Anda di halaman 1dari 53

TEKNIK PEMERIKSAAN CT- SCAN WRIST JOINT

DENGAN KLINIS FRAKTUR DI RSUD KOJA

TAHUN 2022

Proposal Karya Tulis Ilmiah

DISUSUN OLEH:

IKBAL MAYSARANDI

20027
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

NUSANTARA JAKARTA

2022

2
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis : TEKNIK PEMERIKSAAN CT- SCAN WRIST JOINT

DENGAN KLINIS FRAKTUR DI RSUD KOJA

Nama : Ikbal Maysarandi

NIM : 20027

Dinyatakan layak untuk mengikuti ujian proposal di ATRO Nusantara

Jakarta, 27 Oktober 2022

Pembimbing,

Siti Nur Hidayati, S.Si., M.Si

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL………………………………………………………………. vi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 1

1.1 Latar belakang…………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan masalah……………………………………………………… 3

1.3 Tujuan penelitian………………………………………………………. 3

1.3.1 Tujuan umum………………………………………………….. 3

1.3.2 Tujuan khusus…………………………………………………. 3

1.4 Ruang lingkup penelitian……………………………………………… 4

1.4.1 Ruang lingkup waktu 4

1.4.2 Ruang lingkup tempat 4

1.4.3 Ruang lingkup materi 4

1.5 Manfaat penelitian……………………………………………………... 4

1.5.1 Bagi peneliti 4

1.5.2 Bagi pelayanan Kesehatan radiologi 4

1.5.3 Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi 4

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI………………… 6

2.1 Tinjauan Pustaka………………………………………………………. 6

2.1.1 Anatomi wrist joint 6

2.1.2 Patologi wrist joint 9

2.1.3 Teknik pemeriksaan ct -scan wrist joint 10

2.1.4 Proteksi radiasi 14

2.1.5 Parameter ct wrist joint

2.1.6 Prinsip ct scan

2.2 Kerangka teori…………………………………………………………. 15

2.3 Kompon ct scan…………………


15

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………. 16

3.1 Rancangan Penelitian………………………………………………….. 16

3.1.1 Jenis Penelitian……………………………………………………. 16

3.1.2 Desain Penelitian………………………………………………….. 16

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian 16

3.2 Variabel Penelitian 16

3.2.1 Variabel bebas 16

3.2.2 Variabel terikat 16

3.3 Populasi dan Sampel 19

3.3.1 Populasi 19

3.3.2 Sampel 19

3.4 Responden 20

3.5 Instrumen Penelitian 20

4
3.6 Prosedur Penelitian 20

3.7 Pengumpulan data 21

3.8 Pengolahan Data 22

3.9 Etika Penelitian (Etika Clearence) 22

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN 23

4.1 Hasil penelitian 23

4.2 Pembahasan 24

BAB 5 PENUTUP 25

5.1 Kesimpulan 25

5.2 Saran 25

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1:Anatomi wrist joint

Gambar 2:Gambaran irisan sagital

Gambar 3:Prinsip Kerja CT Scan

Gambar 4: Gantry CT - Scan

Gambar 5:Komputer dan Konsul

Gambar 6: Topogram Ct scan wrist joint

Gambar 7 :Gambaran Irisan pertama axial

Gambar 8 :Gambaran Irisan ketiga axial

Gambar 9:Lateral 2 Range

Gambar 10:Scout Slice Thickness 5mm dan 10mm


6
Gambar 11 :Scannogram CT Wrist joint .

Gambar 12: Potongan Axial CT Wrist joint

Gambar 13:Potongan Coronal CT Wrist joint

Gambar 14: Pesawat MSCT Siemens

Gambar 15:Komputer Operator CT Scan

Gambar 16:Printer CT Scan

Gambar 17:Alat Injektor CT Scan

Gambar 18: Lemari Penyimpanan Alat Kesehatan

Gambar 19:Alat Kesehatan

Gambar 22:Hasil Gambar CT wrist joint Pada Kasus Fraktur

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada umumnya pemeriksaan wrist joint biasanya di lakukan

mengunakan alat konvensional namun di rumah sakit saya untuk wrist

joint nya bisa juga memakai alat ct scan untu melihat keseluhan tulang

metacarpal .

OS Wrist joint adalah sendi yang dapat digerakkan secara maksimal pada

ulnar deviasi 5 derajat dan palmar flexi 5 derajat. Sedangkan saat dorso

flexi sendi akan mengunci maksimal. Pada wrist joint dimana terdapat

pola kapsuler extensi terbatas dibandingkan dengan flexi.

1
Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya

kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan

luasnya patah tulang yang biasanya disebabkan oleh

trauma atau tenaga fisik.(Kustoyo & Harahap, 2019).

Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada

perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering

berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang

disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor(Susanti

& Surya Purnama, 2021).

Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas

trauma langsung, trauma

tidak langsung, dan trauma ringan. Trauma langsung yaitu

benturan pada tulang,biasanya penderita terjatuh dengan

posisi miring dimana daerah trokhater mayor

2
langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma

tak langsung yaitu titik

tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh

terpeleset di kamar

mandi. Trauma ringan yaitu keadaan yang dapat

menyebabkan fraktur bila tulang

itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau

fraktur patologis.(Aditya Asrizal, 2014).

3
Prevalensi data menurut World Healty Of Organisation

(WHO) menyebutkan bahwa 1,24 juta korban meninggal

tiap tahunnya diseluruh dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia

(Depkes RI) . tahun 2013 menyebutkan bahwa kejadian

kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap tahunnya

mengalami peningkatan yaitu 21,8% dalam waktu 5 tahun.

Kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan kerusakan fisik

hingga kematian.Menurut Departement Kesehatan

Indonesia (Depkes RI) tahun 2013.

4
Di Indonesia, kasus fraktur terjadi sebanyak 1,3 juta

setiap tahunnya dengan jumlah penduduk 238 juta jiwa,

merupakan terbesar di Asia Tenggara Kasus fraktur di

Indonesia yang dilaporkan Depkes RI (2007) menunjukan

bahwa sekitar delapan juta orang mengalami fraktur yang

berbeda.

RISKESDAS tahun 2018 mencatat angka kejadian

cedera fraktur di

Jawa Barat 6,43%. Adapun proporsi kejadian cedera

yang diakibatkan dari

kecelakaan lalu lintas di Kabupaten/Kota Cirebon 1,54%

dan 1,02% dengan

5
kejadian cedera pada anggota ekstremitas atas 36,44%

dan 25,18% serta

anggota ekstremitas bawah 72,86% dan 72,03%. Kriteria

jenis kelamin yang

sering mengalami cedera fraktur akibat kecelakaan lalu

lintas yaitu laki-laki

7,00% dengan rentang usia tertinggi 15-24%.(Alihar,


2018).

Hasil data pada tahun 2022 dari RS

).
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang

bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu

untuk menegakan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang

disebut dengan radiografi. Pemeriksaan dengan memanfatkan sinar –X

mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan 8

November 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan

6
suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini

dapat digunakan untuk pemeriksan bagian-bagian tubuh manusia yang

sebelumnya tidak pernah tercapai,contohnya pemeriksaan radiografi pada

ossa wrist joint. (Noerwidi & Arkeologi, n.d.)

Bahwa dari jumlah kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban

cedera atau sekitar delapan juta orang mengalami fraktur dengan jenis

fraktur yang paling banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas atas

sebesar 36,9% dan ekstremitas bawah.(Wicaksana, 2016)

Menurut pedoman literatur dari Merril’s menjelaskan bahwa wrist

joint bisa di lakukan

dengan menggunakan ct scan non kontras

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang akan dijelaskan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah

(KTI) dengan judul teknik pemeriksaan ct scan wrist joint dengan klinis

fraktur di rsud koja

Computed Tomography Scan atau CT Scan adalah prosedur pemeriksaan yang


memanfaatkan teknologi komputer khusus dan sinar-X untuk melihat
jaringan dan struktur di dalam tubuh melalui berbagai sudut.
 
Dibandingkan dengan rontgen biasa, gambar yang akan dihasilkan oleh CT
Scan akan lebih detail. Melalui hasil prosedur ini, dokter dapat melakukan
analisis secara mendalam mengenai kondisi jaringan lunak, pembuluh darah,
dan tulang. Beberapa tipe pasien yang membutuhkan prosedur pemeriksaan
CT Scan.
 

7
1.2 Rumusan masalah

a. Bagaimana hasil pada pemeriksan ct scan wrist joint pada kasus

Fraktur?

1.2 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Bagaimana teknik pemeriksaan Ct scan wrist joint yang optimal

1.3.2 Tujuan khusus

1. Bagaimana gambaran hasil pada ct scan wrist joint dengan klinis

fraktur.

2. Bagaimana gambaran proyeksi yang menghasilkan gambaran

yang lebih optimal dan informatif.

1.3 Ruang lingkup penelitian

1.4.1 Ruang lingkup waktu

Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan November 2023.

1.4.2 Ruang lingkup tempat

Penelitian akan dilaksanakan di Instalasi Radilogi RSUD KOJA .

8
1.4.3 Ruang lingkup materi

Penelitian ini memfokuskan pada teknik pemeriksaan ct scan wrist

joint

1.4 Manfaat penelitian

1.5.1 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti dalam hal teknik pemeiksaan ct scan wrist joint pada kasus

fraktur.

1.5.2 Bagi pelayanan Kesehatan radiologi

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat keseluruhan tulang

mtacarpal pada kasus fraktur.

