KELOMPOK 6 A
ANGGOTA:
DOSEN PENGAMPU :
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
limpahan Rahmat kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
”PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK CT SCAN ” Dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatn 2. Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua
pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
izinkanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur STIKES “ ICME ‘ Jombang Drs.M,Zainul.Arifin,M.Kes
2. Dosen pembimbing akademik STIKES ICME JOMBANG
3. Anita Rahmawati M.kep Selaku Dosen ilmu dasar keperawatan 2
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi
para pembaca yang berminat pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar isi…................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .........................................................................................................1
2.1 Rumusan
Masalah.....................................................................................................1
3.1 Tujuan ......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi CT-Scan .....................................................................................................3
2.2 Tujuan CT-
Scan .......................................................................................................4
2.3 Persiapan dan Prosedur CT-
Scan .............................................................................4
2.4 Bagian Tubuh yang dipindai CT-
Scan .....................................................................6
2.5 Keunggulan dan Resiko Pemeriksaan CT-
Scan .......................................................6
2.6 Perbedaan Pemeriksaan CT-Scan dan
MRI .............................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sifat inibanyakdigunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu
benda dengan menggunakanradiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil
pemotretan tersebut direkam dalam filmsinar-x. Zat radioaktif banyak digunakan dalam
bidang ndustry dan kedokteran. Dalam bidangkedokteran, radiografi digunakan untuk
mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam
radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati seringtertutup oleh
jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi
olehstruktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk
mendiagnosaorgan tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi
yang lebih canggih yaituCT-Scanner (Computed Tomography Scanner ) dengan
menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinargamma dan sinar-x.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi CT-Scan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari CT-Scan.
3. Untuk mengetahui apa saja persiapan dan prosedur CT-Scan.
4. Untuk mengetahui apa saja bagian tubuh yang dipindai CT-Scan.
5. Untuk mengetahui keunggulan dan resiko pemeriksaan CT-Scan.
6. Untuk mengetahui perbedaan pemeriksaan CT-Scan dan MRI.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Personil yang melakukan CT scan disebut radiografer atau teknolog radiologi. Pemindai
CT menggunakan tabung sinar-x yang berputar dan deretan detektor yang ditempatkan di
gantry untuk mengukur redaman sinar-X oleh berbagai jaringan di dalam tubuh. Beberapa
pengukuran sinar-X yang diambil dari sudut yang berbeda kemudian diproses di komputer
menggunakan algoritma rekonstruksi untuk menghasilkan gambar tomografi (penampang
melintang) ("irisan") tubuh. Penggunaan radiasi pengion terkadang membatasi
penggunaannya karena efek sampingnya. Namun, CT dapat digunakan pada pasien dengan
implan logam atau alat pacu jantung di mana MRI merupakan kontraindikasi.
3
2.2 Tujuan CT-Scan
CT scan memiliki banyak kegunaan. Kendati demikian, prosedur ini paling cocok
digunakan untuk memeriksa secara cepat untuk orang-orang yang dicurigai mengalami luka
dalam akibat kecelakaan mobil atau jenis trauma lainnya. CT scan bisa digunakan untuk
memvisualisasikan hampir semua bagian tubuh dan untuk mendiagnosis penyakit atau
cedera. Dengan begitu, dokter dapat merencanakan perawatan medis yang bisa dilakukan,
seperti bedah atau radiasi.
Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan CT scan untuk tujuan berikut:
4
3. Lewat dubur (enema)
Untuk memeriksa bagian usus, dokter akan memasukkan cairan kontras ke dalam
dubur (rektum) pasien. Pasien yang memiliki alergi terhadap cairan kontras perlu
memberi tahu dokter sebelum pemeriksaan. Selain itu, riwayat penggunaan obat-
obatan juga perlu diinformasikan pada dokter karena beberapa jenis obat dapat
memicu reaksi alergi terhadap cairan ini.Bagi pasien anak-anak, dokter akan
merekomendasikan obat bius untuk menjaga anak tetap diam dan tidak bergerak
selama pemeriksaan. Pasalnya gerakan dapat mengganggu proses pemindaian
sehingga hasilnya kurang akurat.
B. Prosedur CT-Scan
CT scan dapat dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain yang
menyediakannya. Prosedur ini tidak menyakitkan dan tidak butuh waktu
lama.Umumnya, keseluruhan proses CT scan memakan waktu sekitar 30 menit
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pasien diminta melepas pakaian dan menggantinya dengan gaun khusus dari
rumah sakit.
2. Pasien diminta melepas barang-barang yang terbuat dari logam, seperti ikat
pinggang, perhiasan, gigi palsu, dan kacamata. Benda-benda ini dapat
memengaruhi hasil pemeriksaan.
3. Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan yang akan bergerak masuk ke dalam
mesin CT scan yang berbentuk seperti terowongan atau donat.
4. Bantal dan tali pengikat dapat digunakan untuk memastikan pasien berbaring pada
posisi yang tepat. Bagi pasien yang melakukan prosedur CT scan kepala, meja
akan dipasangi cekungan khusus yang dapat menahan kepala agar posisinya pas.
5. Ketika meja bergerak masuk ke dalam mesin CT scan, detektor dan tabung X-ray
akan bergerak memutari tubuh pasien. Tiap rotasi ini akan menghasilkan beberapa
gambar irisan tipis dari tubuh. Pasien juga mungkin akan mendengar suara
berdengung dari mesin.
Teknisi medis (radiolog) dapat melihat dan memantau pasien dari ruang terpisah.
