Anda di halaman 1dari 282

LAPORAN KASUS KOMUNITAS

DI RW I DESA NGLONDONG KECAMATAN PARAKAN


KABUPATEN TEMANGGUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan komunitas


Dosen Pengampu : Puji Purwaningsih, Skep.,Ns. M.kep

Disusun Oleh:

1. AKROM FASICH WIBOWO 070117B005


2. ASRI DWI PRISTIWATI 070117B013
3. DEWI RESPATI ARUMSARI 070117B021
4. DINI SUBEKTI 070117B022
5. DWI HENDRA PRATIWI 070117B024
6. ELISABETH DHITRI SWASTIKA 070117B025
7. HERU SETIANTO 070117B029
8. IWIT WIDIASTUTI 070117B034
9. KURNIAWAN PRASETYA 070117B038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas nikmatnya sehingga
kelompok I mahasiswa pendidikan profesi ners Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas di RW
1 Desa Nglondong Kecamatan Parakan. Penyusunan laporan ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah keperawatan komunitas. Dalam penyusunan laporan ini
kelompok merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis
penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kelompok.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kelompok harapkan demi
penyempurnaan penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kelompok menyampaikan ucapan terima


kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.

Kelompok 1

Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners

Universitas Ngudi Waluyo Ungaran

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya peningkatan kesehatan adalah dengan peran aktif
pembangunan kesehatan. Upaya ini dilakukan untuk menunjang visi
Indonesia yaitu Indonesia mampu hidup dalam lingkungan yang sehat,
berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat memilih, menjangkau dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan
sehingga setiap warga negara memiliki derajat kesehatan yang optimal.
Kesehatan merupakan hak yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, tidak
semua masyarakat mendapatkan hak tersebut. Kurang optimalnya
pemenuhan derajat kesehatan disebabkan oleh berbagai masalah antara lain
rendahnya sosial ekonomi sehingga berpengaruh dalam terpenuhinya
kebutuhan gizi, kesehatan lingkungan yang buruk, kurangnya pemeliharaan
pendidikan kesehatan, rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan, dan yang lainnya (Depkes, 2012).
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, berbagai
kegiatan diselenggarakan melalui Puskesmas atau Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Sehingga peran serta masyarakat diharapkan terlibat dalam
upaya peningkatan kesehatan tersebut. Pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan mencakup pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi,
Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Penyuluhan
Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan
sebagainya. Perawatan usia lanjut sering kali kurang mendapat perhatian,
sebagai contoh kurangnya motivasi lansia untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang akan berdampak pada status kesehatan lansia tersebut.
Untuk melaksanakan pemenuhan kebutuhan kesehatan dibutuhkan
kerjasama dalam asuhan keperawatan komunitas. Salah satu cara
memperoleh pengalaman adalah melalui Praktik Keperawatan Komunitas.

3
Berkaitan dengan program pendidikan profesi ners stase keperawatan
komunitas ini, mahasiswa melaksanakan kegiatan masyarakat yang
diharapkan dapat membantu terpenuhinya pemenuhan kesehatan di Desa
Nglondong, Kecamatan parakan Kabupaten Temanggung.

B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pemecahan masalah dalam
kesehatan masyarakat di tingkat komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Puskesmas Parakan
1) Sebagai dasar pengembangan program puskesmas.
2) Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan
b. Masyarakat Desa Nglondong khususnya RW 1
1) Sebagai data dasar dalam menyusun rencana dan kegiatan
pengembangan kesehatan masyarakat
2) Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat
untuk meningkatkan status kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat serta mencegah penyakit di wilayah sekitar.
c. Mahasiswa
1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan komunitas
2) Mampu mengidentifikasikan masalah kesehatan
masyarakat
3) Mampu memprioritaskan temuan masalah
4) Mampu menyusun rencana pemecahan masalah
5) Mampu melakukan implementasi keperawatan komunitas
berdasarkan masalah dan perencanaannya
6) Mampu mengevaluasi terhadap hasil implementasi
keperawatan komunitas

4
7) Mampu melakukan komunikasi massa dan peran serta dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat

C. MANFAAT PENULISAN LAPORAN


1. Puskesmas Parakan
a. Sebagai dasar pengembangan program puskesmas
b. Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam
upaya meningkatkan status kesehatan
2. Masyarakat Desa Nglondong
a. Sebagai data dasar dalam menyusun rencana dan kegiatan
pengembangan kesehatan masyarakat
b. Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk
meningkatkan status kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
serta mencegah penyakit di wilayah sekitar
3. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang permasalahan kesehatan di
komunitas
b. Mahasiswa dapat melakukan komunikasi massa dan peran serta
dalam peningkatan status kesehatan masyarakat

5
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
1. Data Core Komunitas
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di Desa Nglondong, RW 1 didapatkan
sebagai berikut :
a) Jumlah Penduduk RW 1 yang mencakup 6 RT sebanyak 909 orang
b) Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jumlah RT :

Distribusi jumlah penduduk


berdasarka jumlah RT
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6
9% 23,2%
21%
18,3%

14% 21%

Berdasarkan diagram di atas diketahui (23,2%) warga RT 1, (18,3%)


warga RT 2, (18,3%) warga RT 3, (15,2%) warga RT 4, (17,0%) warga
RT 5 dan (8%) warga RT 6. Dari ke- 6 RT tersebut yang paling banyak
jumlah penduduknya adalah RT 1.
c) Jumlah penduduk RW 1 berdasarkan jenis kelamin :
Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 446 orang dan
penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 463 orang.

6
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan

49,1% 50,9%

Berdasarkan diagram di atas diketahui (50,9%) penduduk perempuan


dan (49,1%) penduduk laki-laki. Jadi penduduk RW 1 yang berjenis
kelamin laki-lakinya lebih banyak dibandingkan penduduk yang
berjenis kelamin perempuan.
d) Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pekerjaan

jumlah anggota keluarga


berdasarkan Pekerjaannya
PNS/TNI/POLRI Swasta Pensiunan
Usaha Sendiri Tidak Bekerja Lain-lain
1% 6%
28%

59%

5% 1%

Berdasarkan diagram diatas (59%) warga bekerja sebagai petani, (28%)


warga bekerja swasta, (1%) warga pensiunan, (5%) warga memiliki
usaha sendiri, (6%) warga PNS/TNI/POLRI, kemudian (1%) warga
yang memiliki usaha lain-lain.

7
e) Jumlah penduduk berdasarkan usia
6,9%
jumlah penduduk berdasarkan
usia
33,7% 7,7%
0-5 tahun 6-12 tahun 13-22 tahun
14,5%
23-40 tahun 41-65 tahun > 65 tahun

11,8%

19,2%

Dari diagram di atas diketahui ada (6,9%) warga yang umurnya lebih
dari 65 tahun, (33,7%) warga yang umurnya 40-64 tahun, (14,5%)
warga yang umurnya antara 15-24 tahun, (14,5%) warga yang
umurnya 5-14 tahun, (7,7%) warga yang umurnya antara 0-4 tahun,

f) Jumlah Wanita Usia Subur

Wanita Usia Subur Berdasarkan RT


RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6
9% 18%

21%
22%
14% 16%

Berdasarkan diagram di atas distribusi jumlah penduduk wanita usia


subur di RT 1 sebanyak (18 %), wanita usia subur terbanyak terdapat
pada RT 2 sebanyak (22%), kemudian RT 3 sebanyak (16%), RT 4
sebanyak (14%), RT 5 sebanyak (21%) dan terakhir RT 6 sebanyak
(9%).

8
g) Jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut

Agama
islam kristen
0,1%

99,9%

Berdasarkan diagram di atas ada sebanyak (99,9%) warga RW 1 yang


agamanya Islam, (0,1%) warga yang agamanya Kristen.

h) Status perkawinan

Status perkawinan warga RW 8


Belum Kawin Kawin Janda/ Duda
2%

44%
54%

Berdasarkan diagram di atas ada (54%) warga RW 1 yang sudah kawin,


(44%) warga RW 1 yang belum menikah, dan (2%) warga yang
statusnya janda atau duda.

i) Berdasarkan Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan oleh warga RW 1 adalah (100%) menggunakan
bahasa jawa.

9
2. Pengkajian Winshield Survey
a. Batasan wilayah di Desa Nglondong RW 1
Utara : Berbatasan dengan Dusun Guntur, Desa Nglondong
Barat : Berbatasan dengan Dusun Banyu urip, Desa
Nglondong
Timur : Berbatasan dengan Dusun Kroyo, Desa Nglondong
Selatan : Berbatasan dengan Dusun Kembaran, Desa
Campursalam

PETA LOKASI DESA NGLONDONG

Tegalsari

Bagusan

Kroyo
Gunung
Kekep

Krajan
Banyurip
Kundisari

Mandisari U
Campur Salam

b. Pembagian wilayah Desa Nglondong RW 1


RT I : Terdiri dari 43 kepala keluarga
RT II : Terdiri dari 30 kepala keluarga
RT III : Terdiri dari 35 kepala keluarga
RT IV : Terdiri dari 36 kepala keluarga
RT V : Terdiri dari 33 kepala keluarga
RT VI : Terdiri dari 28 kepala keluarga

10
c. Kondisi rumah penduduk Desa Nglondong RW 1
Kondisi rumah penduduk di Desa Nglondong RW 1 (100%) permanen,
tidak ada yang semi permanen maupun tidak permanen.
d. Kondisi lingkungan Desa Nglondong RW 1
Kondisi lingkungan di Desa Nglondong RW 1 sudah bersih tapi ada
sebagian rumah yang kurang terawat dan kotor.
e. Kerapatan rumah Desa Nglondong RW 1
Jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya di Desa Nglondong
RW 1 sangatlah rapat namun ada beberapa rumah yang memiliki jarak
yang agak jauh antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya.
f. Tempat Pembuangan Sampah
Masyarakat Desa Nglondong RW 1 belum memiliki tempat pembuangan
sampah yang besar, masyarakat dalam pengolahan sampah biasanya
dibakar ataupun ditimbun dikebun.
g. Masyarakat Desa Nglondong RW 1 memiliki tempat pembuangan
limbah
Masyarakat Desa Nglondong RW 1 sebagian memiliki tempat
pembuangan limbah di setiap rumah warga, dan limbah tersebut akan
langsung dialirkan melalui selokan-selokan dan kolam yang ada di setiap
rumah kemudian di buang ke parit besar yang letaknya di sekitar desa.
Sebagian rumah mempunyai pembuangan limbah berupa got yang
terdapat di sekitar rumah, kondisinya kurang begitu bersih dan
menimbulkan polusi udara.
h. Tanda kerusakan lingkungan di wilayah Desa Nglondong RW 1 ada jalan
yang rusak di daerah RT 2 dan RT 3. Rusaknya hanya sedikit karena
masih bisa dilewati. Sampai saat ini belum ada kegiatan untuk
memperbaiki jalan yang rusak.
i. Area rekreasi Desa Nglondong RW 1
Desa Nglondong RW 1 tidak mempunyai tempat rekreasi.
j. Tempat umum ( sarana ibadah ) Desa Nglondong RW 1
Desa Nglondong RW 1 mempunyai sarana ibadah Mushola dan Masjid.

11
k. Pertokoan/pasar (fasilitas sosial ) Desa Nglondong RW 1
Fasilitas sosial yang terdapat di Desa Nglondong RW 1 RT 1 terdiri dari
toko, warung makanan, warung kelontong dan industri RT. Di Desa
Nglondong tidak ada pasar maupun swalayan.
l. Jenis sarana transportasi Desa Nglondong RW 1
Sebagian besar warga Desa Nglondong RW 1 menggunakan alat
transportasi sepeda motor dan ada juga yang menggunakan alat
transportasi mobil pribadi.

3. Melakukan Kajian 8 Elemen Sub Sistem Keperawatan Komunitas


a. Fisik Dan Lingkungan perumahan
1) Jenis lantai Rumah
Berdasarkan hasil observasi sebagian besar warga RW 1 memakai
jenis lantai rumah menggunakan keramik, terdapat beberapa rumah
yang lantainya berupa ubin
2) Kebersihan Rumah
Berdasarkan hasil observasi sebagian besar warga RW 1 memiliki
lingkungan rumah yang bersih.
3) Kondisi bak mandi
Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar warga RW 1, kondisi
bak mandi bersih dan warga mengatakan rutin menguras bak mandi 1
minggu sekali.
4) Kepemilikan jamban
Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar warga RW 1 sudah
memiliki jamban, namun belum memiliki septi tank karena jarak
antara rumah yang terlalu dekat dan limbah langsung dialirkan ke
sungai.
5) Tempat warga RW 1 buang air besar
Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar warga RW 1 memiliki
kamar mandi yang lengkap dengan WC tempat buang air besar, jadi
warga buang air besar di kamar mandi yang telah dimiliki, namun

12
warga belum memiliki septi tank, sehingga langsung dialirkan ke
sungai.
6) Jenis pembuangan tinja
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga RW 1 sudah
memiliki kamar mandi lengkap dengan WC, namun belum memiliki
septi tank sehingga warga dalam pembuangan tinja langsung dialirkan
ke sungai.
7) Kondisi Jamban
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga mengatakan
mereka memiliki kondisi jamban yang belum memiliki septi tank.
8) Jarak Tempat Pembuangan Tinja Dengan Sumber Air
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga memiliki tempat
pembuangan tinja, dan limbah dialirkan ke sungai dengan pralon
panjang yang dialirkan ke sungai, sehingga dengan sumber air jauh
dan terpisah, sehingga tidak tejadi pencemaraan sumber air karena
saluran pembuangan tinja dengan sumber air yang terpisah.
9) Kepemilikan Ventilasi Jendela / Lubang Angin Dan Frekuensi
Membuka Ventilasi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sebagian besar warga
memiliki ventilasi yang cukup di dalam rumahnya, dan untuk lubang
angin, sebagian besar warga mengatakan jarang membuka jendela
untuk tempat masuknya angin ke dalam rumah, hal ini dikarenakan
sebagian besar warga adalah bekerja sebagai petani yang setiap pagi
sampai siang bahkan sampai sore berada di sawah atau ladang.
10) Luas jendela
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar warga memiliki jendela
yang berukuran (2x1) meter sejumlah (2-4) jendela.
11) Cahaya
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar rumah warga RW 1 ini
memiliki pencahayaan yang cukup
12) Sumber penerangan

13
Berdasarkan hasil observasi, semua warga RW 1 ini menggunakan
listrik untuk penerangan di dalam rumah nya.
13. Sumber Air
a. Kepemilikan tempat penampungan air
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sebagian besar warga
mengatakan tidak memiliki tempat penampungan air, warga hanya
memiliki tempat penampungan air untuk memasak dan memiliki bak
di dalam kamar mandi.
b. Sumber air
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sebagian besar warga
menggunakan PAM, sumur gali dan sumber mata air.
c. Jarak sumber air dengan dengan tempat pembuangan sampah
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga mengatakan
sumber air yang mereka miliki jauh dari tempat pembuangan sampah.
d. Kualitas air
Berdasarkan hasil observasi pada beberapa rumah yang memiliki
sumber air dari sumur dan sumber mata air , kualitas air di rumah
warga tampak jernih.
14. Sanitasi
a) Kepemilikan saluran pembuangan limbah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, semua warga RW 1
memiliki saluran pembuangan limbah berupa aliran sungai.
b) Jenis tempat pembuangan limbah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sebagian besar warga
mengatakan jenis tempat pembuangan limbah berupa aliran sungai,
ember pembuangan.

14
c. Kondisi saluran pembuangan air limbah
Berdasarkan hasil observasi, kondisi saluran pembuangan air limbah
RW 1 terlihat cukup bersih, tetapi masih ada sebagian kecil saluran
limbah yang dimiliki warga terlihat kotor dan tidak terawat.
15. Sampah
a) Tempat pembuangan sampah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, sebagian besar warga
RW 1 sudah mengumpulkan sampahnya tapi belum ada pengelolaan
sampah, warga hanya menimbun dan membakar. Desa belum
memiliki tempat pembuangan sampah akhir.
b) Jarak rumah dengan pembuangan sampah
Berdasarkan hasil observasi, tempat pembuangan sampah berada di
sekitar rumah warga.
c) Keadaan tempat pembuangan sampah
Berdasarkan hasil observasi, tidak ada tempat pembuangan sampah
akhir di Desa Nglondong RW 1.
16. Pengelolaan Ternak
a) Keadaan kandang ternak
Berdasarkan hasil observasi RW 1 Nglondong, keadaan kandang ternak
sebagian besar terletak dekat dengan rumah warga dan terlihat kurang
bersih.
b) Posisi kandang ternak
Berdasarkan hasil observasi, posisi kandang ternak sebagian besar
berada di samping rumah, ada juga yang berada di depan rumah
maupun di dalam rumah, dan ada juga warga memiliki tempat
tersendiri untuk ternak nya.
c. Jarak rumah dengan kandang ternak
Berdasarkaan hasil observasi, sebagian besar warga memelihara
ternak dekat dengan rumahnya, bahkan ada kandang ternak yang
berada di dalam rumah warga.

15
b. Keamanan dan transportasi
1) Jenis kriminalitas yang ada
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga RW 1 tidak pernah
terjadi kasus kriminalitas.

2) Jenis pelayanan keamanan yang ada


a. Polisi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sebagian besar warga
RW 1 mengatakan tidak ada poskamling / kantor polisi terdekat.
b. Linmas
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga mengatakan,
linmas hanya berpusat di kantor kepala desa, untuk perlindungan
langsung keamanan di masyarakat, warga menggunakan
siskamling untuk perlindungan keamanan. Di desa Nglondong
terdapat 31 Linmas yang tersebar dalam empat RW.
c. Hansip
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga mengatakan,
RW 1 terdapat hansip untuk menjaga keamanan di lingkungan
warga, untuk menjaga keamanan, warga mengadakan ronda setiap
malam dengan jadwal bergantian pada saat ronda.
3) Sistem keamanan lingkungan
a. Poskamling
Berdasarkan hasil wawancara, warga RW 1 mengatakan terdapat
poskamling di RW 1.
b. Ronda malam
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga mengatakan,
terdapat ronda malam, untuk pelaksanaan ronda malam dengan
jadwal yang bergantian.

16
4) Penanggulangan bencana
a. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan di
Desa Nglondong RW 1 ini belum pernah terjadi bencana, warga
juga mengatakan tidak terdapat team SAR untuk penanggulangan
bencana di RW 1, warga juga mengatakan belum mengetahui
tentang cara penanggulangan bencana, dan warga mengatakan
tidak pernah mendapat penyuluhan tentang cara penanggulangan
bencana.
1. Kebakaran
Berdasarkan hasil wawancara, di Desa Nglondong RW 1
pernah terjadi kebakaran di lahan warga, dan sebagian warga
RW 1 tidak memiliki alat pemadam kebakaran seperti APAR.
Warga mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan
tentang cara penanggulangan bencana kebakaran.
a) Penanggulangan polusi udara, air, dan tanah
Berdasarkan hasil wawancara, di Desa Nglondong RW 1 belum
ada penanggulangan untuk polusi udara, air dan tanah
5) Kondisi Jalan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kondisi jalan di Desa
Nglondong RW 1, ada sebagian yang tidak mengalami kerusakan dan
sebagian mengalami kerusakan.
6. Jenis transportasi yang dimiliki / digunakan masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar warga RW 1 memiliki
kendaraan pribadi (motor) dan hanya sebagian kecil yang memiliki
kendaraan pribadi mobil. Di Desa Nglondong telah tersedia angkutan
umum berupa Angkutan Desa, yang melewati jalan utama desa
Nglondong.
6) Sarana tranportasi yang ada
a. Angkutan umum
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
terdapat angkutan desa, tapi angkutan tersebut hanya ada pada jam-

17
jam tertentu saja. Angkutan desa tersebut biasanya digunakan oleh
ibu-ibu yang tidak bisa mengendarai motor dan tidak memiliki
kendaraan pribadi.
b. Ojek
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ,warga mengatakan
terdapat ojek sebagai sarana transpotasi umum.

c. Politik dan kebijakan pemerintah


1) Sistem pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancara, warga mengatakan terdapat sistem
organisasi di RW 1 .
2. Jenis pemerintahan
Berdasarkan hasil wawancara, warga mengatakan terdapat sistem
pemerintahan di Dusun Nglondong, yaitu RT dan RW.
3. Kelompok organisasi dalam komunitas
a. PKK
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
terdapat PKK untuk ibu-ibu setiap 1 bulan sekali
b. Karang taruna
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, remaja mengatakan
terdapat karang taruna di RW 1, dan masih aktif sampai sekarang.
c. Posyandu
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
terdapat posyandu balita dan lansia, posyandu balita dan lansia
dilakukan bersamaan yaitu setiap satu bulan sekali pada hari
Selasa minggu ketiga.

18
d. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Jenis pelayanan kesehatan yang ada
a. Posyandu
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
terdapat posyandu untuk balita dan lansia yang di gunakan
sebagai saran pelayanan kesehatan untuk warga di RW 1 ini.
b. Puskesmas
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
terdapat puskesmas sebagai jenis pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh kader dari masyarakat Rw 1.
c. Bidan desa
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
ada bidan desa yang memberikan pelayanan kesehatan bagi
warga masyarakat desa Nglondong.
d. Puskesmas Pembantu
Desa Nglondong RW 1 terdapat 1 puskesmas pembantu.
Puskesmas pembantu merupakan tempat pemeriksaan kesehatan
warga desa Nglondong yang dibuka setiap hari senin dan kamis.
2) Jumlah pelayanan kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
terdapat 4 pelayanan kesehatan, yaitu posyandu balita, posyandu
lansia, puskesmas pembantu dan tempat bidan praktik.
3) Lokasi pelayanan kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
lokasi untuk tempat pelayanan kesehatan sangat terjangkau dan
mudah di tempuh, jarak nya tidak jauh, bahkan warga lebih sering
berjalan kaki pada saat pergi ke tempat pelayanan kesehatan.
4) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warga mengatakan
memiliki 1 bidan dan tenaga kesehatan dari puskesmas yang datang

19
pada saat kunjungan posyandu, dan 5 kader kesehatan di wilayah RW
1.
5) Jumlah kunjungan
Berdasarkan hasil wawancara kader, kader mangatakan untuk
kunjungan posyandu balita warga RW 1 total kujungan rata-rata 3
bulan terahir 62 balita dari 70 balita, dan kunjungan posyandu lansia
25 dari 63 lansia .

e. Sistem Komunikasi
1) Informasi tentang kesehatan
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian besar
warga mengatakan sistem komunikasi yang digunakan oleh warga
RW 1 ini adalah telfon genggam, radio dan televisi.

f. Ekonomi
1) Jenis pekerjaan warga RW 1
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian besar
warga RW 1 berprofesi sebagai petani, wiraswasta, PNS dan buruh.
2) Penghasilan keluarga perbulan warga RW 1
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian besar
warga mengatakan penghasilan rata-rata yang didapatkan setiap
keluarga perbulannya adalah (>1.000.000-2.000.000 juta).
3) Keluarga yang mempunyai usaha sampingan di RW 1
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian kecil
keluarga mengatakan mempunyai usaha sampingan yaitu berjualan
dan memiliki industri rumah tangga, berternak dan sebagian lainnya
tidak mempunyai usaha sampingan.
4) Jenis usaha sampingan yang dimiliki keluarga di RW 1
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, sebagian besar keluarga
memiliki usaha sampingan menjadi pedagang, peternak dan industri
rumah tangga.

