Anda di halaman 1dari 66

i

LAPORAN AKHIR PKL I


MAHASISWA ATRO MUHAMMADIYAH
MAKASSAR

NAMA LOKASI PKL : RS IBNU SINA YW-UMI


PERIODE PKL : 19 NOV S/D 29 DES 2018

TEKNIK RADIOGRAFI OSSA ANTEBRACHII PADA


KASUS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL
DI RS IBNU SINA YW-UMI

OLEH :

ILHAM ARIADI / 17023 / A

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI (ATRO) MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2018
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul “Teknik Radiografi Ossa Antebrachii


Pada Kasus Fraktur Radius 1/3 Distal yang dilaksanakan di RS Ibnu
Sina YW-UMI” pada tanggal 19 November – 29 Desember 2018 telah
disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk diperbanyak.

Makassar, 29 Desember 2018

Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi

Ilham Bachtiar, S.Si Marni Eka Pratiwi Amd.Rad

Mengetahui,
Penanggung Jawab PKL I

AR. Rahmansyah, SKM, M.Kes


iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah – Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

yang berjudul “Teknik Radiografi Ossa Antebrachii Pada Kasus Fraktur

Radius 1/3 Distal Di Rs Ibnu Sina YW-Umi”.

Penyusunan Laporan Kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi

salah satu penugasan dalam Praktek Kerja Lapangan I Jurusan Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI. Dalam penyusunan

laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Ayahanda Direktur ATRO Muhammadiyah Makassar Dr. H. Rusman

Achmad, M.Kes

2. Direktur RS Ibnu Sina YW-UMI Dr. dr. Sultan Buraena M.S, Sp.Ok

3. Kepala Instalasi Radiologi RS Ibnu Sina YW-UMI Dr. Erlin

Syahril,Sp.Rad

4. Marni Eka Pratiwi,Amd.Rad selaku Kepala Ruangan Radiologi RS

Ibnu Sina YW-UMI


iv

5. Para Pembimbing/Senior di Radiologi yang senantiasa berbagi ilmu.

Bapak AR Rahmansyah,SKM,M.Kes selaku penanggung jawab PKL I

ATRO Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Ilham Bachtiar,S.Si selaku Supervisor ATRO Muhammadiyah

Makassar.

7. Seluruh radiografer dan staff radiologi RS Ibnu Sina YW-UMI.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh Karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan

kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca.

Makassar, 29 Desember 2018

ILHAM ARIADI
17023
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL I .................................... 5
B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi ....... 12
C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan...................................... 21
D. Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi .............................. 25
BAB III METODE PEMERIKSAAN ..................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Pemeriksaan ............................................ 30
B. Kronologi Riwayat Pasien ....................................................... 30
C. Persiapan Pasien .................................................................... 30
D. Prosedur Kerja ........................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 33
A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus ......................................... 33
B. Pembahasan Laporan Kasus .................................................. 43
BAB V PENUTUP ................................................................................ 45
A. Kesimpulan ............................................................................. 45
B. Saran....................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 47
LAMPIRAN .......................................................................................... 49
vi

1. FOTO COPY SURAT PENGANTAR FOTO .................................. 49


2. FOTO COPY HASIL BACA LAPORAN KASUS .......................... 50
3. STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI ...................................... 51
4. DESAIN DENAH RUANGAN RADIOLOGI ................................... 52
5. DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAR PKL I .............................. 53
6. DOKUMENTASI KEGIATAN PKL I .............................................. 54
7. BIODATA PENULIS ...................................................................... 58
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Radius ............................................................ 12

Gambar 2.2 Proyeksi Ulna................................................................ 14

Gambar 2.3 Proyeksi Antero Posterior (AP) ..................................... 21

Gambar 2.4 Hasil Radiograf Antero Posterior (AP) .......................... 22

Gambar 2.5 Proyeksi Lateral Antebrachi .......................................... 23

Gambar 2.6 Hasil Radiograf Lateral ................................................. 23

Gambar 4.1 Pesawat X-Ray Conventional Shimadzu ...................... 33

Gambar 4.2 Jenis Film ..................................................................... 33

Gambar 4.3 Jenis Kaset ................................................................... 34

Gambar 4.4 Image Reader ............................................................... 34

Gambar 4.5 Image Console.............................................................. 35

Gambar 4.6 Image Printer ................................................................ 35

Gambar 4.7 Proyeksi Antero Posterior (AP) ..................................... 38

Gambar 4.8 Proyeksi Antero Lateral ................................................ 39

Gambar 4.9 Hasil Radiografi Ossa Antebrachii AP dan Lateral........ 39


viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan .................................... 10

Tabel 2.2 Tingkat panduan dosis radiasi untuk setiap pemeriksaan ...
pada orang dewasa............................................................. 27
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan 1 (PKL 1) Dilaksanakan di RS Ibnu

Sina YW-UMI Pada tanggal 19 November – 29 November 2018

Selama 6 Minggu. Bertujuan untuk meningkatkan skil mahasiswa

dalam melaksanakan teknik radiografi secara mandiri di Rumah Sakit

Ibnu Sina YW-UMI. (Arya, 2018)

Di RS Ibnu Sina YW-UMI Terdapat Beberapa Pemeriksaan

yang di lakukan di Unit Radiologi Seperti Pemeriksaan Non Kontras

Yaitu Pemeriksaan Thorax, Cranium, Abdomen, Lumbosacral, Pelvis,

Clavicula, Ekstermitas Atas Dan Ekstermitas Bawah. Sedangkan

Pemeriksaan Menggunakan Bahan Kontras Meliputi BNO IVP.Dalam

Waktu 2 minggu menjalani PKL 1 Di Ibnu Sina YW-UMI Saya

Mendapatkan Kasus Yaitu Antebrachii Suspek Fraktur Radius 1/3

Distal.

