Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Klinik (PBK) kep.Anak

Dosen Pembimbing: Junaedi, Ners.,M.Kep

Disusun oleh :

HILDA PUSPITA DEWI

(19068)

TK 2B

STIKES AHMAD DAHLAN CIREBON

Jl.Walet No.21,kertawinangun, kedawung,Cirebon,jawa Barat 45153

2020/2021
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi baru lahir yang saat dilahirkan memiliki
berat badan senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi. (Sholeh, 2014). Pada tahun 1961
oleh World Health Organization (WHO) semua bayi yang telah lahir dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants atau Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR).

Banyak yang masih beranggapan apabila BBLR hanya terjadi pada bayi prematur atau bayi
tidak cukup bulan. Tapi, BBLR tidak hanya bisa terjadi pada bayi prematur, bisa juga terjadi
pada bayi cukup bulan yang mengalami proses hambatan dalam pertumbuhannya selama
kehamilan (Profil Kesehatan Dasar Indonesia, 2014).

2. ETIOLOGI
Etiologi dari BBLR dapat dilihat dari faktor maternal dan faktor fetus. Etiologi dari maternal
dapat dibagi menjadi dua yaitu prematur dan IUGR (Intrauterine Growth Restriction). Yang
termasuk prematur dari faktor maternal yaitu Preeklamsia, penyakit kronis, infeksi,
penggunaan obat, KPD, polihidramnion, iatrogenic, disfungsi plasenta, plasenta previa,
solusio plasenta, inkompeten serviks, atau malformasi uterin. Sedangkan yang termasuk
IUGR (Intrauterine Growth Restriction) dari faktor maternal yaitu Anemia, hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit kronis, atau pecandu alcohol atau narkortika. Selain etiologi dari
faktor maternal juga ada etiologi dari faktor fetus. Yang termasuk prematur dari faktor fetus
yaitu Gestasi multipel atau malformasi. Sedangkan, yang termasuk IUGR (Intrauterine
Growth Restriction) dari faktor fetus yaitu Gangguan kromosom, infeksi intrauterin (TORCH),
kongenital anomali, atau gestasi multipel (Bansal, Agrawal, dan Sukumaran, 2013).
Selain itu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi dengan berat badan lahir
rendah atau biasa disebut BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) :
A. Faktor ibu :
1) Penyakit
Penyakit kronik adalah penyakit yang sangat lama terjadi dan biasanya kejadiannya
bisa penyakit berat yang dialami ibu pada saat ibu hamil ataupun pada saat
melahirkan. Penyakit kronik pada ibu yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR adalah
hipertensi kronik, Preeklampsia, diabetes melitus dan jantung (England, 2014).
- Adanya komplkasi - komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,
preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
- Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi atau darah
tinggi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
- Salah guna obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu (geografis)
- Usia ibu saat kehamilan tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun.
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek dari anak satu ke anak yang akan
dilahirkan (kurang dari 1 tahun).
- Paritas yang dapat menyebabkan BBLR pada ibu yang paling sering terjadi yaitu
paritas pertama dan paritas lebih dari 4.
- Mempunyai riwayat BBLR yang pernah diderita sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
- Kejadian yang paling sering terjadi yaitu pada keadaan sosial ekonomi yang kurang.
Karena pengawasan dan perawatan kehamilan yang sangat kurang.
- b. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat juga mempengaruhi keadaan bayi. diusahakan
apabila sedang hamil tidak melakukan aktivitas yang ekstrim.
- c. Perkawinan yang tidak sah juga dapat mempengaruhi fisik serta mental.
B. Faktor janin
Faktor janin juga bisa menjadi salah satu faktor bayi BBLR disebabkan oleh : kelainan
kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan, gawat janin, dan
kehamilan kembar).
C. Faktor plasenta
Faktor plasenta yang dapat menyebabkan bayi BBLR juga dapat menjadi salah satu faktor.
Kelainan plasenta dapat disebabkan oeh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta,
sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
D. Faktor lingkungan
banyak masyarakat yang menganggap remeh adanya faktor lingkungan ini. Faktor lingku
ngan yang dapat menyebabkan BBLR, yaitu : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi,
serta terpapar zat beracun (England, 2014)