20
g. Rekreasi
1) Tempat rekreasi RW 1
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, warga mengatakan di RW
1 tidak ada tempat rekreasi.
2) Seberapa sering warga berekreasi
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, sebagian besar warga
melakukan rekreasi 1 tahun sekali, setelah selesai memanen tembakau.
3) Jenis rekreasi yang sering dilakukan keluarga di RW 1
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, sebagian besar warga
melakukan rekreasi dengan pergi berkunjung ke tempat ziarah

4. Mengidentifikasi POKJAKES
a. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan di RW 1 bahwa
POKJAKES RW 1 aktif dilakukan setiap selasa minggu ketiga di setiap
bulannya.
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan kegiatan yang
aktif di RW 1 adalah Posyandu yaitu posyandu Lansia dan posyandu
Balita .
c. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan jumlah kader
kesehatan di RW 1 ada 5 orang yang bertugas membantu pelaksanaan
posyandu Balita dan posyandu.
d. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, peran kader
kesehatan memotivasi dan memfasilitasi pelaksanaan posyandu.
e. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan program
posyandu yang aktif di RW 1 adalah posyandu balita dan posyandu
lansia, untuk pelaksanannya belum sesuai dengan tugas pada sistem 5
meja.
f. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, cara kader
mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul di warga RW 1 yang
dilakukan melalui kumpulan PKK yang dilakukan 1x sebulan , dan

21
warga juga diberikan kesempatan untuk melaporkan langsung tentang
masalah kesehatan kepada kader kesehatan.
g. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, cara kader
memfasilitasi pelayanan kesehatan kepada warga RW 1 dengan
dilakukan dalam kegiatan posyandu yang diadakan 1x sebulan, tugas
penyuluhan kepada warga bagaimana pengenalan tentang penyakit,
penanganan serta pencegahannya masih dilakukan oleh bidan
h. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, pada saat
pelaksanaan posyandu, bidan desa dibantu tenaga kesehatan dari
puskesmas, ikut melakukan posyandu.

22
23
Aspek yang dikaji
Berdasarkan hasil kuesioner di RW 1, RT 1 sd RT 6 Desa nglondong diperoleh data sebagai berikut :
N ASPEK YG SASARAN /
SUB ASPEK DATA YANG DIPEROLEH METODE
O DIKAJI SUMBER

1 Jumlah - Jumlah usia dewasa (21-59 thn) - 522 orang Wawancara dan - Sasaran :
di RW 1 Desa Nglondong. kuesioner Usia dewasa
- Jumlah usia dewasa dengan dengan
masalah kesehatan tertinggi di - 77 orang dengan penyakit Hipertensi hipertensi.
RW 1 Desa Nglondong - Sumber :
- Jumlah usia dewasa yang Usia dewasa di
mempunyai perilaku hidup tidak RW 1 Desa
sehat di RW 1 Desa Nglondong Nglondong
- 256 orang dengan kebiasaan
merokok

2 Layanan - Kegiatan yang dilakukan di - Di Desa Nglondong RW 1 terbentuk Wawancara - Sasaran : posy.
kesehatan RW 1 Desa Nglondong. posyandu kesehatan yang diadakan Bayi/balita,
setiap sebulan sekali yaitu setiap hari bumil dan lansia

24
selasa minggu ketiga, pelaksanaan - Sumber : kader
kegiatannya adalah memberikan posyandu.
pelayanan kesehatan pada bayi,
balita, Ibu hamil dan lansia

3 Pengetahuan - Apa yang diketahui oleh - Sasaran usia dewasa dengan Wawancara dan - Sasaran : usia
sasaran usia dewasa tentang hipertensi mengatakan bahwa kuesioner dewasa dengan
penyakit Hipertensi? penyakit hipertensi itu adalah jenis hipertensi.
penyakit dengan gejala yang sering - Sumber : kader
dialami, spt; merasakan pusing, kaku posyandu dan
pada tengkuk, dan pandangan kabur. sasaran usia
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa: dewasa dengan
Pengetahuan Baik 67% hipertensi.
Pengetahuan Kurang Baik 33% - Hasil kuesioner

- Untuk mencegah penyakitnya,


mereka beristirahat/berbaring dan

25
membeli obat di warung untuk
dikonsumsi.

- Kebanyakan sasaran tidak


mengetahui tentang diit hipertensi,
obat herbal dan olahraga yang bisa
- Jika sasaran usia dewasa sudah mengurangi tekanan darah.
tahu, apa yang dilakukan untuk
mencegah penyakitnya?

- Bagaimana pengetahuan sasaran


usia dewasa dengan hipertensi
tentang penanganan penyakit - Penyuluhan kesehatan tentang

hipertensi (diit, obat herbal dan pencegahan sasaran usia dewasa

olahraga yang bisa dilakukan). dengan hipertensi secara

26
- Apa pernah dilakukan komprehensif di RW 1 belum pernah
sosialisasi atau penyuluhan dilakukan.
kesehatan tentang hipertensi? - Kendala utama peningkatan
kesehatan sasaran usia dewasa yg
beresiko adalah ketika sasaran
tersebut tidak mau untuk pergi
mengontrol kesehatan secara rutin di
sarana kesehatan. Para sasaran
langsung pergi ke warung utk
membeli obat jika merasakan sakit.

- Sasaran usia dewasa yg menderita


hipertensi mendapatkan informasi
tentang penyakit hipertensi dari
petugas kesehatan saat datang
berobat ke sarana kesehatan.

27
- Jika pernah, kapan? Oleh siapa?
Dan siapa saja yang hadir?

4 Perilaku - Kebiasaan sasaran usia dewasa - Sebagian besar mengatakan jika sakit Wawancara - Sasaran : usia
jika sakit. mereka membeli obat di warung, jika dewasa dengan
penyakitnya tidak kunjung sembuh hipertensi.
baru mereka pergi ke puskesmas, - Sumber : usia
dokter praktek atau bidan desa. dewasa dengan
hipertensi.
- Sebagian besar usia dewasa dengan
hipertensi memiliki riwayat/
kebiasaan merokok dan tidak ada
- Apa ada sasaran usia dewasa
yang mengkonsumsi minuman keras.
dengan hipertensi yang
memiliki kebiasaan hidup tidak
sehat seperti merokok dan
minum minuman keras?

28
B. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PENYEBAB DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1 DS : Berdasarkan hasil wawancara terhadap : Program tidak seluruhnya Defisiensi Kesehatan


- Sasaran usia dewasa didapatkan penyakit yang paling banyak mengatasi masalah Komunitas(00215)
dialami adalah penyakit hipertensi. kesehatan
- Sebagian besar sasaran usia dewasa dengan hipertensi mengeluh
pusing, kaku pada tengkuk dan penglihatan kabur.
- Sasaran usia dewasa dengan hipertensi mengatakan kalau
muncul gejala tersebut atau sakit, upaya yang dilakukan adalah
dengan berbaring/istirahat.
- Sasaran usia dewasa dengan hipertensi mengatakan kurang tahu
tentang penyakit hipertensi.
- Sasaran mengatakan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi
hanya bisa didapat saat mereka datang berobat ke sarana kesehatan,
namun pendidikan kesehatan secara bersama-sama tentang
pencegahan hipertensi secara komprehensif di RW 1 belum pernah
dilakukan.

29
DO : Berdasarkan hasil data yang diperoleh :
- Jumlah sasaran usia dewasa dengan hipertensi berjumlah 77
orang (18%).
- Dari hasil pemeriksaan tekanan darah baru diketahui 77 orang
terkena hipertensi, dimana rata-rata sasaran usia dewasa tersebut
memiliki tekanan darah sistol di atas 150 mmHg dan diastole di
atas 90 mmHg.
- Dari hasil pengkajian didapatkan lebih banyak sasaran usia
dewasa kurang memahami tentang penyakit hipertensi,
penyebab, tanda dan gejala, makanan yang harus dikonsumsi
dan dihindari serta cara penanganan penyakit hipertensi.
- Data kuesioner menunjukkan bahwa :
Tingkat pengetahuan (33%) kurang baik
Mengalami tanda dan gejala hipertensi sebanyak (55%)
Penatalaksanaan kurang baik yaitu (72%)
Memiliki faktor resiko sebanyak (53%)
Akses pelayanan kesehatan kurang baik yaitu sebanyak 52%

30
2 DS : berdasarkan hasil wawancara didapat : Kurang pemahaman Perilaku kesehatan cenderung
beresiko
- Sasaran usia dewasa mengatakan jika sakit mereka membeli
obat di warung, jika penyakitnya tidak kunjung sembuh baru (NANDA. 00188)
mereka pergi ke puskesmas, dokter praktek atau bidan desa.
DO : berdasarkan hasil kuesioner di dapat:
- Sebagian besar usia dewasa dengan hipertensi memiliki
riwayat merokok, berjumlah 256 orang (50%).
- Jumlah sasaran usia dewasa dengan masalah kesehatan
terbanyak adalah penyakit Hipertensi, berjumlah 77 orang
(18%).
- Hasil kuesioner tentang penyakit tidak menular menunjukkan
bahwa :
Ditemukan penyakit selain hipertensi yaitu :
Asthma 3
Diabetes Melitus 2
Asam urat 1
Jantung 2
Kolesterol 2

31
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas b.d Program tidak seluruhnya mengatasi masalah kesehatan pada sasaran usia dewasa di
RW 1 Desa Nglondong
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d Kurang pemahaman pada sasaran usia dewasa di RW 1 Desa Nglondong

32
II. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Prioritas diagnosa keperawatan
Kriteria Penapisan
NO Diagnosa Keperawatan Komunitas
A B C D E F G H I J K L Total

1 Defisiensi Kesehatan Komunitas b.d Program


tidak seluruhnya mengatasi masalah kesehatan 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 38

pada sasaran usia dewasa di RW 1 Desa


Nglondong

2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d


Kurang pemahaman pada sasaran usia dewasa 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 36

di RW 1 Desa Nglondong

Keterangan: Skor:
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas 1 = Sangat rendah
B. Resiko terjadi 2 = Rendah

33
C. Resiko parah 3 = Cukup
D. Kemungkinan untuk dilakukan penkes 4 = Tinggi
E. Minat masyarakat 5 = Sangat tinggi.
F. Kesesuaian dengan program pemerintah
G. Kemungkinan untuk diselesaikan
H. Ketersediaan sumber: tempat
I. Ketersediaan sumber: dana
J. Ketersediaan sumber: waktu
K. Ketersediaan sumber: fasilitas
L. Ketersediaan sumber: petugas.

34
C. RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN STRATEGI RENCANA EVALUASI


TTD
O KEPERAWATAN Jangka Pendek Jangka Panjang INTERVENSI Kriteria Standar

1 Defisiensi Kesehatan Setelah diberikan Setelah Program Kelompok :


Komunitas b.d pendidikan dilakukan asuhan
- Ajarkan senam HT - Sasaran mampu - (100%) sasaran Mahasis
Program tidak kesehatan selama keperawatan
pada sasaran usia mempraktekkan usia dewasa wa UNW
seluruhnya 1x30 menit pada pada sasaran usia
dewasa penderita senam Hipertensi. penderita kelompo
mengatasi masalah sasaran usia dewasa di RW 1
Hipertensi. Hipertensi k1
kesehatan pada dewasa di RW 1 Desa Nglondong
melakukan senam
sasaran usia dewasa Desa Nglondong, diharapkan di
Hipertensi secara
di RW 1 Desa diharapkan: akhir tahun
rutin.
Nglondong program,
- Sasaran usia
kejadian Kemitraan :
dewasa - Sebagian besar
hipertensi tidak
mengetahui - Kerja sama dgn kader perangkat desa - (100%) sasaran
meningkat.
tentang kesehatan, bidan desa berpartisipasi usia dewasa

35
penyakit serta perangkat desa dalam penderita HT
hipertensi dan setempat untuk pembentukan kel. terlibat dalam
pencegahannya pembentukan Prolanis. kegiatan prolanis.
secara mandiri. kelompok prolanis. - Sebagian besar
- Sasaran usia sasaran usia
dewasa aktif dewasa hadir
mengikuti - Kerja sama dgn Kader mengikuti
- (85%) sasaran usia
kegiatan di kesehatan dan Bidan pendidikan
dewasa hadir
masyarakat, spt; desa setempat dalam kesehatan.
mengikuti
kegiatan rangka memotivasi
pendidikan
prolanis. sasaran usia dewasa
kesehatan tentang
penderita HT untuk
masalah HT.
mengikuti penyuluhan
yang diadakan oleh
tenaga kesehatan
sebulan sekali.
- Peningkatan
jumlah kunjungan

36
Pemberdayaan : penderita HT di
sarana kesehatan.
- Anjurkan sasaran usia - (85%) sasaran usia
dewasa penderita HT dewasa penderita
untuk berobat dan HT mengunjungi
mengontrol TD ke sarana kesehatan
sarana kesehatan - Peningkatan skill untuk berobat dan
secara rutin pengukuran tensi mengontrol TD.
secara mandiri - (100%) kader
- Lakukan pelatihan sebagai indikator posyandu mampu
pengukuran tekanan pencegahan dini melakukan
darah bagi kader HT pengukuran
posyandu tekanan darah

- Peningkatan
pengetahuan

- (75%) sasaran usia


Pendidikan Kesehatan :
dewasa
menyebutkan:

37
- Berikan Penkes 1) Pengertian, tanda
tentang penyakit HT dan gejala,
(pengertian, penyebab, penyebab serta
tanda dan gejala, serta dampak dari
dampaknya). penyakit HT.
2) Jenis makanan
yang harus
dihindari dan diet
yang sehat.
- Berikan Penkes
tentang makanan yang
3) Mengetahui cara
harus dihindari dan
menurunkan TD
diet yang sehat untuk
tidak hanya dgn
HT.
obat-obatan namun
- Berikan Penkes
bisa dengan
tentang latihan
melakukan latihan
aktivitas fisik berupa
aktivitas fisik.
senam HT.

38
2 Perilaku kesehatan Setelah diberikan Setelah dilakukan Program Kelompok :
cenderung beresiko pendidikan asuhan
- Lakukan senam sehat - Sebagian besar - (85%) dari warga Mahasis
b.d Kurang kesehatan selama keperawatan
bersama warga yg warga antusias yg mengikuti wa
pemahaman pada 1x30 menit pada pada sasaran usia
diadakan setiap dua mengikuti senam senam sehat adalah UNW
sasaran usia dewasa usia dewasa di dewasa di RW 1
minggu sekali. sehat. sasaran usia kelompo
di RW 1 Desa RW 1 Desa Desa Nglondong
dewasa beresiko. k1
Nglondong Nglondong, diharapkan di
diharapkan: akhir tahun
program,
- Sasaran usia
(NANDA.00188) kebiasaan tidak Kemitraan : - Sasaran usia
dewasa
bertambah. dewasa beresiko - (100%) usia
mengetahui - Bantu kader kesehatan
hipertensi secara dewasa beresiko
tentang bahaya dan Bidan desa
rutin mengikuti hipertensi secara
merokok. setempat dalam
kegiatan prolanis. rutin mengikuti
- Sasaran usia memotivasi sasaran
kegiatan prolanis.
dewasa beresiko untuk mengikuti
aktif mengikuti kegiatan prolanis.
kegiatan di

39
masyarakat, spt; - Sasaran usia
kegiatan senam dewasa beresiko
Pemberdayaan :
sehat. HT berpartisipasi
- Pembentukan Peer dalam kegiatan - (85%) sasaran usia
group peer group. dewasa beresiko
berpartisipasi
dalam kegiatan
peer group.

- Peningkatan
pengetahuan

Pendidikan Kesehatan : - (75%) sasaran usia


dewasa beresiko
- Berikan Penkes
menyebutkan:
tentang bahaya
Pengertian, gejala
merokok (pengertian,
ketagihan serta
dampak dari

40
gejala ketagihan, serta kebiasaan
dampak merokok). merokok.

41
RENCANA KERJA (Plan Of Action/POA) KOMUNITAS PADA WARGA RW 1 DESA NGLONDONG

No Kegiatan Tujuan Sasaran Bentuk Waktu dan Media Pelaksana Dana


Kegiatan Tempat
1 Temu kader Berbagi pengalaman Kader Diskusi dan Waktu :1 Booklet Mahasiswa Dana
posyandu dan diskusi terarah posyandu demonstrasi kali dan LCD UNW mandiri
terkait posyandu pertemuan mahasiswa
dengan prinsip 5 meja
Tempat :
Balai desa
Nglondong

2 Pelatihan Untuk Kader Diskusi dan Waktu :1 - Mahasiswa Dana


KARSA HATI memperdayakan kader posyandu demonstrasi kali UNW mandiri
(kelompok agar aktif untuk pertemuan mahasiswa
warga sehat meningkatkan kualitas
Tempat:
tanpa hipertensi) kesehatan warga
Balai desa
Nglondong

3 Senam hipertensi Meningkatkan Warga usia Senam Waktu :1 Sound Mahasiswa Dana
dan senam aktivitas olahraga pada dewasa kali system UNW mandiri
ergonomis warga usia dewasa dengan pertemuan mahasiswa
hipertensi Tempat:
Lapangan

42
balai desa
Nglondong
4 Pendidikan Meningkatkan Warga usia Penyuluhan dan Waktu satu Leaflet Mahasiswa Dana
Kesehatan DM pengetahuan mengenai dewasa demonstrasi kali saat UNW mandiri
dan Hipertensi DM dan Hipertensi dengan kegiatan mahasiswa
hipertensi Warga PKK
5 Kunjungan Meningkatkan Keluarga Pendampingan Tempat: Poster Mahasiswa Dana
keluarga dengan kemandirian keluarga dengan dan kunjungan Rumah UNW mandiri
penyakit tidak dalam melaksanakan anggota keluarga (home keluarga mahasiswa
menular (PTM) tugas keluarga keluarga visit) dengan HT
yang
memiliki
PTM
6 Kampanye Meningkatkan Usia dewasa Sosialisasi dan Tempat : Poster Mahasiswa Dana
prolanis dan pemahaman warga beresiko HT kerjasama Balai desa UNW mandiri
Pembentukan tentang kegiatan bersama kader Nglondong mahasiswa
kelompok prolanis dan dan tenaga
prolanis meningkatkan kesehatan
kesehatan
7 Pembentukan Meningkatkan Usia dewasa Penyuluhan dan Tempat : Booklet Mahasiswa Dana
peer group anti pengetahuan tentang beresiko HT Diskusi Balai desa dan LCD UNW mandiri
Hipertensi perilaku yang beresiko Nglondong mahasiswa
hipertensi
8 Pendidikan Meningkatkan Usia dewasa Penyuluhan dan Tempat : Booklet Mahasiswa Dana
kesehatan pengetahuan tentang beresiko HT Diskusi Balai desa dan LCD UNW mandiri
tentang bahaya perilaku yang beresiko Nglondong mahasiswa
merokok hipertensi

43
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN

No Waktu Paraf
Kegiatan / Implementasi Sasaran Evaluasi
Perawat

1 Rabu , 17 Oktober S:
2018
Kader posyandu di RW 1
08.30 WIB mengatakan belum tahu
tentang sistem 5 meja dalam
posyandu.

O:

Balita di RW 1 Sistem 5 meja belum KELOMPOK


Posyandu balita diterapkan dengan baik
Desa Nglondong 1

A:

Masalah kurang pengetahuan


terkait posyandu 5 meja belum
teratasi

44
P:

Koordinasi dengan kader balita


untuk dilakukannyapenyuluhan
terkait sistem 5 meja

2 Rabu, 17 Oktober S:
2018
Lansia mengatakan memahami
09.30 WIB bahwa stress dapat
berpengaruh terhadap tekanan
darah

Lansia Di RW 1 O: KELOMPOK
Posyandu lansia
Desa Nglondong  Para lansia terlihat antusias 1
mengikuti posyandu lansia
 Para lansia mengajukan
pertanyaan terkait kegunaan
herbal dalam menurunkan
tekanan darah, seperti
bawang lanang.
 Para lansia sudah memahami
bahwa stres dapat
mempengaruhi tekanan
darah.

45
A:

Masalah kurang pengetahuan


hipertensi belum teratasi

P:

Koordinasi dengan kader


terkait diadakannya kegiatan
penyuluhan terkait hipertensi,
terutama masalah diet.

3. Sabtu, 17 S:
Oktober 2018
Kader mengatakan senang bisa
16.00 WIB berbagi pengalaman tentang
Kader kesehatan kegiatan posyandu KELOMPOK
Temu kader posyandu
RW 1 O: 1

Kader terlihat antusias dalam


menyampaikan kendala dalam
pelaksanaan posyandu

46
A: Defisiensi Kesehatan
Komunitas belum teratasi

P: Kader bisa membantu dalam


kegiatan posyandu balita dan
lansia di masyarakat

4. Selasa, 24 Pelatihan kader kesehatan RW 1 Kader kesehatan S: KELOMPOK


Oktober 2018 KARSA HATI (kelompok RW 1dan calon 1
1. Kader mengatakan
warga sehat tanpa hipertensi) kader kesehatan
09.00 WIB RW 1 senang bisa mengetahui
dan belajar cara
menggunakan
tensimeter, mengukur
gula darah dan
mengetahui tentang
posyandu, Hipertensi
dan DM
2. Kader menyatakan
memahami materi
tentang posyandu 5
meja.

O:

47
1. Kader terlihat antusias
terhadap kegiatan
tersebut
2. Kader terlihat mampu
melakukan pemeriksaan
tekanan darah
3. Kader terlihat mamou
melakukan senam
hipertensi
4. Sebanyak 6 orang kader
balita dan lansia
mengikuti kegiatan
temu kader.
5. Kader mampu
mensimulasikan posyandu 5
meja dengan baik.

A: Defisiensi Kesehatan
Komunitas teratasi

P:

1. Kader bisa membantu


dalam kegiatan

48
posyandu lansia dan
balita di masyarakat
2. Terapkan hasil
penyuluhan temu kader
dalam kegiatan
posyandu yang akan
datang pada 13
November 2018

5. Selasa, 24 Senam hipertensi dan senam Kader kesehatan S: KELOMPOK


Oktober 2018 ergonomis RW 1 dan calon 1
1. Kader mengatakan
kader kesehatan
11.30 WIB RW 1 senang dalam
mengikuti kegiatan
senam, dan ingin agar
senam tersebut rutin
dilaksanakan
2. Warga mengatakan
sulit menghafal gerakan
senam hipertensi
3. Warga mengatakan
ingin melakukan senam
tetapi kurang fasilitas
dan sulit mengingat

49
gerakan yang sudah
diajarkan

O:

1. Warga terlihat
antusias saat
melakukan senam
ergonomis dan
hipertensi
2. Warga terlihat
mampu mengikuti
gerakan senam
ergonomis dan
senam hipertensi

A: Kurang Pengetahuan
Teratasi

P: Koordinasikan dengan kader


lansia untuk melakukan senam
ergonomis dan hipertensi pada
posyandu lansia

6. Selasa, 24 Pendidikan Kesehatan DM dan Warga desa Rw 1 S: KELOMPOK


Oktober 2018 Hipertensi Nglondong 1

50
Rabu , 25 Oktober 1. Warga menyatakan
2018 memahami tentang
makanan yang harus
16.30 WIB dihindari atau dikurangi
oleh penderita hipertensi
dan diabetes.
2. Warga juga senang
mendapatkan pengetahuan
baru

O:

Warga tampak memperhatikan


saat diberikan edukasi
hipertensi dan diabetes melitus

A: Kurang Pengetahuan
Teratasi

P: koordinasikan pada
puskesmas untuk
meningkatkan pengetahuan
warga terkait hipertensi dan
diabetes melitus untuk

51
mencegah hipertensi dan
diabetes melitus

7. 25 Oktober – 2 Kunjungan keluarga dengan Kelompok warga S: KELOMPOK


November 2018 penyakit tidak menular (PTM) lansia dan keluarga 1
1. Warga mengatakan
yang beresiko
terhadap masalah senang bisa sharing
kesehatan (HT, tentang masalah
kesehatan kepada
DM dan asam urat)
mahasiswa yang
berkunjung ke
rumahnya
2. Warga mengatakan
paham dengan
informasi yang
diberikan tentang
penyakit dan cara
perawatannya
3. Warga mengatakan
senang bisa membuat
obat tradisional dengan
bahan yang ada di
sekelilingnya

O:

52
1. Warga tampak
menyambut hangat
kedatangan mahasiswa
ke rumahnya
2. Warga tampak
kooperatif dalam
mendemonstrasikan
cara menyediakan obat
tradisional

A : Defisiensi Kesehatan
Komunitas teratasi

P :

1. Koordinasikan dengan
petugas kesehatan
untuk melakukan home
visit secara berkala
2. Anjurkan warga untuk
mengkonsumsi obat
tradisional dengan rutin
3. Sarankan warga untuk
kontrol rutin ke petugas
kesehatan

53
6. Selasa , 24 Melakukan FGD pada penderita Usia dewasa S; KELOMPOK
Oktober 2018 Hipertensi dan sosialisasi beresiko HT 1
prolanis Lansia mengatakan senang dan
13.00 WIB dapat berbagai informasi
dilaksanakannya diskusi ini

O:

Lansia tampak antusia dan


selalu menjawab dengan
tenang dan jelas

Lansia dapat mengerti dan


semakin paham tentang
penyakit hipertensi

Lansia mengetahui bagaimana


pencegahan dan diit untuk
hipertensi

A : Kurang Pengetahuan
Teratasi

P:

54
Koordinasikan dengan bidan
desa untuk pelaksaan fgd
dengan tema yang lain.

7. Kamis, 8 Pendidikan kesehatan tentang Usia dewasa S: KELOMPOK


November 2018 bahaya merokok beresiko HT dan 1
1. Warga menyatakan
DM
16.30 WIB memahami tentang bahaya
yang ditimbulkan akibat
merokok.
2. Warga juga senang
mendapatkan pengetahuan
baru

O:

Warga tampak memperhatikan


saat diberikan edukasi bahaya
merokok

A: Kurang Pengetahuan
Teratasi

P: koordinasikan pada
puskesmas untuk

55
meningkatkan pengetahuan
warga terkait bahaya merokok.

