Di susun oleh :
Kelompok 7
2. Etiologi
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan) mungkin juga
cukup bulan (dismatur ).
1. Prematur Murni
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa
kehamillan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR. Faktor faktor
yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau BBLR
adalah:
a. Faktor Ibu
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Gizi saat hamil kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (perokok).
Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.
Faktor pekerja terlalu berat
Primigravida
Ibu muda (<20 tahun)
b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum,
komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali
kongenital
d. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
Kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.
Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura
besar.
Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.
Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan
apnu.
Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama
pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
Lemak subkutan kurang.
Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun
Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR
2. Dismatur
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan . Menurut
Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu- minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih
dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin
terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR
Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan
mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur adalah:
Faktor ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita
penyakit diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu,
(tinggal didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit
paru kronik ) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alcohol
Faktor utery dan plasenta
Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat
yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi
dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta
lepas.
Faktor janin
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez,
sifillis).
3. Patofisiologi Berat Bayi Lahir Rendah
Menurut Maryanti, (2012) faktor yang mempengaruhi terjadinya
BBLR terdiri dari faktor ibu yang meliputi penyakit ibu, usia ibu, keadaan
sosial ekonomi dan sebab lain berupa kebiasaan ibu, faktor janin, dan
faktor lingkungan. BBLR dengan faktor risiko paritas terjadi karena sistem
reproduksi ibu sudah mengalami penipisan akibat sering melahirkan Hal
ini disebabkan oleh semakin tinggi paritas ibu, kualitas endometrium akan
semakin menurun. Kehamilan yang berulang-ulang akan mempengaruhi
sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan berkurang
dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya (Mahayana et al., 2015).
Menurut Samuel S Gidding dalam Amirudin & Hasmi (2014)
mekanisme pajanan asap rokok terhadap kejadian BBLR dan berat
plasenta dengan beberapa mekanisme yaitu kandungan tembakau seperti
nikotin, CO dan polysiklik hydrokarbon, diketahui dapat menembus
plasenta. Carbonmonoksida mempunyai afinitas berikatan dengan
hemoglobin membentuk karboksihemoglobin, yang menurunkan kapasitas
darah mengangkut oksigen ke janin. Sedangkan nikotin menyebabkan
vasokontriksi arteri umbilikal dan menekan aliran darah plasenta.
Perubahan ini mempengaruhi aliran darah di plasenta. Kombinasi hypoxia
intrauterine dan plasenta yang tidak sempurna mengalirkan darah diyakini
menjadi penghambat pertumbuhan janin.
Faktor yang juga mempengaruhi terjadinya BBLR adalah penyakit
pada ibu hamil. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan penurunan
suplai oksigen ke jaringan, selain itu juga dapat merubah struktur
vaskularisasi plasenta, hal ini akan mengganggu pertumbuhan janin
sehingga akan memperkuat risiko terjadinya persalinan prematur dan
kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah terutama untuk kadar
hemoglobin yang rendah mulai dari trimester awal
kehamilan (Cunningham, et al., 2010). Selain anemia, implantasi plasenta
abnormal seperti plasenta previa berakibat terbatasnya ruang plasenta
untuk tumbuh, sehingga akan mempengaruhi luas permukaannya. Pada
keadaan ini lepasnya tepi plasenta disertai perdarahan dan terbentuknya
jaringan parut sering terjadi, sehingga meningkatkan risiko untuk terjadi
perdarahan antepartum (Prawirohardjo, 2008). Apabila perdarahan banyak
dan kehamilan tidak dapat dipertahankan, maka terminasi kehamilan harus
dilakukan pada usia gestasi berapapun. Hal ini menyebabkan tingginya
kejadian prematuritas yang memiliki berat badan lahir rendah disertai
mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
Keadaan sosial ekonomi secara tidak langsung mempengaruhi
kejadian BBLR, karena pada umumnya ibu dengan keadaan sosial
ekonomi yang rendah akan mempunyai intake makan yang lebih rendah
baik secara kualitas maupun secra kuantitas, yang berakibat kepada
rendahnya status gizi pada ibu hamil (Amalia, 2011). Selain itu,
gangguan psikologis selama kehamilan berhubungan dengan terjadinya
peningkatan indeks resistensi arteri uterina. Hal ini disebabkan karena
terjadi peningkatan konsentrasi noradrenalin dalam plasma, sehingga
aliran darah ke uterus menurun dan uterus sangat sensitif terhadap
noradrenalin sehingga menimbulkan efek vasokonstriksi. Mekanisme
inilah yang mengakibatkan terhambatnya proses pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterin sehingga terjadi BBLR (Hapisah, et al.,
2010).
Menurut Maryanti (2012) penyebab BBLR dapat dipengaruhi dari
faktor janin berupa hidramnion atau polihidramnion, kehamilan ganda, dan
kelainan koromosom. Hidramnion merupakan kehamilan dengan jumlah
air ketuban lebih dari 2 liter. Produksi air ketuban berlebih dapat
merangsang persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat
menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian
BBLR. Pada kehamilan ganda berat badan kedua janin pada kehamilan
tidak sama, dapat berbeda 50-1000 gram, hal ini terjadi karena pembagian
darah pada plasenta untuk kedua janin tidak sama. Pada kehamilan kembar
distensi (peregangan) uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi
dan sering terjadi persalinan prematur (Amirudin & Hasmi, 2014).