Pasien bisa berkomunikasi dengan radiolog melalui interkom.Radiolog akan meminta
pasien untuk menahan napas pada saat-saat tertentu guna menghindari buramnya
gambar hasil pemeriksaan.Pada pasien anak, orangtua bisa diizinkan untuk berdiri
atau duduk di dekat anak dengan mengenakan baju pelindung khusus guna
menghindari paparan radiasi.
5
2.4 Bagian Tubuh yang dipindai CT-Scan
Berikut adalah beberapa bagian tubuh yang sering diperiksa menggunakan CT scan:
1. Kepala
untuk mendeteksi jaringan yang mati akibat stroke, tumor, pengerasan jaringan,
pendarahan, dan trauma kepala
2. Paru-paru
Untuk mendeteksi adanya luka, peradangan, infeksi, atau bahkan kanker pada paru.
3. Jantung
Untuk menghasilkan gambar pembuluh darah arteri koroner
4. Rongga perut dan panggul
Untuk mendiagnosis penyakit pada organ-organ di rongga perut dan panggul, seperti
limpa, hati, pankreas, dan saluran empedu
5. Tulang
Untuk memindai kondisi patah tulang dan mengukur kepadatan mineral tulang guna
mendeteksi osteoporosis
B. Risiko CT-Scan
Secara umum, CT scan merupakan prosedur yang relatif aman dan jarang
menimbulkan risiko. Namun sederet risiko dan efek samping di bawah ini mungkin
saja terjadi:
6
1. Paparan Radiasi
Selama prosedur CT scan dilakukan, pasien akan terpapar radiasi dalam waktu
singkat. Kadar radiasi pada pemindaian ini lebih besar dibandingkan prosedur
rontgen karena gambar yang dihasilkan juga lebih detail.Akan tetapi, kadar radiasi
pada CT scan cenderung rendah dan tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan
pasien.
2. Gangguan pada bayi dalam kandungan
Bagi pasien wanita yang sedang hamil, sebaiknya informasikan kehamilan
Anda pada dokter menjalani CT scan. Meski radiasinya tidak berbahaya bagi
janin, dokter bisa menganjurkan jenis pemeriksaan lain. Misalnya, USG atau MRI
guna meminimalisir paparan radiasi pada calon bayi.
3. Reaksi terhadap cairan kontras
Meski sangat jarang, cairan kontras yang dimasukkan ke dalam tubuh sebelum
prosedur CT scan dapat menimbulkan masalah medis atau reaksi alergi.Sebagian
besar keluhannya meliputi ruam dan rasa gatal pada kulit. Sementara cairan
kontras yang mengalami kebocoran di bawah kulit akan menyebabkan rasa nyeri,
bengkak, dan merah pada kulit. Pada kondisi yang lebih jarang, alergi serius dan
mengancam nyawa (anafilaksis) juga dapat terjadi. Pasien dengan anafilaksis akan
mengalami kesulitan bernapas, gatal-gatal, ruam kulit, serta pembengkakan pada
tubuh.Gejala alergi terhadap cairan kontras biasanya terjadi sesaat setelah
prosedur dilakukan. Sedangkan keluhan alergi yang terjadi setelah pasien pulang
dari rumah sakit sangatlah jarang.
Perbedaan yang mendasar adalah, MRI scan bisa memberikan gambaran struktur tubuh
yang tidak bisa didapatkan pada tes lain, seperti rontgen, USG, bahkan CT scan. Berikut ini
perbedaan CT scan dan MRI scan lain yang perlu diketahui:
7
1. Lingkup pemeriksaan
Pada CT scan, pemeriksaan dilakukan pada area dada, perut, saluran kemih, panggul,
tungkai, kepala, dan tulang belakang. Pada MRI scan, pemeriksaan dilakukan pada otak,
saraf tulang belakang, jantung, pembuluh darah, payudara, tulang dan sendi, serta organ
internal lain.
2. Biaya
Pemindaian dengan MRI scan lebih mahal ketimbang dengan CT scan
.
3. Alat yang digunakan
CT scan memanfaatkan sinar X untuk menciptakan gambar dalam tubuh. Sementara MRI
scan menggunakan medan magnet dan gelombang radio yang kuat untuk menciptakan
gambar organ dan struktur internal tubuh secara rinci.
4. Risiko bahaya
CT scan cenderung lebih berbahaya, setidaknya berisiko menimbulkan efek samping,
dibanding MRI scan. Alasannya karena MRI scan tidak menggunakan radiasi sinar-X
dalam prosesnya. Artinya, orang yang rentan terhadap risiko radiasi (seperti ibu hamil)
bisa menjalani MRI.
5. Proses pemeriksaan
Pemindaian dengan CT scan dan MRI scan sama-sama tidak menimbulkan rasa sakit
dan non-invasif. Pada MRI scan, prosesnya cenderung bising, membutuhkan waktu lebih
lama, dan berpotensi menyebabkan klaustrofobia (cemas karena berada di ruang mesin
tertutup).
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Irawandi, D., 2018. Persiapan Pasien dengan CT Scan Otak, MRI, Angiografi Serebral,
Lumbal Punctie. [Online] Available at: https://dediirawandi.
Sunardi, 2008. Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI) pada Sistem Neurologis. [Online] Available at:
https://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/konsep-ct-scan-mri.pdf [Accessed 24
Agustus 2018].
Yueniwati, Y., 2014. Prosedur Pemeriksaan Radiologi Untuk Mendeteksi Kelainan dan
Cedera Tulang Belakang. Malang: UB Press.
Lampiran