8. Selasa, 13 Evaluasi kemampuan kader Kader kesehatan S: KELOMPOK


November 2018 dalam melaksanakan posyandu rw 1 1
balita dengan prinsip 5 meja Kader mengatakan bahwa
08.30 WIB sudah mulai mengerti alur
pelaksanaan 5 meja dalam
kegiatan posyandu balita
maupun posyandu lansia.

O:

1. Kader terlihat antusias


terhadap kegiatan
tersebut
2. Kader terlihat mampu
melakukan pemeriksaan
tekanan darah
3. Kader mampu
melaksanaka posyandu
walaupun masih perlu
pendampingan.
4. Posyandu balita dan
posyandu lansia dapat
berjalan dengan baik.

56
A : Defisiensi Kesehatan
Komunitas Teratasi.

P;

Koordinasikan dengan
puskesmas dan bidan desa
untuk memulai memandirikan
kader dalam pelaksaan
posyandu.

57
LOOG BOOK
Kelompok 1 Temanggung
Hari : Senin, 08- 10-2018
Stase : Komunitas Gerontik Keluarga
Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung
No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00 Pembekalan Puskesmas R/ Mahasiswa mengetahui tentang


gambaran umum Desa Nglondong
-Pembekalan Kepala Puskesmas

-Pembekalan Lahan Perseptor


Keperawatan Komunitas

- Pembekalan Pemsbimbing
Lahan

2 10.00- Penerimaan mahasiswa R/ Mahasiswa di ijinkan Desa Nglondong


12.00 Rw 01 Parakan Temanggung
-Sambutan Kepala Desa

-Sambutan Dosen Koordinator


Komunitas

- Sambutan Keapala Puskesmas

-Sambutan Bidan Desa

58
- Pembekalan Pemsbimbing
Lahan

-Sambutan Perwakilan
Mahasiswa

3 12.00 Apersepi Bidan Kader dan R/ Mengetahui Proiritas Desa Nglondong


Mahasiswa

4 13.00 Pengarahan dan bimbingan Stase R/ Mahasiswa mengetahui tugas dan


Komunitas, Gerontik, Keluarga target kompetensi

59
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Selasa, 09- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00 Mencari Data ke Ibu Bidan dan R/ Mengetahui data pasien, data Sift Pagi
Kader posyandu, data pustu,

2 10.00- Mencari data ke Sekertaris desa R/ mengetahui jumlah penduduk ,jumlah


12.00 dan ke Ketua RW 1 RT,agama, bahasa yang digunkan,
pembakian wilayah, mata pencaharian,
umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, status menikah, mengetahui
batas desa,

3 15.00 Mencari data winshield survei R/ Mengetahui pembuangan slimbah, Sift Sore
survaiobservasi desa dan wawa sampah, kerapatan rumah, kondisi rumah,
cara Ketua tanda kerusakan lingkungan, area

60
RT1,RT2,RT3,RT4,RT5,dan RT rekresasi, rempat umum , ibadah , jenis
yang diwakili mahasiswa saran trasnsportasi

4 19.00 Pengarahan dan bimbingan Stase R/ Mahasiswa mengetahui tugas dan Sift Sore
Komunitas, Gerontik, Keluarga target kompetensi

61
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Rabu, 09- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 15.00 Melakukan kunjungan rumah R/ Mengetahui data pasien, dan penemuan


pasien yang mengalami masalah penyakit ptm warga yang bermasalah

Pada pasien hipertensi dan


penyakit ptm ( DM, asam urat,
asma, jantung, kolestrol, stroke).

Tiap RT masing masing sesuai


dengan data kader dan bidan
desa

62
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Kamis , 09- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00 Melakukan kunjungan rumah R/ Mengetahui data pasien, dan penemuan Sift Pagi
pasien yang mengalami masalah penyakit ptm warga yang bermasalah

Pada pasien hipertensi dan


penyakit ptm ( DM, asam urat,
asma, jantung, kolestrol, stroke).

Tiap RT masing masing sesuai


dengan data kader dan bidan
desa

2 12.00 Pengolahan Data Tabulasi R/ mengetahui prosentase sebagian data Sift Pagi

3 08.00 -Upacara Pembangunan desa R/ Warga antusias memeriksa kesehatan Sift Pagi

63
-Melakukan pemeriksaan Jumlah warga yang periksa 77 orang
Kesehatan Pada Desa Glapansari
acara pembangunan desa dengan R/ jumlah pemeriksa KIA 20
Kodam TNI

4 14.00 Melakukan kunjungan rumah R/ Mengetahui data pasien, dan penemuan Sift Sore
pasien yang mengalami masalah penyakit ptm warga yang bermasalah

Pada pasien hipertensi dan


penyakit ptm ( DM, asam urat,
asma, jantung, kolestrol, stroke).

Tiap RT masing masing sesuai


dengan data kader dan bidan
desa

5 19 .00 Pengolahan Data Tabulasi R/ mengetahui prosentase Sift Sore

64
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Senin , 15- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00 Melakukan kunjungan rumah R/ Data terpenuhi target Sift Pagi


pasien yang mengalami masalah

Pada pasien hipertensi dan


penyakit ptm ( DM, asam urat,
asma, jantung, kolestrol, stroke).

Tiap RT masing masing sesuai


dengan data kader dan bidan
desa Finalisasi

2 10.00 Pengolahan Data Tabulasi R/ Finalisasi Sift Pagi

3 11.00 Penyususunan Makalah R/ Finalisasi Sift Pagi

65
4 16.00 Persiapan Minilokakarya R/ tempat tertata Sift Sore

Seting tempat

5 18.00 Revisi data dan makalah R/ Finalisasi Sift Sore

66
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Selasa , 16- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00 Menyiapkan tempat sarana dan R/ Tempat tertata Sift Pagi


prasarana

Penerimaan tamu

2 09.00 Minilokakarya R/ acara berjalan lancar Sift Pagi

-pembukaan

-sambutan kepala desa

-sambutan kepala puskesmas

-pemaparan data oleh


mahasiswa

67
- prioritas Maslah

- intervensi POA

-tangapan kepala desa

Tanggapan puskesmas

Tanggapan kader, dan bidan

Tanggapan dosen

3 12.00 Diskusi 1. R/ Pengadaan alat sudah ada: Sift Pagi


pemanfaatan dan pelatihan kader
Kesimpulan diskusi 2. Mengoptimalkan kampaye
PROLANIS.
3. Diharapkan para kader bisa
menggunakan alat kesehatan
sederhana: Tensimater,
Glukomater, pengukuran asam
urat, kolestrol
4. Diharapkan Kader bisa
mendokomentasikan dan
pelaporan dalam mengisi KMS
5. Melibatkan Karang Taruna dalam
kegiatan Posbindu

68
4 13.00 Evaluasi dan Masukan dari R/ Per baikan makalah hasil presentasi
perseptor dan dosen dan tindak lanjut

69
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : 17- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00 Menyiapkan Posyandu Ruangan Tertata

2 09.00- Kegiatan Posyandu Balita R/ Warga antusias berkunjung ke


11.00 posyandu
1. Melaskukan Pendaftaran
2. Melakukan timbang Diikuti 20 balita
Badan
3. Mengukur lingkar
kepala
4. Mengkur tinggi badan
5. Menanyakan keluhan
6. Pengisian KMS
7. Pendidikan kesehatan

70
8. Pemberian Terapi

3 09.00- Kegiatan Posyandu lansia R/ Warga antusias berkunjung ke


11.00 posyandu
1. Melaskukan pendaftaran
2. Menanyakan keluhan
3. Mengukur Tinggi Badan
dan berat badan Dikuti 32 lansia
4. Mengukur Tekanan
Darah
5. Mengukur Kadar gula
darah, asam urat, dan
kolestrol
6. Pendidikan kesehatan
7. Pemberian Terapi

4 11.30 Evaluasi Posyandu  R/kader masih kerepotan posyandu


lansia dan balita
 Penulisan administrasi registrasi SIP
informasi posyandu masih kerepotan
 Gedung khusus seabgai sarana dan
prasarana ( buku, alat tulis, lemari dan
alat, meja)

71
5 11.50 Apersepsi Kader Tentang 5 R/ kader sudah mengetahui system
Meja lima meja tetapi sarana meja dan
tempat kurang mendukung
Meja1 pendaftaran

Meja 2 Pengukuran

Meja 3 Pencatatan KMS

Meja 4 Penyuluhan

Meja 5 Pengobatan

6 12.00- Pelatihan Tensi, glucometer R/ kader dapat melakukan secara


13.00 mandir alat sederhana

72
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Senin, 22- 10-2018 senin

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00- Kegitan Pustu R/ warga dari berbagai desa,


11.00 Ngelondong, kembaran, campursari,
nggunung kekep, dengan berbagai Sift pagi
keluhan, hipertensi, ispa, gatal-gatal, diare

Diikutui 25 orang

2. 11.00- Persiapan Koordinasi Ujian R/ pembagian tugas sesuai jobs dsk


12.00 komunitas/ koordinasi persiapan
pelatihan kader

3 12.00 Pembagian Undangan R/ undangan tersebar

73
LOOG BOOK

Kelompok 1 Temanggung

Hari : Senin, 22- 10-2018

Stase : Komunitas Gerontik Keluarga

Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung

No Jam Kegiatan Respon KET

1 08.00- Kegitan Pustu R/ warga dari berbagai desa,


11.00 Ngelondong, kembaran, campursari,
nggunung kekep, dengan berbagai Sift pagi
keluhan, hipertensi, ispa, gatal-gatal, diare

Diikutui 25 orang

2. 11.00- Persiapan Koordinasi Ujian R/ pembagian tugas sesuai jobs dsk


12.00 komunitas/ koordinasi persiapan
pelatihan kader

3 12.00 Pembagian Undangan R/ undangan tersebar

74
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan dan


kesehatan membutuhkan peran kita dalam bentuk dorongan dan motivasi dari
seluruh pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang kesehatan khususnya
kelompok kerja kesehatan puskesmas, kader, tokoh masyarakat dan mahasiswa
menyampaikan informasi dan peningkatan motivasi dari pihak yang
berkompeten dalam ilmu kesehatan.salah satunya dijembatani oleh praktek
komunitas sebagai sarana belajar bagi mahasiswa keperawatan dalam upaya
membangun derajat kesehatan masyarakat.

75
LAMPIRAN
PELAKSANAAN POA
DI DESA
NGLONDONG

76
Kode Responden :

KUESIONER
GAMBARAN PENDERITA HIPERTENSI DI DESA NGLONDONG
KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

A. Data Demografi
Petunjuk pengisian
Beri tanda “√” pada kotak yang sesuai dengan pernyataan di bawah ini.

Umur : 45 – 59 tahun 75 – 90 tahun


60 – 74 tahun > 90 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


Perempuan

Pendidikan : Tidak tamat SD Tamat SD


Tamat SMP Tama SMA
Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Tidak Bekerja Pegawai Negeri


Pegawai Swasta Wiraswasta
Buruh Petani

77
B. Pengetahuan tentang Hipertensi
Petunjuk pengisian
Beri tanda “√” pada kotak yang sesuai dengan pernyataan di bawah ini.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Tekanan darah normal adalah tekanan darah
antara 120/80 sampai 130/90 mmHg
2. Tekanan darah tinggi merupakan tekanan darah
yang melebihi tekanan darah normal.
3. Penyakit tekanan darah tinggi merupakan
penyakit keturunan
4. Penyakit tekanan darah tinggi merupakan
penyakit menular
5. Penyakit tekanan darah tinggi merupakan
penyakit yang dapat dicegah

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda sering merasa pusing?
2. Apakah anda sering merasakan berat ditengkuk?
3. Apakah anda sering merasakan jantung
berdebar-debar ?
4. Apakah anda sering merasakan telinga
berdenging?
5. Apakah anda sering merasakan pandangan
kabur ?

D. Penatalaksanaan Hipertensi dengan Obat


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda rutin memeriksakan tekanan
darah di fasilitas pelayanan kesehatan ?
2. Apakah anda rutin melakukan konsultasi
dengan dokter atau tenaga kesehatan lain
tentang tekanan darah?
3. Apakah anda minum obat tekanan darah tinggi
secara rutin ?
4. Apakah anda minum obat tekanan darah tinggi
sesuai dengan aturan (sesuai dosis yang
dianjurkan) ?
5. Apakah anda tetap minum obat meskipun tidak
ada keluhan yang dirasakan ?

78
6. Apakah anda menjalani pengobatan alternatif
selain mengkonsumsi obat dari petugas
kesehatan?

E. Faktor resiko
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda merokok ?
2. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan
asin ?
3. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan
berlemak (bersantan, gorengan, jeroan) ?
4. Apakah anda rutin beraktifitas fisik ?
5. Apakah anda sering minum kopi ?

F. Akses mendapatkan pelayananan kesehatan

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ada pelayanan posyandu?
2. Apakah anda rutin mengikuti kegiatan
posyandu ?
3. Apakah anda memanfaatkan fasilitas kesehatan
di desa (puskesmas pembantu) ?
4. Apakah anda memanfaatkan fasilitas kesehatan
di Puskesmas ?
5. Apakah jarak tempuh menghambat anda untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan ?
6. Apakah kendaraan menghambat anda untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan ?
7. Apakah kesibukan pekerjaan menghambat anda
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan ?
8. Apakah anda memanfaatkan kartu jaminan
kesehatan ?
9. Apakah anda ragu untuk menggunakan kartu
jaminan kesehatan ?

79
TABULASI PENYAKIT TIDAK MENULAR

penyakit tidak menular (ptm)

riwayat PTM pada keluarga riwayat PTM pada Individu


total KETERANGAN total KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

RIWAYAT RIWAYAT INDIVIDU


KELUARGA
DM 2 14,25 DM 2
HT 3 21,5 HT 2
JANTUNG 1 7 JANTUNG 2
STROKE 2 14,25 STROKE 2
ASMA 3 21,5 ASMA 3
KANKER 0 0 KANKER 0
KOLESTEROL 3 21,5 KOLESTEROL 4

80
Tabulasi Hipertensi

pengetahuan total KETERANGAN


1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 0 0 1 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 0 1 1 0 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 0 0 3 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 4 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK

81
0 0 0 1 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 0 1 1 0 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
-1 1 2 1 -1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 0 1 4 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 0 1 4 BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK

82
No Jenis Kelamin umur pendidikan pekerjaan

1 1 3 2 6
2 2 4 1 1
3 1 2 2 6
4 2 2 1 1
5 2 1 2 5
6 1 1 3 6
7 2 1 1 6
8 1 1 2 1
9 2 2 2 5
10 1 2 2 6
11 1 3 2 1
12 1 1 3 6
13 2 1 1 3
14 2 2 1 1
15 1 2 2 6
16 2 2 2 6
17 2 1 3 6
18 2 2 2 1
19 2 1 3 1
20 2 1 2 1
21 2 1 2 3
22 1 1 1 6
23 2 1 1 6
24 2 1 1 6
25 1 2 1 6
26 1 2 1 6
27 1 2 1 6
28 2 1 2 3
29 1 1 1 6
30 2 1 2 3
31 1 1 1 6
32 2 1 1 6
33 2 1 1 6
34 1 2 1 6
35 1 2 1 6
36 1 2 1 6
37 2 1 1 3
38 2 2 1 1
39 1 2 2 6

83
40 2 2 2 6
41 1 3 2 1
42 1 1 3 6
43 2 1 1 3
44 2 2 1 1
45 1 2 2 6
46 2 2 2 6
47 2 1 3 6
48 1 3 2 1
49 1 1 3 6
50 2 1 1 3
51 2 2 1 1
52 1 2 2 6
53 1 3 2 1
54 1 1 3 6
55 2 1 1 3
56 2 2 1 1
57 1 2 2 6
58 2 2 2 6
59 1 2 2 6
60 2 1 1 3
61 1 2 2 6
62 1 3 2 6
63 2 4 1 1
64 1 2 2 6
65 2 2 1 1
66 2 1 2 5
67 2 1 2 5
68 2 1 1 3
69 2 2 1 1
70 1 2 2 6
71 2 2 2 6
72 2 1 3 6
73 2 2 2 1
74 2 1 3 1
75 2 1 2 1
76 2 2 2 6
77 2 1 3 6

84
85
tanda dan gejala total KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
0 0 1 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 0 1 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 1 1 1 5 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 1 0 4 MENGALAMI
1 1 1 1 1 5 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 1 1 4 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
0 0 1 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 0 1 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI

86
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 1 0 4 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 1 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 1 0 4 MENGALAMI
1 1 1 1 1 5 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 1 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI

87
penatalaksanaan hiprtensi dgn obat TOTAL KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 0 0 0 1 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 0 2 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 3 KURANG BAIK
1 1 1 0 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 1 4 BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK

88
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 1 4 BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 0 0 0 1 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 0 2 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 0 0 0 1 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 0 2 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK

89
faktor resiko KETERANGAN
1 2 3 4 5 TOTAL
1 1 0 1 1 4 MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 0 1 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 1 4 MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 0 0 0 1 TIDAK MEMPUNYAI
0 0 1 1 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI

90
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 0 0 0 1 TIDAK MEMPUNYAI
0 0 1 1 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI

91
akses pelayanan kesehatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
KURANG
1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 KURANG BAIK
1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 BAIK
1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 BAIK
1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK

92
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 KURANG BAIK
1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 BAIK
1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 BAIK
1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 BAIK
1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 KURANG BAIK
1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 BAIK
1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK

93
DEMOGRAFI
LAKI-LAKI 32 42%
PEREMPUAN 45 58%

PENDIDIKAN
Tidak Tamat SD 30 39%
TAMAT SD 36 47%
TAMAT SMP 11 14%
TAMAT SMA 0 0%
PT 0 0%
PEKERJAAN
Tidak Bekerja 20 26%
pegawai negeri 0 0%
pegawai swasta 10 13%
wiraswasta 0 0%
buruh 4 1%
petani 44 60%
PENGETAHUAN
BAIK 67%
KURANG BAIK 33%

TANDA - GEJALA

MENGALAMI 42 55%
TIDAK MENGALAMI 35 45%
PENATALAKSAAN
BAIK 28%
KURANG BAIK 72%
Faktor Resiko
Mempunyai 53%
Tidak Mempunyai 47%
AKSES
Baik 48%
Kurang Baik 52%

94
PELATIHAN KADER KESEHATAN
RW 1 DESA NGLONDONG

A. Latar Belakang
Salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya manusia
yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial
serta mempunyai produktivitas yang optimal. Namun masalah yang di hadapi
oleh masyarakat saat ini sangat kompleks dan bervariasi seperti kurangnya
minat dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, masalah sampah, penyakit kronis,
gizi, narkoba, dan lain-lain.
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan bekerja secara sukarela mengelola posyandu. Kader adalah pria
atau wanita yang berbadan sehat jasmani dan rohani serta mau bekerja secara
sukarela mengelola posyandu. Kader posyandu merupakan pilar utama
penggerak pembangunan khususnya di bidang kesehatan . Kader secara
swadaya dilibatkan oleh puskesmas dalam kegiatan pelayanan kesehatan desa
yang salah satunya adalah pemberian imunisasi polio. Tanpa mereka, kegiatan
pelayanan kesehatan di desa tidak banyak artinya. Kader posyandu sebaiknya
mampu menjadi pengelola posyandu, karena kaderlah yang paling memahami
masyarakat di wilayahnya.
Kader bertugas melaksanakan penyuluhan di posyandu, baik
penyuluhan sederhana bagi bayi/ balita maupun lansia terkait penyakit yang
diderita bayi/ balita serta lansia tersebut. Untuk itu, sebagai salah satu upaya
pemecahan masalah tersebut, maka diperlukan kader-kader baru khususnya
para kader yang mempunyai jiwa peduli dan mampu mengajak masyarakat
untuk berpikir dan bertindak positif serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan
kesehatan. Pelatihan kader secara terpadu sebagai bekal untuk mendampingi
masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari sudah
lama tidak dilakukan. Dengan demikian setelah menjalani pelatihan ini
diharapkan kader mampu untuk meningkatkan pengetahuaan tentang kesehatan

95
dan menjadi motivator perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat di
lingkungannya.
B. Tujuan

 Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari pelatihan kader kesehatan masyarakat adalah
memberi bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang berbagai hal
yang dapat menambah kualitas untuk memfasilitasi masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

 Tujuan Khusus
1. Memiliki motivasi sebagai kader kesehatan di lingkungannya
2. Memiliki kesadaran kritis terhadap realitas permasalahan kesehatan yang
ada di masyarakat
3. Memiliki keterampilan dasar dalam melakukan pengkajian kesehatan
4. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan komunikasi dan negosiasi
dengan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan

C. Nama dan Tema Kegiatan


Nama kegiatan : Mewujudkan Lingkungan Dusun Nglondong Yang
Peduli Kesehatan.
Tema Kegiatan : KARSA HATI (Kelompok Warga Sehat Hidup
Tanpa Hipertensi)
D. Tempat dan Waktu
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Oktober 2018
Waktu : Pukul 09.00- selesai
Tempat : Gedung Balai Desa Nglondong

96
E. Susunan Acara

NO JAM KEGIATAN METODE PESERTA PJ

1 09.00 - 09.05 Pembukaan Ceramah MC

2 09.05 - 09.10 Sambutan mahasiswa Ceramah Kurniawan

3 09.10 - 09.15 Sambutan kades Ceramah Abdul


sekaligus membuka Karim
pelatihan

4 09.15 - 09. 30 Materi sistem 5 meja Ceramah 5 Kader Dwi


posyandu Hendra P
2 Pemuda

5 09.30 - 09.45 Pelatihan pengisian Demonstrasi 5 Kader Elisabeth


KMS Dhitri
2 Pemuda

6 09.45 - 10.00 Materi HIPERTENSI Ceramah 5 Kader, Akrom


Fasich
2 Pemuda

7 10.00 - 10.15 Pelatihan Pengukuran Skill Lab 5 Kader, Kurniawan


Tekanan Darah P
2 Pemuda

8 10.15 - 10.25 COFFE BREAK

9 10.25 - 10.40 Materi DM Ceramah 5 Kader, Dini


Subekti
2 Pemuda

10 10.40 - 11.00 Pelatihan Pengukuran Skill Lab 5 Kader, Iwit


Gula Darah Widiastuti
2 Pemuda

11 11.00 - 11.15 Diskusi Tanya Jawab 5 Kader, Moderator

2 Pemuda

F. Susunan Kepanitiaan

97
13 11.15 - 11.45 Senam Hipertensi Demonstrasi 5 Kader, Dewi
Respati
2 Pemuda Arum Sari

