DISUSUN OLEH:
1. LISA YUNIKA (1910070140010)
2. DINDA AKHRIDINATA (1910070140015)
3. BELLA ALTIA (1910070140037)
4. MUHAMMAD ALFARIDZI (1910070140061)
Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Penatalaksaan Teknik Pemeriksaan Knee Joint dengan Klinis Osteoarthritis di
Unit Radiologi Rumah Sakit TK. III Dr. Roeksodiwiryo Padang”.
Penulis ingin ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibuk dr.Hj Rozetti, Sp.Rad Selaku DR. Radiolog di Unit Radiologi Rumah Sakit
TK. III Dr. Roeksodiwiryo Padang.
2. Kakak Yuhana Reza Andesta Amd.Rad Selaku Kepala Ruangan dan staf di
Unit Radiologi Rumah Sakit TK. III Dr. Roeksodiwiryo Padang atas bimbingan
dan ilmu yang telah diberikan.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Padang, ……..
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.4. Pengolahan Film ...................................................................................... 29
3.5. Pembahasan ............................................................................................. 30
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 32
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 32
4.2 Saran ........................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Lampignano dan Helmi (dalam Handako dkk, 2021) kelainan yang
terjadi pada knee joint adalah fracture, leston, kelainan pada joint space, dislokasi,
dan osteoarthritis. Osteoarthritis merupakan penyakit degenerative persendian
yang disebabkan oleh beberapa faktor.
1
2
Berbeda dengan referensi, di Unit Radiologi Rumah Sakit TK. III Dr.
Roeksodiwiryo Padang untuk pemeriksaan knee joint dengan kasus osteroarthritis
dilakukan dengan proyeksi AP dan Lateral perbandingan dengan posisi pasien
supine karena pasien tidak kooperatif. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
ingin menyajikan kasus ini dengan judul “PENATALAKSAAN TEKNIK
PEMERIKSAAN KNEE JOINT DENGAN KLINIS OSTEOARTHRITIS DI UNIT
RADIOLOGI RUMAH SAKIT TK. III Dr. ROEKSODIWIRYO PADANG”.
Gambar 1.2 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit TK. III Dr. Roeksodiwiryo
Padang
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang didirikan pada tahun 1878 oleh
Pemerintah Belanda yang digunakan untuk kepentingan penjajahan Hindia
Belanda. Kegiatan utama rumah sakit adalah merawat Serdadu yang terluka dan
3
cidera dalam pertempuran, juga untuk memberi pelayanan kesehatan pada warga
Belanda.Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo (RST Reksodiwiryo) adalah
sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola oleh TNI-AD terletak pada kawasan
Ganting, kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Rumah sakit ini berdiri pada kawasan cagar budaya yang sebelumnya
merupakan bangunan peninggalan zaman Belanda. Pada rumah sakit ini Walikota
Padang Bagindo Azizchan diotopsi untuk memastikan penyebab terbunuhnya
beliau. Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo merupakan rumah sakit yang telah
mendapat akreditasi dari Kementrian Kesehatan dengan kategori 5 Pelayanan.
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo juga bertindak sebagai Rumah Sakit Trauma Centre
bagi peserta Jamsostek. Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo juga mengadakan
kerjasama dengan Jasa Raharja untuk menangani korban kecelakaan lalu lintas.
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo menerapkan upaya peningkatan pelayanan yang
profesional secara berkelanjutan.
2. Pembaca
3. Institusi
2. Observasi
3. Wawancara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Sinar – X
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang
gelombang yang sangat pendek. Panjang gelombang sinar-X hanya 1/10.000
panjang gelombang cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombang yang
pendek itu, maka sinar-X dapat menembus benda. Panjang gelombang sinar-X
dinyatakan dalam satuan Angstrom, 1 Angstrom = 10-8 (Rasad, 2016).
1. Daya tembus
Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan
digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya kV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan
suatu benda, makin besar daya tembus sinarnya.
6
7
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau zat, maka berkas tersebut
akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur)
pada bahan/zat yang dilaluinya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya gambar
radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk
mengurangi akibat radiasi hambur ini, maka di antara subjek dengan film rontgen
diletakkan grid. Grid terdiri atas potongan-potongan timah tipis yang letaknya
sejajar, masing-masing dipisahkan oleh bahan tembus sinar.
1. Penyerapan
Sinar-X dalam radiograf diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya, makin besar penyerapannya.
