Disusun Oleh :
Nelisa Luthfiani
(202102040003)
2. Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronik menurut Andra & Yessie (2013) :
a) Gangguan pembuluh darah : berbagai jenis lesi vaskuler dapat
fibromaskular pada satu atau lebih artieri besar yang juga menimbulkan
logam berat.
kontstriksi uretra.
3. Manifestasi klinik
Menurut Muhammad (2012), manifestasi klinik gagal ginjal kronik
adalah sebagai berikut :
1) Gangguan pada system gastrointestinal
a) Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan
gangguan
metabolisme protein didalam usus, terbentuknya zat-zat toksik
akibat metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan metal
gaunidin, serta sembabnya mukosa .
b) Fetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air
liur diubah oleh bakteri di mulut menjadi amonia sehingga nafas
berbau amonia.
c) Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui .
2) Gangguan sistem hematologi dan kulit
a) Anemia karena kekurangan produksi eritropoetin.
b) Kulit pucat dan kekuningan akibat anemia
c) Gatal-gatal akibat toksis uremik
d) Trombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah)
e) Gangguan fungsi kulit (fagositosis dan kematosis berkurang).
3) Sistem saraf dan otot
a) Restless leg syndrome
Klien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.
b) Burning feet syndrome
Klien merasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak
kaki.
c) Ensefalopati metabolic
Klien tampak lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi,
tremor, mioklonus, kejang.
d) Miopati
Klien tampak mengalami kelemahan dan hipotrofi otot-otot
terutama otot-otot ekstremitas proximal.
4) Sistem kardiovaskular
a) Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam
b) Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial,
penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini,
dan gagal jantung akibat penimbunan cairan
c) Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan
elektrolit, dan klasifikasi metastatic
d) Edema akibat penimbunan cairan
5) Sistem endokrin
a) Gangguan metabolisme glukosa retensi insulin dan gangguan
sekresi insulin
4. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit gagal ginjal kronik tergantung dari penyakit
yang mendasari. Awal kejadian keseimbangan cairan dan sisa-sisa
metabolisme masih tergantung dengan ginjal yang sakit, hingga fungsi
ginjal menurun kurang dari 25 %. Mulai muncul tanda gejala GGK kecil
dikarenakan nefron-nefron yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang
rusak. Akibat dari neufron yang rusak laju filtrasi, reabsorbsi dan sekresi,
ginjal mengalami peningkatan serta hipertrofi. Seirirng dengan
bertambahnya nefron yang mati, maka nefron yang sehat mendapatkan
beban yang semakin berat. Seiring dengan semakin parahya penyusutan dari
nefron, maka terjadinya pembentukan jaringan parut dan penurunan aliran
darah ke ginjal.
Salah satu penyebab gagal ginjal kronik ialah penyakit hipertensi.
Hal tersebut terjadi karena peningkatan resistensi peredaran darah ke ginjal
dan penurunan fungsi kapiler glomerulus yang dapat menyebabkan
terjadinya ischemia pada ginjal yang merangsang peningkatan pengeluaran
renin (pro renin menjadi renin) pada glomerular sel. Renin ini akan
menyebabkan meningkatnya angiotensin I dan angiotensin II yang
mempunyai efek vasokontriksi dan pengeluaran aldosteron yang
menyebabkan retensi natrium dan air, meningkatnya inflamasi,
meningkatnya oksidatif stres yang menurunkan kadar nitrit oxide, dan
meningkatnya fibrosis (Kadir, 2016).
5. Pathways
Terlampir
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Laboratorium darah :
BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb,
trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan
immunoglobulin)
2) Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM,
keton, SDP, TKK/CCT
b. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,
dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).
c. Pemeriksaan USG
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proximal, kandung
kemih dan prostat.
d. Pemeriksaan Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan
rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen.
7. Penatalaksanaan
a. Terapi konservatif
Penanganan terapi konservatif bertujuan menghambat perkembanga
GGK, menstabilkan keadaan pasien, dan mengobati faktor-faktor
reversible (Haryanti & Khairun 2015). Adapun terapi konservatif antara
lain:
1) Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GGK harus adekuat
dengan tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif
nitrogen, memelihara status nutrisi dan memelihara status gizi.
2) Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya
jumlah diuresis mencapai 2 L per hari.