14 11.45 - 11.50 Penutup MC

1. Ketua : Kurniawan Prasetya


2. Sekretaris : Dini Subekti
3. Bendahara : Dwi Hendra Pratiwi
4. Sie Acara
Moderator : Asri Dwi Pristiwati
Pembawa Acara : Elisabeth Dhitri Swastika
5. Sie Perlengkapan : Akrom Fasich Wibowo
6. Sie Dokumentasi : Heru Setianto
7. Sie Konsumsi : Iwit Widiastuti & Dewi Respati Arum Sari
G. Rancangan Anggaran

No Item Banyaknya Total

1 Snack + makan siang peserta 15 paket Rp. 300.000


@ Rp.20.000

2 Coffee break - Rp. 30.000

3 Akomodasi
a. Tamu Undangan @ 50.000 3 orang Rp. 150.000
b. Peserta (kader) @ 30.000
7 orang Rp. 210.000

4 Pengadaan sertifikat @5.000 10 orang Rp. 50.000

5 Pengadaan pin @5.000 10 orang Rp. 50.000

6 Kesekretariatan (pelatihan kit) - Rp. 100.000

7 Lain-lain - Rp. 110.000

Total Rp. 1.000.000

H. Penutup

98
Demikian proposal ini kami buat untuk dijadikan sebuah perencanaan
serta bahan pertimbangan untuk penilaian keberhasilan Program Profesi Ners
Komunitas. Besar harapan kami agar dalam kegiatan yang kami rencanakan
dapat terselenggara dengan sukses dan optimal.
Temanggung, 18 Oktober 2018

Ketua Panitia Sekretaris

Kurniawan Prasetya, S.Kep Dini Subekti, S.Kep

Nim. 070117B038 Nim. 070117B022

SATUAN ACARA PELATIHAN (SAP)

Mata ajar : Keperawatan Komunitas

Pokok bahasan : Pelatihan Kader Kesehatan

Sub pokok bahasan : 1. Sistem 5 meja dalam posyandu

2. Teknis pengisian KMS

3. Materi Hipertensi

4. Pengukuran tekanan darah

5. Materi DM

6. Pengukuran gula darah

Sasaran pelatihan : Kader RW 1 Desa Nglondong

Hari, Tanggal : Rabu, 24 Oktober 2018

Waktu : 09.00 – 11.50 (170 menit)

Tempat : Balai Desa Nglondong

99
I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pelatihan kader kesehatan, kader dapat memahami serta dapat
mempraktikan dalam pelaksanaan posyandu dan meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa Nglondong

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti pelatihan kader kesehatan, kader mampu menyebutkan garis
besar sub pokok bahasan, meliputi:
1. Menjelaskan sistem 5 meja dalam posyandu
2. Menjelaskan teknis pengisian KMS dan interpretasi hasil dari IMT, tekanan
darah, dan screening laboratorium (Glucosa)
3. Menjelaskan tentang hipertensi dan penatalaksanaannya serta mampu
melakukan pengukuran tekanan darah
4. Menjelaskan tentang DM dan penatalaksanaannya serta mampu melakukan
pengukuran gula darah
III. Materi Pelatihan
Outline :
1. Sistem 5 meja dalam posyandu
2. Tehnis pengisian KMS
3. Materi tentang hipertensi dan penatalaksanaannya
4. Pengukuran tekanan darah
5. Materi tentang DM dan penatalaksanaannya
6. Pengukuran gula darah

IV. Metode Pelatihan


1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi dan re-demonstrasi

V. Media
1. Laptop + LCD + layar
2. Hardcopy materi

100
3. Tensimeter (stetoscop + sphygmomanometer)
4. Accu check + strip (Glucosa) + alcohol swab + safety box

VI. Pengorganisasian
1. Ketua : Kurniawan Prasetya
2. Sekretaris : Dini Subekti
3. Bendahara : Dwi Hendra Pratiwi
4. Sie Acara
Moderator : Asri Dwi Pristiwati
Pembawa Acara : Elisabeth Dhitri Swastika
5. Sie Perlengkapan : Akrom Fasich Wibowo
6. Sie Dokumentasi : Heru Setianto
7. Sie Konsumsi : Iwit Widiastuti & Dewi Respati Arum Sari

VII. Kegiatan Pelatihan

NO JAM KEGIATAN METODE

1 09.00 - 09.05 Pembukaan Ceramah

2 09.05 - 09.10 Sambutan mahasiswa Ceramah

3 09.10 - 09.15 Sambutan kades sekaligus membuka Ceramah


pelatihan

4 09.15 - 09. 30 Materi sistem 5 meja posyandu Ceramah

5 09.30 - 09.45 Pelatihan pengisian KMS Demonstrasi

6 09.45 - 10.00 Materi HIPERTENSI Ceramah

7 10.00 - 10.15 Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah Skill Lab

VIII. Evaluasi

101
8 10.15 - 10.25 COFFE BREAK

9 10.25 - 10.40 Materi DM Ceramah

10 10.40 - 11.00 Pelatihan Pengukuran Gula Darah Skill Lab

11 11.00 - 11.15 Diskusi Tanya Jawab

13 11.15 - 11.45 Senam Hipertensi Demonstrasi

14 11.45 - 11.50 Penutup

1. Evaluasi struktur
Alokasi waktu, sasaran pelatihan, tempat, media, dan anggaran sesuai
rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas pelatih serta peserta sesuai dengan perencanaan
b. Peserta ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
c. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaannya
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu melakukan re-demonstrasi materi dengan baik

102
Lampiran Materi Pelatihan

MATERI POSYANDU LIMA MEJA

A. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan
antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
B. TUJUAN POSYANDU
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Posyandu
direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) serta penyelenggaraannya
dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh
masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina LKMD tingkat
kecamatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan
mampu bekerja secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan
mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat. Posyandu dapat
melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya dilaksanakan satu
kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan
masyarakat sendiri.

C. MANFAAT POSYANDU

103
Posyandu memiliki banyak manfaat diantaranya:
1. Bagi masyarakat
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga:
1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
2) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna Biru
(100.000 SI)
3) Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah
(200.000 SI)
4) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali,
BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali
5) Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI
Eksklusif)
6) Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI
7) Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih
8) Bayi/anak yang diare segera diberikan: ASI lebih sering dari biasa,
Makanan seperti biasa, Larutan Oralit dan minum air lebih banyak
9) Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari
10) Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau
melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan
11) Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT
12) Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)
13) Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI):1
kapsul segera setelah persalinan, 1 kapsul 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama
14) Ibu hamil, nifas, dan menyusui makan hidangan bergizi lebih
banyak saat sebelum hamil
15) Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak

104
16) Keluarga mengkomsumsi pangan/makanan beragam,bergizi
seimbang.
Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan:
1) Balita naik berat badannya setiap bulan
2) Balita tidak menderita kekurangan gizi
3) Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan
imunisasi
4) Ibu hamil tidak menderita kurang darah
5) Bayi lahir tidak menderita GAKI
6) Balita dan bufas tidak menderita kurang vitamin A
7) WUS (Wanita Usia Subur) tidak menderita kurang energi kronis
8) Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan
9) Menurunkan jumlah kematian ibu dan balita.
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat sehingga:
1) Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban
2) Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
3) Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok
4) Keluarga mencuci tangan pakai sabun
5) Rumah bebas jentik nyamuk
6) Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
7) Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.
c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dapat
dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga:
1) Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria
2) Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan,
Tetanus dan Campak.
d. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga PUS (Pasangan
Usia Subur):
1) Menjadi peserta KB (Keluarga Berencana)
2) Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang
yang cocok dan tepat penggunaan. (Kementerian Kesehatan RI
,2011).

105
2. Bagi kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
Ikut berperan secara nyata dalam tubuh kembang anak balita dan kesehatan
ibu. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan menjadi panutan karena telah mejadi demi
pertumbuhan anak dan kesehatan ibu (Sulistyorini,2010).
D. STRATA POSYANDU DAN INTERVENSI
Adapun tingkatan Posyandu untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian
posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut:

1. Posyandu Pratama (warna merah)


Posyandu tingkat pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader
ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar
lagi.

2. Posyandu Madya (warna kuning)


3. Poyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.
Akan tetapi cakupan program utamanya KB (Keluarga Berencana), KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), Gizi dan Imunisasi masih rendah yaitu kurang
dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya.
4. Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya KB (Keluarga Berencana), KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak), Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%. Sudah ada program
tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi pada Posyandu di tingkat ini adalah :

106
a) Penggarapan dengan pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa) untuk mengarahkan masyarakat menentukan sendiri
pengembangan program di Posyandu
b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK( Kepala Keluarga)
atau lebih.
5. Posyandu mandiri (warna biru)
Posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun
dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan
utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana
sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan pembinaan
program dana sehat, memperbanyak program tambahan sesuai dengan
masalah dan pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa).
E. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PIHAK-PIHAK TERKAIT

Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas dan
tangung jawab sebagai berikut :

1. Kader Kesehatan

a) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana


Posyandu.
b) Melaksanakan pendaftaran.
c) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
d) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register Posyandu.
e) Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
f) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan
kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil

107
KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan
dilakukan bersama dengan petugas kesehatan.
g) Setelah selesai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

2. Petugas Kesehatan

a) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.


b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di
meja 5 (lima).
c) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
d) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu dan melaporkannya kepada
Kepala Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan
upaya perbaikan sesuai kebutuhan.

3. Camat

a) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.


b) Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.
c) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu
secara teratur.

4. Lurah atau Kepala Desa

a) Memberkan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk


penyelenggaraan Posyandu.
b) Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu.
c) Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan
tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu.
d) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM
atau LKD atau sebutan lainnya.

108
e) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu
secara teratur.

5. Pokja Posyandu

a) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.


b) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
c) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.
d) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu.

6. Tim Penggerak PKK (TP PKK)

a) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.


b) Penggerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
c) Penyuluhan baik di Posyandu atau di luar Posyandu

F. KEGIATAN POSYANDU
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan,
yaitu :
1. Kegiatan Utama
a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu hamil
Pelayanan meliputi :
(a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan.
(b) Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang
periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila
ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.
(c) Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada
hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan
tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan
menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan

109
pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam
ibu hamil.
2) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi :
(a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
(b) Pemberian vitamin A dan tablet besi
(c) Perawatan payudara
(d) Senam ibu nifas
(e) Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat
dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan
pmeriksaan lochea.
3) Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
(a) Penimbangan
(b) Penentuan status gizi
(c) Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
(d) Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila
ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
b) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat
dilayani KB suntik dan konseling KB.
c) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas
kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang
sesuai program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu :
BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.
d) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian

110
sirup besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan
yodium untuk daerah endemis gondok.
e) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Diare, Hipertensi, DM, dan
lain-lain).
Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara
lain dengan cara penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit.
Penanggulangan Hipertensi antara lain dengan cara penyuluhan tentang
hipertensi dan pemberian obat anti hipertensi secara herbal.
Penanggulangan DM antara lain dengan cara penyuluhan tentang DM
dan pemberian jadwal, jenis, jumlah diet/ makanan yang di konsumsi.
2. Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru,
misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit
menular dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Posyandu demikian disebut dengan Posyandu Plus. Penambahan kegiatan
baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan kegiatan utamanya di atas 50%,
serta tersedianya sumberdaya yang mendukung. Kegiatan bulanan di
Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan sistem lima
meja :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan BB, TB, pengukuran LK bayi & anak balita,
pengukuran tekanan darah
Meja III : Pengisian KMS.
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan hasil KMS
Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA,
KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan.
G. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU SISTEM LIMA MEJA
1. Posyandu 5 Meja
Definisi Pelayanan 5 Meja Posyandu (5 langkah kegiatan Posyandu) adalah
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah

111
1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah 5 oleh
petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB, atau sektor yang lainnya.
Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5 meja karena
ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa
saja tidak semua kegiatan menggunakan meja yang sesungguhnya (Lala,
2010).
2. Langkah-Langkah Pelaksanan Pelayanan 5 Meja
a. Langkah 1 (Meja 1) Kader mendaftar bayi/balita, remaja, ibu hamil,
PUS, WUS, lansia: yaitu nama peserta posyandu di tulis pada buku
register kemudian ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan
pada KMS-nya. Apabila peserta posyandu merupakan peserta baru,
berarti KMS baru diberikan, nama peserta posyandu ditulis pada KMS
dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya. Setelah itu,
peserta posyandu langsung dipersilahkan menuju ke kegiatan
selanjutnya.
b. Langkah 2 (Meja 2) Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk
membawa bayi/balitanya atau peserta posyandu untuk menyerahkan
KMS kepada kader di kegiatan 2. Kader di kegiatan 2 menimbang dan
mencatat hasil penimbangan BB, TB bayi/balita, hasil penimbangan
BB, TB dan pemeriksaan tekanan darah dan indeks Massa Tubuh (IMT)
peserta posyandu tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam
KMS, kemudian sipersilahkan menuju ke kegiatan selanjutnya.
c. Langkah 3 (Meja 3) Setelah ditimbang BB, TB dan diperiksa tekanan
darah kader meminta keluarga balita atau peserta posyandu
menyerahkan KMS dan kertas catatan kepada kader di kegiatan 3.
Setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita atau
pemeriksaan tekanan darah peserta posyandu dari secarik kertas ke
dalam KMS anak tersebut. Kader menyerahkan KMS kepada
keluarga balita atau peserta posyandu kemudian dipersilahkan menuju
ke kegiatan 4.
d. Langkah 4 (Meja 4) Kader yang bertugas menerima KMS anak dari
keluarga balita/peserta posyandu akan membacakan dan menjelaskan

112
data KMS tersebut. Kader kemudian memberikan nasihat kepada
keluarga balita/peserta posyandu, dengan mengacu pada data KMS
maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya/peserta posyandu.
Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader
dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau
Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, remaja, ibu hamil,
ibu menyusui, PUS, WUS dan lansia. Selain itu, kader juga dapat
memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet
besi), Vitamin A, Oralit, dan sebagainya.
e. Langkah 5 (Meja 5) Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat
dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau PLKB yang memberikan
layanan antara lain : Imunisasi, Keluarga Berencana (KB), Pemberian
tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.

Meja 1 Pendaftaran
Mendaftarkan balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui,
PUS, WUS, lansia, kemudian kader mencatat peserta
posyandu tersebut. Peserta posyandu yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja
selanjutnya.

Meja 2 Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat


badan, lingkar kepala, indeks massa tubuh (IMT) dan
tekanan darah

Meja 3 Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan pencatatan di KMS peserta posyandu


meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat
badan, tinggi badan.

Meja 4 Penyuluhan

113
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS
dan pemberian makanan tambahan.

Meja 5 Pelayanan medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari


Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan
gula darah, asam urat, kolesterol dan pengobatan
ringan.

H. PERAN KADER
1. Sebelum Hari Buka Posyandu
a. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
b. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
c. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan,
serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
d. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan
ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau
rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
e. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.
Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para
orangtua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya:
menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin melakukan demo
masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS,
buku KIA, sarana stimulasi balita.
f. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
2. Saat Hari Buka Posyandu
a. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas,
ibu menyusui, dan sasaran lainnya.

114
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan
status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang
pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan
anak balita, dan lain sebagainya.
c. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
d. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan
ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi
kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
e. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
f. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.
g. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader
apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.
3. Sesudah Hari Buka Posyandu
a. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk
rawat jalan, dan lain-lain.
b. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan
dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat
keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain
itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
c. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan
dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik.

115
d. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan
sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
e. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem
pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan
di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk
memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan
jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
f. Format SIP meliputi; catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi,
kematian ibu hamil, melahirkan,nifas; catatan bayi dan balita yang ada di
wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan sasaran. catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit,
pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status
pemberian imunisasi; catatan wanita usia subur, pasangan usia subur,
jumlah rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu
hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan
desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu.
I. PESAN KADER
1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
a. Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
dengan pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan
sehat.
b. Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat.
c. Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di Posyandu
setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan air
bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit.
e. Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar di jamban.
f. Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air bersih mengalir.

116
g. Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik nyamuk
dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari Demam Berdarah.
h. Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah secara rutin.
i. Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari.
j. Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap rokok.
2. IBU HAMIL
a. Pengaturan Kelahiran
1) Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada
usia tersebut tubuh wanita telah siap secara fisik maupun mental
untuk hamil dan melahirkan.
2) Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara anak
pertama dan kedua paling sedikit dua tahun. Kesehatan ibu akan
terancam jika melahirkan dengan jarak waktu terlalu dekat,
demikian pula bayi yang akan lahir sebelum waktunya dengan berat
badan lahir rendah.
3) Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan kesehatan ibu dan
anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali menjalani kehamilan dan
persalinan akan mudah menderita kurang darah, pendarahan pada
masa nifas dan kemungkinan bayi meninggal.
b. Pemeriksaan Kehamilan
1) Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil perlu
memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama
kehamilan; mengukur tinggi badan pada saat pertama kali datang;
mengukur LILA, menimbang berat badan, mengukur tekanan darah
dan besarnya kandungan setiap kali periksa.
2) Minum pil tambah darah selama 90 hari.
3) Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan
untuk mencegah tetanus pada bayi.
4) Mengikuti kelas ibu hamil.

117
5) Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu bertanya kepada
bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan didampingi suami,
dan mempersiapkan biaya persalinan.
6) Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu, dengan cara mandi
dan gosok gigi teratur, mengurangi kerja berat, istirahat berbaring
dengan posisi miring sekurangnya 1 jam di siang hari, melakukan
perawatan payudara dengan cara membersihkan puting secara rutin.
c. Makanan yang Sehat Bagi Ibu Hamil
1) Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam jumlah
yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa makan sayur dan
buah.
2) Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
3) Biasakan makan pagi.
4) Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari.
5) Hindari minuman beralkohol.
6) Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu makan,
pilih makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan seperti roti,
ubi, singkong, biskuit, dan buah. Makan dengan porsi kecil dan
sering.
7) Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau merokok
karena akan membahayakan kandungan.
d. Menjaga Kebersihan Diri
1) Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan
sabun, menggosok gigi paling sedikit 2 kali sehari yaitu pada pagi
hari dan sebelum tidur. Mandi yang teratur dan bersih
menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti gatal-gatal dan dengan
menggosok gigi secara teratur untuk mencegah sakit gigi dan gusi.
2) Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti baju dan pakaian
dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat.
e. Mengenali Tanda-Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil
1) Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.

118
2) Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau
kejang.
3) Demam atau panas tinggi.
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
6) Muntah terus dan tidak mau makan.
3. IBU BERSALIN
a. Pertolongan Persalinan
Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter. Karena di
tangan ahlinya persalinan akan bersih, aman dan akan menghindari ibu
serta bayinya dari penyakit dan kematian.

b. Mengenali Tanda-Tanda Persalinan


1) Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin sering.
2) Perut terasa keras bila diraba.
3) Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4) Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput
ketuban.
5) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut pada ibu
hamil, maka segeralah membawa ibu hamil ke Puskesmas terdekat
atau meminta pertolongan dokter/bidan.
c. Mengenali Tanda-Tanda Bahaya Pada Ibu Bersalin
1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
2) Pendarahan lewat jalan lahir.
3) Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
4) Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
5) Air ketuban keruh dan berbau.
6) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
7) Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat.
8) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka
segeralah membawa ibu yang akan melahirkan tersebut ke
Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan.
4. IBU NIFAS

119
a. Yang Harus Dilakukan Oleh Ibu Nifas Tentang ASI
1) Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena ASI yang
pertama kali (kolostrum) mengandung zat kekebalan yang
melindungi bayi terhadap penyakit. Istirahat cukup supaya ibu sehat
dan ASI keluar banyak.
2) Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi paling sedikit 8
kali sehari.
3) Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui. Ibu dapat
menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara
disisi yang lain.
4) Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun saat akan
memegang bayi, sesudah buang air besar atau kecil, dan sesudah
menceboki anak.
b. Menjaga Kesehatan Pada Ibu Nifas
1) Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul
segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam
berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas).
2) Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari.
3) Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada
minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam.
4) Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil.
5) Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih.
6) Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering
mungkin.
c. Mengenali Tanda-Tanda Bahaya pada ibu nifas
1) Pendarahan lewat jalan lahir.
2) Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
3) Demam lebih dari 2 hari.
4) Bengkak di muka, tangan dan kaki, kadang disertai dengan sakit
kepala dan kejang-kejang.
5) Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
6) Dapat mengalami gangguan jiwa.

120
7) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka
segeralah membawa ibu nifas tersebut ke Puskesmas terdekat atau
meminta pertolongan dokter/bidan.
d. Pentingnya ibu nifas ikut program KB
1) Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui, merawat
bayi serta menjaga kesehatan ibu dan keluarga.
2) Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau lebih.
e. Jenis-Jenis Alat KB dan Cara Menggunakannya
1) Alat ber-KB untuk suami
a) Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami yang sudah tegang
setiap kali melakukan hubungan seksual.
b) Vasektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk
mengikat/memotong saluran sperma/air mani.
2) Alat ber-KB untuk istri
a) Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus menerus,
untuk ibu yang sedang menyusui minum pil KB khusus.
b) Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/kiri setiap 1 atau
3 bulan sekali tergantung dari jenis suntikan.
c) Implant, dipasang di lengan atas ibu.
d) IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu setelah
persalinan.
e) Tubektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk
menjepit/memotong saluran telur.
5. REMAJA DAN PEMUDA (KARANG TARUNA)
a. Mengurangi konsumsi kopi, alkohol dan rokok
b. Olahraga teratur
c. Makan teratur dan memenuhi gizi seimbang
d. Ikut serta dan aktif dalam organisasi
e. Rutin melakukan pemeriksaan di posyandu
f. Menjaga kebiasaan hidup sehat
6. LANSIA
a. Mengurangi konsumsi garam dan kopi

121
b. Mengurangi konsumsi makanan mengandung gula
c. Olahraga ringan secara teratur
d. Istirahat dan tidur secara cukup
e. Kurangi aktivitas untuk menghindari kelelahan
f. Minum air putih minimal 8 liter per hari
g. Rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah ke
posyandu maupun puskesmas
7. IBU KADER
a. Pemberian ASI

1) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh
bayi dan mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan kekebalan dan mencegah berbagai penyakit, serta
untuk kecerdasan.

2) Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan.

3) Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak berumur 2 tahun


dan berikan makanan pendamping ASI.

4) Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat diberikan secara


bertahap, mula-mula 2 kali berangsur sampai 3 kali sehari, dalam
jumlah yang kecil sebagai makanan perkenalan. Kenalkan buah/sari
buah 2 kali sehari sedikit demi sedikit.

b. Pola Makan Anak


Usia Pola Makan

0-6 bulan ASI saja

6-9 bulan ASI + Makanan pendamping ASI (MP-ASI)

Contohnya, bubur susu atau bubur tim yang


dilumat

9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat

122
Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek

1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang atau


dihaluskan 3-4 kali sehari

2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2 kali


sehari

c. Tumbuh Kembang Anak


1) Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur.
2) Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A,
imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan.
3) Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak
sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk.
4) Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau
turun rujuk ke Puskesmas.
5) Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.
6) Gunakan garam beryodium setiap kali masak.
7) Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas.
8) Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas.
9) Rawat anak dengan kasih sayang dan doa.
d. Pemberian kapsul vitamin A
1) Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam,
daun katuk, serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya,
tomat, wortel, mangga dan dari sumber hewani seperti telur, hati,
ikan).
2) Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan.
3) Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan
dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000
SI untuk anak balita.