1.5.3 Bagi ilmu pengetahui

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang prosedur pemeriksaan dan hasil gambaran foto ct – scan wrist

joint bagi mahasiswa jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

ataupun jurusan lainnya. Teknik pemeriksaan ct – scan wrist joint dengan

klinis pada kasus fraktur.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Anatomi Wrist Joint

Menurut Merrill’s (2014) terdapat dua bagian tulang dari sistem

pergerakan lengan tangan yang penting dalam radiografi

antebrachi,yaitu:

1. Terowongan Carpal

Terowongan carpal terdapat dibagian distal dari pergelangan tangan


yang dibatasi dengan dinding kaku yang dibentuk oleh tulang dan sendi
carpal serta flexi retinaculum yang tebal. Di bagian dorsal terowongan carpal
dibatasi oleh os radius, os lunatum, os capitatum. Sedangkan disisi radial
dibatasi oleh os scapoideum, jaringan fibrosus untuk terowongan flexor
carpiradialis; os triquetrum dan ligamentum pisohamatum di sisi ulnar;
ligamentum carpal transversum yang tebal membentang dari tulang pisiform
ke scapoid-trapezoid disisi volar. Carpal tunnel atau terowongan carpal berisi
ligamen otot flexor digitorum superfisial dan profundus, flexor policis longus,
dan nervus medianus disisi radial. (Megerian et al., 2007 dalam Mahadewa
2013)

10
Gambar 2.1 Anatomi Carpal Tunnel (Lukluaningsih, 2014)

2. Tulang-Tulang di Carpal

Terdapat beberapa tulang yang mengisi pada bagian telapak tangan


seperti tulang carpal, tulang metacarpal dan phalang. Berikut ini adalah
gambar dari tulang carpal.

Gambar 2.2 Anatomi Tulang Carpal (Paulsen & Waschke, 2013).

11
a. Tulang- Tulang Carpal

1) Os Scapoideum

Tulang ini berbentuk seperti perahu dimana diarah ulnar terdapat os


capitatum dan trapezoideum. Dan pada bagian depan terapat suatu tonjolan
yang biasa disebut tuberositas scapoideum.

2) Os Lunatum

Tulang ini berbentuk seperti bulan sabit, dimana dia memiliki


permukaan konveks yang disebelahnya berada os radius. Tulang ini juga
dikelilingi beberapa tulang lain seperti os scapoideum diarah radial, os
triquetrum diarah ulnar, dan os capitatum diarah distal.

3) Os Triquetrum

Tulang triquetrum merupakan tulang yang bebentuk seperti piramida.


Tulang ini mempunyai hubungan dengan tulang-tulang yang lain. Tulang
radius di arah proximal. Os lunatum diarah radial,

14

tulang pisiform diarah ulnar dan polar, dan os hamatum diarah distal.

4) Os Pisiform

Tulang ini merupakan tulang terkecil dicarpal, dimana tulang ini


seperti biji kacang dan menempel langsung pada os triquetrum.

5) Os Trapesium

Tulang ini salah satu tulang yang berhubungan dengan tulang lain,
dimana diarah polar bersinggungan dengan trapezoideum, os scapoideum di
arah proximal, dan tulang metacarpal diarah distal.

6) Os Trapezoideum

Tulang ini berbentuk seperti sepatu yang datar. Tulang ini


bersinggungan dengan tulang lainnya, seperti os trapezium diarah radial,

12
tulang capitatum diarah ulnar, tulang metacarpal diarah distal, dan tulang
scapoideum di arah proximal.

7) Os Capitatum

Tulang ini berbentuk seperti bangunan bulat dan caputnya berbentuk


panjang. Tulang capitatum bersinggungan dengan beberpa tulang. Os
trapezoideum diarah radial, scapoideum dan os lunatum diarah proximal. Os
hamatum diarah ulnar, dan os metacarpal diarah distal.

8) Os Hamatum

Tulang ini berbentuk palu. Dimana tulang ini dikelilingi beberapa


tulang lainnya, seperti os triquetrum diarah proximal, os radial diarah radial,
metacarpal diarah distal.

9) Os Radius

Tulang radius terdapat dibagian lateral pada lengan bawah. Bagian


proximal tulang ini terdapat os humerus yang menghubungkan antara lengan
bawah dan lengan atas, bagian distal terdapat tulang-tulang carpal, dan
bagian medial terdapat os ulna.

10) Os Ulna

Tulang ulna merupakan tulang bagian medial pada lengan bawah, tulang ini
bersinggungan dengan beberapa tulang, os radius dibagian lateral, os
humerus dibagian proximal, tulang carpal di bagian distal (Spalteholz, 2013).

3. Ligamen

Ligamen merupakan menghubung tulang satu dengan tulang yang


lain. Pada wrist joint banyak terdapat ligamen yang tersusun, ligamen yang
paling umum ialah radial collateral ligament dimana ligamen ini memanjang
dari proccesus styloideus radius sampai bagian radius os scapoideum. Dibagian
medial terdapat ulnar collateral ligament yang memanjang dari processus

13
styloideus ulna sampai os triquetrum (Spalteholz, 2013). Berikut merupakan
gambar ligamen wrist joint.

