Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BBLR

Dosen Pengampu:

Dr. Ns. Meri Neherta, M. Biomed

Disusun Oleh:

1. Divayanta Putri 2011313018

2. Regy Aprilianty Sutrisna 2011311020

3. Melsa Hazharia Qhalida 2011311011

4. Kharunnisa 2011311050

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi angka
kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan (Kemenkes RI,2015).
Bayi BBLR mempunyai risiko kematian 20 kali lipat lebih besar di bandingkan
dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Lebih dari 20 juta bayi di seluruh
dunia lahir dengan BBLR dan 95.6% bayi BBLR lahir di negara yang sedang
berkembang, contohnya di Indonesia. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2014-2015, angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu
9% dengan sebaran yang cukup bervariasi pada masing-masing provinsi.Angka
terendah tercatat di Bali (5,8%) dan tertinggi di Papua (27%),sedangkan di Provinsi
Jawa Tengah berkisar 7% (Kemenkes RI,2015).
BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas),dan IUGR
(Intra Uterine Growth Restriction) yang dalam bahasa Indonesia disebut Pertumbuhan
Janin Terhambat (PJT) atau keduanya. Kedua penyebab ini dipengaruhi oleh faktor
risiko, seperti faktor ibu, plasenta,janin dan lingkungan. Faktor risiko tersebut
menyebabkan kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin selama masa kehamilan. Bayi
dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka panjang
yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR memiliki
risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan normal. Selain gangguan tumbuh kembang, individu dengan
riwayat BBLR mempunyai faktor risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit
jantung dan diabetes setelah mencapai usia 40 tahun (Juaria dan Henry, 2014) .
Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal terhadap bayi
BBLR dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi adekuat dan melakukan
pencegahan infeksi. Meskipun demikian, masih didapatkan 50% bayi BBLR yang
meninggal pada masa neonatus atau bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi
berulang dan kecacatan perkembangan neurologis. Oleh karena itu,pencegahan
insiden BBLR lebih diutamakan dalam usaha menekan Angka Kematian Bayi
(Prawiroharjo,2014). Development Goals yang ke IV yaitu menurunkan angka
kematian anak terutama di negara berkembang, perlu dilakukan upaya pencegahan
kejadian BBLR di masa mendatang, salah satunya dengan melakukan pengawasan
ketat terhadap faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan Faktor maternal (usia ibu, jarak kehamilan, paritas, pendidikan,
pekerjaan, riwayat abortus, IMT dan konsumsi tablet besi) dengan kejadian berat
badan lahir rendah.
3. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Faktor maternal dengan kejadian berat
badan lahir rendah.
4. Manfaat
a) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan cara memberikan penyuluhan dan
cara perawatan pada ibu tentang perawatan BBLR di Rumah.
b) Untuk menambah pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR sehingga ibu dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian BBLR
Berat Bayi Lahir Rendah adalah Bayi yang dilahirkan dengan berat yang kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intra uteri growth restriction)
(Pudjiati,dkk.,2010). BBLR adalah bayi yang lahir berat kurang dari 2500 gram di
ukur pada saat lahir sampai hari ketujuh setelah lahir (putra,2012)
2. Etiologi BBLR
Beberapa Penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati,2010), yaitu :
 Faktor Ibu
- Penyakit
 Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, PEB, eklamsia, infeksi saluran kemih.
 Menderita penyakit seperti malaria, infeksi penyakit menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus(CMV) dan herpessimplex virus) dan penyakit
jantung.
 Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alcohol.
- Ibu
 Angka kejadian prematuritas tinggi adalah kehamilan pada usia <20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
 Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
- Keadaan sosial ekonomi
 Keadaan tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
 Aktivitas fisik yang berlebihan.
 Pernikahan di bawah usia minimal.
 Faktor Janin
 Kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali,rubella
bawaan), gawat janin dan kehamilan kembar.
 Faktor Plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solution
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (Sindrom parabiotik), ketuban pecah
dini.
 Faktor Lingkungan, lingkungan yang berpengaruh adalah : Tempat tinggal di
dataran tinggi, terkena radiasi, serta paparan zat beracun.
3. Klasifikasi BBLR
Menurut Deslidel . (2011:108) klasifikasi BBLR,yaitu :
- BBLR prematur atau kurang bulan
a. Sindrom gangguan pernafasan ideopatik (penyakit membrane hialin)
b. Pneumonia aspirasi karena adanya reflek menelan dan batuk belum
sempurna,bayi belum dapat menyusu
c. Perdarahan periventrikuler jdan perdarahan intraventrikuler otak lateral
akibat anoksia otak (Erat kaitannya dengan gangguan pernafasan)
d. Hipotermia karena sumber panas bayi prematur baik lemak subkutan
yang masih sedikit maupun brown fat belum terbentuk.
Beberapa ciri bayi terkena hipotermi :
 Bayi menggigil
 Kulit terlihat belang,merah,putih atau timbul bercak bercak
 Gerakan bayi abnormal
 Terjadinya Asfiksi pada kasus yang lebih parah
- BBLR tidak sesuai umur kehamilan atau dismatur
a. Sindrom aspirasi
b. Hiperbilirubin
c. Hipoglikemia
d. Hipotermia
4. Tanda dan Gejala BBLR
Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut:
- Berat kurang dari 2500 gram
- Panjang kurang dari 45 cm
- Lingkar dada kurang dari 30 cm
- Lingkar kepala kurang dari 33 cm
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
- Kepala bayi lebih besar dari badan, Kepala tidak mampu tegak, rambut
kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga
- Integumen: Kulit tipis,transparan, rambut lanugo banyak, jaringan
subkutan sedikit
- Otot hipotonik lemah
- Dada: dinding thorax elastis, putting susu belum terbentuk, pernafasan
tidak teratur, dapat terjadi apnea, Pernafasan 40-50 kali/menit, Nadi 100-
140 kali/menit
- Ekstremitas: paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi-lurus, kadang terjadi
oedem, garis telapak kaki sedikit, telapak kaki halus, tumit mengkilat
- Genetalia: pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba (belum
turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta labia mayora
belum menutupi labia minora (labia mayora hamper tidak ada).