3) Kebutuhan elektrolit dan mineral
Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual
tergantung dari LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal
disease).
b. Pengendalian gula darah
Dapat dilakukan dengan olahraga, diet dan obat anti diabetes. Pada
pasien ini diberikan diet DM 1700 kal/hari. Pemberian insulin diberikan
untuk mengendalikan kadar gula darah pasien. Pemberian anti diabetik
oral tidak diberikan karena pasien telah mengalami komplikasi berupa
gangguan ginjal. Akibat dari gangguan fungsi ginjal apabila obat oral
diberikan tidak dapat dieksresikan, sehingga mengalami penumpikan
akibatnya terjadi hipoglikemia.
c. Diet
Diet protein 0,6 /Kg/BB/hari dimaksudkan untuk mengurangi sindrom
uremik dan memperlambat penurunan GFR. Diet rendah garam
dimaksudkan untuk mengurangi retensi natrium yang dapat
mengakibatkan hipertensi dan edema. Diet rendah kalium dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya hiperkalemia yang dapat menimbulkan
aritmia jantung yang fatal.
d. Diuretik
Diuretik diberikan untuk mengurangi cairan akibat dari retensi Na dan
air. Pemberian diuretik pada pasien ini dimaksdukan untuk mengurangi
gejala sesak napas akibat edema paru. Diuretik yang diberikan furosemid
40 mg 1 tab/hari. Selain itu diuretik juga digunakan untuk menurunkan
tekanan darah. Target tekanan darah yang dianjurkan adalah kurang dari
130/80.
e. Terapi simtomatik
1) Asidosis metabolic
Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum
kalium (hiperkalemia). Untuk mencegah dan mengobati asidosis
metabolik dapat diberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodium
bicarbonat) harus segera diberikan intravena bila pH ≤ 7,35 atau
serum bikarbonat ≤ 20 mEq/L.
2) Anemia
Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah satu
pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian transfusi
darah harus hati-hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak.
3) Keluhan gastrointestinal
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering
dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan
utama (chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain
adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang
harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan
simtomatik.
4) Kelainan kulit
Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.
5) Kelainan neuromuscular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis
reguler yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal
paratiroidektomi.
6) Hipertensi
Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
7) Kelainan sistem kardiovaskular
Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular
yang diderita.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien hemodialisa adalah
1) Pasien mengeluh lemas, sesak nafas, gatal seluruh tubuh
2) Mual, muntah, perdarahan GI.
3) Edema, gagal jantung, edema paru
4) Tekanan darah tinggi
5) Tanda-tanda dan gejala uremia yang mengenai system tubuh (mual,
muntah, anoreksia berat, peningkatan letargi, konfunsi mental), kadar
serum yang meningkat.
b. Aktifitas
Gejala : Kelelahan ekstrem, kalemahan, malaiseGangguan tidur
(insomnia / gelisah atau somnolen),
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
c. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri
dada (angina)
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada
kaki, telapak , tangan. Nadi lemah, hipotensi
ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang pada
penyakit tahap akhir.Pucat, kulit coklat kehijauan,
kuning.Kecenderungan perdarahan
d. Integritas Ego
Gejala : Faktor stress, contoh finansial, hubungan dan
sebagainya.Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada
kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
e. Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal
tahap lanjut)
Tanda :`Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah,
coklat,oliguria.
f. Makanan / cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat
badan (malnutrisi).
Tanda : Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap
pada mulut (pernapasan amonia)
g. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, Kram otot / kejang, syndrome
“kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan
kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
Tanda : Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor.Kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang.
h. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah
i. Pernapasan
Gejala : Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental
dan banyak
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman, Batuk
dengan sputum encer (edema paru)
j. Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada / berulangnya infeksi
Tanda : Pruritis, demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara
aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu
tubuh lebih rendah dari normal, ptekie, area ekimosis pada
kulit
k. Interaksi sosial
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2018-2020) Diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien GGK adalah:
a. Ketidakefektifan pola nafas b/d ansietas, hiperventilasi, keletihan, nyeri,
obesitas, posisi tubuh menghambat ekspansi paru dan sindrom
hiperventilasi
b. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme regulasi, kelebihan
asupan cairan dan kelebihan asupan natrium
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor
biologi, faktor ekonomi, gangguan psikososial, ketidakmampuan makan,
ketidakmampuan mencerna makan, ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
d. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia,
retensi produk sampah dan prosedur dialisa
e. Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait penyakit
f.Kerusakan integitras kulit b/d gejala penyakit (pruritus/gatal)
g. Gangguan pola tidur b/d proses penyakit
4. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Andra, S. W.,& Yessie, M. P. (2013). KMB I Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Muhammad, As’adi. (2012). Serba Serbi Gagal Ginjal. Yogyakarta : Diva Press.
Pathways