Gambar 2.3 Ligament Wrist volar (Langer, 2011)

Pada bagian carpal terdapat banyak ligamen yang mengikat 8 tulang


carpal dimana dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian volar dan bagian distal.
Pada bagian dorsal terdapat 5 ligamen yaitu (1) dorsal intercarpal ligamen,
(2) scapholunate interosseus ligamen, (3) Triquestrohamatum ligamen, (4)
scapotriquestral ligamen, (5) dorsal radiocarpal ligamen. Sedangkan dibagian
volar terdapat beberapa ligamen diantara nya (1) trapeziotrapezoid ligamen,
(2) capitatotrapezoid ligamen, (3) radioscapoid ligamen, (4) scapolunate
ligamen, (5) lunatotriquetral ligamen, (6) radioulnar ligamen, (7)

14
ulnartriquetral ligamen, (8) triquetrohamate ligamen, (9) capitatohamate
ligamen (Langer, 2011) .

4. Otot

Otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai stabilisasi tulang dan alat
penggerak untuk manusia. Di dalam wrist joint terdapat banyak otot sebagai
alat gerak pada tangan manusia. Beberapa otot yang terdapat pada wrist joint
origo insersio dan beserta fungsinya.Berikut merupakan gambar dan tabel
anatomi otot pada wrist joint.

Gambar 2.4 Anatomi Otot Carpal (Snell, 2022

1.

Otot Flexor Carpi Radialis

Origo : medial epicondylus humerus

Insersio : metacarpal jari 2 dan 3

Fungsi : flexi dan abduksi wrist

Nervus : medianus (C6-C7)

2.

Otot Flexor Digitorum Profundus

Origo : dua per tiga proximal ulna, membrane interosseous

Insersio : basis phalang jari ,3,4

Fungsi : flexi finger dan wrist

Nervus : ulnar nerve ( C8, T1),


15
median nerve ( C8, T1 )

3.

Otot Pronator Teres

Origo : epycondylus mesial humeri & processus coronoideus ulna

Insersio : sepertiga bagian tengah radius

Fungsi : pronasi

Nervus : median nerve (C7-C8)

4.

Otot Palmaris Longus

Origo : Medial epicondylus humerus

Insersio : Flexor retinaculum, palmar aponeurosis

Fungsi : flexi wrist

Nervus : median (C7, C8)

5.

Otot Flexor Policis brevis

Origo : flexor retinaculum, tuberculum trapezium dan trapezoid

Insersio : proximal phalanx 1

Fungsi : flexi metacarpophalangeal joint dan tumb

Nerve : median nerve (C7-C8), ulnar nerve (C8 – T1) 

Proteksi radiasi

2.1.4.1 Definisi proteksi radiasi

16
Menurut Bapeten (2013) proteksi radiasi merupakan

Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat Paparan

Radiasi.

2.1.4.2 Tujuan proteksi radiasi

Tujuan proteksi radiasi menurut Rasad (2005) yaitu :

a. Pada pasien : dosis radiasi diberikan harus sekecil

keharusan klinis.

b. Pada personil : dosis radiasi yang diterima harus ditekan

serendah mungkin dan dalam keadaan bagaimanapun juga

tidak boleh melebihi dosis maksimum yang diperkenankan.

2.1.4.3 Proteksi radiasi yang diterapkan

a. Proteksi radiasi pasien

Untuk pasien perlu diperhatikan:

1. Pemeriksaan sinar X hanya atas permintaan seseorang

dokter.

2. Membatasi luas lapangan penyinaran seluas daerah yang

di periksa .

3. Menggunakan faktor eksposi yag tepat, serta

memposisikan pasien dengan tepat sehingga tidak

terjadi pengulangan foto.


17
4. Menggunakan apron dan gonad shield pada waktu

pemeriksaan.

b. Proteksi radiasi personil

Untuk proteksi ini diperhatikan:

1. Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh yang

tidak terlindung.

2. Pemakaian sarung tangan, apron atau gaun

pelindung yang berlapis Pb.

3. Gunakan alat-alat pengukur sinar roentgen.

4. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan

bocor/rusaknya perlengkapan pelindung berlapis

md

2.2 Kerangka teori

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka kerangka konsep

karya tulis ilmiah kali ini dapat dijabarkan sekema sebagai berikut:

18
INPUT PROSES OUTPUT

Pasien Pemeriksaan ct Hasil gambaran


pemeriksaan CT scan wrist joint radiografi ct scan
- dengan kinis wrist joint dengan
SCAN fraktur klinis fraktur hasil
wrist lembar wawacara
joint

Gambar 2. 8 Kerangka Teori

2.1.2 patologi wrist joint

  Patologi yang secara umum terjadi pada wrist joint adalah trauma, 

fraktur, dislokasi, osteoarthritis, osteoporosis, osteomielitis, avascular 

nekrosis dan tumor.

a. Trauma

 Trauma adalah suatu keadaan dimana tulang terkena benturan


dengan 

suatu masa benda bergerak atau diam, atau keduanya bergerak berakibat 

kerusakan bagian tubuh local atau berdampak sistemik. Trauma dapat 

bersifat eksternal (tertabrak, jatuh, dsb), internal (kontraksi otot yang 

kuat dan mendadak seperti pada serangan epilepsy, sengatan listrik dan 
19
trauma ringan tetapi terkena terus menerus.

b. Fraktur

1) Pengertian 

 Fraktur adalah kerusakan atau patah tulang yang disebabkan oleh 

adanya trauma ataupun tenaga fisik. Pada kondisi normal, tulang 

mampu menahan tekanan, namun jika terjadi penekanan ataupun 

benturan yang lebih besar dan melebihi kemampuan tulang untuk 

bertahan, maka akan terjadi fraktur.