BBLR menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya


lemah, yaitu sebagai berikut :

 Tanda Bayi Kurang Bulan


- Kulit tipis dan mengkilap
- Tulang rawan telinga sangat lunak,karena belum terbentuk dengan sempurna
- Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada
punggung
- Jaringan payudara belum terlihat,putting masih berupa titik
- Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora
- Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan,testis kadang belum turun
- Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
- Kadang disertai dengan pernafasan yang tidak teratur
- Aktivitas dan tangisnya lemah
- Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah
 Tanda-Tanda Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)
- Gerakannya cukup aktif,tangis cukup kuat
- Kulit keriput,lemak bawah kulit tipis
- Bila kurang bulan jaringan payudara kecil,puting kecil. Bila cukup bulan
payudara dan putting sesuai masa kehamilan
- Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
- Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
- Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
- Menghisap cukup kuat (Proverawati, 2010)
5. Komplikasi
 Masalah Jangka Pendek
a. Gangguan Metabolic
- Hipotermia
Terjadi karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan system pengaturan suhu tubuh
pada bayi baru lahir belum matang. Suhu normal neonatus 36,5-37,5ºC. Adapun
ciri-ciri bayi BBLR yang mengalami hipotermia adalah sebagai berikut: suhu
tubuh <32oC, mengantuk dan sukar dibangunkan, menangis sangat lemah, seluruh
tubuh dingin, pernafasan lambat, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat,
mengeras kaku (sklerema), tidak mau menetek, sehingga beresiko dehidrasi.
Sedangkan tanda-tanda stadium lanjutan dari terjadinya hipotermia ini adalah
muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat,
kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan
(sklerema), metode kanguru dengan “kontak kulit dengan kulit” membantu
mempertahankan BBLR tetap hangat.
- Hipoglikemia
Gula darah berfungsi sebagai makanan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika
asupan glukosa ini kurang,akibatnya sel-sel syaraf di otak mati dan mempengaruhi
kecerdasan bayik kelak. BBLR membutuhkan ASI sesegerah mungkin setelah
lahir dan minum sangat sering (setiap 2 jam ) pada minggu pertama.
- Hiperglikemia
Hiperglikemia sering merupakan masalah pada bayi yang sangat amat prematur
yang mendapat cairan glukosa berlebihan secara intravena tetapi mungkin juga
terjadi pada bayi BBLR lainnya.
- Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI pada BBLR terjadi karena ukuran tubuh bayi dengan
BBLR kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat mengisap.
Bayi dengan BBLR sering mendapat ASI dengan bantuan,membutuhkan
pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tetapi sering. Bayi BBLR dengan
kehamilan ≥ 35 minggu dan berat lahir ≥ 2000 gram umumnya bisa langsung
menetek (Proverawati, 2010)
b. Gangguan Imunitas
- Gangguan imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig G,
maupun gamma globulin. Bayi premature relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi belum baik, oleh karena
itu bayi BBLR rentang terhadap infeksi.
- Kejang saat dilahirkan
Biasanya bayi akan dipantau dalam 1 x 24 jam untuk dicari penyebab kejang,
penyebab kejang pada bayi bisa karena infeksi sebelum lahir (prenatal),
perdarahan intracranial atau karena vitamin B6 yang dikonsumsi ibu. Bayi perlu
dijaga jalan napasnya agar tetap dalam kondisi bebas, bila perlu diberi obat anti
kejang.
- Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi)
