Disusun Oleh:
Fahma fauzia
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme
serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam
darah (Muttaqin dan Sari, 2011).
Gagal ginjal kronis merupakan penyakit yang menahun dan bersifat progresif, dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme atau keseimbangan cairan
dan elektrolit, menyebabkan uremia. Gagal ginjal kronis terjadi apabila Laju Filtrasi
Glomeruler (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama tiga bulan atau lebih.
Berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan kerusakan serta penurunan fungsi ginjal
dapat berasal dari genetik, perilaku, lingkungan maupun proses degenerative
(Pongsibidang, 2016).
B. Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya gagal ginjal kronik yaitu (Kowalak,
dkk,2011):
a. Glomerulonefritis
b. Infeksi kronis (seperti: pielonefritis kronis dan tuberkulosis)
c. Penyakit polikistik ginjal
d. Penyakit vaskuler (hipertensi)
e. Obstruksi renal (batu ginjal)
f. Penyakit kolagen (lupus eritematosis)
g. Penyakit endokrin (nefropati diabetik)
h. Preparat nefrotoksik ( terapi aminoglikosid yang lama)
Selain itu penyebab gagal ginjal juga dipengaruhi oleh faktor gaya hidup yaitu
merokok, mengkonsumsi minuman suplemen berenergi, mengkonsumsi kopi
(Prandari, 2013).
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut (Suyono,2008) adalah sebagai
berikut;
a. Gangguan kardiovaskuler : Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas akibat dari
perikarditis, efusi perikardiak dan gagal jantung akibat penimbunan cairan,
gangguan irama jantung dan edema
b. Gangguan pulmoner : Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan
riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal : Anoreksia, nausea, fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus,perdarahan pada saluran gastrointestinal,ulserasi
dan perdarahan mulut, nafas bau amoniak
d. Gangguan musculoskeletal : Resiles leg syndrom (pegal pada kaki), burning feet
syndro(rasa kesemutan dan terbakar pada telapak kaki,tremor, miopati
e. Gangguan integument : Kulit berwarna pucat akibat anemia, dan kekuning-
kuningan, gatal- gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrin : Gangguan seksual, libido, fertilitasdan ereksi menurun,
gangguan menstruasi dan aminore
g. Gangguan elektrolitdan keseimbangan asam basa : Biasanya retensi garam dan air,
tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis dan hiperkalemia
h. Sistem hematologic : Anemia yang disebabkan berkurangnya produksi eritropoetin,
dapat juga terjadi gangguan trombosis dan trombositopenia
D. Klasifikasi
Menurut Syamsiah (2011) , ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien
Gagagl Ginjal Kronik, antara lain :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Penilaian pasien dengan GGK yang sudah mengalami gangguan yang serius dapat
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Seperti kadar serum sodium/natrium atau
kalium. pH, kadar serum fosfor, kadar Hb , Hematokrit ,kadar urea nitrogen dalam
darah, dan serum kreatinin.
Pada stadium dua, analisa urin dapat dijadikan untuk data penunjang dan sebagai
indicator untuk melihat kelainan dari fungsi ginjal, batas kreatinin. Analisa urin
dapat dilakukan pada stadium gagal ginjal yang dijumpai produksi urin yang tidak
normal. Pada penderita gagal ginjal yang pregresif dapat terjadi output urin yang
kurang dan frekuensi urin yang menurun, monitor dari kadar BUN dan kadar
kreatinin sangat penting bagi penderita gagal ginjal kronik. Urea nitrogen adalah
produk akhir dari metabolisme protein serta urea yang harus dikeluarkan oleh ginjal.
2. Pemeriksaan Radiologi
Ada beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal
kronik, antara lain :
1. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakologi
Pemberian obat-obatan dilakukan untuk mengendalikan penyakit penyebab gagal
ginjal kronis dan gangguan yang muncul akibat kerusakan ginjal. Jenis obat yang
diberikan antara lain:
- Obat hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal lebih parah dan
mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Obat yang dapat diberikan untuk
mencegah ini adalah ACE inhibitor atau ARB.
- Obat diuretik
Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian tubuh. Contoh
obat ini adalah furosemide.
- Obat kortikosteroid
Obat ini diberikan pada penderita GGK akibat glomerulonefritis atau penyakit
lain yang menyebabkan peradangan pada ginjal.