2) Klasifikasi fraktur (Corwin, 2001).

a) Berdasarkan etiologi:

(a) Fraktur traumatik 

  Jenis fraktur yang mungkin terjadi sangat bervariasi dan 

bergantung pada berbagai faktor misalnya besar atau kuatnya

trauma, umur penderita dan lokasi fraktur. Bila trauma terjadi 

pada atau dekat persendian, mungkin terdapat fraktur pada 

tulang disertai dislokasi sendi. 

(b) Fraktur patologis

 Fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah 

mengalami proses patologik, misalnya tumor tulang, infeksi, 

osteoporosis.

(c) Fraktur stress 

  yang terjadi pada tulang normal akibat stress 

tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur 


20
stress, juga disebut fraktur kelelahan (fatigue fracture), 

biasanya terjadi akibat peningkatan drastis tingkat latihan 

pada seorang atlet, atau pada permulaan aktivitas baru.karena 

kekuatan otot meningkat secara lebih cepat dibandingkan 

kekuatan tulang. Fraktur stres biasanya terjadi pada mereka 

yang menjalani olah raga daya tahan misalnya lari jarak jauh.

b) Berdasarkan klinis:

(a) Fraktur compound (terbuka) yaitu fraktur yang menyebabkan

robeknya kulit.

(b) Fraktur sederhana (tertutup) merupakan fraktur yang tidak 

Efek fraktur tulang (Corwin, 2001).

  Sewaktu tulang patah, maka sel-sel tulang akan mati. Perdarahan 

biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak 

disekitar tulang tersebut. Jaringan lunak biasanya juga mengalami 

kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbul setelah fraktur. Ditempat 

patah terbentuk bekuan fibrin (hematom fraktur) dan berfungsi 

sebagai jalan untuk melekatnya sel-sel tulang baru. Aktivitas 

osteoblas segera memulai dan terbentuk tulang baru imatur yang 

disebut kalus. Bekuan fibrin direabsorpsi dan sel-sel tulang baru 

perlahan mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. 

Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami 

kalsifikasi. Penyembuhan memerlukan waktu beberapa minggu 


21
sampai beberapa bulan. Penyembuhan dapat terganggu atau 

terlambat apabila hematom fraktur atau kalus rusak sebelum tulang 

sejati terbentuk atau apabila sel-sel tulang baru rusak selama proses 

kalsifikasi dan pengerasan.

c. Dislokasi 

 Dislokasi merupakan hubungan antara tulang rawan yang satu dengan 

tulang rawan yang lainnya pada suatu persendian sudah tidak 

menyinggung satu dengan lainnya (Corwin, 2001).

d. Osteoarthritis

 Osteoarthritis adalah penyakit tulang degenerative yang ditandai oleh 

hilangnya tulang rawan sendi (articular). Tanpa adanya tulang rawan 

Efek fraktur tulang (Corwin, 2001).

sebagai peyangga, maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi yang 

akhirnya menyebabkan degenerasi sendi. Osteoarthritis dapat timbul 

secara idiopatik (tanpa diketahui sebabnya) atau timbul setelah trauma

(Corwin, 2001).

e. Osteoporosis

 Osteoporosis merupakan suatu penyakit tulang metabolic yang 

ditandai oleh reduksi kepadatan tulang sehingga mudah terjadi patah 

tulang. Osteoporosis terjadi sewaktu kecepatan absorpsi tulang melebihi 

kecepatan pembentukan tulang. Tulang yang dibentuk normal, namun 

jumplahnya terlalu sedikit sehingga tulang menjadi lemah. Semua tulang 

dapat mengalami osteoporosis, walaupun osteoporosis timbul di tulang 


22
tulang panggul, paha, pergelangan tangan, dan kolumna vertebralis 

(Corwin, 2001).

f. Osteomielitis 

 Osteomielitis merupakan infeksi akut tulang yang dapat terjadi 

karena penyebaran infeksi dari darah. Osteomielitis biasanya disebabkan 

oleh bakteri, virus, jamur, atau mikro-organisme lainnya. Osteomielitis 

sulit diobati karena dapat terbentuk abses local. Abses tulang biasanya 

memiliki pendarahan yang sangat kurang, dengan demikian, 

penyampaian sel-sel imun dan antibiotik terbatas. Apabila infeksi tulang 

tidak diobati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidakmampuan 

permanen dapat terjadi (Corwin, 2001)

Avascular Nekrosis

 Avascular nekrosis merupakan hilangnya atau terputusnya suplai 

darah pada suatu bagian tulang sehingga menyebabkan kematian tulang 

tersebut. 

h. Tumor

 Tumor merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya 

pertumbuhan massa atau adanya pertumbuhan jaringan abnormal dalam 

tubuh. Tumor adalah massa padat besar, meinggi dan berukuran lebih 

dari 2 cm (Corwin, 2001).