Ikterus adalah menjadi kuningnya warna kulit, selaput lender dan berbagai
jaringan oleh zat warna empedu. Ikterus neonatal adalah suatu gejala yang sering
ditemukan pada byi baru lahir. Bayi BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih
lama dari pada bayi yang cukup berat badannya.
c. Gangguan pernafasan
- Sindroma gangguan pernafasan
Gangguan nafas yang sering terjadi pada bayi BBLR kurang bulan (masa gestasi
yang pendek) adalah penyakit membrane hialin, dimana angka kematian ini
menurun dengan meningkatnya umur kehamilan. Pada byi BBLR yang mengalami
gangguan pernafasan bisa disebabkan karena bayi menelan air ketuban sehingga
masuk ke dalam paru-paru kemudian mengganggu pernafasannya. Pada bayi
prematur, umumnya gangguan pernafasan berkaitan dengan organ paru yang
belum matang.
- Asfiksia
Bayi BBLR bisa kurang, cukup atau lebih bulan, semuanya berdampak pada
proses adaptasi pernafasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. Bayi
BBLR membutuhkan kecepatan dan keterampilan resusitasi.
- Apneu periodik (Henti Nafas)
Organ paru-paru dan susunan saraf pusat yang belum sempurna mengakibatkan
kadang-kadang bayi berhenti bernafas.
d. Gangguan Cairan Dan Elektrolit
- Gangguan Eliminasi
Kerja ginjal masih belum matang. Kemampuan mengatur pembuangan sisa
metabolisme dan air masih belum sempurna. Ginjal yang imatur baik secara
anatomis maupun fungsinya. Produksi urin yang sedikit, urea clearance yang
rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan
dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
- Distensi abdomen
Distensi abdomen akibat dari mortilitas usus berkurang, volume lambung
berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk
mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam lemak
dan beberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardioesofagus yang
belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esophagus
dan mudah terjadi aspirasi.
- Gangguan pencernaan
Saluran pencernaan pada bayi BBLR belum berfungsi sempurna sehingga
penyerapan makanan dengan lemah atau kurang baik. Aktivitas otot pencernaan
masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang. Bayi BBLR
mudah kembung,hal ini disebabkan oleh karena stenosis anorektal, atresia ileum,
peritonitis meconium dan mega colon.
- Gangguan elektrolit
Kehilangan air insensible meningkat di tempat panas, selama terapi sinar, dan
pada kenaikan suhu tubuh. (Proverawati, 2010).
 Masalah Jangka Panjang Pada BBLR
a. Masalah Psikis
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) antara lain:
- Gangguan perkembangan dan pertumbuhan
Pada bayi BBLR, pertumbuhan dan perkembangan lebih lambat berkaitan dengan
maturitas otak.
- Gangguan bicara dan komunikasi
Penelitian longitudinal menunjukkan perbedaan kecepatan bicara yang menarik
antara BBLR dan berat lahir normal (BLN). Pada bayi BBLR kemampuan
bicaranya akan terlambat dibandingkan BLN sampai usia 6½ thn.
- Gangguan neurologi dan kognisi
Gejala neurologis yang paling sering ditemukan adalah Cerebral Palsy. Makin
kecil usia kehamilan bayi makin tinggi resikonya. Gejala neurologis lain adalah
rentardasi mental, MMR (motor, mental, retardasi) dan kelainan EEG (dengan
atau tanpa epilepsi). Gangguan selama periode perinatal akan meningkatkan
resiko neurologis. Untuk usia kehamilan lebih tua, BBLSR (sehat) tetap beresiko
untuk gangguan belajar dan gangguan perilaku. Pemantauan teratur dari
perkembangan anak, bertindak cepat melalui deteksi dini dan memanfaatkan
“golden period” (usia 0-3 tahun) banyak membanu BBLR melampaui masa
kritisnya.
- Gangguan belajar/masalah pendidikan