123
4) Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan
Agustus di Posyandu atau Puskesmas.
Imunisasi lengkap untuk bayi

Umur Jenis Imunisasi Dasar

0-7 hari HB 0

1 bulan BCG, Polio 1

2 bulan DPT/HB 1, Polio 2

3bulan DPT/HB 2, Polio 3

4 bulan DPT/HB 3, Polio 4

9 bulan Campak

e. Yang perlu dilakukan bila balita batuk


1) Teruskan pemberian ASI bila bayi masih menyusui.
2) Bila umur anak lebih dari 6 bulan, beri makan dan minuman hangat
lebih banyak.
3) Pada anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis ditambah madu
atau air jeruk.
4) Bersihkan hidung agar tidak terganggu pernafasannya.
5) Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur.
6) Tidak membakar sampah didekat rumah.
7) Rujuk ke Puskesmas bila:
a) ada tanda-tanda nafas cepat;
b) ada tanda sukar bernafas;
c) batuk pilek dengan panas tinggi.
f. Yang perlu dilakukan bila balita diare
1) Teruskan pemberian ASI bila balita masih menyusui.
2) Beri air matang, cairan makanan (air sayur, air tajin atau oralit).
3) Teruskan pemberian makanan.

124
4) Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci tangan pakai sabun
sebelum dan sesudah makan dan sesudah buang air besar.
5) Rujuk ke Puskesmas, bila ada tanda-tanda :
a) Anak tidak membaik dalam 2 hari.
b) Buang air besar encer berkali-kali.
c) Muntah berulang ulang.
d) Rasa haus yang nyata.
e) Demam.
f) Makan atau minum sedikit.
g) Ada darah dalam tinja.
g. Yang perlu dilakukan bila anak demam
1) Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria,
campak, demam berdarah, sakit telinga atau infeksi lain.
2) Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui.
3) Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh,
kuah sayur bening.
4) Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal.
5) Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan dikompres dengan
air dingin karena bisa menggigil.
6) Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai anjuran petugas
kesehatan.
7) Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk.
8) Bawa ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam 2 hari.

h. Yang perlu dilakukan bila anak sakit kulit


1) Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul, koreng dan
sebagainya.
2) Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan kain bersih.
3) Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhi
ramuramuan.
i. Mencegah agar anak tidak terkena penyakit kulit

125
1) Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara : mandi teratur, ganti
pakaian jika basah atau kotor dan cuci tangan dan kaki setiap habis
bermain.
2) Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal, luka basah,
berbau atau bernanah.
3) Menjaga kebersihan anak
4) Mandikan anak setiap hari pagi dan sore pakai sabun mandi.
5) Cuci rambut dengan shampo 2-3 kali dalam satu minggu.
6) Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang
air besar.
7) Gunting kuku tangan dan kaki anak.
8) Bersihkan rumah setiap hari dari sampah dan genangan air.
9) Ajarkan anak untuk buang air besar di kakus/jamban.
j. Merawat gigi anak
1) Jika tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan
kain yang dibasahi air matang hangat.
2) Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai pasta gigi 2 kali, sesudah
makan pagi dan sebelum tidur malam.
3) Pada umur 2 tahun ajari anak gosok gigi sendiri.
4) Tidak membiasakan anak makan makanan yang manis dan lengket.
5) Periksakan kesehatan gigi anak setiap 6 bulan setelah anak berumur
2 tahun.
J. REFERENSI
Anonim,. Posyandu Lansia. Diambil dari
http://posyandu.org/posyandu/posyandulansia. html, diakses pada bulan
November 2018
Dinkes Propinsi Jawa Timur. Buku Pegangan Kader Posyandu. Subdin PSD,
Surabaya, 2009.
Dinkes Propinsi Jawa Timur. Panduan Pelatihan Kader Posyandu. DIPA
Program Perbaikan Gizi Masyarakat, 2009.
Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta, 2009.

126
Depkes RI. Modul Surveilans KIA : Peningkatan Kapasitas Agen Perubahan
dan Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2009.
Hasibuan W dan Ismayadi. 2012. Laporan Penelitian: Hubungan Program
Pelayanan Posyandu Lansia terhadap Tingkat Kepuasan Lansia di Daerah
Binaan Puskesmas Darussalam, Medan. Medan: PSIK FK USU
Maryam, RS dkk. 2009. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
Pujiyono. 2009. Master Thesis: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa Jetis, Kecamatan Karang Rayung,
Kabupaten Grobogan. Magister Promosi Kesehatan FKM UNDIP

127
MATERI

I. KMS USIA LANJUT


A. Pengertian
1. Alat untuk mencatat kesehatan pribadi usia lanjut, baik fisik maupun
mental emosionalnya
2. KMS usia lanjut diisi setiap bulan oleh petugas kesehatan bekerjasama
dengan kader pada kegiatan kelompok usia lanjut atas kunjungan ke
puskesmas.
3. Disimpan oleh lansia atau keluarganya, selalu di baca bila berkunjung
ke puskesmas
4. Berlaku 2 tahun
B. Manfaat
1. Memantau keadaan kesehatan lansia baik fsik maupun mental
emosionalnya
2. Deteksi dini terjadinya penyakit / kelainan kesehatan pada usia
lanjut
3. Sebagai sumber informasi bagi lansia dan keluarganya dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan lansia
C. Bentuk KMS Usia Lanjut
1. Berbetuk lembar 2 muka dan dapat dilipat , dilengkapi dengan
petunjuk pengiisiannya
a. Bagian luar :
1) Judul, nama puskesmas, nomer register, identitas lansia
2) Anjuran hidup sehat
3) Ruang untuk catatan pada tiap kunjungan
4) Petunjuk pengisian untuk petugas kesehatan
b. Bagian dalam:
1) Tabel catatan perkembangan kesehatan lansia baik fisik,
mental maupun kemandiriannya
2) Grafik sebagai alat bantu untuk menentukan indeks Masa Tubuh /
IMT
D. Cara Pengisian KMS Usia Lanjut

128
1. Oleh Kader
a. Pada halaman depan: pemberian nomer KMS, nomer register dan
identitas peserta.
b. Pada halaman belakang: penulisan kunjungan tanggal, kegiatan sehari-hari,
hasil pengukuran berat dan tinggi badan, hasil pengukuran tekanan darah
dan nadi
2. Oleh Petugas Kesehatan
a. Pemeriksaan status mental
b. Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, urin, protein urin
c. Pengukuran tekanan darah
d. Pemberian kesimpulan dan saran-saran hasil pelayanan usia lanjut

129
130
131
II. KMS BALITA
A. Pengertian
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko
kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya
lebih berat KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an,
sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan.
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang
sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan
dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu
balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga
untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan
atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak
B. Fungsi utama KMS, yaitu:
1. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS
dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal,
atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan
anakmengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh
normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan.
Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik
pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan
pertumbuhan.

132
2. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat
riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak,
pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan
dan imunisasi.
3. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan
dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan
anak bila menderita diare.
C. Cara Pengisian KMS
1. Isikan bulan lahir anak pada 0 bulan lahir
2. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
3. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
4. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan
5. Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan
6. Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan
garis datar (berat badan).
7. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu
dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus
8. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak
dapat dihubungkan.

Menentukan Status Pertumbuhan anak.

Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari
penentuan status pertumbuhan adalah seperti tertera sebagai berikut:
Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak.

Contoh :

a. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan memotong garis pertumbuhan


dibawahnya; kenaikan berat badan < KBM (<800 g)

133
b. NAIK (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya; kenaikan
berat badan > KBM (>900 g)

c. NAIK (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat
badan > KBM (>500 g)

d. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM
(<400 g)

e. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM (<300

Penilaian Status gizi

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat.
Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan
dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain, seperti Umur, Berat
Badan, dan Tinggi Badan.

Pedoman yang digunakan adalah berdasarkan standar table Nation Center For
Health Statistic (NCHS). Status gizi anak dapat diketahui dengan mencocokan
umur (dalam bulan) dengan berat badan pada standar table WHO-NCHS.
Dalam KMS kita tidak dapat mengetahui secara langsung status gizi anak kita,
karena untuk mengetahui status gizi perlu dilaksankan pengukuran secara
antropometri. Akan tetapi KMS dapat menjadi ajuan untuk menilai status gizi anak
atau sebagai tindak lanjut kewaspadaan.

Contoh Kasus:

Misalakan seorang anak yang berumur 5 bulan yang pada KMSnya mengalami
pertumbuhan yang baik dikarenakan setiap bulannya mengalami pertumbuhan yang
cukup baik. Untuk mengetahui status gizi anak tersebut diperlukan pengukuran
antropometri, berdasarkan indeks BB/U, dengan status gizi baik, gizi buruk, gizi
normal atau gizi lebih. Berdasarklan penimbangan diperoleh catatan sebagai
berikut.

134
•Pada bulan 0 (kelahiran) 3.05 kg

•Pada bulan pertama 4.06 kg

•Pada bulan kedua 4.7 kg

• Pada bulan ketiga 5.47 kg

• Pada bulan keempat 6.41 kg

• Pada bulan kelima 7.01 kg

Untuk mengetahui status gizi anak tersebut yaitu dapat digunakan rumus Zscore
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

•NIS : Nilai Induvidual Subjek

•NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

•NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Spoiler for WHO STD:

Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB


Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS
No Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi
1. BB/U< -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2. TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2s s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3. BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d < -2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal

135
> +2 SD Gemuk
Contoh: Diketahui Umur anak 5 bulan dengan berat badan7.01 kg
Z-score = (7.01 – 7,5 ) : 0.8 = - 0.6 SD
= status gizi buruk
Berdasarkan pengukuran secara antropometri diketahui bahwa status gizi
anak tersebut adalah “gizi buruk” sedangkan pertumbuhannya pada KMS
dinilai baik, ini menunjukan bahwa KMS tidak dapat dijadikan ajuan sendiri
dalam mengetahui status gizi anak

136
137
138
139
MATERI HIPERTENSI
A. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.
Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya
(kematian) yang tinggi.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi


dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah
menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka


kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian
epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang
berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi.

Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat


perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan.
Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang
berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas
(kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang
tinggi kadar lemaknya.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami


kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan
tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang
secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

B. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896)

140
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran
darah tepi dengan tanda dan gejala yang khas.
Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :

a. Hipertensi Ringan
Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg

b. Hipertensi Sedang
Keadaan tekanan darah systole 160-180 mmHg dan diastole 100-110
mmHg

c. Hipertensi Berat
Tekanan systole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg

C. Penyebab

Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak
diketahui penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya
disebabkan oleh berbagai kondisi seperti:

 Penyakit ginjal
 Kehamilan
 Penyakit kelenjar tiroid
 Tumor kelenjar adrenal
 Kelainan bawaan pada pembuluh darah
 Kecanduan alkohol
 Penyalahgunaan NAPZA
 Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda rasa
sakit, obat batuk pilek, atau pil KB.

141
Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang menderita hipertensi, antara lain:

 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi


semakin besar. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun,
sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
 Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang
memiliki riwayat darah tinggi
 Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen
yang dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal
ini mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan
jantung.
 Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi
makanan yang mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan
tingginya natrium dalam darah, sehingga cairan tertahan dan
meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
 Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan
meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat
mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko
hipertensi.
 Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah
menyempit, yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh
darah dan jantung.

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

142
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

E. Tanda dan Gejala

Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa
gejala, sehingga bisa ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa
muncul bila tekanan darah sudah sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan,
antara lain:

 Sakit kepala
 Lemas
 Masalah dalam penglihatan
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Aritmia
 Adanya darah dalam urin

F. Komplikasi

 Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang


kemudian disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah.
Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan
serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
 Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan
penyempitan pembuluh darah di mata.
 Terbentuk aneurisma. Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh
darah melemah dan melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh
darah bisa pecah dan menyebabkan kematian.

143
 Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh
darah di ginjal.
 Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih
keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
 Demensia vaskuler. Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran
darah ke otak.

G. Pencegahan hipertensi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial),
dapat dikurangi dengan cara :

a. Memeriksa tekanan darah secara teratur.


b. Menjaga berat badan ideal.
c. Mengurangi konsumsi garam..
d. Jangan merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Hidup secara teratur.
g. Mengurangi stress.
h. Menghindari makanan berlemak.

Pencegahan Primer :

1. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.


2. Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas
fisik untuk mengurangi berat badan.
3. Kurangi konsumsi alkohol.
4. Konsumsi minyak ikan.
5. Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan
darah tapi kalsium juga cukup membantu.

Pencegahan Sekunder :

1. Pola makanam yamg sehat.


2. Mengurangi garam dan natrium di diet anda.

144
3. Fisik aktif.
4. Mengurangi Akohol intake.
5. Berhenti merokok.

Pencegahan Tersier :

1. Pengontrolan darah secara rutin.


2. Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

H. . Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:

a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas


ijin dokter

b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan

1. Mengurangi asupan garam dan lemak


2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alcohol
3. Berhenti merokok bagi yang merokok
4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
6. Menghindari ketegangan
7. Istirahat cukup
8. Hidup tenang
c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi

1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit rendah garam dan lemak
Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:

1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya

2. Buah-buahan keculi buah durian

145
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna

4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih
telurnya saja

5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak)

Makanan yang perlu dihindari

1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng

2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing

3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asi

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.

Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu.
Jakarta :Media Aeskulapius

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.

146
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Macam- macam alat mengukur tekanan darah:

147
1. Tensimeter

Digital

2. Tensimeter Jarum

3. Tensimeter Air Raksa

4. Stetoscop

148
Pemeriksaan tekanan darah

1. Persiapan
a. Klien
- Atur posisi duduk atau berbaring di tempat tidur
- Jika sudah beraktivitas, istirahatkan sampai tenang (sekitar 15 menit),
karena akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran tekanan darah
b. Alat : Sphygmomanometer (tensimeter) dan stetoskop
2. Pelaksanaan
a. Kaji faktor yang mempengaruhi tekanan darah
b. Kaji tempat yang paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan
darah.
c. Siapkan peralatan dan bahan serta pastikan alat-alat tersebut siap pakai
dan dalam kondisi baik.
d. Jelaskan prosedur pada klien
e. Cuci tangan
f. Dengan klien duduk atau berbaring, posisikan beban lengan atas
(sokong bila di perlukan) pada setinggi jantung dengan telapak tangan
mengahadap atas
g. Gulung lengan baju pada bagian atas lengan jika pakaian tebal
h. Palpasi arteri brakialis. Letakan manset 2,5 cm diatas nadi brakialis.
Tempatkan di tengah-tengah kantung manset di atas arteri.
i. Dengan manset masih kempis, pasang manset dengan rata dan pas
sekeliling lengan atas.
j. Pastikan bahwa manometer diposisikan secara vertical sejajar mata
pemeriksa.
k. Letakan diafragma steteskop pada lokasi arteri brakialis.
l. Tutup katup balon tekanan searah jarum jam sampai kencang.
m. Palpasi arteri radialis dengan ujung jari dari satu tangan sambil
mengembungkan manset dengan cepat sampai tekanan 20-30mmHg di
atas titik dimana denyut nadi tidak teraba.

149
n. Dengan perlahan kempiskan manset dan biarkan air raksa turun 2-3
mmHg per detik.
o. Catat titik pada manometer saat bunyi jelas pertama terdengar.
p. Lanjutkan mengempiskan manset, catat titik pada manometer dimana
bunyi tersebut hilang.
q. Kempiskan manset dengan sempurna. Buka manset dari lengan klien.
r. Beritahukan hasil pemeriksaan tekanan darah.
s. Cuci tangan
Interpretasi tekanan darah
Kategori TD (mmHg) Sistol Diastol

RR (Normal/ Risiko Rendah) 90 – 129 60 – 84

RT (Pre-hipertensi/ Risiko Tinggi) 130 – 139 85 – 89

Hipertensi stage I 140 – 159 90 – 99


T (Tinggi)
Hipertensi stage II > 160 > 100

Source: Clinical Practice Pocket Book Cardiovascular Disease Series,


2008

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah :

1. Ukuran manset harus sesuai untuk pasien


2. Manset dipasang dengan benar pada lengan
3. Lengan pasien harus setinggi jantung
4. Lakukan pemeriksaan tekanan darah pada sisi tubuh yang sehat
5. Pasien diminta tidak berbicara selama pengukuran tekanan darah. Banyak
peneliti menemukan bahwa tekanan darah dan frekuensi jantung akan
meningkat secara bermakna saat pasien berbicara

150
MATERI DIABETES MELITUS

A. Definisi

Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai


kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi
pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.

B. Tipe diabetes

Tipe I : diabetes melitus tergantung insulin (insulin-dependentdiabetes melitus


[IDDM]).

Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (non-insulin-dependent


diabetes melitus [NIDDM]).

C. Etiologi

Insulin Dependen Diabetik Melitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus


Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel beta, Sedangkan Non
insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) Disebabkan kegagalan relative
sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi
resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada
rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan
perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel beta pancreas mengalami
desensititas terhadap glukosa. Adapun menurut tipenya :

Diabetes tipe 1

151
Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pangkreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi dan mungkun pula lingkungan

Dibetes tipe II

Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe


II. Faktor-faktor ini adalah : usia, obesitas, riwayat keluarga dan kelompok
etnik.

D. Faktor Resiko

1. Usia di atas 40 tahun

2. Kegemukan ( Obesitas )

3. Hipertensi ( TD : >140/90 mmhg )

4. Adanya riwayat keluarga dengan diabetes mellitus

5. Riwayat kadar gula abnormal

6. Riwayat penyakit jantung koroner

E. Manifestasi klinis

Diagnosa DM awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas berupa


polifagia, poliuria, polidipsi, lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang
mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan
impotensi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

F. Manajemen Diabetes Mellitus Dengan Gaya Hidup Sehat

Rencana diet, Dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat


yang dikonsumsi setiap hari. Rencana diet harus didapakan dengan
berkonsultasi dahulu dengan ahli gizi yang terdaftar dan berdasarkan pada
riwayat diet pasien, makanan yang disukai, gaya hidup, latar belakang
budaya, dan aktivitas fisik. Pada konsensus PERKENI telah ditetapkan bahwa
standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa

152
KH 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan
dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk
mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol <300 mg/hari,
jumlah kandungan serat ± 25 gr/hari diutamakan jenis serat larut konsumsi
garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan
secukupnya.

Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik. Dianjurkan latihan jasmani


teratur 3-4x tiap minggu selama ±0.5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE
(Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training). Latihan
yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kala, jogging, lari, renang,
bersepeda, dan mendayung

Batasi gula dalam setiap makanan

Utamakan yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (kacang-kacangan, alpukat),


cegah dislipidemia

Batasi makanan tingi purin (asam urat)

Stop merokok

Cegah kegemukan: IMT <25

Tidur min 6 jam sehari

Stop minum alkohol

Check up teratur terutama untuk usia >40 tahun

Pakai alas kaki untuk menghindari luka karena akan beresiko menimbulkan
luka ulkus

Berpuasa

Pengawasan glukosa di rumah

153
Pengetahuan tentang diabetes dan perawatan diri. Diabetes adalah penyakit
kronik dan pasien perlu menguasai pengobatan dan belajar bagaimana
menyesuaikan agar tercapai kontrol metabolik yang optimal.

154
PEMERIKSAAN GULA DARAH DENGAN GLUKOMETER

A. Pengertian
Pemeriksaan Gula Darah adalah pemeriksaan Laboratorium dengan bahan
pemeriksaan berupa darah yang bertujuan untuk mengetahui kadar gula dalam
darah

B. Jenis pemeriksaan gula darah


Pemeriksaan gula darah, menerut waktu kapan darah diambil ada 3 jenis, yaitu:
1. Tes gula darah puasa (puasa 8 jam sebelum pemeriksaan)

Normal: di bawah 100 mg/dl

Prediabetes: 100-125 mg/dl

Diabetes: 126 mg/dl atau lebih

2. Tes gula darah 2 jam postprandial/PP (diambil pada saat 2 jam


sesudah makan)
Normal: kurang dari 140 mg/dl

Prediabetes: 140-199 mg/dl

Diabetes: 200 mg/dl atau lebih

3. Tes gula darah sewaktu ( diambil kapan saja)


Normal: di bawah 200 mg/dl

Diabetes: lebih dari 200 mg/dl

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-hasil-cek-gula-darah/
diakses tgl 19 oktober 2018

C. Alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan gula darah.


1. Kapas alkohol
2. Blood Lancet

155
3. Tisu/kapas kering
4. Alat pemeriksaan Gula Darah (glukometer)
5. Darah kapiler
D. Gambar alat dan bahan yang diperlukan.

1 2 3 4

5 6 7
Keterangan:
1. Glukometer
2. Glukometer yang sudah dipasang strip gula darah
3. Lancet/jarum
4. Stik lancet/ alat untuk memasang jarum/lancet
5. Strip gula darah
6. Alkhohol swab
7. Tisu kering

E. Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat Glukometer yang akan dipakai: memasang strip gula darah
dan lancet/jarum.
3. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
kering.

156
4. Pegang bagian ujung jari yang akan ditusuk dan menekan sedikit, lalu
tusuk dengan lancet steril sedalam kurang lebih 3mm.
5. Hapus tetes darah pertama dengan kapas kering/tisu dan tetes berikutnya
diteteskan pada strip Gula Darah yang sudah dipasang pada Glukometer.
6. Tekan daerah tusukan dengan kapas alkohol, agar darah berhenti mengalir
7. Baca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar a1at Glukometer setelah
10 detik.
8. Rapikan alat dan cuci tangan.
9. Catat hasil pemeriksaan pada KMS
F. Gambar cara pemeriksaan gula darah

G. Hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan gula darah


1. Bagian ujung jari pasien harus dalam keadaan bersih/steril, tidak terkena
minyak, lotion, sisa makanan, dll.
2. Buang lancet/jarum di tempat yang aman (safetybox)
3. Gunakan satu lancet/jarum untuk satu pasien, untuk menghindari
penularan infeksi
4. Bila menemukan hasil pemeriksaan gula darah yang tidak normal, segera
anjurkan pasien rujuk ke Puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat, untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

157
PENYAKIT HIPERTENSI/DARAH TINGGI

(Senam Hipertensi)

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-menerus lebih dari
suatu periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila
berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Udjianti,
2010.

Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg


dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.

Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal


adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak
membedakan usia dan jenis kelamin.

B. Pengertian Senam Hipertensi


Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan
senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya.
Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan
jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.

C. Manfaat senam hipertensi


Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar


lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan

158
dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: pinggang,
paha, pinggul, perut dan lain-lain
b. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya.
c. Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan
suatu program penurunan berat badan.
D. Cara Senam Hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat.
Untuk itu, perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus
bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan
dapat dilakukan perlahan sesuai kemampuan.Menurut Niniek Soetini SSt Ft,
Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan
setiap hari adalah sebagai berikut:

Pemanasan:

1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi
lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan
tarikan bahu dan punggung.
Inti:

· GERAKAN - GERAKAN TANGAN

1. Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang


2. Gerakan tangan membuka dan menyilang
3. Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
4. Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan
menyilang
5. Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan

159
6. Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu, dan
lain sebagainya
· GERAKAN - GERAKAN KAKI

1. Berjalan di tempat
2. Berbaris
3. .Melangkah satu atau dua langkah
4. Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang
5. Mengangkat lutut
6. Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7. Gerakan cha cha cha
8. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya

Pendinginan:

1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya
dan tahan dengan hitungan sama.
E. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara
rutin dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat
perhatian:

1. Jika kelebihan berat badan.


Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan
mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan
terus meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot badan

160
merupakan strategi sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk
menormalkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5
– 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipatduakan perbaikan ini.

