Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan usia gestasi (Wong 2009). BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram (Arief dan Weni, 2016).
Bayi baru lahir rendah (BBLR) Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat
pada Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PPWS) gizi. Dalam pedoman tersebut Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) bayi yang berat kurang dari 2500 gram diukur pada saat lahir
atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Putra,2012)

B. ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a) Faktor Ibu
1. Penyakit : Toksemia gravidarum, Perdarahan antepartum, Truma fisik dan psikologis,
Nefritis akut, Diabetes mellitus 
2. Usia Ibu : Usia <16 tahun, Usia >35 tahun, Multigravida yang jarak kelahirannya
terlalu dekat
3. Keadaan social : Golongan sosial ekonomi rendah, Perkawinan yang tidak sah
4. Sebab lain : Ibu yang perokok, Ibu peminum alcohol, Ibu pecandu obat narkotik 
b) Faktor janin
1. Hidramnion 
2. Kehamilan ganda
3. Kelainan kromosom
c) Faktor lingkungan
1. Tempat tinggal dataran tinggi 
2. Radiasic.Zat-zat racun.(Hidayat, 2012)
C. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko terhadap BBLR adalah :
1. Usia ibu
2. Tingkat Pendidikan ibu
3. Pekerjaan ibu
4. Jarak paritas
5. Kadar hemoglobin
6. Tiper persalinan
7. Jumlah paritas
8. Rriwayat merokok
9. Riwayat konsumsi alcohol
10. Usia kehamilan
11. Riwayat abortus
12. Tekanan darah
13. Indeks massa tubuh (IMT).

D. PATHOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu),tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupunsaat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masahamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yangtinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
dapat mengakibatkan morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebihtinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, kepala sama dengan atau kurang
dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
4. Rambut lanugo masih banyak
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris
menonjol (pada bayi perempuan), testis belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan
regue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
10. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah
11. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak
masih kurang
12. Verniks saseosa tidak ada atau sedikit bila ada

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan skor
2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat napas
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Medisa.
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen  
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2. Penanganan secara umum
a. Pengaturan suhu
b. Pernapasan Bayi BBLR berisiko mengalami serangan apneu dan defisiensi
surfakatan, sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya
diperoleh dari plasenta. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan napas
segera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi miring, merangsang
pernapasan dengan menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal, dilakukan
ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian oksigen dan selama
pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini dapat dicegah
sekaligus mengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi BBLR.
c. Pencegahan infeksi : Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system
imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan
gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi dan membersihkan
tubuh bayi dengan handuk dan juga membersihkan plasenta bayi.
d. Pemberian makanan : ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama agar bayi
mampu mengisap.Maka setelah bayi lahir, langsung berikan ASI secara dini atau
IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang sangat dianjurkan untuk  bayi yang mengalami
BBLR untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.Bayi berat lahir rendah secara relatif
memerlukan lebih banyak kalori.

I. KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
1. Hipotermia.
2. Gangguan cairan dan elektrolit
3. Hiperbilirubbinemia
4. Sindroma gawat nafas
5. Paten duktus anteriocus
6. Infeksi
7. Perdarahan intraventrikuler
8. Apnea of prematurity
9. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi – bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan (retinopati)
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Data Subyektif 
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalahkesehatan Data
subyektif terdiri dari :
a. Biodata atau identitas pasien :
1) Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin,
2) Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat  
b. Riwayat kesehatan
a) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui daririwayatantenatal pada
kasus BBLR yaitu:
 Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,
merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti
diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
 Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnyakelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
 Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak  pada petugas kesehatan.
 Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usiakehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
b) Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitanyang sangat erat
dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
 Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasentamaupun plasenta
previa. 
 Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian
obat penenang (narkose) yang dapat menekansistem pusat pernafasan.
c) Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
 Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit keduaAS (0-3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan. 
 Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
 Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalusanetrecial
aesofagal.
d) Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan
absorbsigastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap
sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan
kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kaloridan juga
untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping
untuk pemberian obat intravena.
 Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10% 
 Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
 Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kgBB/hari
e). Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
 BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. 
 BAK : frekwensi, jumlah 
f). Latar belakang sosial budaya
 Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan
ibumerokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama
jenis psikotropika 
 Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol,kebiasaan ibu
melakukan diet ketat atau pantang makanantertentu.
g). Hubungan psikologis Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan
rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna
sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta
dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi.Lain halnya
dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif
2. Data Obyektif 
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan
akan membaik bila menunjukkan gerakan yangaktif dan menangis keras.
Kesadaran neonatus dapat dilihat dariresponnya terhadap rangsangan. Adanya
BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepaladapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.  
b. Tanda-tanda Vital
 Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia
benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila
suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C.
Sedangkan suhu normal tubuhantara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-140
kali per menitrespirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi
postasfiksia berat pernafasan belum teratur
c. Pemeriksaan fisik
1) Kulit : Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks
2) Kepala : Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau
cephalhaematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan
adanya peningkatan tekanan intrakranial.
3) Mata Warna : conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.
4) Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lendir 
5) Mulut Bibir : berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
6) Telinga : Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
7) Leher : Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek 
8) Thorax : Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan
suarawheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per
menit.
9) Abdomen : Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah
arcuscostaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti
adanya asites atau tumor, perut cekung adanyahernia diafragma, bising usus
timbul 1 sampai 2 jam setelahmasa kelahiran bayi, sering terdapat retensi
karena GI Tract belum sempurna.
10) Umbilikus : Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya
tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
11) Genitalia : Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia
mayor dan labia minor, adanya sekresimucus keputihan, kadang perdarahan.
12) Anus Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air  besar serta
warna dari faeses.
13) Ekstremitas Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan
adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari- jari
tangan serta jumlahnya.
14) Refleks Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dansucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat
pula. Pemeriksaan yang diperlukan adalah:
1) Darah : GDA > 20 mg/dl
2) Test kematangan paru
3) CRP
4) Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
B. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidak efektifan jalan napas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan penggunaan otot
2) Resiko infeksi berhubungan dengan karena anti body yang belum sepurna sehingga
membuat bayi premature
C. Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1 Pola nafas NOC : NIC :
ketidakefektif Setelah dilakukan 1) Berikan pelembab udara
berhubungan tindakan keperawatan kasar basah NaCl lembab
dengan selama 3 x 24 jam di 2) Atur intake untuk cairan
maturitas harapkan pola nafas mengoptimalkan
pusat membaik dengan keseimbangan
pernafasan, kriteria hasil : 3) Monitor respirasi dan status
keterbatasan 1) Menunjukkan oksigen/O2
penggunaan jalan yang paten  Bersihkan mulut,
otot ( klien tidak hidung dan sekret
merasa tercekik, trakea
irama nafas,  Pertahankan jalan
frekuensi nafas yang paten
pernafasan  Observasi adanya
dalam rentang tanda-tanda
normal, tidak hipoventilasi
ada suara nafas  Monitor adanya
abnormal) kecemasan pasien
2) Tanda-tanda terhadap oksigenasi
vital dalam  Monitor vital sign
rentang normal
(Tekanan darah,
Nadi,
Pernafasan)
2 Resiko NOC : NIC :
infeksi Setelah dilakukan 1) Cuci tangan setiap sebelum
berhubungan tindakan keperawatan dan sesudah tindakan
dengan selama 3 x 24 jam keperawatan
karena anti pasien tidak mengalami 2) Gunakan baju, sarung tangan
body yang infeksi dengan kriteria sebagai alat pelindung
belum hasil : 3) Monitor tanda dan gejala
sepurna 1) Client bebas dari infeksi sistemik dan lokal
sehingga tanda dan gejala 4) Inspeksi kulit dan membran
membuat infeksi mukosa terhadap kemerahan,
bayi 2) Status imun, panas dan drainase
premature gastrointestinal, 5) Gaji suhu badan pada pasien
genitourinaria neutropenia setiap 4 jam
dalam batas sekali
normal

D. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan
ditujukan dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi factor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
meliputi perbandingan yang sistematis dan terncana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria yang dibuat pada tahap perencanaan.
S : Perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan
dikemukakan klien.
O : Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan.
A : Penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif apakah
perkembangan kearah kebaikan atau kemunduran).
P : Rencana penanganan klien yang didasarkan dari hasil analisis diatas yang berisi
melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum teratas

DAFTAR PUSTAKA

Eko, dkk. 2007.  Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir . Jakarta : EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2012.  Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:

Salemba Medika Kristiyanasari, Weni.2011.Neonatus dan Asuhan Keperawatan


Anak .Yogyakarta : Nuha Medika 

NANDA International. 2014.  Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta:EGC
Ridha, Nabiel. 2014.  Buku Ajar Keperawatan Anak .Yogyakarta : Pustaka Pelajar 
Juniarni, 200. Asuhan KeperawatanPerinyal. Jakarta.EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta :
YBPSP

Anda mungkin juga menyukai