Suatu penelitian longitudian di Negara maju (UK dan Eropa) menunjukkan bahwa
lebih banyak anak BBLR dimasukkan ke sekolah khusus.
- Gangguan atensi dan hiperaktif
Dulu dikenal sebagai Minimal Brain Disorders, sekarang lebih disebut sebagai
ADD dan ADHD (merupakan gangguan neurologi). Penelitian menunjukkan
bahwa ganguan ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dari pada perempuan.
Lebih banyak pada anak dengan berat lahir <2041 gram. Sering disertai dengan
gejala ringan (minor neurological sign) dan perubahan perilaku. Paling sering
disertai gangguan disfungsi integrasi sensori (sensori processing disorders).
b. Masalah Fisik
- Penyakit paru kronis
Keadaan ini dapat disebabkan karena infeksi, kebiasaan ibu merokok selama
kehamilan, dan radiasi udara di lingkungan.
- Gangguan penglihatan (retinopati) dan pendengaran
Sering terjadi pada BBLR dengan BB <1500 gram dan masa gestasi <30 minggu.
Bayi bias mengalami kebutaan.
- Kelainan bawaan (kongenital)
Suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolism tubuh yang ditemukan
pada bayi ketika dia dilahirkan.
- Cerebral Palsy
Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir,
tergantung kepada beratnya kelainan (Proverawati, 2010).
6. Patofisologi
Menurut maryani,(2012:169) faktor yaeng mempengaruhi terjadinya BBLR terdiri
dari faktor ibu yang meliputi penyakit ibu, usia ibu, keadaan sosial ekonomi, dan
sebab lain berupa kebiasaan ibu, factor janin dan faktor lingkungan.BBLR dengan
faktor paritas terjadi karena sistem reproduksi ibu telah mengalami penipisan akibat
sering melahirkan, hal ini disebabkan oleh semakin tinggi paritas ibu , kualitas
endometriumakan semakin menurun.Kehamilan yang berulang – ulang akan
mempengaruhi aliran nutrisi ke janin dimana jumlah nutrsi akan berkurang
dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya (Mahayana et al.,2015:669). Menurut
Samuel S gidding dalam amiruddun & Hasmi (2014;85-86) mekanisme pajanan asapa
rokok terhadap kejadian BBLR dan berat plasenta dengan beberapa mekanisme Yaitu
kandungan tembakau seperti nikotin,CO,dan polysiklik hydrokarbon, diketahui dapat
menembus plasenta.Carbonmonoksida mempunyai afnitas berkaitan dengan
hemoglobin membentuk karboksihemoglobin, yang menurunkan kapasitas darah yang
mengangkut oksigen ke janin, sedangkan nikotin menyebabkan vasokontriksi arteri
umbilikal dan menekan aliran darah ke plasenta. Kombinasi hypoxia intrauterine dan
plasenta yang tidak sempurna mengalirkan darah diyakini menjadi penghambat
pertumbuhan janin. Faktor yang juga memepngarhui kejadian BBLR adalah penyakit
pada ibu hamil. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen
ke jaringan, selain itu juga dapat meruabah struktur vaskularisasi plasenta, hal ini
akan menggangu paertumbuhan janin sehingga akan memperkuat resiko terjadinya
persalinan prematur dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah terutama untuk
kadar hemoglobin yang rendah mulai trimester awal kehamilan. Sealin anemia
implantasi plasenta abnormal seperti plasenta previa berakibat terbatasnya plasenta
untuk tumbuh,sehingga akan memepengaruhi luas permukaanya, pada keadaan ini
lepasnya tepi plasenta disertai perdarahan dan terbentuknya jaringan parut sering
terjadi,sehingga meningkatkan resiko untuk terjadi perdarahan antepartum. Apabila
perdarahan banyak dan kehilan tidak dapat dipertahankan, maka terminasi kehamilan
akan dilakukan pada usia kehamilan berapapun, hal ini mneyebakan tingginya
kejadian prematuritas yang memiliki berat badan lahir rendah disertai dengan
mortalitas dan mordibitas tinngi. Keadaan sosial ekonomi secara tidak langsung
mempengaruhi kejadian BBLR, karena pada umumnya ibu dengan keadaan social