2. Kurangi asupan natrium (sodium).


Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan
dalam jangka waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi
juga lebih besar. Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300
mg (satu sendok teh) setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui,
pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh per hari, dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah diastolik
sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada para lansia.

3. Usahakan cukup asupan kalium (potassium).


Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral
ini menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang
terbuang bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan
sebanyak 3 - 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium
yang cukup.

4. Batasi konsumsi alkohol.


Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para
peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih
besar ketimbang mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah,
kalau mereka menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan
turun.

F. Referensi
Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic
Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

161
Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit
Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar: Fakultas


Kedokteran Universitas Hasanuddin.Made Astawan. Cegah Hipertensi
dengan Pola Makan.

www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&Ite
mid=3 - 23k - (online 11 Juni 2007).

http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/hipertensi.htm (online 31
Juli 2007)

Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi.


http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&
id=5393. (online 11 Juni 2007).

http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/

162
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

PELATIHAN KADER KESEHATAN RW 1 DESA NGLONDONG

A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kader kesehatan RW 1 Desa Nglondong dan calon
kader
Jumlah Peserta : 6 orang (1 kader ijin karena ada kepentingan yang
tidak bisa ditinggalkan)
B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 09.00 – 12.00 WIB

Tempat : Balai desa Nglondong

C. OUTPUT PELATIHAN
Pelatihan kader ini menghasilkan output sebagai berikut :

Tersedianya kader yang memiliki kesadaran kritis terhadap realitas


(permasalahan kesehatan) di lingkungannya dan secara sukarela aktif
berpartisipasi sebagai motivator dan fasilitator penanggulangan masalah
kesehatan

D. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:

1. Ceramah, yaitu penyampaian materi atau informasi yang bersifat searah;


pemateri menyampaikan dan peserta mendengarkan materi
2. Diskusi, yaitu metode yang menuntut peserta untuk berpikir dan
memecahkan persoalan
3. Pelatihan skill: Pengisian KMS balita dan lansia, pengukuran tekanan darah
dan pengukuran gula darah

163
E. MATERI
Mengenali masalah kesehatan di masyarakat, di antaranya :
 Cara mengidentifikasi masalah kesehatan
 Cara pemantauan kesehatan
 Tehnik pengisian KMS
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran gula darah dengan glukometer

F. PEMATERI
Mahasiswa Profesi Ners Komunitas (kelompok 1)

G. SUSUNAN KEGIATAN

NO JAM KEGIATAN METODE PESERTA PJ

1 09.00 - 09.05 Pembukaan Ceramah MC

2 09.05 - 09.10 Sambutan Ceramah Kurniawan


mahasiswa

3 09.10 - 09.15 Sambutan kades Ceramah Abdul Karim


sekaligus membuka
pelatihan

4 09.15 - 09. 30 Materi sistem 5 meja Ceramah 5 Kader Dwi Hendra P


posyandu
2 Pemuda

5 09.30 - 09.45 Pelatihan pengisian Demonstras 5 Kader Elisabeth


KMS i Dhitri
2 Pemuda

H. EVALUASI KEGIATAN

164
6 09.45 - 10.00 Materi Ceramah 5 Kader, Akrom Fasich
HIPERTENSI
2 Pemuda

7 10.00 - 10.15 Pelatihan Skill Lab 5 Kader, Kurniawan P


Pengukuran Tekanan
Darah 2 Pemuda

8 10.15 - 10.25 COFFE BREAK

9 10.25 - 10.40 Materi DM Ceramah 5 Kader, Dini Subekti

2 Pemuda

10 10.40 - 11.00 Pelatihan Skill Lab 5 Kader, Iwit Widiastuti


Pengukuran Gula
Darah 2 Pemuda

11 11.00 - 11.15 Diskusi Tanya 5 Kader, Moderator


Jawab
2 Pemuda

13 11.15 - 11.45 Senam Hipertensi Demonstras 5 Kader, Dewi Respati


i Arum Sari
2 Pemuda

14 11.45 - 11.50 Penutup MC

1. Evaluasi Struktur
a. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembentukan panitia sebelum
melaksanakan kegiatan. Panitia kegiatan sebagai berikut:
1. Ketua : Kurniawan Prasetya
2. Sekretaris : Dini Subekti
3. Bendahara : Dwi Hendra Pratiwi
4. Sie Acara
Moderator : Asri Dwi Pristiwati
Pembawa Acara : Elisabeth Dhitri Swastika
5. Sie Perlengkapan : Akrom Fasich Wibowo
6. Sie Dokumentasi : Heru Setianto
7. Sie Konsumsi : Iwit Widiastuti & Dewi Respati Arum Sari

165
b. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
1
c. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 24 Oktober
2018. Peralatan yang digunakan adalah LCD, Spigmomanometer,
stetoskop, alat cek gula darah, kolesterol, asam urat dan KMS balita dan
KMS lansia.
2. Evaluasi Proses
a. Man
Selama proses kegiatan berlangsung panitia bekerja sesuai dengan jobdes
yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung, bidan desa dan petugas
UKM dari puskesmas turut hadir, hanya saja masalah waktu sehingga
kegiatan tidak tepat waktu, dan acara selesainya tidak sesuai dengan
rundown acara yang telah disusun.Peserta tampak antusias mengikuti
setiap sesi dan semangat dalam melakukan simulasi sehingga perlu
penambahan waktu dalam materi tersebut.
b. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
berjumlah Rp. 1.000.000,-
Perincian anggaran dana:

No Item Banyaknya Total

1 Snack + makan siang peserta 15 paket Rp. 300.000


@ Rp.20.000

2 Coffee break - Rp. 30.000

3 Akomodasi

a. Tamu Undangan @ 50.000 3 orang Rp. 150.000


b. Peserta (kader) @ 30.000
7 orang Rp. 210.000

166
4 Pengadaan sertifikat @5.000 10 orang Rp. 50.000

5 Pengadaan pin @5.000 10 orang Rp. 50.000

6 Kesekretariatan (pelatihan kit) - Rp. 100.000

7 Lain-lain - Rp. 110.000

Total Rp. 1.000.000

Machine

Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu balai desa


Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik.

I. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.

167
LAMPIRAN :

DAFTAR HADIR

168
DOKUMENTASI PELATIHAN KADER

169
BAB IV
FOCUS GROUP DISCUSSION LANSIA DENGAN
HIPERTENSI

A. FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) KOMUNITAS AGREGAT


LANSIA DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
Topik Pengkajian tentang penyakit hipertensi pada kelompok
khusus (agregat) lansia di RW 1 Desa Nglondong Kec
Parakan

Tujuan Untuk melakukan pengkajian pada lansia RW 1 desa


Nglondong Kec Parakan tentang pengetahuan penyakit
hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, perawatan, dan komplikasi dari
hipertensi

Jumlah kelompok 1 kelompok terdiri 6 lansia.

Peserta Fasilitator, notulis, 6 lansia yang menderita hipertensi.

Tempat & waktu Balai desa Nglondong Kec. Parakan & 30 menit

Perlengkapan yg Buku notulen, daftar hadir.


dibutuhkan

Disain petunjuk 1. Pembukaan oleh fasilitator


diskusi/ susunan 2. Diskusi: Fasilitator menanyakan pengetahuan terkait
acara pengetahuan penyakit hipertensi yang meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan,
perawatan, dan komplikasi dari hipertensi kepada seluruh
anggota kelompok diskusi.
3. Setiap anggota kelompok diskusi mengungkapkan
pengetahuan mereka terkait penyakit hipertensi
4. Saran dan usulan
5. Notulis membacakan kesimpulan
6. Penutup

Pembagian tugas

170
Peran Petugas

Fasilitator Asri Dwi Pristiwati

Notulis Heru Setianto

Peserta FGD Parsilah, Solikin, Safitri, Sariyono, Fikriyah, Muawanah

Setting tempat duduk

Moderator

lansia 6 notulen

lansia 5 lansia 1

lansia 4 lansia 2

lansia 3

TEKS PERCAKAPAN

Di suatu desa, terdapat 6 lansia yang memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Dan pada 24 Oktober 2018 mahasiswa praktek melakukan FGD pada desa tersebut.

Asri Selamat pagi, mbah kakung dan mbah putri? Bagaimana kabar hari
ini?

171
Lansia alhamdulillah sehat mbak..

Asri perkenalkan saya Asri Dwi Pristiwati dan rekan saya Heru Setianto,
kami mahasiswa praktek dari Universitas Ngudi Waluyo, di sini kami
akan melakukan diskusi dengan mbah kakung dan mbah putri
tujuannya untuk mengkaji tentang pengetahuan mbah kakung dan
mbah putri tentang penyakit hipertensi. Sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih kepada mbah kakung dan mbah putri
karena sudah menyempatkan hadir pada diskusi hari ini, untuk
waktunya kira-kira 30 menit. Apakah mbah kakung dan mbah putri
bersedia?

Lansia Ya mbak…

Asri Sebelum diskusi dimulai ada baiknya mbah-mbah memperkenalkan


diri terlebih dahulu dimulai dari sisi kanan terlebih dahulu..

Lansia 1 nama saya mbah ……………. umur…. .thn

Lansia 2 nama saya mbah……………. umur…... thn

Lansia 3 nama saya mbah……………...umur…….thn

Lansia 4 nama saya mbah…………….. umur…….thn

Lansia 5 nama saya mbah……………...umur…….thn

Lansia 6 nama saya mbah……………...umur….…thn

Asri Bisa kita mulai diskusi kita ya mbah..untuk pertanyaan


pertama ,menurut mbah kakung dan mbah putri, apa pengertian
hipertensi? silahkan mulai dijawab dari mbah………….

Lansia 1

Asri iya mbah betul, selanjutnya gimana menurut mbah ………….?

Lansia 2

Asri Oh..mbah …………… sudah lama sakit hipertensi ini ?

Lansia 2

Asri Baik.. selanjutnya pendapat dari mbah……………, apa itu hipertensi


mbah?

172
Lansia 3

Asri oh iya mbah, selanjunya gimana menurut mbah…………….?

Lansia 4 .

Asri oh iya mbah, hipertensi itu menimbulkan rasa pusing. Untuk


selanjutnya silahkan mbah………………….

Lansia 5

Asri iya mbah betul, tetapi lebih tepatnya bukan tidak boleh, hanya saja
dikurangi mengkonsumsi makanan asin. Selanjutnya bagaimana
menurut mbah……………….?

Lansia 6

Asri iya betul mbah hipertensi itu bisa dibilang tensi tinggi. Mbah kakung
dan mbah putri di sini sudah betul dalam mengutarakan pengertian
penyakit hipertensi. Tapi dari pendapat mbah kakung dan mbah putri
akan kami simpulkan tentang pengertian hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik diatas
normal sesuai umur. Bisa dipahami ya mbah..

Lansia Ya mbak..

Asri Selanjutnya pertanyaan yang kedua.. apa penyebab dari hipertensi ?


bisa dimulai dari mbah………….terlebih dahulu

Lansia 6

Lansia 5

Lansia 4

Lansia 3

Lansia 2

Lansia 1

Asri Semuanya betul, tetapi saya akan menjelaskan yang lebih tepatnya
penyebab hipertensi itu karena Faktor Usia, faktor keturunan / genetik
(riwayat keluarga), Kebiasaan hidup : Konsumsi garam yang tinggi
(melebihi dari 30 gr), Kegemukan atau makan berlebihan, Stress,

173
Merokok, Kurang olahraga atau aktivitas. Bisa diterima kesimpulan
ini ya mbah?

Lansia Ya mbak..bisa diterima

Asri Kita lanjutkan diskusi kita ya mbah..untuk pertanyaan yang ketiga..


apa saja tanda dan gejala dari hipertensi. Dimulai dari
mbah………….

Lansia 1

Lansia 2

Lansia 3

Lansia 4

Lansia 5

Lansia 6

Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
tanda dan gejala dari hipertensi itu seperti Sakit kepala / pusing,
wajah kemerahan dan cepat lelah, nyeri dada, jantung berdebar-
debar, kadang sesak napas, telinga berdenging, rasa berat di tengkuk,
susah tidur, mata kadang berkunang-kunang / pandangan kabur,
kadang mimisan / perdarahan hidung, mudah tersinggung dan marah.
Begitu nggih mbah kakung dan mbah putri.

Lansia Ya mbak..

Asri Kita lanjutkan diskusi kita ya mbah..untuk pertanyaan yang keempat.


Bagaimana pencegahan hipertensi? Dimulai dari mbah………….

Lansia 4

Lansia 3

Lansia 2

Lansia 1

Lansia 5

Lansia 6

174
Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
pencegahan hipertensi adalah : menurunkan berat badan (untuk yang
obesitas), menghindari stress (faktor psikologis), diet yang sesuai:
hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak (misal gajih,
jeroan, kulit ayam), olah raga secara teratur, lakukan relaksasi,
menghindari minuman kopi yang berlebihan, berhenti merokok. Bisa
dipahami ya mbah kakung dan mbah putri. Kita akan lanjutkan
diskusi kita yang kelima tentang perawatan hipertensi. Bisa dimulai
njih mbah..
Lansia 1

Lansia 2

Lansia 3

Lansia 4

Lansia 5

Lansia 6

Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
perawatan hipertensi yaitu sebaiknya cek kesehatan satu tahun sekali,
bila diketahui ada tekanan darah tinggi sebaiknya harus kontrol rutin
satu bulan sekali, tidak perlu menunggu bila ada keluhan, minum obat
secara teratur sesuai anjuran dokter, benar-benar mematuhi diet
dengan sebaik mungkin, pasien dengan tekanan darah lebih dari 200
/120 mmHg harus diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat
gejala kerusakan organ harus dirawat di rumah sakit. Untuk diskusi
kita yang terahkir mbah, apa komplikasi dari hipertensi? Bisa dimulai
njih mbah…..
Lansia 6

Lansia 5

Lansia 4

Lansia 3

Lansia 2

Lansia 1

Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
komplikasi hipertensi yaitu Otak: pecahnya pembuluh darah otak
yang dapat menyebabkan kematian/stroke, Jantung: gagal jantung,
Ginjal: gagal ginjal kronik.

175
Asri Baiklah mbah, apakah sudah jelas semua ? dan apakah ada yang perlu
ditanyakan ?

Lansia Tidak mbak, sudah paham

Asri Berhubung tidak ada yang ditanyakan, teman saya Heru Setianto akan
membacakan hasil diskusi kita pada siang ini

Heru Terimakasih atas waktu yang telah diberikan, pada kesempatan ini
saya akan membacakan hasil diskusi tentang hipertensi.

1. Pengertian hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik


sistolik maupun diastolik diatas normal sesuai umur.
2. Penyebab hipertensi itu karena Faktor Usia, faktor keturunan
/ genetik (riwayat keluarga), Kebiasaan hidup : Konsumsi
garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), Kegemukan atau
makan berlebihan, Stress, Merokok, Kurang olahraga atau
aktivitas.
3. Tanda dan gejala dari asam urat itu seperti Sakit kepala /
pusing, wajah kemerahan dan cepat lelah, nyeri dada, jantung
berdebar-debar, kadang sesak napas, telinga berdenging, rasa
berat di tengkuk, susah tidur, mata kadang berkunang-kunang
/ pandangan kabur, kadang mimisan / perdarahan hidung,
mudah tersinggung dan marah.
4. Pencegahan hipertensi adalah : menurunkan berat badan
(untuk yang obesitas), menghindari stress (faktor psikologis),
diet yang sesuai: hindari makanan yang tinggi garam dan
tinggi lemak (misal gajih, jeroan, kulit ayam), olah raga secara
teratur, lakukan relaksasi, menghindari minuman kopi yang
berlebihan, berhenti merokok.
5. Perawatan hipertensi yaitu sebaiknya cek kesehatan satu tahun
sekali, bila diketahui ada tekanan darah tinggi sebaiknya harus
kontrol rutin satu bulan sekali, tidak perlu menunggu bila ada
keluhan, minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter,
benar-benar mematuhi diet dengan sebaik mungkin, pasien
dengan tekanan darah lebih dari 200 /120 mmHg harus
diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat gejala
kerusakan organ harus dirawat di rumah sakit.
6. Komplikasi hipertensi yaitu Otak: pecahnya pembuluh darah
otak yang dapat menyebabkan kematian/stroke, Jantung:
gagal jantung, Ginjal: gagal ginjal kronik.

176
Demikian hasil diskusi kita pada siang hari ini, untuk selanjutnya
waktu kami kembalikan kepada fasilitator.

Asri baik, demikian diskusi kita pada hari ini, terima kasih atas
partisipasinya dari mbah kakung dan mbah putri. Dan apabila selama
memandu jalannya diskusi pada siang hari ini banyak kesalahan,
kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Sekian dan sampai jumpa
dalam FGD yang akan datang dengan tema yang berbeda,
terimakasih.

177
B. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN FOCUS GROUP
DISCUSSION (FGD) RW 1 DESA NGLONDONG
1. PESERTA
Kriteria Peserta : lansia yang menderita hipertensi RW 1 Desa
Nglondong
Jumlah Peserta : 5 orang (1 lansia ijin karena ada
kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan)
2. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 13.00 – 13.30 WIB
Tempat : Balai desa Nglondong
3. OUTPUT PELATIHAN
Kegiatan FGD ini menghasilkan output sebagai berikut :

Tersedianya lansia yang memiliki kesadaran kritis terhadap realitas


(permasalahan kesehatan) yang dialaminya dan di lingkungannya dan secara
aktif memantau kondisi kesehatannya dan ikut andil dalam kegiatan prolanis
di puskesmas parakan. Lansia juga berpartisipasi sebagai motivator dan
fasilitator penanggulangan masalah kesehatan hipertensi bagi warga di
sekelilingnya.

4. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
Diskusi, yaitu metode yang menuntut peserta untuk berpikir dan memecahkan
persoalan
5. MATERI
Mengenali masalah kesehatan di masyarakat, di antaranya : pengetahuan
penyakit hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, perawatan, dan komplikasi dari hipertensi

6. Fasilitator
Asri dwi pristiwati

7. SUSUNAN KEGIATAN
1. Pembukaan oleh fasilitator

178
2. Diskusi: Fasilitator menanyakan pengetahuan terkait pengetahuan
penyakit hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, perawatan, dan komplikasi dari hipertensi kepada
seluruh anggota kelompok diskusi.
3. Setiap anggota kelompok diskusi mengungkapkan pengetahuan mereka
terkait penyakit hipertensi
4. Saran dan usulan
5. Notulis membacakan kesimpulan
6. Penutup

8. EVALUASI KEGIATAN
3. Evaluasi Struktur
d. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembentukan petugas sebelum
melaksanakan kegiatan. Petugas kegiatan sebagai berikut:

Peran Petugas

Fasilitator Asri Dwi Pristiwati

Notulis Heru Setianto

Peserta FGD Parsilah, Solikin, Safitri, Sariyono, Fikriyah, Muawanah

e. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas
kelompok 1
f. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 24
Oktober 2018. Peralatan yang digunakan adalah Buku notulen, daftar
hadir.
4. Evaluasi Proses
c. Man
Selama proses kegiatan berlangsung petugas bekerja sesuai dengan
jobdes yang diberikan. Peserta tampak antusias mengikuti dan

179
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dan bisa memahami materi
yang didiskusikan.
d. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
berjumlah Rp. 1.000.000,-
Perincian anggaran dana:

No Item Banyaknya Total

1 Snack @ Rp. 5000 6 paket Rp. 30.000

2 Akomodasi

Peserta (kader) @ 25.000 6 orang Rp. 150.000

Total Rp. 180.000

e. Machine
Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu balai desa
Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik.

9. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besar.

180
LAMPIRAN :

DAFTAR HADIR

181
DOKUMENTASI

182
PELATIHAN SENAM HIPERTENSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


SENAM HIPERTENSI

Tema : Senam Hipertensi


Sasaran : Kader Posyandu RW 1 dan Warga RW 1 Desa Nglondong
yang menderita Hipertensi
Hari/tanggal : Rabu 24 Oktober 2018
Tempat : Balai Desa Nglondong

A. Latar Belakang.
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu. Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat
pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup
masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti
stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan
makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

183
B. Tujuan
1. Tujuan Intuksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, masyarakat yang
menderita Hipertensi dapat menjelaskan kembali tentang penyakit
hipertensi dan senam Hipertensi atau Darah tinggi dengan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
a. Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.
b. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Menjelaskan Manfaat hipertensi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e. Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
C. Kisi Kisi Materi
a. Pengertian penyakit hipertensi
b. Pengertian senam Hipertensi/ Darah Tinggi
c. Manfaat Senam Hipertensi
d. Cara senam Hipertensi.
e. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
D. Metode
Ceramah, Diskusi, Praktik
E. Media
Laptop, Power Point. LCD, Video Senam.
F. Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Tugas Penyuluh Respon Audien Waktu

Penyuluhan

1. Pembukaan. a.Menyampaikan salam a.Menjawab salam 5 Menit

b. Perkenalan b.Mendengarakan

c.Menyampaikan tujuan c.Memberi respon

d.Kontrak waktu

184
e.Tes awal

2. Kegiatan Inti a.Menjelaskan pengertian a.Mendengarkan 15 Menit

Hipertensi dengan seksama

b.Menjelaskan pengertian

senam hipertensi

c.Menjelaskan Manfaat

senam hipertensi

d.Mempraktikkan cara

senam hipertensi.

e.Hal hal yang perlu di

perhatikan

· Tanya jawab. b.Memberikan

Pertanyaan

3. Penutup a.Menarik kesimpulan a.Mendengarkan 5 Menit

dan mencatat

b.Mengucap salam penutup b.Menjawab salam.

G. Kepanitiaan/ Pengorganisasian
Moderator dan Penyaji : Kelompok 1
H. Setting Tempat Penyuluhan

185
Keterangan: : Penyaji

: Peserta

I. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Apakah pengertian dari hipertensi?
2. Sebutkan pengertian senam hipertensi?
3. Sebutkan Manfaat senam hipertensi?
4. Sebutkan bagaimana Cara senam Hipertensi?
5. Sebutkan hal-hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi?

J. Evaluasi Hasil
1. Mampu menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi dengan benar.
2. Mampu menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
3. Mampu menjelaskan manfaat senam Hipertensi/Darah tinggi
4. Mampu mempraktikkan cara senam Hipertensi/Darah tinggi
5. Mampu menjelaskan hal hal yang perlu diperhatikan penderita Hipertensi

K. Referensi
Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic
Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing
Company.
Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit
Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

186
John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar:
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&It
emid=3 - 23k - (online 20 Oktober 2018)
Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi.
http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=
1&id=5393. (online 20 Oktober 2018)

187
Lampiran Materi
PENYAKIT HIPERTENSI/DARAH TINGGI
(Senam Hipertensi)

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-
menerus lebih dari suatu periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah. Udjianti, 2010.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140
mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak
membedakan usia dan jenis kelamin.
B. Pengertian Senam Hipertensi
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan
senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang
melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya
untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh
dalam waktu tertentu.
C. Manfaat senam hipertensi
Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar
lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan
dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: pinggang,
paha, pinggul, perut dan lain-lain

188
2. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya.
3. Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan
suatu program penurunan berat badan.
D. Cara Senam Hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat.
Untuk itu, perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus
bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan
dapat dilakukan perlahan sesuai kemampuan.Menurut Niniek Soetini SSt Ft,
Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan
setiap hari adalah sebagai berikut:
1. Jalan di tempat selama 8x
2. Tepuk tangan 4x8
3. Tepuk jari 4x8
4. Tepuk jalin tangan 4x8
5. Silang ibu jari 4x8
6. Adu sisi kelingking 2x8
7. Adu sisi telunjuk 2x8
8. Ketok pergelangan 2x8
9. Ketok nadi 2x8
10. Tekan jari jari 2x8
11. Buka dan mengepal 2x8
12. Menepuk punggung tangan 4x8
13. Menepuk lengan dan bahu 4x8
14. Menepuk pinggang 2x8
15. Menepuk paha 4x8
16. Menepuk samping betis 2x8
17. Jongkok berdiri 2x8
18. Menepuk perut 2x8
19. Kaki jinjit 2x8

189
190
Apa itu senam anti stroke ? 4. Tepuk jalin tangan 4x8
5. Silang ibu jari 4x8
Senam anti stroke adalah salah satu 6. Adu sisi kelingking 2x8
senam yang bermanfaat untuk membantu 7. Adu sisi telunjuk 2x8
8. Ketok pergelangan 2x8
mengurangi resiko terjadinya stroke pada 9. Ketok nadi 2x8
seseorang yang menderita penyakit diabetes 10. Tekan jari jari 2x8
11. Buka dan mengepal 2x8
dan hipertensi. 12. Menepuk punggung tangan 4x8
13. Menepuk lengan dan bahu 4x8
14. Menepuk pinggang 2x8
Manfaatnya apaa???? 15. Menepuk paha 4x8
16. Menepuk samping betis 2x8
1. Memperlancar proses degenerasi
17. Jongkok berdiri 2x8
karena perubahan usia 18. Menepuk perut 2x8
19. Kaki jinjit 2x8
2. mempermudah untuk menyesuaikan
kesehatan jasmani dalam kehidupan
(Adaptasi)
3. fungsi melindungi, yaitu
memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya
tuntutan, misalnya sakit.