3. PATHOFISIOLOGI
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu hamil yang
kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila dilihat dari
faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada dasarnya janin
berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam
rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang
didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga
mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim
yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa
mengakibatkan BBLR pada bayi.(Manggiasih dan Jaya.2016).
Pathway

4. MANIFSTASI KLINIK
Manifestasi klinis atau biasa disebut gambaran klinis biasanya digunakan untuk
menggambarkan sesuatu kejadian yang sedang terjadi. Manifestasi klinis dari BBLR dapat
dibagi berdasarkan prematuritas dan dismaturitas. Manifestasi klinis dari premataturitas
yaitu :
a. Berat lahir bernilai sekitar < 2.500 gram, panjang badan < 45 cm, lingkaran dada < 30 cm,
lingkar kepala < 33 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis dan mengkilap dan lemak subkutan kurang.
d. Tulang rawan telinga yang sangat lunak.
e. Lanugo banyak terutama di daerah punggung.
f. Puting susu belum terbentuk dengan bentuk baik.
g. Pembuluh darah kulit masih banyak terlihat.
h. Labia minora belum bisa menutup pada labia mayora pada bayi jenis kelamin
perempuan, sedangkan pada bayi jenis kelamin laki – laki belum turunnya testis.
i. Pergerakan kurang, lemah serta tonus otot yang mengalami hipotonik.
j. Menangis dan lemah.
k. Pernapasan kurang teratur.
l. Sering terjadi serangan apnea.
m. Refleks tonik leher masih lemah.
n. Refleks mengisap serta menelan belum mencapai sempurna (Saputra, 2014)
Selain prematuritas juga ada dismaturitas. Manifestasi klinis dari dismaturitas sebagai
berikut :
- Kulit pucat ada seperti noda
- b. Mekonium atau feses kering, keriput, dan tipis
- c. Verniks caseosa tipis atau bahkan tidak ada
- d. Jaringan lemak dibawah kulit yang masih tipis
- e. Bayi tampak gersk cepat, aktif, dan kuat
- f. Tali pusat berwarna kuning agak kehijauan (Saputra, 2014).
5. KOMPLIKASI
Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah
adalah sebagai berikut :
- Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)
- Hipoglikemi simptomatik,terutama pada laki-laki
- Penyakit membrane hialin : disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna/cukup,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi,tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif yang tinggi
untuk pernapasan berikutnya
- Aspiksia neonatrum
- Hiperbilirubinnemia : Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia,hal ini mungkin
disebabkan karena ganguan pertumbuhan hati
- Angka kejadian
- Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit
berwarna) dan BBLR (6-16 %)
- RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73% disebabkan
BBLR

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif & Hardi (2016)
a. Pengaturan suhu Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk
bayi dengan BB 2 kg adalah 35 dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34. Bila tidak
ada inkubator,pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan
botol-botol hanyat yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur
bayi.bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum,warna kulit,pernafasan,kejang dan sebagainya sehingga
penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi sedikit
secara perlahan-lahan dan hati-hati.pemberian makanan dini berupa glukosa,ASI atau
PASI mengurangi resiko hipoglikemia,dehidrasi atau hiperbilirubinia.bayi yang daya
isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa
lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan berat
kurang dari 1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10
ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian makanan
pertama bayi tidak mengalami kesukaran,pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam
waktu 12-48 jam.
c. Mencegah infeksi
- Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan karena daya tubuh bayi
terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan day fagositosis serta
reaksi terhadap peradangan belum baik.prosedur pencegahan infeksi adalah
sebagai berikut : 1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit sebelum masuk keruangan rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan
dengan bayi
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi.

7. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia,no rekam medis,pendidikan, alamat,
nama ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, agama, alamat, suku bangsa.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
professional.
3. RIwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
- Munculnya keluhan Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya keluhan
(gradual/tiba-tiba), presipitasi/ predisposisi (perubahan emosional, kelelahan,
kehamilan, lingkungan, toksin/allergen, infeksi).
- Karakteristik Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus
menerus/intermiten, durasi setiap kalinya), hal-hal yang
meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan, gejala-gejala lain yang
berhubungan.
- Masalah sejak muncul keluhan Perkembangannya membaik, memburuk, atau tidak
berubah.
4. Riwayat masa lampau
 Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan
(preterm, aterm, post term), kesehatan saat hamil dan obat yang diminum.
 Natal
Tindakan persalinan (normal atau Caesar), tempat bersalin, obat-obatan yang
digunakan.
 Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan lahir, anomaly
kongenital.
 Penyakit waktu kecil
 Pernah dirawat di rumah sakit Penyakit yang diderita, respon emosional
 Obat-obat yang digunakan (pernah/sedang digunakan) Nama obat dan dosis, schedule,
durasi, alasan penggunaan obat.
 Allergi Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, produk
rumah tangga.
 Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
5. Riwayat keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan / tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien), gambar genogram dengan ketentuan
yang berlaku (symbol dan 3 generasi).
6. Riwayat sosial
 Yang mengasuh anak dan alasannya
 Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan kebiasaan menghisap
jari, membawa gombal, ngompol)
 Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman, keselamatan anak, ventilasi, letak
barang-barang
7. Keadaan kesehatan saat ini
Diagnosis medis, tindakan operasi, obat-obatan, tindakan keperawatan, hasil laboratorium,
data tambahan.
8. Pengkajian pola fungsi Gordon
 Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Status kesehatan sejak lahir, pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi,
penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah, praktek pencegahan
kecelakaan (pakaian, menukar popok,dll), kebiasaan merokok orang tua, keamanan
tempat bermain anak dari kendaraan, praktek keamanan orang tua (produk rumah
tangga, menyimpan obat-obatan,ddl).
 Nutrisi metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, makanan yang disukai /
tidak disukai, makanan dan minuman selama 24 jam, adakah makanan
tambahan/vitamin, kebiasaan makan, BB lahir dan BB saat ini, masalah dikulit:rash,
lesi,dll.
 Pola eliminasi
Pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak), mengganti pakaian dalam /
diapers (bayi), pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basah/hari, kekuatan
keluarnya urin, bau, warna)
 Aktivitas dan pola latihan
Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, dimana, sabun yang digunakan), kebersihan
sehari-hari, aktivitas sehari-hari (jenis permainan, lama, teman bermain,
penampilan anak saat bermain, dll), tingkat aktivitas anak/bayi secara umum,
tolerans, persepsi terhadap kekuatan, kemampuan kemandirian anak (mandi,
makan, toileting, berpakaian, dll.)
 Pola istirahat tidur
Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya), perubahan pola istirahat, mimpi buruk,
nokturia, posisi tidur anak, gerakan tubuh anak.
 Pola kognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan,
apakah anak mengikuti objek dengan matanya, respon untuk meraih mainan, vocal
suara, pola bicara kata-kata, kalimat, menggunakan stimulasi/tidak, kemampuan
untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon, kemampuan anak untuk
mengidentifikasi kebutuhan; lapar, haus, nyeri, tidak nyaman.
 Pola peran – hubungan
Struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi antara anggota keluarga dan
anak, respon anak/bayi terhadap perpisahan, ketergantungan anak dengan orang
tua
 Koping – pola toleransi stress
Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress, toleransi stress, pola
penanganan masalah, keyakinan agama.
 Nilai – pola keyakinan
Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen, keyakinan akan
kesehatan, keyakinan agama.
9. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum Kesadaran, postur tubuh, fatigue
b. Tanda – tanda vital Tekanan darah. Nadi, respirasi, suhu
c. Ukuran anthropometric Berat badan, panjang badan, lingkar kepala
d. Mata Konjungtiva, sclera, kelainan mata
e. Hidung Kebersihan, kelainan
f. Mulut Kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
g. Telinga Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
h. Dada Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung, paru-paru)
i. Abdomen Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
j. Punggung Ada/tidak kelainan
k. Genetalia Kebersihan, terpasang kateter/tidak, kelainan
l. Ekstremitas Odema, infuse/transfuse, kontraktor, kelainan
m. Kulit Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Keidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas otot-otot pernafasan
dan penurunan ekspansi paru atau kelelahan.
2. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan kegagalan
mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna
11.INTERVENSI