ekonomi yang rendah akan mempunya intake makanan yang lebih rendah baik secara
kualitas maupun kuantitas, yang berakibat kepada rendahnya status gizi pada ibu
hamil. Selain itu gangguan psikologis selama kehamilan berhubungan dengan
terjadinya peningkatan indeks resistensi arteri uterina, hal ini disebabkan karen
aterajinya peningkatan konsentrasi noradrenalin dalam plasma, sehingga liran darah
ke uterus menurun dan uterus sangat sensitif terhadapa noradrenalin sehingga
menimbulakn efek vasokontriksi, mekanisme inilah yang mengakibatkan
terhambatnya proses pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteru sehingga
terjadi BBLR. Menurut Maryanti (2012;169) penyebab BBLR dapat berasal dari janin
berupa hidramnion atau polihidramnion, kehamilan ganda,dan kelainan kromosom.
Hidramnion merupakan kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 lite.
Produksi air ketuban berlebih dapat merangsang persalinan sebelum kehamilan 28
minggu, sehingga dapat menyebabkan kehamilan prematur dan dapat meningkatkan
kejadian BBLR. Pada kehamilan ganda berat badan kedua janin pada kehamilan tidak
sama, dapat berbeda 500-1000 gram, hal ini terjadi karena pembagian darah pada
plasenta untk kedua janin tidak sama, pada kehmilan kembar distensi (peregangan)
uterus berlebihan, sehingga melewati batas normal toleransi dan sering terjadi
persalinan prematur. Menurut Saifudin dalam Amiruddin & Hasmi (2013;110-111)
kelainan kongenital atau cacat bawaan merupakan kelainan dalam pertumbuhan
struktur yang timbul sejak kehidupan awal konsepsi sel telur. Bayi lahir dengan
kelainan kongenital umunya akan dilahirkan sebagai BBLR. Pada BBLR ditemukan
tanda dan gejala berupa disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan
lingkar kepala,kulit kering pecah pecah dan terkelupas serta tidak adanya jaringan
subkutas, karena suplai lemak subkuta terbatas dan area kulit yang besar engan berat
badan bayi menyebabkan bayi mudah mengahantarkan panas pada lingkungan,
sehngga bayi mudah kehilangan panas tubuh dan menjadi hipotermi. Selain itu
tipisnya lemak subkuta menyebabkan struktur kulit belum matang dan rapuh.
Sensitivitas akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas kulit terutama pada
daerah yang sering tertekan dalam waktu yang lama. Pada bayi BBLR juga mudah
sekali terkena infeksi, karena daya than tubuh yang masih lemah, Kamampuan
leukosit masih kurang dan pemebntukan antibodi belum sempurna. Alat pencernaan
bayi BBLR masih belum matur, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang,
selain itu jaringan lemak subkutan yang tipis menyebabkan cadangan energi
berkurang yang menyebabkan malnutrisi dan hipoglikemi, akibat fungsi organ organ
belum baik terutama pada otak dapat menyebabkan imaturitas pada sentrum –
sentrum vital yang menyebabkan reflek menelan belum sempurna danreflek
menghisap lemah, menyebabkan bayi dapat mengalami gangguan pemenuhan nutrisi.
Kasus
Ny. R baru saja melahirkan di salah satu RSUD di Padang. Bayi lahir dengan berat
badan 2.300 gram, respirasi 48 kali/menit, laju jantung bayi 148 kali/menit, suhu 36,6 derjat
Celcius. Bayi lahir menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki laki.
Bayi lahir cukup bulan yaitu dengan masa 40 minggu. Bayi berambut tipis, tidak ada
moulage, telinga bersih dan simetris, mata tampak simetris, konjungtiva merah muda, tidak
ada pengeluaran secret dari lubang hidung, bibir dan lidah tidak pucat, dada tampak simetris,
tidak ada benjolan pada abdomen, genetalia normal, terdapat lubang pada anus, tidak ada
benjolan pada punggung, kaki dan tangan simetris dan bergerak aktif.