Bagaimana cara nya ???


1. Jalan di tempat selama 8x
2. Tepuk tangan 4x8
3. Tepuk jari 4x8

191
SENAM STROKE

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2018

192
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

PELATIHAN KADER KESEHATAN RW 1 DESA NGLONDONG

A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kader kesehatan RW 1 Desa Nglondong dan calon
kader
Jumlah Peserta : 6 orang (1 kader ijin karena ada kepentingan yang
tidak bisa ditinggalkan)
B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 11.30 – 12.00 WIB
Tempat : Balai desa Nglondong

C. OUTPUT PELATIHAN
Pelatihan senam hipertensi ini menghasilkan output sebagai berikut :
Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran warga RW 1 Desa nglondong
terhadap pentingnya menjaga kadar tekanan darah dan menstabilkan tekanan
darah dalam batas normal secara mandiri.

D. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
Demonstrasi : senam hipertensi

E. MATERI
Senam Hipertensi

F. PEMATERI
Dewi Respati Arumsari

G. EVALUASI KEGIATAN
5. Evaluasi Struktur

193
Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 24 Oktober
2018. Peralatan yang digunakan adalah LCD, Speaker, laptop.
6. Evaluasi Proses
f. Man
Selama proses kegiatan berlangsung pemateri telah bekerja sesuai
dengan jobdes yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung, Peserta
tampak antusias mengikuti setiap gerakan dan semangat dalam
melakukan simulasi sehingga perlu penambahan waktu dalam materi
tersebut.
g. Money
Dalam kegiatan ini tidak menggunakan dana yang bersumber dari kas
kelompok.
Machine

Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu balai desa


Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik.

H. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.

194
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

195
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

TEMU KADER KESEHATAN RW 1 DESA NGLONDONG

A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kader kesehatan RW 1 Desa Nglondong
Jumlah Peserta : 4 orang
B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Balai desa Nglondong

C. OUTPUT PELATIHAN
Temu kader ini menghasilkan output sebagai berikut :

Tersedianya kader yang memiliki kesadaran kritis terhadap realitas


(permasalahan kesehatan) di lingkungannya dan secara sukarela aktif
berpartisipasi sebagai motivator dan fasilitator penanggulangan masalah
kesehatan

D. METODE
Metode temu kader yang digunakan dalam pertemuan ini antara lain:

4. Diskusi, yaitu metode yang menuntut peserta untuk berpikir dan


memecahkan persoalan
5. Pelatihan skill: Pengukuran tekanan darah dan pengukuran gula darah

E. MATERI
Mengenali masalah atau kendala dalam pelaksanan posyandu, di antaranya :
 Cara mengidentifikasi masalah kesehatan
 Cara pemantauan kesehatan

196
 Tehnik pengisian KMS
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran gula darah dengan glukometer
 Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan posyandu

F. FASILITATOR
Mahasiswa Profesi Ners Komunitas (kelompok 1)
G. EVALUASI KEGIATAN
7. Evaluasi Struktur
g. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembentukan petugas sebelum
melaksanakan kegiatan. Petugas kegiatan sebagai berikut:
8. Moderator : Asri Dwi pristiwati
9. Notulen : Dwi Hendra Pratiwi
10. Simulator : Kurniawan prasetyo dan Dewi respati
arum sari
11. Fasilitator : Akrom Fasich Wibowo
12. Dokumentasi : Heru Setianto
h. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
1
i. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 17 Oktober
2018. Peralatan yang digunakan adalah Laptop, Spigmomanometer,
stetoskop, alat cek gula darah, kolesterol, asam urat.
8. Evaluasi Proses
h. Man
Selama proses kegiatan berlangsung panitia bekerja sesuai dengan jobdes
yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung, Peserta tampak antusias
dalam sharing pengalaman selama menjadi kader dan semangat dalam

197
melakukan simulasi sehingga perlu penambahan waktu dalam materi
tersebut.
i. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
j. Machine
Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu balai desa
Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik.

H. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.

198
DOKUMENTASI

199
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipertensi, Tanda


dan Gejala

Hipertensi, Pencegahan Hipertensi, Pengobatan


Hipertensi, Akibat lanjut jika hipertensi tidak
diobati dan Perawatan dan pengobatan tradisional
Hipertensi.

Sasaran : Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong

Hari / Tanggal : Menyesuaikan sesuai jadwal selapanan per RT

Waktu : 16.30 WIB – 17.00 WIB (30 menit)

Tempat : Rumah warga RW 1 Desa Nglondong

Penyuluh : Mahasiswa UNW kelompok 1

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong dapat mengerti dan
memahami penyakit hipertensi serta menerapkan pola hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, kelompok
warga dewasa RW 1 Desa Nglondong dapat:
1) Menjelaskan pengertian tekanan darah tinggi (Hipertensi).
2) Menyebutkan penyebab hipertensi.

200
3) Mengetahui tanda dan gejala hipertensi.
4) Menyebutkan cara pencegahan hipertensi.
5) Mengetahui pengobatan hipertensi
6) Menyebutkan akibat lanjut jika hipertensi tidak diobati
7) Mengetahui cara perawatan dan pengobatan tradisional hipertensi

B. Sasaran
Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong
C. Target
Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong dapat memahami,
mengetahui dan menjelaskan tentang hipertensi dan mengaplikasikannya
seoptimal mungkin sesuai keinginan dan kemampuannya.

D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Cara pencegahan hipertensi
5. Pengobatan hipertensi
6. Akibat lanjut jika hipertensi tidak diobati / komplikasi
7. Cara perawatan dan pengobatan tradisional hipertensi

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

F. Media dan Alat


1. Lembar balik
2. Leaflet
3. Bahan obat tradisional

201
G. Strategi Pelaksanaan
1. Waktu : Menyesuaikan kegiatan selapanan RW 1
2. Tempat: Rumah kelompok warga dewasa

H. Pengorganisasian
Pemateri : Mahasiswa UNW kelompok 1

I. Setting Tempat
Keterangan : B
A : Pemateri
B : Kelompok warga dewasa A

C : Kelompok warga dewasa


C

J. Proses Pembelajaran
Tahap
No Waktu Kegiatan Pendidikan Sasaran Media
Kegiatan

1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/


b. Memperkenalkan diri kalimat
Mendengarkan dan
c. Menyampaikan
menyimak
tentang tujuan pokok
materi Bertanya mengenai
d. Meyampaikan pokok perkenalan dan
pembahasan tujuan jika ada yang
e. Kontrak waktu kurang jelas

2. Pelaksanaan 20 menita. Penyampaian Materi Mendengarkan dan Lembar balik


menyimak
Menjelaskan tentang : Leaflet

1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi

202
3. Tanda dan gejala Bertanya mengenai
hipertensi hal-hal yang belum
4. Cara pencegahan jelas dan dimengerti
hipertensi
5. Pengobatan hipertensi
6. Akibat lanjut jika
hipertensi tidak
diobati
7. Cara perawatan dan
pengobatan
tradisional hipertensi
Tanya jawab
Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya

3. Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-kata/


b. Menyampaikan menjawab tentang kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
c. Mengakhiri diajukan
pertemuan dan
Mendengar
menjawab salam
Memperhatikan

Menjawab salam

K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran

203
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan
kesehatan berlangsung
b. Peserta aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Peserta memberi jawaban atas pertanyaan dari pemberi materi
d. Peserta tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan
benar
b. Peserta mampu menyebutkan 3 penyebab hipertensi dengan benar
c. Peserta mampu menyebutkan 6 dari 9 tanda dan gejala hipertensi
dengan benar
d. Peserta mampu menjelaskan pencegahan hipertensi dengan benar
e. Peserta mampu menjelaskan pengobatan hipertensi dengan benar
f. Peserta mampu menjelaskan dampak jika hipertensi tidak diobati
dengan benar
g. Peserta mampu menyebutkan cara perawatan dan pengobatan
tradisional hipertensi dengan benar

204
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik lebih
tinggi daripada 135 atau 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi
daripada 90 mmHg (Guyton dan Hall, 2009)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
(Corwin, 2010)
Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik di atas normal
sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kompilkasi
penyakit kardiovaskuler.

2. Tanda dan gejala


Hipertensi memiliki tanda dan gejala seperti :
- Sakit kepala / pusing
- Wajah kemerahan dan cepat lelah
- Nyeri dada, jantung berdebar-debar, kadang sesak napas
- Telinga berdenging
- Rasa berat di tengkuk
- Susah tidur
- Mata kadang berkunang-kunang / pandangan kabur
- Kadang mimisan / perdarahan hidung.
- Mudah tersinggung dan marah.

3. Penyebab
a. Faktor Usia
Pada usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
arterosclerosis, menurunnya elastisitas pembuluh darah dan elastisitas

205
dinding aorta, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun (1%) setiap tahun sesudah berumur 20
tahun yang menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya,
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

b. Faktor keturunan / genetik (riwayat keluarga)


Faktor ini tidak bisa kita kendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua
atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan
anaknya menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik
menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada
kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah
tekanan darah tinggi.
c. Kebiasaan hidup:
- Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
Faktor ini bisa kita kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita
diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua dan
mereka yang berkulit hitam

- Kegemukan atau makan berlebihan


Faktor ini bisa kita kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di
atas (30 %) berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar
menderita tekanan darah tinggi

- Stress dapat memicu tekanan darah tinggi


Faktor ini bisa kita kendalikan. Stress dan kondisi emosi yang tidak
stabil juga

- Merokok
Faktor ini bisa kita kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasaan merokok dapat
meningkatkan resiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena

206
itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki
tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya
yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung
dan darah.

- Minum alkohol
Faktor ini bisa kita kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan
juga menyebabkan tekanan darah tinggi.

- Kurang olahraga atau aktivitas.


Faktor ini bisa kita kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tibuh meningkat. Olahraga teratur
mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Namun jangan melakukan
olahraga yang berat jika menderita tekanan darah tinggi.

4. Dampak hipertensi / Komplikasi hipertensi


Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain :
a. Stroke atau kelumpuhan
b. Serangan jantung
c. Gagal ginjal
d. Kematian

5. Pencegahan
- Menurunkan berat badan (untuk yang obesitas)
- Menghindari stress (faktor psikologis)
- Diet yang sesuai: hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak
(misal gajih, jeroan, kulit ayam).
- Olah raga secara teratur, lakukan relaksasi.
- Menghindari minuman yang beralkohol, kopi dan teh yang berlebihan.
- Berhenti merokok.

207
6. Perawatan hipertensi
a. Sebaiknya cek kesehatan satu tahun sekali.
b. Bila diketahui ada tekanan darah tinggi sebaiknya harus kontrol rutin satu
bulan sekali, tidak perlu menunggu bila ada keluhan.
c. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter.
d. Benar-benar mematuhi diet dengan sebaik mungkin.
e. Pasien dengan tekanan darah lebih dari 200 /120 mmHg harus diberikan
terapi dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus
dirawat di rumah sakit.

7. Pengobatan tradisional
a. Dengan rebusan seledri
Bahan : ambillah daun seledri (100mg) atau 5 tangkai daun seledri. Lalu
dicuci hingga bersih. Kemudian ambil air (200 cc) setara dengan 1 gelas,
kemudian rebus daun seledri dengan menggunakan air 1 gelas sampai
mendidih sampai air rebusannya menjadi (½) gelas saja dan air rebusan
disaring dan didiamkan sampai air rebusannya menjadi hangat. Kemudian
baru diminum. Air rebusan seledri ini dapat diminum 2-3 kali sehari

b. Jus Semangka
Bahan : 350 gram ( 2 potong tanpa kulit) semangka, air secukupnya
Alat : blander
Cara : masukkan 350 gram semangka ke dalam blender dan tambahkan air,
kemudian blender dan diminum 2 kali pagi dan sore hari
c. Jus Tomat
Bahan : 150 gram tomat (tomat merah yang besar), air 50 ml, 5 gram gula
pasir
Alat : blander
Cara : masukkan semua bahan ke dalam blander, kemudian blander dan
diminum 2 kali sehari pagi dan sore hari
d. Bawang putih

208
Bahan : 2-3 siung bawang putih, kemudian dikupas, air secukupnya.
Tumbuk bawang putih hingga halus, tambahkan air panas secukupnya
kemudian aduk. Saring dan minum secara teratur setiap hari.
e. Jus mentimun
Bahan : ambillah mentimun 300 gram kira-kira 2 buah timun dengan
ukuran sedang, kemudian dicuci hingga bersih. Kemudian diparut, diperas
dan disaring sehingga didapatkan air dari mentimun tersebut, Air ini dapat
diminum 2-3 kali sehari.
f. Dengan rebusan daun sirih
Bahan : ambillah daun sirih (6 g) atau 5 lembar daun sirih. Lalu dicuci
hingga bersih. Kemudian ambil air (400 cc) setara dengan 2 gelas,
kemudian rebus daun sirih sampai mendidih sampai air rebusannya
menjadi (1) gelas saja dan air rebusan disaring dan didiamkan sampai air
rebusannya menjadi hangat. Kemudian baru diminum. Air rebusan sirih
ini dapat diminum 2 kali sehari
g. Dengan rebusan daun alpukat
Bahan : ambillah daun alpukat (6 g) atau 5 lembar daun alpukat. Lalu
dicuci hingga bersih. Kemudian ambil air (400 cc) setara dengan 2 gelas,
kemudian rebus daun alpukat sampai mendidih sampai air rebusannya
menjadi (1) gelas saja dan air rebusan disaring dan didiamkan sampai air
rebusannya menjadi hangat. Kemudian baru diminum. Air rebusan alpukat
ini dapat diminum 2 kali sehari

209
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2017. Tata Laksana Perawatan Kesehatan


Masyarakat. Jakarta

Mansjoer. Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI Jakarta

Soeparman.2010. Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta.

Smeljer, s.c Bare, B.G, 2012. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8, Penerbit: EGC, Jakarta

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien


Indonesia. “Penuntun Diet”; Edisi Baru, Jakarta, 2014, PT Gramedia Pustaka
Utama

210
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN RW 1 DESA NGLONDONG

A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong

Jumlah Peserta : 20 – 24 orang


B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Menyesuaikan

Tempat : Rumah warga RW 1 Desa Nglondong

C. OUTPUT PELATIHAN
Penyuluhan kesehatan ini menghasilkan output sebagai berikut :

Peningkatan pemahaman dan pengetahuan kelompok warga dewasa RW 1 Desa


Nglondong tentang penyakit hipertensi serta menerapkan pola hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari

D. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:

6. Ceramah, yaitu penyampaian materi atau informasi yang bersifat searah;


pemateri menyampaikan dan peserta mendengarkan materi
7. Diskusi, yaitu metode yang menuntut peserta untuk berpikir dan
memecahkan persoalan

E. MATERI
Mengenali masalah kesehatan di masyarakat, di antaranya :
 Mengenali tanda dan gejala penyakit
 Perawatan terhadap penyakit yang dideritanya

211
 Pemanfaatan obat – obat tradisional yang ada di lingkungannya
untuk mengurangi gejala yang muncul

F. PEMATERI
Mahasiswa Profesi Ners Komunitas (kelompok 1)
G. SUSUNAN KEGIATAN
Tahap
No Waktu Kegiatan Pendidikan Sasaran Media
Kegiatan

1. Pembukaan 5 menit f. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/


g. Memperkenalkan diri kalimat
Mendengarkan dan
h. Menyampaikan
menyimak
tentang tujuan pokok
materi Bertanya mengenai
i. Meyampaikan pokok perkenalan dan
pembahasan tujuan jika ada yang
j. Kontrak waktu kurang jelas

2. Pelaksanaan 20 menita. Penyampaian Materi Mendengarkan dan Lembar balik


menyimak
Menjelaskan tentang : Leaflet
Bertanya mengenai
8. Pengertian hipertensi
hal-hal yang belum
9. Penyebab hipertensi
jelas dan dimengerti
10. Tanda dan gejala
hipertensi
11. Cara pencegahan
hipertensi
12. Pengobatan
hipertensi
13. Akibat lanjut jika
hipertensi tidak
diobati

212
14. Cara perawatan
dan pengobatan
tradisional hipertensi
Tanya jawab
Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya

3. Penutup 5 menit d. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-kata/


e. Menyampaikan menjawab tentang kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
f. Mengakhiri diajukan
pertemuan dan
Mendengar
menjawab salam
Memperhatikan

Menjawab salam

H. EVALUASI KEGIATAN
9. Evaluasi Struktur
j. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembagian tugas untuk melaksanakan
kegiatan. Petugas kegiatan sebagai berikut:
13. Penyuluh
14. Moderator
15. Fasilitator dan dokumentator
k. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
1 dengan pengeluaran fotocopy leaflet.
l. Machine

213
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di Rumah warga dewasa RW 1 Desa
Nglondong. Peralatan yang digunakan adalah Lembar balik dan leaflet.
10. Evaluasi Proses
k. Man
Selama proses kegiatan berlangsung petugas bekerja sesuai dengan
jobdes yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung. Peserta tampak
antusias mengikuti setiap sesi dan semangat dalam melakukan simulasi
sehingga perlu penambahan waktu dalam materi tersebut.
l. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok.
m. Machine
Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu Rumah warga
dewasa RW 1 desa Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga
kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

HASIL

Deskripsi terkait hasil yang dicapai (jumlah peserta, proses selama kegiatan,
hambatan yang didapatkan saat kegiatan, dll)
1. Hari Kamis tgl 24 Oktober 2018
 RT 03 Desa Nglondong
Dilaksanakannya pukul 16.30 WIB dihadiri 24 orang dengan
usai dewasa dan lansia, sebelum edukasi warga sudah mampu
menjawab pengertian hipertensi kemudian edukator
menjelaskan dengan memakai media lembar balik dan leaflet
dan melakukan diskusi bersama warga. Warga menanyakan
tentang pola diet dan bagiamana mencegah hipertensi dan DM.
ketika selesai memberikan informasi, edukator menanyakan
pertanyaan seputar materi dan warga ada beberapa yang mampu
menjawab.

214
2. Hari Minggu 29 Oktober 2016
 RT 02 Desa Nglondong
Dilaksanakan pukul 16.30 yang dihadiri oleh 20 warga terdiri dari
usia dewasa dan usia lansia. Edukasi dilaksanakan setelah
pelaksanaan kegiatan warga berupa arisan rutin RT dengan
menjelaskan melalui media lembar balik dan leaflat. Setelah
penjelasan terkait hipertensi dan diabetes mellitus dilakukan sesi
tanya jawab.
Warga menanyakan tentang pola diet untuk orang dengan hipertensi,
dan pengobatan selain dengan obat rutin yang diminum.
Pada akhir sesi warga merasa cukup dengan edukasi yang
dijalankan, dan di akhiri dengan penutupan.
3. Hari Kamis , 1 November 2018
 RT 05 Desa Nglondong
Dilaksanakan pukul 16.30 kemudian selesai pukul 18.00 dengan
metode ceramah dan Tanya jawab, kegiatan tersebut dihadiri
lansia dan dewasa kurang lebih delapan belas orang. Seluruh
peserta edukasi antusias dan mendengarkan dengan baik. Setelah
dilakukan edukasi kemudian edukator memberikan pertanyaan
kepada peserta dan peserta mampu menjawab dengan baik dan
benar. Peserta juga mengajukan pertanyaan seperti bagimana
melakukan diet DM dan mencegah hipertensi dan edukator
menjawab dengan baik.
4. Hari Kamis 1 November 2018
 RT 01 Desa Nglondong
Dilaksanakan pukul 16.30 kemudian selesai pukul 18:00 dengan
metode ceramah dan Tanya jawab. Kegiatan ini dilaksanakan
saat acara perkumpulan RT yang dilaksanakan di wilayah desa
Nglondong. Seluruh peserta edukasi antusias dan
mendengarkan dengan baik. Setelah dilakukan edukasi
kemudian edukator memberikan pertanyaan kepada peserta dan

215
peserta mampu menjawab dengan baik dan benar. Peserta juga
mengajukan pertanyaan seperti bagimana melakukan diet DM
dan mencegah hipertensi dan edukator menjawab dengan baik.

I. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.

216
DOKUMENTASI

217
218
Apakah Hipertensi ?
HIPERTENSI
(Tekanan Hipertensi adalah tekanan
darah yang lebih besar
Darah Tinggi) dibandingkan dengan
tekanan darah pada keadaan Apa penyebab dari
normal
Hipertensi ?
Tekanan darah normal yaitu
:
 Sistolik (100 – 140 mmHg) adalah  Stress
tekanan jantung saat memompa darah  Merokok
keseluruh tubuh.  Kelelahan
 Diastolik (60 – 90 mmHg) adalah  Minum alcohol
tekanan jantung saat tidak memompa  Kegemukan (obesitas)
darah keseluruh tubuh.  Diet yang tidak seimbang
Hipertensi yang biasa terjadi  Konsumsi garam yang tinggi (>30 gr).
pada lansia yaitu hipertensi
sistolik terisolasi dimana
tekanan sistolik mencapai
140 mmHg atau lebih, tetapi
Untuk Kalangan Sendiri
tekanan diastolik kurang dari
90 mmHg.
Disusun Oleh

PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI
NERS
PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI
WALUYO UNGARA

219
Apa saja tanda dan gejala Hipertensi Apa bahaya Hipertensi ?
?
Hipertensi pada lansia
 Nadi cepat dapat mengakibatkan  Sering memakan buah – buahan
 Sukar tidur timbulnya asma dan dan sayur – sayuran,
 Sesak nafas kencing manis serta
 Sakit kepala
 Hindari minuman yang
pecahnya pembuluh darah mengandung kafein (teh, kopi dan
 Lemah dan lelah di otak sehingga terjadi
 Rasa pegal di bahu coklat),
kelumpuhan, kesulitan
 Jantung berdebar – debar  Hindari makanan yang
berbicara sampai kema
 Pandangan menjadi kabur mengandung garam, berlemak dan
 Mata berku tinggi kalori.
Bagaimana Pencegahan
Hipertensi ?

Pencegahan Hipertensi
pada lansia dapat
dilakukan dengan :
 Bersantai,
 Hindari obesitas
 Hindari merokok
 Berolahraga secara teratur
Bagaimana Diit yang
Tepat untuk
Penderita Hipertensi
?