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
(Continues Ambulatori Peritonial Dialysis)
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke
jantung)
c) Operasi
- Pengambilan batu
- Transplantasi ginjal
H. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan menurut Effendy (Dermawan, 2012).
a. Identitas Diri
Biasanya badan terasa lemah, mual, muntah, dan terdapat edema. Hal yang
perlu dikaji pada penderita gagal ginjal kronis adalah tanda atau gejala
seperti pucat, hiperpigmentasi, hipertensi, kardiomegali, edema, nefropati
perifer, mengantuk, bau nafas uremik. Dilihat dari penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG) tanda dan gejala yang timbul yaitu laju filtrasi
glomerulus 60%, pasien masih belum merasakan keluhan, namun sudah
terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin. Kemudian pada LFG sebesar
30%, pasien mulai mengalami nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan
kurang dan penurunan berat badan (Suwirta,2009).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan lain yang menyerta biasanya : gangguan pernapasan, anemia,
hiperkalemia, anoreksia, turgor pada kulit jelek, gatal-gatal pada kulit,
asidosis metabolik.
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah
jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik, dan prostattektomi. Kaji adanya
riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang
berulang, penyakit diabetes militus, dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk mengkaji
mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat
alergi terhadap jenis obat.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keadaan umum klien biasanya lemah dan terlihat sakit berat, tingkat kesadaran
menurun. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan pola pernafasan
meningkat, tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.
2. Sistem Pernafasan (Braething) B1
Klien bernafas dengan bau urine sering didapat pada fase ini. Pola nafas cepat dan
dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbondioksida yang
menumpuk di sirkulasi.
Didapat tanda dan gejala gagal jantung kongestif. Tekanan darah meningkat, akral
dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada dan sesak nafas. Gangguan irama
jantung, edema penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah jantung
akibat hiperkalemi. Pada hematologi sering didapat adanya anemia. Anemia sebagai
akibat dari penurunan produksi eritropoetin.
4. Sistem Persarafan (Brain) B3
Penurunan pengeluaran urine < 400 ml/hari, sampai anuri, terjadi penurunan libido
berat.
6. Sistem Pencernaan (Bowel) B5
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, bau mulut ammonia,
peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering di
dapatkan penurunan intake dari kebutuhan.
7. Sistem Muskuloskeletal (Bone) B6
Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki.
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum dari anemia.
J. ANALISA DATA
Hipervolemia
Do: Edema anasarka,
Berat badan meningkat
dalam waktu singkat,
Jugular Venous Pressure
(JVP)/Cental Venous
Pressure (CVP)
meningkat, Refleks
hepatojugular positif
Do : Distensi vena
jugularis, Terdengar suara
nafas tambahan,
Hepatomegali, Kadar
Hb/Ht turun, Oliguria,
Intake lebih banyak dari
output (balans cairan
positif), Kongesti paru
2. Nyeri akut b.d agen Suplai O2 jaringan menurun Nyeri akut
pecedera fisiologis d.d
Metabolisme anaerob
Gejala dan tanda mayor
Ds: Mengeluh nyeri
Asam laktat naik
Do: Tampak meringis,
gelisah, frekuensi nadi Fatigue nyeri sendi
meningkat, sulit tidur
Nyeri akut
Ds: -
Do : Bising usus
hiperaktif, otot pengunyah
lemah, otot menelan
lemah, membran mukosa
pucat, sariawan, serum
albumin turun, rambut
rontok berlebihan, diare
4. Intoleransi aktivitas b.d Produksi hb menurun Intoleransi aktivitas
kelemahan d.d
Suplai nutrisi dalam darah
menurun
Gejala dan tanda mayor
Ds : Mengeluh lelah Oksihemoglobin menurun
Do : Tekanan darah
berubah >20% dari
kondisi istirahat,
Gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/setelah aktivitas,
Gambaran EKG
menunjukan iskemia,
Sianosis
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan
Ppni. 2017. Standar diagnosis keperawatan indonesia : definisi dan indikator diagnostik, edisi1. Jakarta : dpp ppni
Ppni. 2018. Standar luaran keperawatan indonesia : definisi dan kriteria hasil keperawatan, edisi 1. Jakarta : dpp ppni
Ppni. 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia : definisi dan tindakan keperawatan, edisi 1. Jakarta : dpp ppni
Indri Jayanti, 2020 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DI
https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis%2Fpengobatan