Oleh:
Kelompok 7
2021
Chronic kidney disease (CKD)
A. Pengertian
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir(ESRD)merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan urenia(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).
(Barbara,2013).
Chronic kidney disease atau penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
Glomerulus Filtration Rate (GFR) (Nahas & Levin,2010).
CKD atau gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal
mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar
(insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme,
cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia
(Smeltzer, 2009).
Cronic Kidney Disease(CKD)adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irrevesible, sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju
filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam katagori ringan,sedang dan
berat.(Brunner&Suddarth,2008)
B. Etiologi
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik (Infeksi saluran kemih),
glomerulonefritis (penyakit peradangan).
Pielonefritis adalah proses infeksi peradangan yang biasanya mulai di
renal pelvis, saluran ginjal yang menghubungkan ke saluran kencing
(ureter) dan parencyma ginjal atau jaringan ginjal. Glomerulonefritis
disebabkan oleh salah satu dari banyak penyakit yang merusak baik
glomerulus maupun tubulus. Pada tahap penyakit berikutnya keseluruhan
kemampuan penyaringan ginjal sangat berkurang.
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
Disebabkan karena terjadinya kerusakan vaskulararisasi di ginjal oleh
adanya peningkatan tekanan darah akut dan kronik.
c. Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif
Disebabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang ada dalam membran
basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan (Price, 2006).
Penyakit peradangan kronik dimana sistem imun dalam tubuh menyerang
jaringan sehat, sehingga menimbulkan gejala diberbagai organ.
d. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal.
Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista multiple, bilateral, dan
berekspansi yang lambat laun akan mengganggu dalam menghancurkan
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiak dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
Kondisi bengkak bisa terjadi pada bagian pergelangan kaki, tangan,
wajah, dan betis. Kondisi ini disebabkan ketika tubuh tidak bisa
mengeluarkan semua cairan yang menumpuk dalam tubuh, genjala ini
juga sering disertai dengan beberapa tanda seperti rambut yang rontok
terus menerus, berat badan yang turun meskipun terlihat lebih gemuk.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan denganmetabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi
dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
D. Patofisiologi
Disfungsi ginjal mengakibatkan keadaan patologik yang komplek termasuk
diantaranya penurunan GFR (Glumerular Filtration Rate), pengeluaran
produksi urine dan eksresi air yang abnormal, ketidakseimbangan elektrolit
dan metabolik abnormal. Homeostatis dipertahankan oleh hipertropi nefron.
Hal ini terjadi karena hipertrofi nefron hanya dapat mempertahankan eksresi
solates dan sisa-sisa produksi dengan jalan menurunkan reabsorbsi air
sehingga terjadi hipostenuria (kehilangan kemampuan memekatkan urin) dan
polyuria adalah peningkatan output ginjal. Hipostenuria dan polyuria adalah
tanda awal CKD dan dapat menyebabkan dehidrasi ringan. Perkembangan
penyakit selanjutnya, kemampuan memekatkan urin menjadi semakin
berkurang. Osmolitasnya (isotenuria). Jika fungsi ginjal mencapai tingkat ini
serum BUN meningkat secara otomatis, dan pasien akan beresiko kelebihan
beban cairan seiring dengan output urin yang makin tidak adekuat. Pasien
dengan CKD mungkin menjadi dehidrasi/ mengalami kelebihan beban cairan
tergantung pada tingkat gagal ginjal.
Perubahan metabolik pada gagal ginjal juga menyebabkan gangguan eksresi
BUN dan kreatinin. Kreatinin sebagian dieksresikan oleh tubulus ginjal dan
penurunan fungsi ginjal berdampak pada pembentukan serum kreatinin.
Adanya peningkatan konsentrasi BUN dan kreatinin dalam darah disebut
azotemia dan merupakan salah satu petunjuk gagal ginjal.Perubahan kardiak
pada CKD menyebabkan sejumlah gangguan system kardiovaskuler.
Manifestasi umumnya diantaranya anemia, hipertensi, gagal jantung
kongestif, dan perikaraitis, anemia disebabkan oleh penurunan tingkat
eritropetin, penurunan masa hidup sel darah merah akibat dari uremia,
defisiensi besi dan perdarahan gastrointestinal.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium :
Laboratorium darah : BUN , Keratinin, elektrolit (Na, k,Ca,phosfat )
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kroinis antara lain
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang (smelzer& bare ,2001)
H. PENGKAJIAN
Pengkajian primer (primary survey)
Primary survey atau bisa disebut primary survey adalah suatu proses
melakukan penilaian keadaan korban gawat darurat dengan menggunakan
prioritas ABCD untuk menentukan kondisi patofisiologi korban dan pertolongan
yang dibutuhkan dalam waktu emasnya.Penilaian keadaan korban gawat darurat
dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis perlakuan,stabilitas tanda-tanda
vital.
C= Circulation
D=disability
Tingkat kesadaran
Gerakan ekstermitas
GCS
Ukuran dan respon pupil terhadap cahaya
E= eksposure
Tanda tanda trauma yang ada
Pengkajian sekunder