Menurut Frank, et all, 2012. Dalam buku Merrill’s Atlast Of

Radiographic Positining And Procedure tindakan radiologi untuk

memperlihatkan fraktur pada ossa antebrachii di gunakan teknik

pemeriksaan ossa antebrachi proyeksi Antero Posterior (AP) dan

Lateral.

Proyeksi yang digunakan dalam permeriksaan ossa

antebrachii di RS Ibnu Sina YW-UMI adalah proyeksi Antero Posterior


2

(AP) dan Lateral. Pada laporan kasus ini, penulis ingin mengetahui

manfaat pemeriksaan ossa antebrachii dengan proyeksi AP dan

Lateral di Instalasi Radiologi RS Ibnu Sina YW-UMI untuk mendukung

diagnosa

Pemeriksaan Ossa Antebrachii adalah salah satu

pemeriksaan Radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi

pada Ossa Antebrachii yang sering terjadi adalah Fraktur.Fraktur

adalah diskontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya

disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak.

(Ajatkainama, 2013)

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas

jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan

oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga

tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar

tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau

tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,

sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh

ketebalan tulang (Indra Komang, 2010)

Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk

mengangkatnya dalam bentuk tulisan dengan judul ”Teknik

Radiografi Antebrachii Pada Kasus Fraktur Radius 1/3 Distal di

RS Ibnu Sina YW-UMI”.


3

B. Rumusan Masalah

Pada penulisan laporan kasus ini, penulis membatasi

permasalahan yang akan dibahas antara lain:

1. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Antebrachii Pada Kasus Fraktur

di RS Ibnu Sina YW-UMI?

2. Bagaimana Hasil Diagnosa Dokter Terhadap Pemeriksaan

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Di RS Ibnu Sina YW-UMI?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui Teknik Pemeriksaan Antebrachii pada kasus

Fraktur di RS Ibnu Sina YW-UMI.

b. Untuk mengetahui hasil diagnosa dokter terhadap pemeriksaan

Antebrachii pada kasus Fraktur di RS Ibnu Sina YW-UMI.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pembahasan Kasus dari Hasil Radiografi

Antebrachii pada Kasus Fraktur di RS Ibnu Sina YW-UMI.

b. Untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan I

Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO)

Muhammadiyah Makassar.
4

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis

serta memberikan informasi kepada pembaca mengenaiTeknik

Pemeriksaan Antebrachii Pada Kasus Fraktur Radius 1/3 Distal.

2. Manfaat Institusi

Hasil laporan ini dapat menambah kepustakaan dan

pertimbangan referensi tentang prosedur Pemeriksaan Antebrachii

Pada Kasus Fraktur Radius 1/3 Distal.

3. Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa dan peneliti

untuk mengetahui lebih dekat mengenai Teknik Pemeriksaan

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Radius 1/3 Distal.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang Teknik Pemeriksaan

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Radius 1/3 Distal untuk

menegakkan diagnosa.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Ibnu Sina

Rumah Sakit “ IBNU SINA “ adalah Rumah Sakit Swasta

milik Yayasan Badan Wakaf UMI. Sebelumnya bernama Rumah

Sakit “ 45 “ milik Yayasan Andi Sose yang didirikan berdasarkan

keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan

No. 6783/DK-IJSK/TV.1/X188, tanggal 5 oktober 1988 dan

pada,Hari Senin tanggal 16 Juni 2003.

Telah dilakukan penyerahan kepemilikan dari Yayasan

Andi Sosse kepada Yayasan Badan Wakaf UMI, yang

ditandatangan oleh ketua Yayasan Andi Sose yaitu Dr. H. Andi

Sose dan ketua Yayasan badan Wakaf UMI bapak Prof. Dr.

Abdurrahman A. Basalamah SE.MSI.

Berdasarkan atas hak kepemilikan tersebut, maka Rumah

Sakit “ Ibnu Sina “ kemudian direnovasi dan dioperasionalka

Berhubung Karena Surat Izin Uji Coba penyelenggaraan Rumah

sakit dan dinas Kesehatan propinsi Sulawesi Selatan hanya

berlaku 1 tahun, maka berdasarkan surat pemohonan YBW UMI,

menteri kesehatan RI menerbitkan Surat Izin penyelenggaraan

Rumah Sakit, tanggal 26 September 2006. Nomor YM.02.04.3. 5.