Sebelum persalinan ibu mengatakan merasakan mules yang semakin lama semakin
sering dan teratur, lalu ibu merasakan keluar air dari vagina nya. Hasil pemeriksaan keadaan
umum tampak lemas, tekanan darah 100/70 mmHg ,TFU 24 cm, vulva tidak ada edema, tidak
ada varised, terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada
massa di dinding vagina, portio tipis lunak, pembukaan 4cm, selaput ketuban utuh, penurunan
kepala II+, UUK kanan depan. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, anak yang pertama
lahir dengan berat badan <2.300 gram juga dan sekarang berusia 3 tahun. Sewaktu hamil ibu
mengatakan biasanya makan-makanan dengan menu seadanya, kurang makan yang
bernutrisi, ibu jarang makan buah dan tidak mengonsumsi susu hamil. Sehingga setelah
melahirkan ASI ibu tidak bisa keluar dan tidak bisa memberikan asi pada bayi

Pengkajian

A. Identitas
1) Identitas Bayi
Jenis Kelamin : Laki-laki

2) Identitas Orangtua
Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

B. Alasan Masuk RS
Ny. R mengatakan merasakan mules yang semakin sering dan teratur lalu ibu merasakan
keluar air dari vagina nya karena akan melahirkan. Setelah melahirkan didapatkan
pemeriksaan bahwa anak pasien dicurigai BBLR dengan berat < 2.500 gram.

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Ny. R mengatakan merasakan mules yang semakin sering dan teratur lalu ibu merasakan
keluar air dari vagina nya.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, anak yang pertama lahir dengan berat badan
<2.300 gram juga dan sekarang berusia 3 tahun

E. Riwayat Penyakit Keluarga


-

F. Keadaan Umum
Keadaan : Baik

Gerakan : Aktif

Warna Kulit : Kemerahan

Menangis : Kuat

G. Tanda- Tanda Vital


Respirasi : 48 kali/menit

Laju Jantung Bayi : 148 kali/menit

Suhu : 36,6 derjat Celcius

H. Antropometri
Berat Badan Lahir : 2.300 gram

Panjang Badan :-

Lingkar Kepala :-

Lingkar dada :-

I. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Berambut tipis, tidak ada moulage

Telinga : Telinga bersih dan simetris

Mata : Mata tampak simetris, konjungtiva merah muda

Hidung : Tidak ada pengeluaran secret dari lubang hidung

Mulut : Bibir dan lidah tidak pucat


Dada : Tampak simetris

Abdomen : Tidak ada benjolan pada abdomen

Genetalia : Normal

Anus : Terdapat lubang pada anus

Punggung : Tidak ada benjolan

Ekstremitas Atas : Tangan simetris dan pergerakan aktif

Ekstremitas bawah : Kaki simetris dan pergerakan aktif

Kulit : Warna kulit kemerahan


Analisa Data Keperawatan

Data Objektif Data Subjektif Diagnosa


1. Berat badan 2.300 gram 1. Sewaktu hamil ibu Ketidakseimbangan
2. Respirasi 48 kali/menit mengatakan biasanya nutrisi kurang dari
3. Laju jantung bayi 148 kali/menit makan-makanan kebutuhan tubuh b.d
4. Suhu 36,6 derajat Celcius. dengan menu seadanya ketidakmampuan
5. Tonus otot aktif absorbs.
6. Tidak ada moulage
7. Tidak ada benjolan pada
abdomen
8. Genetalia normal
9. Tidak ada benjolan pada
punggung
10. Kulit kemerahan
11. Berambut tipis
12. Telinga bersih dan simetris
13. Mata tampak simetris
14. Konjungtiva merah muda
15. Tidak ada pengeluaran secret
dari lubang hidung
16. Bibir dan lidah tidak pucat
17. Dada tampak simetris
18. Terdapat lubang pada anus
19. kaki dan tangan simetris dan
bergerak aktif.

Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan absorb


Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Ketidakseimbangan Status Nutrisi Monitor Nutrisi
nutrisi kurang dari Definisi : Definisi:
kebutuhan tubuh b.d Sejauh mana nutrisi dicerna Pengumpulan dan analisa
ketidakmampuan absorb dan diserap untuk memenuhi data pasien yang berkaitan
kebutuhan metabolik dengan asupan nutrisi
Definisi :
Asupan nutrisi tidak 1. Asupan gizi (ditingkatkan 1. Timbang berat badan
cukup untuk memenuhi ke 5) pasien
kebutuhan metabolik 2. Asupan makanan 2. Monitor pertumbuhan
(ditingkatkan ke 5) dan perkembangan
Batasan 3. Asupan cairan (ditingkatan 3. Monitor kecenderungan
Karakteristik : ke 5) turun dan naiknya berat
a. Asupan makanan 4. Rasio berat badan/ tinggi badan (misalnya pada
kurang dari badan (ditingkatan ke 5) pasien anak-anak, pola
recommended daily 5. Hidrasi (ditingkatkan ke 5) tinggi dan anak-anak
allowance (RDA) sesuai standar growth
chart)
4. Identifikasi perubahan
berat badan terakhir
tentukan banyak
penambahan berat badan
selama periode
anterpartum

BAB III
SKENARIO PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BBLR
Seorang ibu baru saja melahirkan di salah satu RSUD yang ada di daerah Padang pada
tanggal 26 Oktober 2021 pukul 12.30 WIB, bayi dengan jenis kelamin laki-laki lahir dengan
berat badan <2.500 gram, tepatnya dengan berat 2.300 gram, bayi lahir cukup bulan yaitu
dengan masa 40 minggu. Maka perawat segera melakukan melakukan observasi dan
pemeriksaan fisik pada bayi tersebut selang 1 jam setelah kelahiran.

