadang-kadang anuria. Ketidakseimbangan
elektrolit, osidosis metabolic, dan beberapa akibat berat lainnya akan terjadi
ketika keadaan urenia yang dialami psien bertambah berat dan disfungsi
renal mengganggu system tubuh yang lain.
a. Gastrointestinal : anoreksia, mual, muntah, diare atau konstipasi,
stomatitis, perdarahan, hematemesis, membrane mukosa yang kering,
pernapasan uremik.
b. System syaraf pusat : sakit kepala, mengantuk, iritabilitass,
kebingungan, neuropati perifer, serangan kejang atau bangkitan, koma.
c. Kulit : kering, pruritus, pucat, purpura, dan kadang-kadang uremic frost.
d. Kardiovaskuler : pada awal penyakit hipotensi kemudian terjadi
hipertensi, aritmia, kelebihan muatan cairan, gagal jantung, edema
sistemik, anemia, perubahan mekanisme pembekuan darah.
e. Pernapasan : edema paru, pernapasan kussmaul.
(Kowalak, Jennifer P, 2011)
D. PATHWAY

E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut dilakukan secara
komprehensif baik dari disiplin medis, nurse practitionist, nutritionist, dan
lain sebagainya. Berikut adalah manajemen penatalaksanaan pada klien
gagal jantung akut. (Judith, 2002)
a. Penatalaksanaan umum
Secara umum yang harus dilakukan pada klien gagal ginjal akut adalah
memberlakukan dan mengawasi secara ketat diet tinggi kalori dan
rendah protein, natrium, kalium dengan pemberian suplemen
tambahan. Jumlah kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan
berat badan. Dan yang paling penting adalah membatasi asupan cairan.
Untuk mengontrol kadar elektrolit yang tidak seimbang dalam tubuh,
maka perlu tindakan dialysis (hemodialysis atau peritoneal dialysis).
b. Penatalaksanaan medis
Penggunaan terapi medis pada gagal ginjal akut utamanya
diperuntukkan untuk menjaga volume cairan dalam tubuh sesuai
dengan kompensasi ginjal dan menjaga kondisi asam basa darah.
Terapi medis yang digunakan :
1. Furosemide
Pemberian 20 sampai 100 mg per IV awtiap 6 (enam) jam akan
menjaga stabilitas volume cairan dalam tubuh.
2. Kalsium glukonat
Pemberian 10 ml/ 10% dalam cairan solute infus (IV) akan
membantu menjaga kadar kalium.
3. Natrium polystyrenenatrium b
15 r dalam dosis 4 kali sehari dicampur dalam 100 ml dari
20% sorbitol. 30 sampai 50 gr dalam 50 ml 70% sorbitol dan 150
ml dalam air akan menjaga kadar kalium
4. Natrium bikarbonat
Pemberian ini akan mengatasi kondisi asidosis metabolic.
c. Observasi ketat
Hasil pemeriksaan laboratorium (BUN, kreatinin dan kadar kalium)
harus dimonitoring secara ketat. Hal ini sangat bermakna dalam
mempertahankan hidup klien.
d. Terapi edukatif
Sebagai perawat hal yang paling penting adalah memberikan
Pendidikan kesehatan pada klien untuk mengikuti petunjuk diet yang
telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/230547592/Lp-Gagal-Ginjal-Akut
Putri Amalia, Munar Lubis, Yunnie Trisnawati. 2014. Gangguan Ginjal Akut pada
keadaan kritis. Sumatera: Majalah Kedokteran Nusantara.
https://www.academia.edu/36267603/Gagal_Ginjal_Akut
STUDI KASUS GAGAL GINJAL AKUT
KASUS
Tn. S umur 50 tahun datang ke Rumah Sakit X dengan sakit pinggang dan
mengeluh susah buang air kecil dan jarang. Klien dalam keadaan lemah Td:
120/80 mmhg, N: 80x/manit, RR: 20x/menit, BB: 68kg, terjadi pembengkakan
pada kaki kanan dan kiri.

ANALISA DATA
a. Data Objektif
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Tekanan darah : 120/80mmhg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Berat badan : 68kg
BAK : 50cc/ hari
Keadaan umum :
- Klien tampak lemah
- Terdapat edema di kaki kanan dan kiri
b. Data Subjektif\
- Klien mengatakan nyeri pada pinggang.
- Klien mengatakan susah buang air kecil.
- Pasien mengatakan tubuh terasa lemas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gagal ginjal akut berhubungan dengan kelebihan volume cairan.

INTERVENSI
1. Monitor intake dan output.
2. Monitor berat badan.
3. Monitor tekanan darah.
4. Periksa turgor kulit
5. Tentukan jumlah dan jenis intake cairan serta kebiasaan eliminasi
6. Catat dengan akurat asupan dan pengeluaran.
7. Ajarkan klien dalam memilih makanan maupun minuman yang
mendukung kesehatan.
8. Kolaborasikan dengan dokter untuk terapi hemodialisa.

Anda mungkin juga menyukai