23
2.1.3 Teknik pemeriksaan Ct – Scan wrist joint

B. teknik Pemeriksaan CT Scan wrist joint

1. Persiapan Pasien.

a) Pasien di persilahkan untuk melepaskan aksesoris seperti gelang

dan jam tangan dan cincin jika memakai aksesoris di tangan segera lepas

jika tidak memakai pasien di persilahkan tiduran.

2. Verifikasi Identitas Pasien

a) Memanggil nama pasien dengan lengkap dan disertai pengecekan

umur/tanggal lahir

b) Beri penjelasan kepada pasien mengenai teknik pemeriksaan

yang akan dilakukan.

3.Identitas Pasien

Nama Pasien :

Umur:

Klinis :Fraktur

4.Posisi Pasien :
        Pasien terlentang / tengkurap supine
        Atur tangan kanan /kiri yang sakit lurus ke depan gantry

24
        Bagian yang masuk ke dalam ganry adalah tangan yang sakit terlebih
dahulu _(hand first)_
        Selimutkan pasien agar pasien merasa nyaman

5. Posisi Obyek :
        - Pasien diposisikan berdiri atau tiduran telungkap di meja gantry
pemeriksaan – Tangan pasien dalam posisi true supine dan letakkan
wrist pada sisi kanan kaset (bisa kanan / kiri
- Beri pengikat dan fiksasi agar meminimalisasi pergerakan pasien jika
dibutuhkan.
-  Nyalakan lampu indicator pada gantry dan atur centrasi pasien yaitu
- --- Arahkan pertengahan sinar pada pertengahan carpals dan posisi
digiti sedikit di tinggikan 
- Apabila posisi sudah tepat, Matikan lampu indicator.
-  Petugas masuk keruang control dan menutup semua pintu ruang
pemeriksaan CT Scan

6. Proses scaning

Pada sisi sebelah kiri bawah kolom tugas axamination (pemeriksaan),

klik ikon patient register (pendaftaran pasien).

Di kotak dialog patient register, masukkan data pasien sesuai dengan

lembaran pengantar berupa nama, No. MR, tanggal lahir, jenis

kelamin, umur, jenis pemeriksaan, radiografer dan posisi pasien. Lalu

klik "exam" untuk memulai scaning.

25
Setelah itu muncul protokol patient model dialog. Langsung pilih

posisi pasien lalu klik OK tidak perlu memilih pemeriksaan yang akan

dilakukan karena pada protokol patient registration sudah kita pilih

jenis pemeriksaan yaitu ekrimitas atas wrist joint untuk pasien

dewasa.

Setelah itu klik LOAD.

Buat scannogram terlebih dahulu untuk menentukan FOV scanning

dengan mengklik "Start" pada kotak kontrol.

26
Setelah gambaran sudah terdapat di monitor maka atur batas atas

bawah dan samping gambar yaitu mencangkup tangan kiri.

Setelah itu lakukan scan abdomen, ketik pada comment CT Wrist

Joint setelah itu klik "load" lalu move dan tekan "start". Setelah itu

buat recon job atau edit parameter di kolom subtugas rekon dengan

mengatur slice 1.5 mm lalu klik "RECON.

2.1.5. Parameter ct wrist joint

Parameter Scanning topogram


27
 kV                                     :    130    
 mAs                                 :   629
 GT                                    :   0.0
 Slice                                 :   4.0 mm
 Scan Time                      :  1084 S
 Delay                               :   3 S
 Direction                         :  Craniocaudal

Parameter Scanning
 kV                                    : 130
 eff. mAs                         : 32
 ref. mAs                         : 629
 GT                                   : 0.0
 Slice                               : 4.0 mm
 Scan Time                     : 1084 S
 Delay                              : 3 S
 CTDvol                           : 4.54 mGy( 32 cm )
 DLP                                 : 123.02 mgy cm
 Rotation Time               :
 Pitch                               :
 Kernel                             : B40s medium
 Recon Increment          : 0,7 mm
 Window                          : Extremity
Direction                         : Craniocaudal

28
BAB III

METODE PENELITIAn

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian karya tulis ilmiah ini jenis penelitian yang digunakan

ialah deskriptif di lapangan.

3.1.2 Desain Penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan design metode penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu berupa penelitian dengan

pendekatan studi kasus, observasi serta pengamatan di lapangan

secara langsung.

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian karya tulis ini mulai bulan april 2023 di Unit

Radiologi RSUD KOJA.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel bebas

29
Klinis Fraktur

3.2.2 Variabel terikat

Hasil gambaran ct-scan wrist joint

30
3.2.3 Variabel kontrol

Faktor eksposi (kV, mas, FFD)

3.3 Kerangka Konsep

Untuk mengetahui gambaran penelitian dan membantu dalam

menentukan arah serta tujuan pelaksanaan penelitian ini, maka

dibuatlah kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel bebas
Variabel terikat
Teknik pemeriksaan wrist joint dengan klinis fraktur
hasil gambaran ct-scan wrist joint.