Perawat : Selamat siang, Ibu.

Ibu : Selamat siang, Suster.

Perawat : Perkenalkan, Bu. Saya Perawat Regy, saya berjaga pada hari ini mulai
pukul

7 pagi hingga pukul 2 siang nanti bu. Apa benar dengan Ibu Liana?

Pasien : Benar sus..

Perawat : Bagaimana bu keadaannya sekarang? Apakah sudah mulai membaik?

Ibu : Alhamdulillah sudah mulai berkurang rasa nyeri nya sus.

Perawat : Baik, Ibu. Begini bu, saat ini saya akan melakukan observasi dan
pemeriksaan

pada bayi ibu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data lengkap mengenai
bayi ibu karena didapatkan berat lahir bayi ibu dibawah rentang normal
2.500 gram sehingga bisa cepat dilakukan penanganan yang tepat.
Bagaimana ibu?

Ibu : Baik suster, silahkan.

Perawat : Pada saat intranatal, bayi lahir secara spontan pada tanggal 26 Oktober
2021

pukul 12.30 WIB. Saya akan lakukan pemeriksaan umum terlebih dahulu
(sambil memperhatikan bayi). Saat ini keadaan bayi baik, gerakannya
terlihat cukup aktif, warna kulit bayi saat ini kemerahan dan pada bayi
menangis cukup kuat. (mendokumentasikannya)

Perawat : Selanjutnya saya akan mengecek tanda-tanda vital bayi. (menghitung


frekuensi napas bayi dalam 1 menit) didapatkan frekuensi napas bayi
48x/menit. Frekuensinya masih dalam batas normal ya bu, rentang normal
frekuensi napas bayi adalah 40-60x/menit. Selanjutnya frekuensi jantung
bayi (menghitung frekuensi jantung bayi dalam waktu 15 detik menggunakan
stetoskop, setelah dapat dikali 4 untuk mendapatkan hasil 1 menit)
didapatkan nilai frekuensi jantung bayi 150x/menit. Ini juga masih dalam
batas normal, dengan rentang normalnya 120-160x/menit. Terakhir saya
akan mengecek suhu bayi pada bagian aksila menggunakan thermometer
(meletakkan thermometer digital pada bagian aksila bayi) didapatkan hasil
pengukuran suhu 36,8⁰C, ini masih termasuk nilai normal dengan rentang
36,5-37,5⁰C.(mendokumentasikan)

Ibu : Alhamdulillah…

Perawat : Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan fisik sebentar pada bayi ibu

ya. Kita mulai dari bagian kepala terlebih dahulu hingga ke bagian kaki
(perawat melakukan pemeriksaan head to toe dengan teknik inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi).

Ibu : Baik suster.

Perawat : Saya akan cek terlebih dahulu panjang badan anak ibu (mengukur panjang

badan menggunakan alat pengukur) didapatkan hasilnya 47 cm. Selanjutnya


lingkar kepala dan lingkar dada bayi (mengukur menggunakan pita)
didapatkan lingkar dada bayi 35 cm dan lingkar kepala 36 cm. Semuanya
masih dalam rentang normal.

Perawat : Pada bagian kepala bayi, rambut tipis, tidak ada caput suksedeneum, tidak

ada cepalhaematom, dan tidak ada moulage. Bagian kepala bayi hasilnya
baik. Selanjutnya bagian telinga bayi, pada bagian kedua telinga bersih,
simetris, tidak ada pengeluaran secret dari lubang telinga, bentuk telinga
sempurna, dan membalik seketika. Untuk pemeriksaan bagian telinga
hasilnya juga baik. Lalu lanjut bagian mata bayi, kedua mata tampak
simetris, bersih, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada kelainan
dan tidak ada pengeluaran secret. Pada bagian hidung, bentuk hidung
normal, terdapat septum nasal di tengah, tidak ada pengeluaran secret dari
lubang hidung, dan juga tidak ada pernapasan cuping hidung. Untuk bagian
mulut, pada bibir dan lidah tidak pucat dan tidak mencucu, tidak ada
labioskizis dan labiophalatoschizis. Bagian leher tidak ada benjolan
pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan distensi vena jugularis.
(mendokumentasikan)