N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


O KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Keidakefektifan setelah dilakukan1. Kaji frekuensi dan 1. membantu dalam


pola nafas bd tindakan,pola pola membedakan
imaturitas otot- nafas menjadi pernafasan,perhati periode perputaran
otot pernafasan efektif kan adaya apnea pernafasan normal
dan penurunan dan perubahan dari serangan
ekspansi paru Kriteria hasil : frekuensi jantung apnetik
atau kelelahan  Neonatus akan 2. Bersihkan jalan sejati,terutama
mempertahan nafas sesuai sering terjadi pada
kan pola kebutuhan gestasi minggu ke-
pernafasan 3. Posisikan bayi 30.
periodic pada abdomen 2. menghilangkan
 membrane atau posisi Sekret yang
mukosa merah telentang dengan menyumbat jalan
muda. gulungan popok napas.
dibawah bahu 3. posisi ini
untuk memudahkan
menghasilkan pernapasan dan
hiperekstensi menurunkan
4. Tinjauan ulang episode
riwayat terhadap apnea,khususnya
obat-obatan yang bila ditemukan
dapat adanya hipoksia,
memperberat asidosis metabolik
depresi atau hiperkapnea.
pernapasan pada 4. magnesium sulfat
bayi dan narkotik
5. Kolaborasi dalam menekan pusat
pemberian pernapasan dan
oksigen sesuai aktivitas susunan
indikasi saraf pusat (SSP)
6. Kolaborasi dalam 5. perbaikan kadar
pemberian obat- oksigen dan
obatan sesuai karbondioksida
indikasi,seperti dapat
berikut : meningkatkan
1. Natrium fungsi pernafasan
bikarbonat 6. mempercepa
2. Antibiotik penyembuhan.
pernafasan dan
sepsis
3. Aminopilin

2. Resiko Tujuan : Suhu 1. Rawat bayi dalam 1. mempertahankan


ketidakseimban tubuh dalam incubator bersuhu suhu tubuh bayi
gan suhu tubuh batas normal dan 32 - 35 2. agar tidak terjadi
bd kegagalan tidak hipotermi 2. Pertahankan suhu kehilangan panas
mempertahanka kriteria hasil : lingkungan yang yang berlebihan
n suhu tubuh,  suhu adekuat 3. memandikan bayi
penurunan tubuh 3. Hindari bayi dengan hipotermi
jaringan lemak normal dimandikan membahayakan
subkutan 36,5 - 4. Monitor suhu 4. mengetahui
37,2 tubuh setiap jam perkembangan/kead
aan bayi

3. Ketidakseimban Tujuan : 1. Observasi intake 1. Mengidentifikasi


gan nutrisi Kebutuhan nutrisi dan output setiap keseimbangan
kurang dari kurang dapat hari antara perkiraan
kebutuhan terpenuhi 2. Monitor berat pemasukan dan
tubuh bd reflek badan setiap hari kebutuhan nutrisi
menghisap dan kriteria hasil : 3. Kolaborasi 2. membantu dalam
menelan yang  Turgor kulit pemberian infus. memantau
belum membaik, keefektifan aturan
sempurna  BAB dan BAK terapeutik.
lancer 3. ketentuan
dukungan nutrisi
didasarkan pada
perkiraan
kebutuhan bayi

Anda mungkin juga menyukai