Menurut Saifuddin dalam Amirudin & Hasmi (2013) kelainan kongenital
atau cacat bawaan merupakan kelaianan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang lahir
dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai BBLR atau
bayi kecil.
Pada BBLR ditemukan tanda dan gejala berupa disproporsi berat
badan dibandingkan dengan panjang dan lingkar kepala, kulit kering
pecah-pecah dan terkelupas serta tidak adanya jaringan
subkutan (Mitayani, 2013). Karena suplai lemak subkutan terbatas dan
area permukaan kulit yang besar dengan berat badan menyebabkan bayi
mudah menghantarkan panas pada lingkungan (Sondakh, 2013). Sehingga
bayi dengan BBLR dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia (Maryanti, 2012). Selain itu tipisnya lemak subkutan
menyebabkan struktur kulit belum matang dan rapuh. Sensitivitas kulit
yang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas kulit, terutama
pada daerah yang sering tertekan dalam waktu yang lama (Pantiawati,
2010). Pada bayi prematuritas juga mudah sekali terkena infeksi, karena
daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna (Maryanti, 2012).
Kesukaran pada pernafasan bayi prematur dapat disebabakan
belum sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang
merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli
paru. Defisiensi surfaktan menyebabkan gangguan kemampuan paru untuk
mempertahankan stabilitasnya, alveolus akan kembali kolaps setiap akhir
ekspirasi sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan
tekanan negative intratoraks yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi
yang kuat. Hal tersebut menyebakan ketidakefektifan pola
nafas (Pantiawati, 2010).
Alat pencernaan bayi BBLR masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pencernaan belum matang (Maryanti et al., 2012). Selain itu
jaringan lemak subkutan yang tipis menyebabkan cadangan energi
berkurang yang menyebabkan malnutrisi dan hipoglikemi. Akibat fungsi
organ-organ belum baik terutama pada otak dapat menyebabkan imaturitas
pada sentrum-sentrum vital yang menyebabkan reflek menelan belum
sempurna dan reflek menghisap lemah. Hal ini menyebabkan
diskontinuitas pemberian ASI (Nurarif & Kusuma, 2015).
Fc resiko ibu:malnutrisi,
Fc resiko janin:cacat
kelainan uterus,...
bawaan, kehamilan ganda, hidramnion,
Sosek↓
KebiasaanKPD
merokok, kerja
Fc resiko
terlaluibu:hipertensi,
lelah FcGGK,
uterus
merokok,
& plasenta:hemangioma,infark
DM, gizi↓
Fc janin:ganda, kelainan
plasenta,...
krom, infeksi,cct ba
Prematur
Dismatur
BBLR
2. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik (D.0005).
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrient (D.0019).
3. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan stimulasi pusat
termoregulasi hipotalamus dan ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan (D.0149).
4. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahan
tubuh sekunder imununosupresi (D.0142)
5. Risiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan (D.0136) .
2)
Risiko infeksi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan tindakan keperawatan (I.03119)
ketidakadekuatan selama 3x24 jam - Identifikasi status
pertahan tubuh diharapkan sesuai nutrisi
sekunder dengan kriteria: - Monitor berat badan
imununosupresi Status imun (L.14133) - Kolaborasi dengan ahli
(D.0142) - Integritas kulit gizi untuk menentukan
1 2 3 4 5 jenis nutrient
- Infeksi berulang Manajemen Imunisasi
1 2 3 4 5 (I.14508)
- Penurunan berat - Identifikasi riwayat
badan kesehatan dan alergi
1 2 3 4 5 - Berikan suntikan pada
- Suhu tubuh bayi pada bagian paha
1 2 3 4 5 anterolateral
- Edukasi mengenai
informasi imunisasi
melindungi terhhadap
penyakit
Risiko cedera Setelah dilakukan Identifikasi Risiko
berhubungan dengan tindakan keperawatan (I.14502)
hipoksia jaringan selama 3x24 jam - Identifikasi risiko
(D.0136) . diharapkan sesuai secara berkala
dengan kriteria: - Tentukan metode
Tingkat cedera pengelolaan resiko
(L.14136) yang baik
- Kejadian cedera Pencegahan Cedera
1 2 3 4 5 (I.14537)
- Perdarahan - Identifikasi area
1 2 3 4 5 lingkungan yang
- Frekuensi nadi berpotensi
1 2 3 4 5 menyebabkan cedera
- Frekuensi napas - Tingkatkan frekuensi
1 2 3 4 5 observasi dan
- Denyut jantung pegawasan pasien
apikal - Edukasi alasan
1 2 3 4 5 intervensi pencegahan
- Denyut jantung jatuh ke pasien
radialis
1 2 3 4 5
TELAAH ARTIKEL/JURNAL
A. Artikel Pertama
Judul Artikel : Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan
BBLR Di Rsud Dr Doris Sylvanus
Palangkaraya
Nama Jurnal : Mahakam Midwifery Journal
Penerbit : Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Volume Dan Halaman : , Vol 3, No. 1
Tahun Terbit : November 2019
Penulis : Riny Natalina
Isi Artikel
- Tujuan Penelitian : Untuk Mengetahui Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Bblr
B. Artikel Kedua
Judul Artikel : Pengaruh Perawatan Metode Kanguru
(PMK) terhadap Pencegahan Hipotermi
pada Bayi Baru Lahir