220
Makanan yang harus penyedap lain yang pada umumnya
Prinsip diet pada penderita dihindari atau dibatasi mengandung garam natrium.
hipertensi adalah sebagai adalah: Alkohol dan makanan yang
berikut : mengandung alkohol seperti
Makanan yang berkadar lemak durian, tape.
Makanan beraneka ragam dan gizi jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
seimbang. minyak kelapa, gajih).
Makanan yang diolah dengan
Jenis dan komposisi makanan menggunakan garam natrium
disesuaikan dengan kondisi (biscuit, craker, keripik dan
penderita. makanan kering yang asin).
Makanan dan minuman dalam
Jumlah garam dibatasi sesuai kaleng (sarden, sosis, korned,
dengan kesehatan penderita dan sayuran serta buahbuahan dalam
jenis makanan dalam daftar diet kaleng, soft drink).
konsumsi garam dapur tidak lebih Makanan yang diawetkan
dari ¼ – ½ sendok teh/hari. (dendeng, asinan sayur/buah, abon,
ikan asin, pindang, udang kering,
telur asin, selai kacang).
Susu full cream, mentega,
margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi
kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit
ayam).
Bumbu-bumbu seperti kecap,
maggi, terasi, saus tomat, saus
sambal, tauco serta bumbu

221
HIPERTENSI

222
(Tekanan Darah Tinggi)

Apa penyebab dari


Hipertensi ?
 Stress

223
 Merokok
 Kelelahan
 Minum alcohol
 Kegemukan (obesitas)
 Diet yang tidak seimbang
 Konsumsi garam yang tinggi (>30
gr).

224
Z

225
226
Apa saja tanda dan gejala
Hipertensi ?
 Nadi cepat
 Sukar tidur
 Sesak nafas
 Sakit kepala
 Lemah dan lelah
 Rasa pegal di bahu
 Jantung berdebar – debar
 Pandangan menjadi kabur
 Mata berkunang – kunang

227
228
229
Apa bahaya Hipertensi ?

230
Hipertensi pada lansia
dapat mengakibatkan
timbulnya asma dan
kencing manis serta
pecahnya pembuluh
darah di otak sehingga
terjadi kelumpuhan,
kesulitan berbicara
sampai kematian
231
232
Bagaimana Pencegahan
Hipertensi ?
Pencegahan Hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan :
 Bersantai,
 Hindari obesitas
 Hindari merokok
 Berolahraga secara teratur
 Sering memakan buah – buahan dan sayur – sayuran,
 Hindari minuman yang mengandung kafein (teh, kopi
dan coklat),
 Hindari makanan yang mengandung garam, berlemak
dan tinggi

233
234
Bagaimana Diit yang
Tepat untuk Penderita
Hipertensi ?
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai
berikut :

235
Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.

Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan


kondisi penderita.

Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan


penderita dan jenis makanan dalam daftar diet
konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ – ½ sendok
teh/hari.

236
237
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buahbuahan dalam kaleng, soft drink).
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing),
kuning telur, kulit ayam).
Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium.
Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape

238
239
Apakah Hipertensi ?

Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada
keadaan normal
Tekanan
darah normal  Diastolik lansia yaitu
yaitu : (60 – 90 hipertensi
 Sistolik mmHg) sistolik
(100 – 140 adalah terisolasi
mmHg) tekanan dimana
adalah jantung tekanan
tekanan saat tidak sistolik
jantung memompa mencapai 140
saat darah mmHg atau
memompa keseluruh lebih, tetapi
darah tubuh. tekanan
keseluruh Hipertensi diastolik
tubuh. yang biasa kurang dari 90
terjadi pada mmHG

240
BAB VII
PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


BAHAYA MEROKOK

Pokok Bahasan : Bahaya Merokok


Sub Pokok Bahasan : Mengatasi dampak merokok dengan Makanan yang
dapat
membersihkan nikotin dalam tubuh
Sasaran : Warga Usia Dewasa, RW 1 Desa Nglondong
Hari / Tanggal : Rabu, 17 November 2018
Waktu : 14.30 WIB - Selesai
Tempat : Rumah Ny. Y
Penyaji : Mahasiswa UNW kelompok 1

A. LATAR BELAKANG
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat
menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker,

241
penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, dan efek
buruk bagi kelahiran.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, selama 1 x 15 menit
diharapkan sasaran mampu memahami tentang pentingnya bahaya
merokok bagi kesehatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit
diharapkan sasaran dapat:
a. Memahami tentang pengertian merokok
b. Memahami tentang bahaya merokok
c. Memahami tentang bagaimana menghindari kebiasaan merokok
d. Makanan yang dapat mengurangi nikotin dalam tubuh.

C. SASARAN
Sasaran : Warga Usia Dewasa, RW 1 Desa Nglondong.

D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi/tanya jawab
2. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Lembar balik
3. Garis besar materi
a. Pengertian rokok
b. Bahaya merokok
c. Dampak Merokok
d. Tips berhenti merokok

242
e. Makanan yang dapat mengurangi nikotin dalam tubuh

E. PROSES PELAKSANAAN
Tahap Waktu Kegiatan Media
No
1 Pembukaan 2 menit  Menyampaikan salam
 Menjelaskan tujuan
2 Pelaksanaan 10 menit Penyampaian materi : Lembar
 Menjelaskan pengertian Balik

rokok
 Menjelaskan bahaya
merokok
 Menjelaskan dampak
Merokok
 Menjelaskan tips berhenti
merokok
 Makanan yang dapat
mengurangi nikotin dalam
tubuh.
3. Penutup 3 menit  Menyimpulkan hasil materi
 Mengucapkan salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Sasaran hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Sasaran antusias terhadap materi yang dipaparkan
c. Sasaran tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
d. Sasaran mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
2. Evaluasi hasil
a. Sasaran sudah mengerti tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan
tips berhenti merokok.

243
b. Sasaran mampu menjelaskan kembali tentang bahaya merokok bagi
kesehatan dan tips berhenti merokok.
c. Sasaran mampu menjelaskan kembali makanan yang dapat
mengurangi nikotin dalam tubuh.

244
Lampiran Materi

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

1. Pengertian
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh
karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu
atau bentuk lainnya yang mengandung NIKOTIN dan TAR dengan atau
tanpa bahan tambahan.
Sedangkan merokok adalah membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya, baik yang telah dibentuk rokok maupun menggunakan
pipa. Jenis perokok ada 2, yaitu :
1. Perokok Aktif
Adalah orang yang mengonsumsi rokok secara rutin berapapun
jumlahnya, atau menghirup asap rokok secara sengaja.
2. Perokok Pasif
Adalah orang yang bukan perokok tapi dengan terpaksa menghirup asap
rokok orang lain yang berada disekitarnya.

2. Bahaya Merokok
Rokok mengandung 4000 bahan kimia, 200 diantaranya beracun dan
43 penyebab kanker. Racun utama pada rokok adalah nikotin , tar dan
karbon monoksida (CO).
1. Nikotin
Adalah zat adiktif (menimbulkan kekambuhan) yang mempengaruhi
syaraf dan peredaran darah. Zat ini mampu memicu kanker paru dan
penyakit jantung yang mematikan.
2. Tar

245
Adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru-paru sehingga merusak dan mengganggu fungsi paru.

3. Karbon Monoksida
Adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen. Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia.

3. Dampak Merokok
1. Kerontokan rambut
2. Gangguan pada mata seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
4. Sakit paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan bau mulut yang tidak sedap
6. Serangan jantung dan stroke
7. Kerapuhan tulang sehingga mudah patah
8. Kanker kulit, kanker payudara, kanker rahim, kanker lidah, kanker
mulut kelenjar ludah, kanker kerongkongan, kanker anus, kanker ginjal
9. Kemandulan dan impotensi
10. Keguguran pada ibu hamil.

4. Tips Berhenti Merokok


Beberapa cara dapat meningkatkan peluang untuk berhenti merokok :
1. Kurangi jumlah batang rokok yang dihisap perhari
2. Kurangi kadar nikotin per-batang rokok yang dihisap perhari
3. Jauhkan atribut rokok
4. Kenali keadaan yang berkaitan dengan kebiasaan merokok
5. Jauhi tempat dimana banyak perokok
6. Gantilah kebiasaan pegang rokok
7. Catat kemajuan anda

246
8. Giat berolahraga
9. Kurangi tidur larut malam
10. Minum sari jeruk
11. Kuatkan niat untuk berhenti merokok dan tetapkan tanggal akan
berhenti
12. Minta orang terdekat untuk mendukung.

5. Mengatasi Dampak Merokok Dengan Makanan Yang Dapat


Mengurangi Nikotin Dalam Tubuh
1. Jeruk dan Kiwi
Jeruk kayak akan vitamin C dan dapat meningkatkan metabolisme
tubuh dan mengurangi stress dengan minum jus jeruk secara teratur.
2. Brokoli
Sayuran hijau ini kaya akan vitamin C dan B5. Merokok dapat
mengurangi vitamin C dalam tubuh. Jadi dengan mengkonsumsi
brokoli dapat mengurangi kadar nikotin dalam tubuh.
3. Wortel
Nikotin bersembunyi dalam tubuh selama 3 hari.oleh sebab itu
konsumsi wartel yang kaya akan vitamin A, C, K dan B, sehingga
membantu membersihkan nikotin dalam tubuh.
4. Bayam
Sayuran hijau ini kaya akan asam folat yang baik untuk perkembangan
otak janin pada ibu hamil. Jadi ibu hamil yang sering terpapar asam
rokok dianjurkan untuk memakan sayuran.

247
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2010, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A., 2014, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Jakarta :
Media Aeskulapius.

Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.R., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
“Hipertensi Primer”, FK UI, Jakarta.

248
PENGERTIAN BAHAYA ROKOK DAMPAK MEROKOK

Rokok merupakan salah satu zat

adiktif yang bila digunakan mengaki-

batkan bahaya kesehatan bagi diri

sendiri maupun masyarakat, oleh kare-

na itu diperlukan berbagai kegiatan

pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok mengandung 4000 bahan

kimia, 200 diantaranya beracun dan

43 penyebab kanker. Racun utama

pada rokok adalah nikotin , tar dan

karbon monoksida (CO).

1. Nikotin

Zat ini mampu memicu kanker paru


Jenis perokok ada 2, yaitu : dan penyakit jantung yang memat-
a. Perokok Aktif ikan.
orang yang mengonsumsi rokok
2. Tar
secara rutin berapapun jumlahnya, bersifat lengket dan menempel
atau menghirup asap rokok secara pada paru-paru sehingga merusak
sengaja. dan mengganggu fungsi paru.
b. Perokok Pasif 3. Karbon Monoksida
orang yang bukan perokok tapi Zat yang mengikat hemoglobin da-
dengan terpaksa menghirup asap lam darah, membuat darah tidak
rokok orang lain yang berada mampu mengikat oksigen.

249
HIDUP SEHAT TANPA
TIPS BERHENTI MEROKOK MAKANAN YANG DAPAT MENURUNKAN

NIKOTIN DALAM TUBUH


ROKOK
1. Jeruk dan Kiwi
Jeruk kayak akan vitamin C dan dapat
meningkatkan metabolism tubuh
dan mengurangi stress dengan minumjus
jeruk secara ter- atur.
2. Brokoli
Sayuran hijau ini kaya akan vitamin C dan B5.
1. Kuatkan niat bulatkan tekat
merokok dapat mengurangi vitamin C
2. Kurangi jumlah batang rokok yang dihisap dalam tubuh. Jadi dengan
mengkonsumsi brokoli dapat mengurangi
perhari kadar
nikotin dalam tubuh.
3. Jauhkan atribut rokok
3. Wortel
4. Kenali keadaan yang berkaitan dengan Nikotin bersembunyi dalam tubuh
selama 3 hari.oleh sebab itu konsumsi wartel
kebiasaan merokok
yang kaya akan vitamin A, C, K dan B, sehingga
5. Jauhi tempat dimana banyak pero- kok membantu membersihkan nikotin dalam tubuh.
4. Bayam
6. Gantilah kebiasaan pegang rokok Sayuran hijau ini kaya akan
asam folat yang baik untuk
(makan permen) perkembangan otak janin pada ibu hamil. Jadi
ibu hamil yang sering terpapar asam rokok
7. Giat berolahraga
dianjurkan untuk memakan sayuran bayam ini.
8. Kurangi tidur larut malam

9. Minum sari jeruk

10.Minum lebih banyak air putih

11.Minta dukungan teman keluarga

250
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


Sasaran : Individu
Hari/tanggal : -
Tempat : Desa Nglondong, RW 01, Kecamatan Parakan

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes
mellitus, klien mampu memahami tentang diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus selama
1 x 30 menit diharapkan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian penyakit diabetes mellitus
b. Menyebutkan penyebab penyakit diabetes mellitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
d. Menyebutkan cara perawatan pasien diabetes mellitus
e. Menyebutkan komplikasi penyakit diabetes mellitus
f. Menyebutkan pencegahan komplikasi penyakit diabetes mellitus
g. Menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
bagi penyandang diabetes mellitus

B. Materi
1. Pengertian penyakit diabetes mellitus
2. Penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
4. Cara perawatan pasien diabetes mellitus
5. Komplikasi penyakit diabetes mellitus
6. Pencegahan komplikasi penyakit diabetes mellitus

251
7. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penyandang
diabetes mellitus

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

D. Media
1. Leaflet

E. Proses Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluhan
1 Pembukaan 5 a. Salam
menit b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
dari pertemuan
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi
2 Isi Materi 20 a. Menjelaskan
menit pengertian diabetes
mellitus
b. Menjelaskan
penyebab diabetes
mellitus
c. Menjelaskan tanda
dan gejala diabetes
mellitus
d. Menjelaskan
perawatan pasien
diabetes mellitus
e. Menjelaskan
komplikasi diabetes
mellitus
f. Menjelaskan
pencegahan
komplikasi diabetes
mellitus

252
g. Menjelaskan bahan
makanan yang
dianjurkan dan
tidak dianjurkan
bagi penyandang
diabetes mellitus
h. Memberikan
kesempatan kepada
klien untuk
menanyakan hal-hal
yang belum
dimengerti
i. Menjelaskan
kembali tentang hal
yang ditanyakan
klien
3 Penutup 5 a. Memberikan
menit pernyataan lisan
kepada klien
b. Menyimpulkan
kegiatan yang telah
disampaikan
c. Memberikan salam
penutup

F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan menanyakan kembali apa yang sudah
dijelaskan dilakukan pada akhir kegiatan. Evaluasi pada kegiatan ini adalah :
1. Klien mampu menjelaskan pengertian penyakit diabetes mellitus
2. Klien mampu menjelaskan penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Klien mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
4. Klien mampu menjelaskan cara perawatan pasien diabetes mellitus
5. Klien mampu menjelaskan komplikasi penyakit diabetes mellitus
6. Klien mampu menjelaskan pencegahan komplikasi penyakit diabetes
mellitus
7. Klien mampu menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan bagi penyandang diabetes mellitus

253
G. Referensi
1. Depkes RI. (2005). Pharmaceutical care untuk penyakit diabetes
mellitus. Jakarta : Depkes RI.
2. Kariadi.(2009). Diabetes ? siapa takut !!.Bandung : Qanita
3. Smeltzer. (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth. Volume 3. Jakarta : EGC

254
255
Lampiran Materi :

DIABETES MELITUS

1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar
gula darah secara kontinu dan bervariasi akibat berkurangnya hormon insulin,
baik kekurangan relatif maupun absolut.
2. Penyebab
a. Faktor keturunan/genetik
b. Faktor hormonal
c. Faktor lingkungan
d. Faktor imunilogik
e. Faktor usia
3. Tanda dan Gejala
a. Banyak kencing
b. Banyak minum
c. Banyak makan
d. Penurunan BB
e. Kesemutan
f. Merasa lemah
g. Penglihatan kabur
h. Gairah seks turun
i. Luka sulit sembuh
4. Faktor resiko tinggi terkena penyakit DM
a. Umur > 45
b. Kegemukan
c. Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
d. Riwayat keluarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BBL bayi > 4000 gram

256
f. Riwayat DM pada kehamilan
5. Seseorang dikatakan menderita DM
Bila KGD (Kadar Gula Darah) puasa > 125 mg/dl (Normal < 110 mg/dl) atau
KGD 2 jam setelah makan > 200 mg/dl disertai gejala klasik.
6. Cara perawatan diabetes mellitus
a. Minum obat secara teratur
b. Diet yang tepat
c. Olah raga teratur
d. Kontrol gula darah teratur
7. Komplikasi diabetes mellitus
a. Penyakit jantung koroner
b. Neuropathy (penyakit syaraf)
c. Retinopathy (kebutaan)
d. Nefropathy (penyakit ginjal)
e. Hipertensi
f. Impotensi
g. Luka sukar sembuh
8. Bahan makanan bagi penyandang diabetes mellitus
Bahan Dianjurka Tidak
Makanan n Dianjurka
n
Sumber Dianjurka Cake,
karbohidr n terapi biscuit,
at dikurangi crakers
(Singkong
, nasi,
lontong,
ketan,
jagung,
roti,
ubi,talas,
kentang,
sagu, mie,
bihun,
tepung-
tepungan)

257
Sumber Daging Daging
protein sapi, dan ikan
hewani ayam, yang
ikan, telur, diawetka
susu dan n seperti
hasil ikan asin,
olahannya dendeng,
sarden,
corned
beef
Sumber Tempe, Semua
protein tahu jenis
nabati kacang-
kacangan
dan
hasilnya
yang
merupaka
n sumber
protein
bernilai
biologik
rendah
Sayuran Rendah Tinggi
kalium kalium
seperti seperti
caisim, tomat,
kangkung, kol,
sawi, bayam,
terong, bit, daun
wortel bawang,
tauge,
kacang
hijau,
kacang
buncis,
kembang
kol,
waluh,
rebung
Buah- Rendah Tinggi
buahan kalium kalium
seperti seperti
Jmbu, anggur,
kedondon arbei,
g, manga, belimbing

258
markisa, , duku,
melon, jambu
semangka, biji, jeruk,
salak papaya.
Pisang
Minuman Berbagai
minuman
bersoda
dan
beralkoho
l
Bumbu Semua Semua
jenis jenis gula
bumbu dan madu
kecuali
gula

Anjuran Makanan Rata-rata Satu Hari untuk Orang Dewasa menurut Golongan
Umur

Lauk Gula
Nasi Sayuran Buah Minyak Garam
Hewani Nabati Pasir
GolonganUmur Berat
Badan 100 40
50
100
100 10
3
(Tahun) (Kg) gram/ gram/ gram/ 5 gram/ gram/
gram/ 1 gram/ 1 gram/
¾ 2 1 ptg ½ sdm 1
potong gls ¼ sdt
gelas potong pepaya sdm
Laki-Laki

16-19 56 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
20-45 62 9 ½ x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
46-59 62 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
≥60 62 6 ½x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x

Perempuan

16-19 50 5x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
20-45 54 6½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x
46-59 54 6x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x
≥60 54 4½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x

Keterangan:

259
1. Anjuran makan ini berlaku untuk orang sehat dengan aktivitas sedang
2. Bahan makanan yang tertera dapat ditukar dengan bahan makanan lain
dari golongan yang sama, sesuai dengan satuan penukar
3. 100 gram nasi, berasal dari 50 gram beras
4. Lauk, sayuran, dan buah diukur dalam keadaan mentah

260
261
CARA PERAWATAN
PASIEN DM

Minum obat secara teratur

Diet yang tepat

Olah raga teratur

262
Kontrol gula darah teratur

263
• Penyakit jantung koroner
• Neuropathy (penyakit syaraf)
• Retinopathy (kebutaan)
• Nefropathy (penyakit ginjal)
• Hipertensi
• Impotensi
• Luka sukar sembuh

264
BAHAN MAKANAN UNTUK
PENDERITA
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber karbohidrat Dianjurkan terapi dikurangi Cake, biscuit, crakers


(Singkong, nasi, lontong, ketan,
jagung, roti, ubi,talas, kentang,
sagu, mie, bihun, tepung-tepungan)
Sumber protein hewani Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu Daging dan ikan yang diawetkan
dan hasil olahannya seperti ikan asin, dendeng, sarden,
corned beef
Sumber protein nabati Tempe, tahu Semua jenis kacang-kacangan dan
hasilnya yang merupakan sumber
protein bernilai biologik rendah
Sayuran Rendah kalium seperti caisim, Tinggi kalium seperti tomat, kol,
kangkung, sawi, terong, wortel bayam, bit, daun bawang, tauge,
kacang hijau, kacang buncis,
kembang kol, waluh, rebung
Buah-buahan Rendah kalium seperti Jmbu, Tinggi kalium seperti anggur, arbei,
kedondong, manga, markisa, belimbing, duku, jambu biji, jeruk,
melon, semangka, salak papaya. Pisang
Minuman Berbagai minuman bersoda dan
beralkohol
Bumbu Semua jenis bumbu kecuali gula Semua jenis gula dan madu

265
Lauk
GolonganU Nasi Sayuran Buah Minyak Gula Pasir Garam
Berat
mur Hewani Nabati
Badan (Kg)
(Tahun) 100 gram/ ¾ 40 gram/ 1 50 gram/ 2 100 gram/ 1 100 gram/ 1 5 gram/ ½ 10 gram/ 1 3 gram/ ¼
gelas potong potong gls ptg pepaya sdm sdm sdt
Laki-Laki

16-19 56 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x

20-45 62 9½x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x

46-59 62 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x

≥60 62 6 ½x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x

Perempuan

16-19 50 5x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x

20-45 54 6½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x

46-59 54 6x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x

266
≥60 54 4½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x

267
268
269
270
Diabetes Melitus
adalah penyakit
yang ditandai
dengan
meningkatnya kadar
gula darah secara
kontinu dan
bervariasi akibat
berkurangnya
hormon insulin, baik
kekurangan relatif
271
maupun absolut

272
PENYEBAB DIABETES MELITUS
Faktor keturunan/genetik

Faktor hormonal

Faktor lingkungan

Faktor imunilogik

Faktor usia
273
• Banyak kencing
• Banyak minum
• Banyak makan
• Penurunan BB
• Kesemutan
• Merasa lemah
• Penglihatan kabur
• Gairah seks turun
• Luka sulit sembUH

274
FAKTOR RESIKO TINGGI TERKENA DM
• Umur > 45
• Kegemukan
• Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
• Riwayat keluarga DM
• Riwayat kehamilan dengan BBL bayi >
4000 gram
• Riwayat DM pada kehamilan

275
Suatu keadaan dimana pankreas tidak cukup
menghasilkan insulin, atau sel-sel tubuh tidak
dapat menggunakan insulin seperti seharusnya,
 Sering haus
sehingga kadar gula dalam darah meningkat atau
bertambah  Rasa lapar terus menerus
 Riwayat keluarga DM
 Kegemukan
 Kurang gerak (berolah raga)
 Hipertensi
 Riwayat kehamilan dengan kelahiran berat
badan bayi lahir > 4000 gr

 Sering buang air kecil (terutama


malam hari)

276
 Penglihatan kabur  Impotensi
 Berat badan berkurang drastis
 Gatal-gatal terutama bagian luar
 Kesemutan
kelamin
 Cepat merasa lelah dan
mengantuk

 Kebutaan
 Penyakit jantung

 Infeksi yang sering kambuh

 Gangguan pada pembuluh darah otak


 Luka yang sukar sembuh  Terganggunya fungsi ginjal

277
 Kontrol kadar kolesterol darah

 Perencanaan makan yang baik (batasi


gula, lemak, dan konsumsi sayur)
 Latihan jasmani
 Uji kadar gula darah secara berkala
 Minum obat dengan teratur
 Kontrol berat badan
 Kontrol tekanan darah

278
DOKUMENTAS I

279
KUNJUNGAN PADA KELUARGA DENGAN PTM DAN KAMPANYE
PROLANIS

280
KUNJUNGAN PADA KELUARGA DENGAN PTM DAN KAMPANYE
PROLANIS

281
KUNJUNGAN PADA KELUARGA DENGAN PTM DAN KAMPANYE
PROLANIS

282

Anda mungkin juga menyukai