Variabel kontrol

Kv
Mas
FFD

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

31
3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan pasien dewasa yang akan melakukan

pemeriksaan ct – scan wrist joint di RSUD Kojaselama bulan April 2023.

3.4.2 Sampel

1) Besar Sampel

Besaran sampel pada penelitian kali ini adalah tiga orang

pasien.

2) Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling

dengan memilih secara acak dari pasien yang melakukan

pemeriksaan wrist joint .

3.5 Responden

Responden pada penelitian ini adalah radiografer yang berjumlah

orang dan dokter radiolog sebanyak 3 orang.

32
3.6 Instrumen Penelitian

1. Lembar Kerja

Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar kerja untuk

mencatat informasi serta data penatalaksanaan CT Scan Wrist Joint

dengan klinis fraktur yang didapat dari hasil observasi.

2. Lembar Wawancara

Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar wawancara

untuk mendapatkan data mengenai penatalaksanaan CT Scan Wrist Joint

dengan kasus fraktur secara lisan dan pihak-pihak yang berkompeten di

bidang CT Scan.

3.7 Prosedur Penelitian

a. Pasien datang dengan membawa amprahan ke Instalasi Radiologi

untuk dilakukan Teknik pemeriksaan ct-scan wrist joint.

b. Kemudian dilakukan teknik pemeriksaan radiografi ct scan untuk

wrist joint dengan klinis fraktur . Berikut pasien kedua dan ketiga

juga dilakukan dengan metode yang sama.

33
c. Setelah dilakukan pemeriksaan radiografi ct- scan wrist joint,

selanjutnya proses pengolahan data dan proses print hasil gambaran

radiografi.

d. Kemudian, hasil gambaran radiografi dari ketiga pasien dinilai oleh

radiografer dan dokter radiolog dengan menggunakan lembar

pertanyaan .

e. Hasil dari lembar wawancara mendalam dapat diambil kesimpulan.

3.8 Metode Pengumpulan data

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan

beberapa macam metode yaitu:

1.Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung di Instalasi Radiologi

RSUD Koja untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi CT -scan wrist

joint dengan klinis fraktur.

2.wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan

melalui wawancara dengan Dokter Radiologi, Radiografer.

3.dokumentasi

34
Penulis memperoleh data dari dokumen yang berhubungan dengan teknik

pemeriksaan CT scan wrist joint dengan diagnosa fraktur di Instalasi

Radiologi RSUD Koja dalam bentuk hasil radiografer, form permintaan foto

dan hasil bacaan dokter spesialis radiologi.

3.9 Pengolahan Data

. Pengolahan dan Analisis Data Data akan diperoleh dari hasil

observasi dan wawancara mendalam dengan radiolog, dan radiografer

tentang pemeriksaan CT scan wrist joint di Instalasi Radiologi RSUD Koja.

Kemudian data penelitian yang telah terkumpul dari hasil observasi dan

wawancara disusun dalam bentuk transkip observasi dan transkip

wawancara. Berdasarkan hasil transkip tersebut kemudian dilakukan

reduksi data. Adapun reduksi data ini dilakukan untuk menyaring data

yang lebih informatif dan mengurangi data yang sekiranya kurang

bermanfaat. Kemudian setelah data direduksi selanjutnya dibuat koding

terbuka yang bertujuan untuk menentukan kategorikategori data

berdasarkan tujuan penelitian sehingga mudah untuk dianalisa dan

memudahkan validitas dari data yang telah terkumpul. Setelah dilakukan

koding terbuka data dianalisis yang disajikan dalam bentuk kuotasi yang

bertujuan untuk mendiskripsikan hasil penelitian sehingga dapat ditarik

suatu kesimpulan.

35
3.10 Etika Penelitian (Etika Clearence)

Etika dalam suatu penelitian harus ada etika clearance karena

penelitian di bidang radiologi akan berhadapan langsung dengan pasien.

Dalam penelitian ini sebelum peneliti mengajukan permohonan ijin

pengambilan data kepada head departement radiologi tempat penelitian,

Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan

memperhatikan etika-etika sebagai berikut:

1. Informed Consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dan sukarelawan, tujuan

informed consent adalah untuk menjelaskan prosedur penelitian

agar sukarelawan mengerti dan memahami maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui keuntungan dan kerugian dari penelitian ini.

Jika sukarelawan setuju maka harus menandatangani informed

consent sebagai tanda bukti bahwa sukarelawan memang mau

menjadi objek penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Merupakan etika dalam penelitian di bidang radiologi dengan cara

tidak mencantumkan nama sukarelawan pada lembar ukur dan

hanya menuliskan kode pada hasil penelitian.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

36
Merupakan etika penelitian dengan menjamin kerahasiaan

sukarelawan tentang informasi apapun dan kepada siapapun, hasil

data yang akan diperoleh dari masing-masing sukarelawan akan

dilaporkan dalam hasil penelitian

4. Nonmaleficience (terhindar dari cedera dan tidak membahayakan)

Sebelum penelitian atau pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu

diberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian serta

diberikan penjelasan kepada responden bahwasanya penelitian ini

tidak membahayakan atau tidak menimbulkan dampak yang

merugikan. Selama penelitian berlangsung, jika responden atau

keluarga merasa tidak nyaman maka dapat mengundurkan diri

kapan saja.