4187 tentang pemberian Izin Penyelenggaraan Kepada YBW UMI


6

No.43 tanggal akte Notaris 7 november 1994 dengan alamat jalan

Kakatua no. 27 Makassar untuk menyelenggarakan Rumah sakit “

Ibnu Sina “ dengan alamat jalan Urip Sumoharjo Km.5 Makassar,

berlaku selama 5 (lima) tahun,terhitung tanggal 26 september

2005 s/d 26 September 2010.

Adapun Visi, Misi, Nilai dan motto RS IBNU SINA antara

lain:

a. Visi :

Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dengan Pelayanan

Kesehatan yang Islami, unggul dan Terkemuka di

Indonesia.

b. Misi:

1) Melaksanakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan

unggul yang menjunjung tinggi moral dan etika(Misi

Pelayanan Kesehatan)

2) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan

kedokteran dan profesional kesehatan lainnya serta

pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

(Misi Pendidikan)

3) Melangsungkan pelayanan dakwah dan bimbingan spiritual

kepada pasien, keluarga pasien dan karyawan Rumah

sakit (Misi Dakwah)


7

4) Mengupayakan perolehan finansial dari berbagai kegiatan

rumah sakit (Misi Finansial)

5) Meningkatkan kesejahteraan pegawai dan tanggungannya

(Misi Kesejahteraan)

c. Nilai:

1) Amanah (Jujur, Berdedikasi, dan Bertanggung jawab)

2) Profesional (Kompetensi dan Etika)

3) Akhlaqulqarimah (Menjaga silaturahim, Saling Menghargai

dan kepedulian yang Tinggi)

d. Motto: Hati Tulus Melayani

2. Gambaran Umum Unit Radiologi

a. Gambaran Umum Unit Radiologi

Bagian utama pada bangunan radiologi adalah ruangan

dimana diletakkan atau dipasang alat/pesawat pemancar

radiasi serta alat pengendalinya, yang diletakan dalam satu

ruangan yang tersimpan. Dalam hal ini ada 4 yakni:

1) Ruangan Pemeriksaan

Luas serta bentuk ruangan penyinaran tergantung

pada jenis peralatan yang dipasang didalamnya.Disini

dilakukan pekerjaan penyinaran terhadap pasien untuk

pemeriksaan diagnostik. Dinding ruang penyinaran

termasuk pintu-pintunya harus memberikan perlindungan

yang memadai terhadap radiasi, sehingga tidak


8

membahayakan mereka yang berada diluar ruangan

penyinaran.

2) Ruangan Operator

Disini ditempatkan komponen pengendalian dari

pesawat /alat pemancar radiasi dan merupakan tempat

operator melakukan tugasnya dalam mengendalikan

penyinaran pasien untuk diagnostik.Ruangan operator

sebaliknya harus terpisah dari ruang

pemeriksaan/penyinaran dengan dinding yang menjamin

keselamatan operator radiasi, tetapi harus memungkinkan

operator selalu dapat mengawasi pasien yang mendapat

penyinaran.

3) Ruangan processing

Ruangan ini untuk pengolahan hasil radiograf,

Processing Film disini menggunakan Processing CR.

Dimana kaset diambil dari Ruang Pemeriksaan yang telah

dilakukan eksposii kemudian dikelola hingga mencetak

hasil radiograf. Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan

pada Processing CR yaitu, no registrasi tidak boleh

tertukar dan identitas pasien.

4) Ruangan Administrasi

Ruangan administrasi sebagai tempat untuk

registrasi pasien sebelum dilakukan pemeriksaan, data


9

pasien dimasukkan kedalam SIM RS untuk mengetahui

jumlah keseluruhan pasien yang datang setiap harinya

serta untuk diketahui jumlah pemeriksaan Thorax,

Ekstremitas Atas, Ekstremitas Bawah Dll. Dan disini

tempat pengambilan hasil radiograf setelah dibaca oleh

dokter radiologi.

b. Pelayanan radiologi

Bagian layanan radiologi RS Ibnu Sina YW-UMI

Makassar saat ini memiliki jumlah tenaga 8 Radiografer dan 3

dokter radiologi. Berdasarkan kegiatan pelayanan radiologi

setiap hari dibagi menjadi 3 shift, yaitu shift pagi, siang, dan

malam.

1) Dengan keterangan sebagai berikut:

Shift Pagi : Pkl 07.30 - 14.00

Shift Siang : Pkl 14.00 - 21.00

Shift Malam : Pkl 21.00 - 07.30

2) Dokter Radiologi

Berdasarkan jenis kegiatan pelayanan radiologi di

rumah sakit dokter dibagi 3 yaitu:

a) Hari Senin & Rabu : dr.Rahmayanti Arief, Sp.Rad

b) Hari Selasa : dr.Erlin Syahril,Sp.Rad

c) Hari Kamis & Jum’at : dr.St.Nasrah Aziz,Sp.Rad


10

c. Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana yang tersedia dibagian pelayanan

radiologi RS saat ini dikategorikan sudah bisa untuk membantu

menegakkan diagnosa, antara lain Peralatan diagnostic terdiri

dari:

1) Pesawat Konvensional

2) Ultrasonografi 3 Dimensi

3) CT – SCAN ( sementara perbaikan)

Sedangkan Peralatan support diagnostic, terdiri dari

apron (pelindung dari bahaya radiasi) dengan jumlah

keseluruhan 3, Kaset CR ukuran 20 x 25 cm = 1 buah,ukuran

25 x 30 cm = 1 buah, 35 x 35 = 2 buah, ukuran 35 x 43 cm = 1

buah, film dan peralatan lainnya.