Perawat : Selanjutnya pemeriksaan dada, kedua bagian dada simetris, bunyi nafas

terdengar bersih dan teratur,tidak ada tarikan dada, bunyi jantung tidak ada
kelainan, puting susu menonjol, tonjolan 3-4 mm. Lalu bagian abdomen
bentuknya normal, sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum lepas,
penonjolan tali pusat saat menangis tidak ada, tali pusat segar, tidak ada
perdarahan atau pengeluaran pus, dan juga tidak ada benjolan pada
abdomen bayi. Pada bagian punggung bayi, tidak ada benjolan, ada
cekungan dan tidak ada spinabifida. (mendokumentasikan)

Perawat : Lanjut pada bagian genetalia, testis sudah turun kedalam skrotum, terdapat

lubang uretra. Bagian anus, terdapat lubang pada anus bayi. Bagian
ekstremitas atas, kedua tangan simetris, pergerakan aktif, jumlah jari
lengkap 10, tidak ada sianosis. Ekstremitas bawah, kaki simetris, pergerakan
bayi aktif, jumlah jari lengkap 10. Bagian kulit bayi tidak ada ruam, warna
kulit kemerahan, tidak ada bercak-bercak kehitaman atau tanda lahir.
(mendokumentasikan)

Perawat : Baiklah, Bu. Saya sudah selesai melakukan observasi dan pemeriksaan pada

bayi ibu. Dari semua pemeriksaan didapatkan hasilnya bagus, normal tidak
ada kelainan. Namun hanya saja berat badan bayi ibu rendah, dibawah nilai
normal berat bayi baru lahir. Nanti akan ada perawat yang memberikan
suntikan Vitamin K pada anak ibu yang gunanya adalah untuk membantu
proses pembekuan darah bayi dan mencegah terjadinya pendarahan. Nanti
akan diberikan beberapa perencanaan keperawatan untuk ibu dan bapak,
untuk meningkatkan berat badan bayi anda ya. Sebelumnya apakah ada
yang ingin ditanyakan, Bu, Pak?

Pasien : Tidak ada suster.. Hanya saja jika ada masalah dengan bayi kami mohon
diberitahu ya suster.

Perawat : Pasti akan diberitahu, Bu, Pak..

Pasien : Terimakasih suster atas bantuannya.

Perawat : Sama-sama.. Baiklah kalau begitu saya pamit kembali ke nurse station.

Selamat siang.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan dengan masalah Berat Badan Bayi Lahir
Rendah (BBLR) pada By, Ny. R dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa, dan intervensi. Berdasarkan pengakjian pada By,Ny. R penulis
menemukan data berupa bayi lahir dengan berat 2.300 gram, RR 48x/menit, nadi
148x/menit, dan suhu 36,6 derjat celcius. Keadaan baik, Gerakan aktif, warna kulit bayi
kemerahan, menangis kuat. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan absorb.
2. Saran
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By,Ny. R dengan Berat badan lahir rendah
(BBLR) di RSUD Padang ada beberapa saran yang dapat penulis simpulkan yaitu:
- Bagi Rumah Sakit
Agar dapat meningkatkan pelayanan dan pemberian asuhan keperawatan pada
bayi dengan Berat badan lahir rendah (BBLR).
- Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan pengetahuan mengenai asuhan
keperawatan pada bayi dengan diagnosa Berat badan lahir rendah (BBLR).
- Bagi Keluarga pasien
Penulis berharap ini dapat Menambah pengetahuan kepada keluarga tentang bayi
berat badan lahir rendah (BBLR).
DAFTAR PUSTAKA

Buku Asuhan Persalinan Normal Revisi Revisi 2007. Depkes RI 2003 Tahun : 2007 Nama

Penerbit : Prawirohardjo.Sarwono 2005 Kota : Jakarta (https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/doc/148256340/Pengkajian-Bayi-
BaruLahir&ved=2ahUKEwiczf2c2PXzAhU1juYKHUKRBiYQFnoECBYQAQ&usg
=AOvaw0Na_SlmAoYokyezWFMMSgy)

Anda mungkin juga menyukai