2. Efek fotografik
4. Ionisasi
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan
menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.
5. Efek biologic
`
8
Menurut Sari (2010) ada dua tipe kejadian yang terjadi di dalam proses
menghasilkan foton sinar-X yaitu :
1. Sinar-X Karakteristik
Mekanisme interaksi yang terjadi yaitu ketika elektron proyektil menumbuk
target maka terjadi tumbukan sempurna antara elektron proyektil dengan kulit K
(syaratnya energi kinetik elektron proyektil harus lebih besar di bandingkan dengan
energi ikat elektron orbital K). Tumbukan ini kemudian menyebabkan elketron
`
9
2. Sinar-X Bremstrahlung
Mekanisme terjadinya sinar-X Bremstrahlung yaitu terjadinya tumbukan
tak sempurna antara elektron proyektil dengan medan inti atom. Elektron proyektil
melintas pada jarak terdekat dengan inti atom, maka tenaga geraknya dikurangi atau
diperlambat (Sebagian energi kinetik elektron proyektil diserap oleh inti atom)
kemudian arahnya di belokkan atau di defleksikan. Makin dekat dengan inti atom
maka makin besar di belokkan (Sari, 2010). Produksi sinar-X bremsstrahlung
ditunjukan dengan Gambar 2.4 dibawah ini
`
10
Rumah tabung (Tube Housing). Rumah tabung terbuat dari besi baja yang
berfungsi untuk menahan radiasi bocor dari tabung sinar-X (insert tube), menahan
tegangan tinggi, pendingin tabung sinar-X, di samping itu juga berfungsi
melindungi tabung sinar-X yang terbuat dari pyrex (Sari, 2010) Rumah tabung
sinar-X ditunjukan dengan Gambar 2.6
`
11
a. Katoda
Katoda berfungsi sebagai kutub negatif. Pada katoda terdapat filamen dan
focusing cup. Filamen berbentuk seperti kumparan, yang tersusun atas kawat,
sebagian besar pada tabung sinar-X memiliki filament ganda yang dikenal dengan
dual focus. Focusing cup melekat pada filamen, yang terbuat dari bahan nikel.
Focusing cup berfungsi mengarahkan awan elektron sehingga arah pergerakan
elektron lebih terarah menuju target (Sari, 2010)
a) Filamen
Pada Filamen akan terjadi pembentukan ion negatif atau elektron apabila
dipanaskan pada temperature tertentu tergantung jenis bahan dasar pembuat
filamen. Bahan umum yang digunakan filamen adalah bahan Tungsten atau
Rhenium dan ada juga yang terbuat bahan Molybdenum. Bahan Tungsten memiliki
titik didih 3370 0C, sedangkan bahan Molybdenum memiliki didih 2620 0C
sedangkan Rhenium memilki titik didih 3170 0C. Kadangkala digunakan juga bahan
`
12
b. Anoda
Pada anoda putar, bagian depannya terdapat target yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya tumbukan elektron dari filament. Kemiringan target berkisar
anatara 70 – 150 (Sari, 2010).
c. Perangkat Tambahan
`
13
sinar-X dengan intensitas yang tinggi. Filter pada pesawat sinar ada dua jenis filter
yaitu filter bawaan atau lebih sering di sebut filter inheren, dan filter tambahan atau
disebut filter additional.
Yang termasuk filter bawaan atau filter inheren adalah tabung pyrex, rumah
tabung, oil pendingin, dan jendela pada rumah tabung. Di sebut filter bawaan karena
secara konstruksi sudah menjadi satu dengan rumah tabung atau bawaan
karakteristik dari pabrik pembuat. Sedangkan filter tambahan dilakukan dengan
cara meletakkan lempeng logam didalam kolimator.
2) Pembatas Kertas
Pembatas kertas adalah suatu cara untuk membatasi sinar-X yang keluar dari
tabung yang dipasang pada bagian bawah tabung sehingga sinar-X yang keluar dari
tabung sesuai obyek. Pembatas berkas sinar-X meliputi : diafragma lobang
(Apartures Diaphargma), konus atau silinder dan kolimator.
a. Kolimator
`
14
Menurut Carlton dan Curry sebagaimana yang dikutip oleh Sari dkk (2017),
Kolimator merupakan alat pembatas radiasi yang umumnya digunakan pada
radiografi, yang terdiri dari dari dua set penutup (shutter) timbal atau lempengan
yang saling berhadapan dan bergerak dengan arah berlawanan secara berpasangan.
Lempengan ini terletak 3 sampai 7 inci di bawah tabung sinar x. Pembatas yang
dilakukan dengan penggunaan kolimator disebut sebagai collimation atau kolimasi.
telur pada perempuan dan sel sperma pada laki laki, sedangkan sel somatik
sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
a. Efek genetik adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu
yang terkena paparan radiasi.
b. Efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terpapar radiasi.
2. Berdasarkan dosis radiasi, bila ditinjau dari dosis radiasi efek radiasi
dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministik.
a. Efek stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan
fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosisambang,
timbul setelah melalu masa tenang yang lama, keparahannya tidak
bergantung pada dosis radiasi.
b. Efek deterministik, adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi
menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini
terjadi karena adanya proses kematian sel akibat dari paparan radiasi.
`
15
`
16
Knee joint adalah salah satu sendi komplrks dalam tubuh manusia.
Femur,tibia,fibula, dan patella disatukan menjadi satu kelompok yangkompleks
oleh ligament. (Ballinger, 2007)
Gambar 2.9. Anatomi Knee Joint Kanan dan Sisi Lateral View dan Medial View
(Nucleus Medical Art, 1997-2007)
`
17
Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa tulang,
ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuanyang disebut
dengan sendi lutut atau knee joint.
Anatomi sendi lutut terdiridari:
a. Tulang Femur
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur.
Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah hanya
jarak patella dengan femur.Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-otot
atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90
derajat, kedudukan patella di antara kedua condylus femur san saat extensi maka
patella terletak pada permukaan anterior femur. (Syaifuddin, 1997).
`
18
`
19
2.4.Osteoarthritis
2.4.1. Defenisi Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan penyakit degenerative yang diderita oleh 7%
populasi di dunia dengan jumlah penderita lebih dari 500 juta. Pada tahun 2019,
osteoarthritis merupakan penyakit ke 15 terbanyak yang diderita oleh di seluruh
dunia (Hunter, 2020). Pada umumnya penderita osteoarthritis adalah pasien lanjut
usia diatas 65 tahun dan obesitas menjadi salah satu penyebab yang dapat
memperburuk keadaan osteoarthritis (Pratiwi, 2015). Untuk dapat melakukan
diagnosa osteoarthritis, perlu dilakukan pemeriksaan radiografi dan atau
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk
pengamatan klinik melalui pengukuran kadar C-reactiveprotein (CRP) dan laju
endapan darah (LED). Sedangkan pada pemeriksaan radiografi dilakukan dengan
menilai gambaran sendi meliputi penyempitan celah sendi, peningkatan sclerosis
pada subcondral, kista tulang, osteofit dan perubahan struktur anatomi sendi
(Imayati, 2011).
Pada osteoarthritis, tulang rawan rusak secara bertahap. Tulang rawan
adalah bahan licin yang menutupi ujung tulang dan berfungsi sebagai peredam
kejut tubuh. Seiring kerusakan bertambah, tulang rawan mulai terkikis, atau tidak
bekerja sebai dulu untuk melindungi sendi. Sebagai contoh,tekanan ekstra pada
`
20
lutut akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan pada tulang
rawan lutut. Hal tersebut, seiring waktu, menyebabkan tulang rawan untuk terkikis
lebih cepat dari biasanya.
Seiring tulang rawan menjadi raus, maka efek bantalan sendi semakin
hilang. Hasilnya adalah rasa nyeri sewaktu sendi bergerak. Bersamaan dengan
rasa sakit, kadang-kadang anda dapat mendengar suara gemeretak ketika
permukaan tulang rawan yang kasar antara 2 tulang saling bergesekan. Benjolan
yang menyakitkan mungkin muncul pada ujung tulang, terutama pada jari tangan
dan kaki.
2.4.2. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis osteoarthritis selain berdasarkan gejala klinis juga didasarkan
pada hasil radiologi. Namun pada awal penyakit , radiografi sendi seringkali masih
normal. Adapun gambaran radiologis sendi yang menyokong diagnosis
osteoarthritis adalah :
a) Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian
yang menanggung beban).
b) Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral.
c) Kista tulang
d) Osteofit pada pinggir sendi
e) Perubahan struktur anatomi sendi (Imayati, 2012)
`
21
• Semakin tua
• cedera sendi
`
22
adanya pergesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau
secara pasif dimanipulasi. Pada pasien ini terdengar adanya krepitasi pada lutut
kirinya ketika digerakkan secara pasif. Selain itu pada pasien juga terdapat
hambatan gerak aktif pada sendi lutut kiri yaitu pasien hanya mampu untuk
memfleksikan lututnya sebatas 40-45° saja, begitu pula jika digerakkan secara
pasif. Dari hasil pemeriksaan lokal pada sendi pasien juga ditemukan adanya
pembengkakan dan adanya tanda – tanda peradangan seperti adanya nyeri sendi,
kemerahan dan teraba hangat pada lutut kirinya. Semua tanda ini sesuai dengan
tanda – tanda pada pasien OA yang biasanya pembengkakan yang terjadi itu
disebabkan karena adanya efusi cairan dan adanya osteofit pada permukaan sendi.
• Jenis kelamin
• Operasi lutut
`
23
`
BAB III
3.1. Hasil
1. Ilustrasi kasus
No RM : 25.66.05
Nama : Ny. Desmarlina
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Poli/Ruangan : Poli Orthopedi
Dokter Pengirim : dr. H. Hermansyah, Sp. OT
Klinis : Osteoarthritis (OA)
2. Prosedur pemeriksaan
a. Persiapan alat
1. Pesawat sinar-x
24
25
2. Imaging plate
3. Computer
`
26
4. Imaging reader
5. Printer
`
27
6. Film
`
28
b. Proyeksi Lateral
1) Posisi Pasien
a. Pasien supine di atas meja pemeriksaan
b. Berikan bantalan pada kepala pasien
2) Posisi Objek
a. Letakkan genu dextra pada imaging plate
b. Rotasikan tungkai dan genu ke eksternal
c. Fleksikan genu (semampu pasien)
`
29
`
30
3.5. Pembahasan
Pemeriksaan radiografi seni lutut atau genu dengan kasus osteoarthritis di
anjurkan dalam berbagai referensi utnuk dibuat proyeksi perbandingan,
dimaksudkan untuk membandingkan antara sendi yang sakit dengan sendi yang
normal. Menurut Frank & Ballinger (2003), proyeksi yang dianjurkan adalah
proyeksi AP Bilateral Weight Bearing dalam posisi berdiri.
`
31
`
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Prosedur pemeriksaan knee joint pada kasus klinis osteoarthritis di Rumah Sakit
Tentara Padang menggunakan proyeksi AP bilateral dengan posisi pasien
supine.
2. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari proyeksi AP dan lateral perbandingan
dengan posisi supine pada kasus osteoarthrosis antara lain:
a. Kelebihan
- Radiografer melakukan proyeksi AP dengan posisi supine sudah dapat
memberikan informasi diagnostik jadi dapat diterapkan pada
pemeriksaan dengan pasien non kooperatif.
b. Kekurangan
- Karena kondisi pasien non kooperatif dan pasien tidak bisa diposisikan
true lateral, maka gambaran radiograf yang tampak tidak lateral
melainkan oblique.
3. Positioning dalam pemeriksaan knee joint sangat berpengaruh terhadap hasil
diagnosa dokter.
4.2 Saran
Pada pemeriksaan knee joint dengan klinis osteoarthritis lebih baik
menggunakan proyeksi AP weight-bearing karena selain menggunakan beban
tubuh yang bertumpu pada kaki, juga dapat membandingkan radiograf knee joint
yang sakit dengan knee joint yang normal. Proyeksi lateral pada pasien non
koperatif, sebaiknya diberi mobilisasi agar hasil gambaran true lateral.
32
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, B. D., Pamungkas, A. B., & Sulistiyadi, A. H. (2021). Rancang Bangun Alat
Bantu Pemeriksaan Knee Joint pada Kasus Osteoarthritis. Jurnal Imejing
Diagnostik (JImeD), 7(1), 59-64.
Sari, Ayu Wita dan Hartina Siti. (2017). “Uji Kesesuaian Collimator Beam Dengan
Berkas Sinar-X Pada Pesawat Raico Diinstalasi Radiologi Raden Mattaher
Jambi” dalam Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Nuklir Pusat Sains
Dan Teknologi Akselerator Yogyakarta, 29-34.
Sari, Oktavia Puspita. (2010). Fisika Radiasi. Padang: Universitas baiturrahmah.
Tulang femur Tulang patella Tulang tibia Patofisiologi (123dok.com)