Peralatan administrasi meliputi 1 buah computer serta

buku registrasi pasien dan juga terdapat sarana informasi yang

terdiri dari 1 buah pesawat telpon dan 1 televisi.Ruangan dokter

radiologi 1 unit beserta 1 unit printer.Ruangan USG terdiri dari 1

unit computer beserta 1 unit printer. Sarana konsumsi terdiri 1

buah dispenser, 1 buah kulkas dan 1 buah kompor untuk

keperluan sehari-hari.
11

Tabel 2.1: Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan PKL I di Radiologi RS


Ibnu Sina YW-UMI Periode 19 November - 29 Desember 2018

No. Jenis Pemeriksaan Target Realisasi %


1 THORAX 25 38 152
2 CRANIUM 3 3 100
3 LUMBOSACRAL 3 3 100
4 LUMBAL 3 1 33
5 ABDOMEN 3 POSISI 3 3 167
6 PELVIS 3 2 67
ART. CUBITI (ELBOW
7 3 1 33
JNT)
8 ANTEBRACHI 3 3 100
ART. RADIOCARPEA
9 3 1 33
(WRIST JNT)
10 OSSA MANUS 3 2 67
11 FEMUR 3 3 100
12 ART. GENU ( KNEE JNT) 3 2 67
13 CRURIS 3 1 300
14 OSSA PEDIS 3 1 300
15 BNO IVP 1 5 500
TOTAL 65 69 106
Sumber Data : 2018

Berdasarkan data 2.1 diatas, maka dapat di simpulkan

bahwa kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL I) terdapat

15 jenis pemeriksaan yang dilakukan di RS Ibnu Sina YW-UMI

Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan

Thorax dengan jumlah realisasi 38 pemeriksaan atau 152% dari

target, BNO IVP dengan jumlah realisasi 5 pemeriksaan atau

100% dari target, Pemeriksaan Cranium, Lumbosacral, Abdomen


12

3 Posisi, Anterachii, dan Femur Masing-masing 3 pemeriksaan

atau 100% dari target, Pemeriksaan Pelvis, Manus, dan Genu

Masing-masing 2 pemeriksaan atau 67% dari target, dan

Pemeriksaan yang Paling sedikit yaitu Lumbal, Elbow, Pedis Dan

Cruris Masing-masing hanya 1 pemeriksaan atau 33% dari target.

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi

1. Anatomi Fisiologi

Antebrachii adalah tulang yang membentuk lengan bawah

terdiri dari os ulna dan os radius yang terletak

berdampingan.Tulang Radius terletak di bagian lateral lengan

bawah, sejajar dengan kedudukan ibu jari. Oleh karena itu lengan

bawah bagian lateral di sebut juga dengan radial. Di pihak lain, os

ulna berkedudukan sejajar dengan jari kelingking sehingga

bagian lengan ini disebut juga bagian medial atau ulnar.(Wibowo

& Paryana, 2009)

a. Radius

Radius adalah tulang lateral lengan bawah . ujung

atasnya bersendi dengan humerus pada articulation cubiti

dengan ulna pada articulation radioulnaris proximal. Ujung

distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum pada

articulation carpalis dan dengan ulna pada articulation

radioulnaris distal. Pada ujung atas radius terdapat caput yang

berbentuk bulat kecil. (Sonita Helen, 2012)


13

Gambar 2 1 :Anatomi OS Radius


(Sobotta. 2014.)
1) Ujung atas radius

Radius kecil dan memperlihatkan kepala

berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang

bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala

radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah

kepala terletak leher, dan di bawah serta di sebelah

proksimal dari leher ada tuberositas radii, yang dikaitkan

pada tendondari insersi otot bisep.(Pearce C. Evelyn,

2009)

2) Batang radius

Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih

bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati


14

ujung bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan

terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada

ulna memberi kaitan kepada flexor pronator yang letaknya

dalam di sebelah posterior memberi kaitan pada extensor

dan supinator di sebelah dalam lengan bawah dan tangan

ligamentum interosa berjalan dari radus ke ulna dan

memisahkan otot belakang dari yangdepan lengan bawah.