5. Beneficience (Bermanfaat atau Melakukan yang Baik untuk

Kemanusiaan) Prinsip ini adalah memaksimalkan manfaat dan

meminimalkan kerugian. Peneliti menjelaskan tentang keuntungan

apabila responden berpartisipasi dalam penelitian ini, yaitu dapat

memperjelas hasil citra yang dihasilkan dan membantu radiolog

secara visual menegakkan diagnosa kelainan yang terjadi.

6. Autonomy (Kebebasan untuk Diri Sendiri)

Penelitian ini memberikan kebebasan atas hak sampel atau keluarga

membuat keputusan sendiri. Dalam hal ini sebelum melakukan

penelitian, peneliti harus meminta persetujuan kepada calon sampel


37
atau keluarga apakah bersedia menjadi sampel penelitian dengan

diberikannya informed consent yang mencakup judul penelitian, apa

yang akan dilakukan dalam penelitian, dan output yang diinginkan

peneliti dalam penelitian ini.

7. Justice (Adil dan Tidak Membeda-Bedakan)

Penelitian ini tidak membeda-bedakan sampel. Semua sampel

mendapatkan perlakuan yang sama sebelum, selama, dan sesudah

penelitian. Semua sampel mendapatkan intervensi sesuai dengan

tujuan penelitian. Peneliti juga tidak membeda-bedakan sampel

berdasarkan agama, suku dan budaya, serta status sosial ekonomi.

38
LEMBAR WAWANCARA RADIOGRAFER

Nama wawancara :

Nim :

Yang terhormat Bapak/Ibu Radiolog, berkenan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat

oleh penulis berjudul TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN WRIST


JOINT

PADA KASUS FRAKTUR Maka penulis membuat Lembar wawancara giuna mengetahui
keakuratan fungsi dan hasil gambaran tersebut. Untuk itu penulis mengharapkan kesediaan
bapak/ibu membantu penelitian ini.

Nama :

Profisi :

Instalasi :

Umur :

Lama Bekerja :

Pertanyaan

39
LEMBAR WAWANCARA RADIOLOG

Nama Mahasiswa:

Nim:

Yang terhormat Bapak/Ibu Radiolog, berkenan dengan karya tulis ilmiah yang dibuat

oleh penulis berjudul TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CT SCAN WRIST


JOINT

PADA KASUS FRAKTUR Maka penulis membuat Lembar wawancara giuna


mengetahui keakuratan fungsi dan hasil gambaran tersebut. Untuk itu
penulis mengharapkan kesediaan bapak/ibu membantu penelitian ini.

Nama :

Profisi :

Instalasi :

Umur :

Lama Bekerja :

40
Daftar Pustaka

Noerwidi, S., & Arkeologi, B. (n.d.). Perkiraan Tinggi Badan.

Kustoyo, B., & Harahap, V. (2019). Radiografi Os Antebrachi 1/3

Distal Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi

Kabupaten Karo. 7(1), 35–40.

Ihza, M. A. B., Tekwan, G., & Mu’ti, A. (2022). Gambaran Karekteristik

Fraktur Radius Dital di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Tahun 2017-2019. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(2), 161–167.

https://doi.org/10.25026/jsk.v4i2.929

Suhail Ahmad, N. S. B., Rahmadian, R., & Yulia, D. (2021). Gambaran

Kejadian Fraktur Femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016-

2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(3).

https://doi.org/10.25077/jikesi.v1i3.82

Kustoyo, B., & Harahap, V. (2019). Radiografi Os Antebrachi 1/3

Distal Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi

Kabupaten Karo. 7(1), 35–40.

41
Susanti, Y., & Surya Purnama, A. (2021). Asuhan Keperawatan Tn. D

dengan Post Operasi Orif Fraktur wrist joint sinistra di RS Kardinah

Tegal. Jurnal Sosial Sains, 1(9), 1129–1141.

https://doi.org/10.36418/sosains.v1i9.208

Wicaksana, A. (2016). 済 無 No Title No Title No Title.

Https://Medium.Com/, 1–6.

https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-

a7e576e1b6bf

Souisa, F., Sudarsana, B., Fisika, J., & Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, F. (2014). Pengaruh Perubahan Jarak Obyek Ke

Film Terhadap Pembesaran Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat

Sinar-X, Typpe Cgr. Agustus, 15(2), 15–21.

Alihar, F. (2018). No Title39–37 ,66 ,‫ עלון הנוטע‬.‫ תמונת מצב‬:‫ענף הקיווי‬.

https://www.fairportlibrary.org/images/files/RenovationProject/

Concept_cost_estimate_accepted_031914.pdf

42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai