Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI KNEE JOINT PADA KASUS

OSTEOARTHRITIS DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. LOEKMONO


HADI KUDUS

Laporan Kasus Disusun Sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek
Kerja Lapangan I

DISUSUN OLEH :

DWIKI ILHAM PRAYOGO

1701023

PROGRAM STUDI D III TEKNIK RONTGEN

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018 / 2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan (PKL) I Program Studi DIII Teknik Rontgen Stikes Widya Husada Semarang.

Nama : DWIKI ILHAM PRAYOGO


NIM : 1701023
Judul : Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint Pada Kasus
Osteoarthritis di Instalasi Radiologi RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus

Yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus pada
tanggal 29 Oktober – 8 Desember 2018, disahkan pada:

Tanggal : 12 November 2018


Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmono Hadi Kudus

Kudus, 25 November 2018

Mengetahui :

Kepala Ruang, Pembimbing,

Ari Budiono, S.Si Ratna Zuliyanti, Amd.Rad


NIP. NIP.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
penyusunan pelaporan ini dengan baik. Laporan PKL ini bersumber dari semua data yang
penulis peroleh dalam melaksanakan semua kegiatan PKL yang mulai dilakukan tanggal
29 Oktober – 8 Desember 2018 di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Penulis menyadari
bahwa hasil laporan PKL yang penulis buat masih jauh dari yang diharapkan. Dalam hal
ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi
laporan yang baik dan bermanfaat.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dan untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Nanik Suraningsih, S.ST, selaku Ketua Jurusan Teknik Rontgen STIKES Widya
Husada Semarang.

2. Ari Budiono, S.Si selaku Kepala Bagian Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr.
Loekmono Hadi Kudus.

3. Ratna Zuliyanti, Amd.Rad selaku instruktur pembimbing di Instalasi Radiologi.

4. Seluruh radiografer, staf dan karyawan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit dr.
Loekmono Hadi Kudus

5. Teristimewa orang tua saya tercinta, yang telah memberikan kasih sayang.

6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII TRO STIKES Widya Husada Semarang.

7. Teman-teman seperjuangan ATRO 2016 STIKES Widya Husada Semarang

8. Pihak-pihak lain yang terlibat dan membantu dalam penulisan laporan kasus ini.

Semoga Allah SWT memberi Rahmat-nya kepada pihak yang membantu


menyelesaikan laporan kasus ini dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat. Terima
Kasih.

iv
Kudus, 25 November 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii

KATA PENGANTAR .....................................................................................iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...........................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................2

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................3

2.1. Anatomi Knee Joint ....................................................................3

2.2. Patologi Osteoarthritis ................................................................4

2.3. Etiologi Osteoarthritis .................................................................4

2.4.Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint ................................5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................12

3.1. Hasil Penelitian .........................................................................12

3.2. Pembahasan ............................................................................17

vi
BAB IV PENUTUP ......................................................................................20

4.1. Kesimpulan ...............................................................................20

4.2. Saran ........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................22

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................23

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Knee Joint dari posisi AP dextra ..............................3

Gambar 2.2.Anatomi Knee Joint dari posisi Lateral dextra ........................4

Gambar 2.3. Proyeksi AP Supine .................................................................6

Gambar 2.4. Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine ........................................7

Gambar 2.5. Lateral (Mediolateral) ...............................................................7

Gambar 2.6. Hasil Radiograf Proyeksi Lateral(Mediolateral) .......................8

Gambar 2.7.Proyeksi PA (Tunnel view) .......................................................8

Gambar 2.8. Hasil Radiograf Proyeksi PA (Tunnel view) .............................9

Gambar 2.9. Proyeksi Medial Oblique ..........................................................9

Gambar 2.10. Proyeksi Lateral Oblique ......................................................10

Gambar 2.11. Hasil Radiograf Proyeksi Medial Oblique .............................10

Gambar 2.12. Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Oblique ............................10

Gambar 2.13. Proyeksi AP Weight Bearing ................................................11

Gambar 2.14. Hasil Radiograf Proyeksi AP Weight Bearing ......................11

Gambar 3.1. Pesawat Sinar-X ......................................................13

Gambar 3.2. Control Panel .........................................................................13

Gambar 3.3. Digital Radiografi (DR) .....................................................14

Gambar 3.4. Dry viewer ..............................................................................14

Gambar 3.6. Hasil Radiograf Proyeksi AP Erect ........................................15

viii
Gambar 3.8. Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Erect ..................................16

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengantar Tn.S .............................................................23

Lamoiran 2. Hasil bacaan dari dokter ……………………………………24

Lampiran 3. SPO RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus ...................................25

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi kronis yang banyak terjadi, dalam
bahasa awam dikenal dengan istilah pengapuran tulang sendi. Osteoarthritis bisa
terjadi di semua sendi namun kebanyakan terjadi pada lutut, panggul, punggung
bawah dan leher, sendi – sendi kecil pada jari tangan dan juga pada ibu jari.
Pada waktu penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL 1) menjumpai
kasus Osteoarthritis pada knee joint (sendi lutut) di Instalasi Radiologi RSUD dr.
Leokmono Hadi Kudus, penulis akan menjelaskan mengenai kasus Osteoarthritis
pada Ny.K yang sudah dialami sejak 2 bulan yang lalu. Pasien memiliki keluhan
utama nyeri pada lutut kanan dan kakinya bengkak. Kemudian Ny. K periksa ke
RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus dan dokter dari Swasta memberikan surat
pengantar ke Instalasi Radiologi untuk melakukan foto rontgen knee joint dextra
(sendi lutut bagian kanan) menggunakan proyeksi AP dan Lateral Erect (Berdiri).
Tujuan dilakukannya foto rontgen adalah untuk memperlihatkan ada atau tidaknya
kelainan pada bagian knee joint.
Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud ingin mengetahui lebih lanjut
mengenai pemeriksaan pada knee joint dengan kasus Osteoarthritis menggunakan
proyeksi AP dan Lateral Erect dalam menegakkan diagnosa. Sehingga penulis
tertarik membuat sebuah laporan kasus dengan judul “Teknik Pemeriksaan
Radiografi Knee Joint Pada Kasus Osteoarthritis di Instalasi Radiologi RSUD
dr. Leokmono Hadi Kudus”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mencoba membatasi
masalah pada teknik pemeriksaan radiografi knee joint pada kasus Osteoarthritis di
Instalasi Radiologi RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi knee joint pada kasus
Osteoarthritis di Instalasi Radiologi RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus ?

xi
1.2.2. Mengapa pada kasus Osteoarthritis di Instalasi Radiologi RSUD dr.
Leokmono Hadi Kudus hanya menggunakan proyeksi AP dan Lateral Erect?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari laporan kasus ini adalah :
1.3.1. Untuk memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan PKL I pada
Semester III di RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus.
1.3.2. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi knee joint pada kasus
Osteoarthritis di Instalasi Radiologi RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus.
1.3.3. Untuk mengetahui alasan mengapa teknik pemeriksaan pada kasus
Osteoarthritis hanya menggunakan proyeksi AP dan Lateral Erect.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian dari kasus ini adalah :
1.4.1. Menambah pengetahuan tentang teknik pemeriksaan radiografi knee joint
khususnya pada kasusOsteoarthritis.
1.4.2. Dapat mengetahui proyeksi yang baik digunakan pada kasus Osteoarthritis.

xii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Knee Joint


Knee Joint adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia. Femur,
tibia, fibula dan patella disatukan menjadi satu kelompok yang kompleks oleh
ligament.
Anatomi Knee Joint terdiri dari :
2.1.1. Tulang Femur
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada
bagian pangkal yang berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala
sendi yang disebut caput femoris.
2.1.2. Tulang Fibula
Tulang fibula bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat pada os
tibia, terdapat taju yang disebut os maleolus lateralis.
2.1.3. Tulang Tibia
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk
persendian lutut dengan os femur pada bagian ujungnya.
2.1.4. Tulang Patella
Tulang patella adalah tulang berbentuk segitiga dan tebal yang akan bersendi
dengan tulang paha (femur).

Gambar 2.1. Anatomi Knee Joint dari posisi AP dextra

xiii
Gambar 2.2. Anatomi Knee Joint dari posisi Lateral dextra

2.2. Patologi Osteoarthritis (OA)


Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi kronis yang banyak terjadi, dalam
bahasa awam dikenal dengan istilah pengapuran tulang sendi. Osteoarthritis bisa
terjadi di semua sendi namun kebanyakan terjadi pada lutut, panggul, punggung
bawah dan leher, sendi – sendi kecil pada jari tangan dan juga pada ibu jari.
Jenis Osteoarthritis :
2.2.1. Osteoarthritis Primer
Dialami setelah usia 45 tahun, sebagai akibat dari proses penuaanalami, tidak
diketahui penyebab pastinya, menyerang secara perlahantapi progresif, dan
dapat mengenai lebih dari satu persendian.
2.2.2. Osteoarthritis Sekunder
Dialami sebelum usia 45 tahun, biasanya disebabkan oleh trauma (instabilitas)
yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan
sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar, dan pembedahan pada sendi.
Penyebab lainnya adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.

2.3. Etiologi Osteoarthritis (OA)


Etiologi atau penyebab dari penyakit degeneratif pada sendi ini belum diketahui
dengan pasti tetapi banyak faktor yang mungkin dapat menyebabkan timbulnya
penyakit ini, antara lain:

xiv
2.3.1. Usia
Semakin lanjut usia seseorang,maka akan semakin besar resiko terjadinya
Osteoarthritis. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan sebagai
penumpu berat badan sering mengalami gesekan/tekanan.
2.3.2. Obesitas
Berat badan yang berlebih akan menambah tekanan pada sendi lutut.
2.3.3. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
Pekerjaan dan aktivitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan
salah satu penyebab Osteoartritis pada lutut.
2.3.4. Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya
Terjadinya trauma,benturan atau cedera pada sendi lutut yang dapat
menyebabkan kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi
tersebut.

2.4. Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint


2.4.1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. Pesawat Sinar-X
b. Kaset dan Film ukuran 24x30cm atau 35x43 cm
c. Marker R dan L
d. Plester
e. Alat Fiksasi
f. Meteran
g. Loud/pembatas
h. Processing Film
2.4.2. Indikasi Pemeriksaan :
a. Fraktur
b. Fissur
c. Dislokasi
d. Tumor
e. Osteoarthritis
2.4.3. Persiapan Pasien :
Melepas benda-benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf pada
daerah knee joint.

xv
2.4.4. Proyeksi PemeriksaanKnee Joint :
a. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1. Posisi Pasien:
(a) Tidur telentang diatas meja pemeriksaan.
(b) Tubuh pasien diatur true AP dan pelvis diatur sehingga tidak rotasi.
2. Posisi Objek :
(a) Knee joint yg diperiksa lurus, ankle diganjal sand bag untuk fiksasi
& kenyamanan pasien.
(b) Pertengahan kaset diatur ½ inchi dibawah apex patella sehingga
celah sendi tampak pada pertengahan film.
(c) Kaki diatur dalam posisi true AP.
3. Central Ray :
(a) Untuk melihat celah sendiarah sinar disudutkan 5-7 derajat ke arah
cephalad.
(b) Untuk melihat ujung distal femur dan ujung proximal tibia & fibula
arah sinar vertikal tegak lurus film.
4. Central Point : ½ inchi (1,25cm) distal dari apex patella.
5. FFD : 90-100 cm.

Gambar 2.3. Proyeksi AP Supine


6. Kriteria Radiograf :
(a) Tampak gambaran knee joint dalam posisi AP.
(b) Artc. Tibiofemoral tampak membuka.
(c) Patella superimposisi dengan femur.
(d) Caput fibulae sedikit overlap dengan tibia.
(e) Jaringan lunak genu tampak.

xvi
Gambar 2.4. Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine

b. Proyeksi Lateral (Mediolateral)


1. Posisi Pasien :
(a) Pasien berbaring dengan salah satu femur menempel meja.
(b) Pelvis diatur lateral.
2. Posisi Objek : Knee fleksi 45 derajat.
3. Central Ray : Diarahkan menuju knee joint 1 inchi (2,5 cm) distal ke
medial epicondyles pada sudut 5-7 derajat cephalad.
4. Central Point : 1 inchi (2,5cm) distal dari medial epicondyle.
5. FFD : 90-100 cm.

Gambar 2.5. Proyeksi Lateral (Mediolateral)

6. Kriteria Radiograf :
(a) Femoral condyles harus superposisi.
(b) Tampak Patella dalam profile lateral.
(c) Proximal Tibia dan Fibula tampak.
(d) Femoropatellar dan knee joint terbuka.

xvii
Gambar 2.6. Hasil Radiograf Proyeksi Lateral(Mediolateral)

c. Proyeksi PA (Tunnel view)


1. Posisi Pasien : Pasien prone diatas meja pemeriksaan, dengan
knee pada pertengahan meja.
2. Posisi Objek :
(a) Knee fleksi 40-45 derajat.
(b) Tibia tegak lurus pada sumber sinar.
3. Central Ray : 40-45 derajat ke arah caudal.
4. Central Point : Pada pertengahan fossa intercondylaris.
5. FFD : 90-100 cm.

Gambar 2.7. Proyeksi PA (Tunnel view)

6. Kriteria Radiograf :
(a) Celah sendi tampak membuka.
(b) Fossa intercondylar tampak termasuk permukaan proximal dan
lateral tidak rotasi.
(c) Intercondyler eminence tampak.

xviii
Gambar 2.8. Hasil Radiograf Proyeksi PA

d. Proyeksi Oblique
1. Posisi Pasien : Pasien berbaring supine diatas meja
dengan knee dipertengahan meja atau berdiri
menghadap tabung.
2. Posisi Objek :
(a) Medial Oblique: Pasien dirotasikan ke internal sehingga
femur condyles 40 - 45 derajat terhadap bidang
film.
(b) Lateral Oblique : Knee rotasi eksternal 40 - 45 derajat, Long
axis femur pada pertengahan meja.
3. Central Ray : Vertikal tegak lurus.
4. Central Point : ½ inchi or 1,25 cm distal dari apex patella.
5. FFD : 90-100 cm.

Gambar 2.9. Proyeksi Medial Oblique

xix
Gambar 2.10. Proyeksi Lateral Oblique

6. Kriteria Radiograf :
(a) Proyeksi Medial Oblique :
1) Caput fibullae terbebassuperposisi dengan tibia.
2) Celah Knee joint tampak membuka.
3) Soft tissue pada knee tampak.
(b) Proyeksi Lateral Oblique :
1) Tampak profil medial condyle.
2) Caput fibullae, collum superposisi.
3) Tampak Oblique dari knee.

Gambar 2.11. Hasil Radiograf Proyeksi Medial Oblique

Gambar 2.12. Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Oblique

xx
e. Proyeksi AP Weight Bearing
1. Posisi Pasien : Pasien berdiri tegak menghadap tabung.
2. Posisi Objek :
(a) Pasien rotasi internal knee 15 derajat sehingga knee true AP.
(b) Condylus Femur parallel terhadap film.
3. Central Ray : 5-10 derajat kearah caudal.
4. Central Point : ½ inchi (1,25cm) dibawah apex patella.
5. FFD : 90-100 cm.

Gambar 2.13. Proyeksi AP Weight Bearing

6. Kriteria Radiograf :
(a) Celah sendi tampak membuka.
(b) Patella pada pertengahan film.
(c) Tampak distal femur, proksimal tibia, dan fibula dan ruang
femorotibial joint terlihat bilateral.

Gambar 2.14. Hasil Radiograf Proyeksi AP Weight Bearing

xxi
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian


3.1.1. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 66th 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kedung Dowo 02/04 – Kaliwungu Kudus
No.RM : 793 XXX
Tanggal Pemeriksaan : 10 November 2018
Asal Pasien : dr.Swasta
Permintaan Foto : Knee Joint dextra AP danLateral(Erect)
Dokter Pengirim : dr.Bambang

3.1.2. Riwayat Pasien


Tn.S bekerja di Pabrik yang aktivitasnya sering berjalan kaki terus
menerus dan mulai mengalami nyeri pada lutut 2 bulan yang lalu. Ny. K
datang ke dr. Swasta dengan keluhan nyeri dan bengkak pada lutut kanan.
Nyeri yang dirasakan Ny. K seperti tertusuk-tusuk jarum. Kemudian dokter
swasta tersebut memberikan surat pengantar ke Instalasi Radiologi RSUD dr.
Leokmono Hadi Kudus untuk melakukan foto rontgen knee joint sinistra
menggunakan proyeksi AP dan Lateral (Erect). Tujuan dilakukannya foto
rontgen adalah untuk memperlihatkan ada atau tidaknya kelainan pada knee
joint.

3.1.3. Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint


a. Persiapan Alat dan Bahan :
1. Pesawat Sinar-X
Merk : Philip
Tipe :
Seri :
kV maks. :

xxii
Kv min. :
mAs maks. :
mAs min. :

Gambar 3.1. Pesawat Sinar-X

Gambar 3.2. Control Panel


2. Kaset ukuran 24x30cm
3. Alat Fiksasi

xxiii
4. DR

Gambar 3.3. Digital Radiografi (DR)

5. Dry viewer

Gambar 3.4. Dry viewer

xxiv
b. Persiapan Pasien :
Melepas benda-benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf pada
daerah knee joint.
c. Proyeksi Pemeriksaan Knee Joint :
1. Proyeksi AP (Erect)
(a) Posisi Pasien : Pasien berdiri diatas papan yang disediakan
menghadap ke arah tabung.
(b) Posisi Objek :
(1) Menempelkan knee joint dextra pada image reseptor dan
diletakkan pada pertengahan kaset.
(2) Knee joint yang akan diperiksa lurus.
(3) Kaki diatur dalam posisi true AP.
(c) Central Ray : Horizontal tegak lurus.
(d) Central Point : Pertengahan knee joint.
(e) FFD :100 cm.
(f) Kriteria Radiograf :

Gambar 3.6. Hasil Radiograf Proyeksi AP Erect

2. Proyeksi Lateral (Erect)


(a) Posisi Pasien :
(1) Pasien berdiri diatas papan yang disediakan dengan
menghadap ke arah kiri.

xxv
(2) Kaki yang dekat dengan image reseptor difleksikan agar
menjadi tumpuan berat badan dan kaki yang satunya ditarik
ke arah belakang dan diluruskan.
(b) Posisi Objek :
(1) Meletakkan knee joint dextra pada pertengahan image
reseptor.
(2) Mengatur supaya posisi knee joint true lateral.
(c) Central Ray :Horizontal tegak lurus kaset.
(d) Central Point : Pertengahan knee joint.
(e) FFD : 100 cm.
(f) Kriteria Radiograf :

Gambar 3.8. Hasil Radiograf Proyeksi Lateral (Erect)

3.2 Pembahasan
Pada kasus Ny. K, Dokter Swasta menulis surat permintaan foto rontgen
menggunakan proyeksi AP dan Lateral (Erect) dextra. Pasien memiliki keluhan nyeri
seperti tertusuk-tusuk jarum dan bengkak pada bagian lutut kiri. Ny. K mulai
mengalami nyeri pada lutut 2 bulan yang lalu. Aktivitas Ny. K sehari-hari adalah
bekerja di Pabrik dan kerjanya sering berjalan kaki terus menerus.
Pemeriksaan knee joint di Instalasi Radiologi RSUD dr. leokmono Hadi
Kudus tidak memerlukan persiapan khusus,karena tidak menggunakan media
kontras. Pasien dianjurkan untuk menaikkan celananya agar tidak menimbulkan
bayangan yang mengganggu gambaran radiograf. Di Instalasi Radiologi RSUD dr.
Leokmono Hadi Kudus proyeksi yang digunakan untuk mendiagnosa Osteoarthritis
pada knee joint adalah proyeksi AP danLateral (Erect).

xxvi
Proyeksi yang digunakan untuk mendiagnosa Osteoarthritis adalah proyeksi
AP dan Lateral (Erect). Pada proyeksi AP (Erect) posisi pasien berdiri di atas papan
yang disediakan dan menghadap ke arah tabung. Posisi objeknya dengan
menempelkan knee joint dextra pada kaset dan diletakkan pada pertengahan kaset,
knee joint yang akan diperiksa lurus dan kaki diatur dalam posisi true AP. Central
ray (arah sinar) horizontal tegak lurus image reseptor dengan jarak antara sumber
keluaran sinar-x dengan film 100cm. Central point (titik bidik) pada proyeksi AP
(Erect) yaitu pada pertengahan knee joint. dengan faktor eksposi 60kV dan 12mAs.
Pada proyeksi Lateral (Erect) posisi pasien berdiri menghadap ke salah satu
sisi, kaki yang dekat dengan kaset adalah kaki yang sakit dan difleksikan agar
menjadi tumpuan berat badan dan kaki satunya ditarik ke belakang dan lurus. Posisi
objek pada proyeksi lateral yaitu dengan meletakkan objek knee joint pada
pertengahan kaset dan mengatur supaya posisi knee true lateral. Central Raynya
adalah horizontal tegak lurus. Jarak antara sumber keluaran sinar-x dengan image
reseptor 100cm. Central point pada proyeksi lateral yaitu pertengahan knee joint.
faktor eksposi 60kV dan 12mAs.
Menurut dokter Radiolog setelah membaca radiograf knee joint pada Ny. K
kesannya adalah Osteoarthritis. Menurut penulis, Osteoarthritis yang dialami Ny. K
adalah Osteoarthritis Primer, karena usia Tn.S lebih dari 45 tahun (66 th). Faktor
yang menyebabkan Ny. K terkena Osteoarthritis adalah faktor usia dan faktor
aktivitas sehari-hari, karena usia Ny. K sudah 66 tahun dan aktivitas Ny. K sering
berjalan kaki terus menerus.
Menurut penulis teknik pemeriksaan radiografi knee joint pada kasus
Osteoarthritis lebih baik menggunakan proyeksi AP Weight-Bearing dan proyeksi
Lateral perbandingan, berikut tabel kelebihan dan kekurangan menggunakan
proyeksi AP & Lateral (Erect) dan proyeksi AP Weight-Bearing & Lateral
perbandingan :

xxvii
Tabel 3.1. Perbandingan kelebihan dan kekurangan menggunakan proyeksi AP &
Lateral (Erect) dan proyeksi AP Weight-Bearing&Lateral perbandingan

Dari tabel di atas ditulis bahwa proyeksi AP Weight-Bearing dan Lateral


perbandingan pada kasus Osteoarthritis lebih banyak keuntungan dalam
menegakkan diagnosa daripada menggunakan proyeksi AP dan Lateral (Erect).

xxviii
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas, penulis mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
4.1.1. Teknik pemeriksaan radiografi knee joint pada kasus Osteoarthritis di
Instalasi Radiologi RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus dimulai dengan
memberi arahan kepada pasien untuk melepas benda-benda yang dapat
mengganggu gambaran radiograf. Menyiapkan alat dan bahan, menggunakan
proyeksi AP dan proyeksi Lateral (Erect) dan dengan jarak 100cm. Proyeksi
AP dengan Central Ray horizontal tegak lurus kaset dan Central point pada
pertengahan knee joint dengan posisi pasien berdiri menghadap ke arah
tabung. Posisi objeknya dengan menempelkan knee joint yang sakit pada
kaset dan diletakkan pada pertengahan image reseptor. Pada proyeksi lateral,
Central Raynya horizontal tegak lurus image reseptor dan Central point pada
pertengahan knee joint dengan posisi pasien berdiri menghadap ke salah satu
sisi, kaki yang dekat dengan image reseptor adalah kaki yang sakit dan
difleksikan agar menjadi tumpuan berat badan dan kaki satunya ditarik ke
belakang dan lurus.
4.1.2. Teknik pemeriksaan radiografi knee joint di Instalasi Radiologi RSUD dr.
Leokmono Hadi Kudus pada kasus Osteoarthritis yang dialami Ny. K
menggunakan proyeksi AP dan Lateral (Erect) karena permintaan dari dr.
Swasta dan menurut beliau dengan proyeksi AP dan Lateral (Erect) sudah
cukup untuk menegakkan diagnosa.
4.1. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan kasus ini yaitu
mahasiswa praktek maupun radiografer, sebaiknya dalam melakukan pemeriksaan
knee joint pada kasus Osteoarthritis selalu menggunakan proyeksi AP Weight-
Bearing dan Lateral perbandingan, karena dalam menegakkan diagnosa keuntungan
menggunakan proyeksi AP Weight-Bearing dan Lateral Perbandingan lebih banyak
daripada menggunakan proyeksi AP dan Lateral (Erect).

xxix
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L dan John P. Lampignano. 2014. Textbook of Radiographic


Positioning and Related Anatomy. Edisi 8. Elsevier: USA.

Artawijaya,Agung.Definisi dan Patologi Osteoarthritis (OA). Diambil dari:


https://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-
osteoarthritis-oa/. (4 November 2017).

xxx
LAMPIRAN– LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengantar Tn.S

xxxi
Lampiran 2, hasil bacaan dari dokter

Lampiran 2. SOP RSUD dr. Leokmono Hadi Kudus

xxxii

Anda mungkin juga menyukai