(Pearce C. Evelyn, 2009)

3) Ujung bawah radius

Agak berbentuk segiempat dan masuk dalam

formasi dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung

bawah radius bersendi dengan skafoid (os navikular radii )

dan tulang semilunar ( linatum ) dalam formasi persendian

pergelangan tangan. Permukaan di sebelah proksimal dari

ujung bawah bersendi dengan kepala dari ulna dalam

formasi persendian radio-ulnar inferor. Sebelah lateral dari

ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi prosesus

stiloid radius. (Pearce C. Evelyn, 2009)

b. Ulna

Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa

yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu

adalah tulang sebelah proksimal dan lengan bawah dan lebih


15

panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di

sebelah ujung bawah. (Sonita Helen, 2012)

Gambar 2.2 :Anatomi OS Ulna


(Sobotta. 2014)

1) Ujung atas ulna

Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi

siku. Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah

belakang dan tepat masuk di dalam fossa olekranon dari

humerus. Prosesus koronoideus dari ulna menonjol di

depannya, lebih kecil dari pada prosesus olekranon dan

tepat masuk di dalam fossa koronoid dari humerus bila

siku dibengkokan. (Sonita Helen, 2012)

2) Batang ulna

Makin mendekati ujung bawah makin mengecil.

Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan


16

dari pergelangan tangan dan jar. Otot-otot flexor dating

dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari

permukaan posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau

perputaran ke depan, dan otot yang mengadan supinasi

atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga

dikaitkan kepada batang ulna. (Sonita Helen, 2012)

3) Ujung bawah ulna

Dua eminensi atau peninggian timbul di atasnya.

Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna, mengadakan

sendi dengan sisi proksimal dari ujung bawah radius

dalam formasi persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah

prosesus runcing, prosesus stiloideus menonjol ke bawah

dari belakang ujung bawah. (Sonita Helen, 2012)

c. Carpal

Ossa Carpalia tersusun dalam dua baris yang masing-

masing terdiri atas empat tulang. Kelompok tulang baris

pertama (Proximal) dan baris kedua (distal) dihubungkan oleh

articulatio mediocarpalis.

Ossa carpalia ini terdiri dari os pisiforme, os

triquetrum, os lunatum, dan os scapoideum (os naviculare)

pada barisan Proximal; os hamatum, os capitatum, os

trapezoideum (multangulum minus) dan os trapezium a

(multangulum majus) pada bagian distal. Jadi kedelapan


17

tulang ini tersusun dalam dua baris tulang-tulang diatas

disebut berdasarkan urutannya dari medial ke lateral. (Wibowo

& Paryana, 2009)

d. 1/3 distal humerus

Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada

bagian paling bawah terdapat permukaan sendi yang di

bentuk bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yang terletak

di sini sebelah dalam berbentuk gelondong-benang tempat

persendian dengan ulna, dan di sebelah luar terdapat

kapitulum yang bersendi dengan radius.Pada kedua sisi

persendian ujung bawah humerus terdapat dua epikondil,

yaitu epikondil proksimal di sebelah dalam. (Anonim. 2018)

2. Fisiologi

a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.

b. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-

paru) dan jaringan lunak.

c. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan

kontraksi dan pergerakan).

d. Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum

tulang belakang (hema topoiesis).

e. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.


18

3. Patologi

Pemeriksaan Ossa Antebrachii ditujukan untuk indikasi

patologis sebagai berikut :

a. Fraktur

Fraktur adalah patah tulang. Ini dapat berkisar dari

retakan tipis hingga patah. Patah tulang bisa melintang,

memanjang di beberapa tempat, atau menjadi beberapa

bagian. Biasanya, patah tulang terjadi ketika tulang

dipengaruhi oleh kekuatan atau tekanan lebih dari yang dapat

didukung.( Penny Ursula, 2018)

1) Jenis-jenis fraktur

a) Fraktur komplit

Fraktur komplit yaitu bila garis patah melalui

seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks

tulang

b) Fraktur tidak komplit

Fraktur tidak komplit yaitu bila garis patah tidak

melalui seluruh penampang tulang

2) Garis fraktur

a) Fraktur Transversal yaitu fraktur yang arahnya

melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma

angulasi atau langsung.


19

b) Fraktur Oblik yaitu fraktur yang arah garis patahnya

membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan

meruakan akibat trauma angulasi juga.

c) Fraktur Spiral yaitu fraktur yang arah garis patahnya

berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.

d) Fraktur Kompresi yaitu fraktur yang terjadi karena

trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah

permukaan lain.

e) Fraktur Avulsi yaitu fraktur yang diakibatkan karena

trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada

tulang.

3) Lokasi fraktur

a) 1/3 Proximal

b) 1/3 Medial

c) 1/3 Distal

b. Dislokasi

Dislokasi adalah cedera pada sendi yang terjadi

ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya.

Seluruh sendi pada tubuh dapat mengalami dislokasi,

termasuk sendi bahu, jari, lutut, pinggul, dan pergelangan

kaki.. (dr. Tjin Willy, 2016)


20

c. Fisura

Fisura adalah kelainan pada tulang karena terjadi

keretakan pada tulang akan tetapi tulangnya yang retak

tersebut masih bisa disambung kembali. (Ayu weda, 2014)

d. Ruptur

Ruptur adalah robek atau putusnya otot yang

diakibatkan karena trauma, dimana dapat terjadi pada perut

otot atau pada sambungan musculotendineus. ( Rosa elvina

Mega, 2012)

e. Osteoma

Osteoma merupakan tumor jinak tulang yang tergolong

jarang. Tumor ini terdiri seluruhnya dari jaringan tulang yang

memiliki sifat-sifat sel yang jinak.( dr. Radius Kusuma, 2017)

f. Arthritis

Arthritis adalah terjadinya radang pada sendi, dan

dapat mempengaruhi beberapa sendi. (Ayu weda, 2014)

g. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan tulang yang

menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah.

Osteoporosis dapat disebabkan oleh kekurangan zat kapur

(kalsium ) di dalam tulang, merokok, mengkonsumsi narkoba

dan kelebihan hormon kortikoid. (Ayu weda, 2014)


21

h. Corpus Alienum

Corpus Alienum adalah benda asing, baik tajam atau

tumpul, yang masuk di dalam tubuh yang dapat

mempengaruhi kondisi fisiologis tubuh.

C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan

Menurut Frank et all 2012 dalam Buku Merrill’s Atlast Of

Radiographic Positining And Procedures bahwa Pemeriksaan ossa

antebrachii adalah pemeriksaan secara radiologi dengan

menggunakan sinar-X untuk mendiagnosa adanya kelainan pada ossa

antebrachii. Posisi yang rutin di lakukan yaitu proyeksi Antero

Posterior (AP)dan Lateral.

1. Proyeksi Antero Posterior (AP)

a. Posisi Pasien : Pasien duduk menghadap meja

pemeriksaan, dengan tangan di atas

meja pemeriksaan Full ektensi.

b. Posisi Obyek : Kedua lengan lurus di atas kaset, atur

ossa antebrachii true AP dengan cara

mengukur ketinggian yang sama kedua

epicondilus dengan permukaan kaset,

gunakan alat Fiksasi pada ujung jari

tangan, gunakan selalu apron pada

pasien.
22

c. Central Ray : Vertikal tegak luruster hadap kaset.

d. Central Point : Pada pertengahan Antebrachii.

e. FFD : 90 cm.

f. Kolimasi

1) Batas Atas : 1/3 Distal Os Humerus.

2) Batas Bawah : 1/3 Proksimal Carpal.

g. Kriteria Radiograf

1) Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.

2) Tampak batas bawah adalah gambaran wrist joint dan

batas atas elbow joint.

3) Caput radius, ulna dan collum radius dan ulna saling

overlaping.

4) Epicondilus proksimal dan lateral os humerus tidak

mengalami elongasi dan foreshotened.

Gambar 2.3 : Proyeksi Antero Posterior (AP) Antebrachi


(Merrill’s,2012)
23

Gambar 2.4 : Hasil Radiograf Antero Posterior (AP)


(Merrill’s,2012)

2. Proyeksi Lateral

a. Posisi Pasien : Posisi duduk menyamping meja

padapemeriksaan.

b. Posisi Obyek : Atur lengan bawah fleksi 90 derajat

dengan lengan atas dengan tepi

ulnaris menempel kaset., gunakan

alat Fiksasi pada ujung jari tangan,

gunakan selalu apron pada pasien.

c. Central Ray : Vertikal tegak lurusterhadapkaset.

d. Central Point : Pada Mid Antebrachii

e. FFD : 90 cm

f. Kolimasi

1) Batas Atas : 1/3 Distal Os Humerus

2) Batas Bawah : 1/3 Proksimal Carpal


24

g. Kriteria Radiograf :

1) Radus dan Ulna tampak superposisi pada bagian distal

dengan batas atas Elbow Joint dan batas bawah Wrist Joint

masuk dalam film.

2) Caput Radii dan Prosesus Coronoid Overlap.

3) Epicondilus Humerus superposisi.

4) Elbow kelihatan fleksi.

5) Softissue dan Trabecula tampak dalam gambaran

Radiograf.

Gambar 2.5 : Proyeksi Lateral Antebrachi


(Merrill’s,2012)

Gambar 2.6 : Hasil Radiograf Proyeksi Lateral


(Merrill’s,2012)
25

D. Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi

1. Pengertian dan Tujuan Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan

atau teknik yang mempelajari masalah keselamatan manusia

maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian

perlindungan pada seseorang atau sekelompok orang ataupun

kepada keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan

kesehatan akibat adanya paparan radiasi. (Sofhaina ainun, 2013)

2. Prinsip Dasar Proteksi Radiasi

a. Pengurangan Waktu

Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu

lama berada di dekat sumber radiasi saat proses radiografi.

Hal ini untuk mencegah terjadinya paparan radiasi yang besar.

Pengaturan mAs yang tepat, dengan waktu paparan 0,0.. detik

lebih baik dari pada 1 detik. Nilai kVp yang digunakan cukup

tinggi sehingga daya tembus dalam radiografi cukup baik.

dengan demikian maka pengulangan radiografi dapat dicegah.

(Ramadani magfira, 2013)

b. Pengaturan Jarak

Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala

arah. Semakin dekat tubuh kita dengan sumer radiasi maka

paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar.

Pancaran radiasi sebagian akan menjadi pancaran hamburan


26

saat mengenahi materi. Radiasi hamburan ini akan

menambah jumlah dosis radiasi yang diterima. Untuk

mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak

pada tingkat yang aman dari sumber radiasi. (Ramadani

magfira, 2013)

c. Penggunaan Perisai Radiasi

Penggunaan perisai/pelindung berupa apron berlapis

Pb, glove Pb, kaca mata Pb dsb yang merupakan sarana

proteksi radiasi individu. Tidak menghandle hewan secara

langsung, hewan dapat disedasi atau bila perlu dianestesi.

Proteksi terhadap lingkungan terhadap radiasi dapat dilakukan

dengan melapisi ruang radiografi menggunakan Pb untuk

menyerap radiasi yang terjadi saat proses radiografi.

(Ramadani magfira, 2013)

3. Asas-Asas Proteksi Radiasi

a. Asas Jastifikasi atau Pembenaran

Setiap kegiatan yang mengakibatkan paparan radiasi

hanya boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang

mendalam dan manfaat lebih besar dibandingkan dengan

kerugiannya. (Ramadani magfira, 2013)

b. Asas Optimisasi

Asas ini dikenal dengan sebutan ALARA atau As Low

As Reasonably Achieveble. Asas ini menghendaki agar


27

paparan radiasi dari suatu kegiatan harus ditekan serendah

mungkin dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan

sosial. (Ramadani magfira, 2013)

c. Asas Pembatasan Dosis Perorangan

Asas ini menghendaki agar dosis radiasi yang diterima

oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh

melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang

berwenang. (Ramadani magfira, 2013)

4. Nilai Batas Dosis

Nilai batas dosis yang ditetapkan oleh BAPETEN,

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka-

BAPETEN/V-99 yaitu mengenai penerimaan dosis yang tidak

boleh dilampaui oleh seorang pekerja radiasi dan anggota

masyarakat selama jangka waktu 1 tahun, tidak bergantung pada

laju dosis tetapi tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran

medis dan penyinaran alam. (Hasanah Uswatul, 2013)

Nilai batas dosis bukan batas tertinggi yang apabila

dilampaui seseorang akan mengalami akibat merugikan yang

nyata. Meskipun demikian setiap penyinaran yang tidak perlu

harus dihindari dan penerimaan dosis harus diusahakan

serendah-rendahnya. Nilai batas dosis tersebut ditetapkan

sebagai berikut :
28

a. Nilai batas dosis untuk pekerja radiasi

Penyinaran akibat kerja dari tiap pekerja harus diawasi,

sehingga nilai batas seperti berikut ini tidak dilampaui:

1) Dosis efektif sebesar 20 mSv tiap tahunnya, dirata-ratakan

selama 5 tahun berturut-turut

2) Dosis efektif sebesar 50 mSv untuk satu tahun.

3) Dosis ekivalen pada lensa sebesar 150 mSv dalam satu

tahun,dan

4) Dosis ekivalen pada ekstremitas (tangan dan kaki) atau

kulit sebesar 500 mSv dalam satu tahun (nilai batas dosis

ekivalen pada kulit dirata-ratakan untuk luas 1 cm2 dari

daerah kulit yang memperoleh penyinaran tertinggi).

b. Nilai batas dosis untuk anggota masyarakat

1) Dosis efektif sebesar 1 mSv dalam 1 tahun.

2) Dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 15 mSv dalam 1

tahun.

3) Dosis ekivalen untuk kulit sebesar 50 mSv dalam 1 tahun


29

c. Nilai batas dosis untuk pasien

Tabel 2.2 Tingkat panduan dosis radiasi untuk setiap pemeriksaan pada
orang dewasa
No Jenis Posisi Level Dosis
Pemeriksaan Pemeriksaan Permukaan Kulit
(mGy)
1 Lumbal (Lumbal AP 10
Spine) Lateral 30
LSJ 40
2 Abdomen AP 10
3 Pelvis AP 10
4 Sendi Panggul (Hip
AP 10
Joint)
5 Paru (chest) PA 0,4
Lateral 0,5
6 Torakal (Thoracic AP 7
spine) Lateral 20
7 Kepala (skull) PA 5
Lateral 3
(Sumber : SK Ka. BAPETEN No. 01-P /Ka-BAPETEN/ I-03)

Berdasarkan data 2.2 diatas, maka dapat di simpulkan

bahwa dosis radiasi untuk pemeriksaan berbeda tergantung

pemeriksaan yang di lakukan. Pada pemeriksaan lumbal level

dosis permukaan kulit pada posisi AP adalah 10 mGy, Lateral 30

mGy, dan LSJ 40 mGy. Pemeriksaan abdomen, Pelvis, dan Hip

joint, level dosis permukaan kulit pada posisi AP adalah 10 mGy.

Pemeriksaan Paru, level dosis permukaan kulit pada posisi AP

adalah 0,4 mGy dan Lateral 0,5 mGy. Pemeriksaan Thoracal,

level dosis permukaan kulit pada posisi AP adalah 7 mGy dan

Lateral 20 mGy. Pemeriksaan Skull, level dosis permukaan kulit

pada posisi AP adalah 5 mGy dan Lateral 3 mGy.


30

BAB III

METODE PEMERIKSAAN

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan di Instalasi Radiologi RS Ibnu Sina

YW-UMI pada hari Rabu 28 November 2018 pukul 17:54 WITA.

B. Kronologis Riwayat Pasien

Seorang pasien Laki-Laki usia 51 tahun datang ke Instalasi

Radiologi Rumah Sakit IBNU SINA ditemani keluarga dan seorang

perawat. Pasien merasakan nyeri pada bagian tungkai bawah disertai

dengan bengkak sudah dialami sekitar 1 hari yang lalu disebabkan

jatuh dari tangga. Semakin hari pergelangan tangan semakin bengkak

dan merasakan nyeri, maka dari itu pasien datang ke RS IBNU SINA

pada Instalasi Gawat Darurat untuk dilakukan pemeriksaan pada

tungkai bawahnya diantar oleh keluarga pasien, setelah dilakukan

pemeriksaan oleh Dokter, Dokter membuat surat pengantar ke

Instalasi Radiologi untuk dilakukannya pemeriksaan foto rontgen Ossa

Antebrachi AP dan Lateral.

C. Persiapan Pasien

Pemeriksaan Ossa Antebrachii tidak ada persiapan secara

khusus cukup dengan memberikan pengertian kepada pasien tentang

pelaksanaan yang akan dilakukan, sehingga pasien tahu tindakan apa

yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Selain itu membebaskan


31

objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf,

seperti gelang.

Pemeriksaan ossa antebrachii adalah pemeriksaan secara

radiologi dengan menggunakan sinar-X untuk mendiagnosa adanya

kelainan pada Ossa Antebrachii.

D. Prosedur Kerja

Pemeriksaan Ossa Antebrachii pada Kasus Fraktur di Instalasi

Radiologi RS Ibnu Sina YW-UMI menggunakan Proyeksi Antero

Posterior dan Lateral. Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai

berikut :

1. Menerima ampra dari perawat, mencatat data pasien pada buku

registrasi pasien.

2. Menyiapkan alat dan bahan, seperti pesawat, kaset, mengatur

jarak antara sumber sinar ke film (FFD), dan mengatur kolimasi

untuk di bagi menjadi dua pada kaset.

3. Mengatur faktor eksposi yang akan digunakan (kV, mAs)

4. Mempersilahkan pasien untuk masuk di ruang pemeriksaan.

5. Pasien diarahkan untuk mengikuti intruksi radiographer.

6. Mengatur posisi pasien duduk di depan meja pemeriksaan untuk

proyeksi Antero Posterior (AP) dan juga mengatur posisi objek

pada kaset, mengatur central point (CP), dan central Ray (CR),

7. Menginstruksikan pasien untuk tidak bergerak

8. Melakukan eksposi.
32

9. Mengatur kembali posisi pasien dan posisi objek pada kaset untuk

proyeksi lateral

10. Menginstruksikan pasien untuk tidak bergerak

11. Melakukan eksposi kembali

12. Mengolah gambaran radiograf pada CR (Computed Radiography)


33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

1. Data Pasien

a. Nama : Tn. H

b. Umur : 51 Tahun

c. Klinis : Fraktur

d. Pemeriksaan : Antebrachii AP & Lateral (D)

e. Jenis Kelamin : Laki-Laki

f. Dokter Pengirim : dr.Anggun Setyawati

g. Poli Klinik : UGD

2. Persiapan Alat dan bahan yang digunakan

a. Pesawat Sinar-X : Konvensional

1) Merk : Shimadzu

2) Model : R-20J

3 Focal Spot : 0.6/1.2

4) kV Maksimum : 150 kV

5) mA Maksimum : 800 mA

b. Kaset dan Film : Ukuran 24 x 30

c. Marker : Right (R)

d. Processing : Computer Radiologi (CR)


34

Gambar 4.1 : Pesawat X-Ray Conventional Shimadzu


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018

Gambar 4.2 : Jenis Film


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018
35

Gambar 4.3 : Jenis Kaset


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018

Gambar 4.4 : Image Reader


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018
36

Gambar 4.5 : Image Console


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018

Gambar 4.6 :Image Printer


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018
37

3. Teknik Pemeriksaan

a. Pengertian

Pemeriksaan ossa antebrachii adalah pemeriksaan

secara radiologi dengan menggunakan sinar-X. Posisi yang

rutin dilakukan adalah proyeksi AP dan Lateral untuk

memperlihatkan kelainan-kelainan yang terjadi pada lengan

bawah dalam rangka melakukan penegakkan diagnosis.

b. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan Antebrachii adalah untuk

memperlihatkan Anatomi Ossa Antebrachii, Meliputi:.

1) Radius

2) Ulna

3) Caput Radii

4) Collum Radii

5) Corpus Radii

6) Epicondilus

7) Olecranon

8) Processus Styloideus Radii

9) Processus Styloideus Ulnary

10) Processus Coronoideus

11) Caput Ulnae

12) Corpus Ulna

13) Tuberositas Radii


38

14) Tuberositas Ulnae

15) Articulatio Cubiti

16) Articulatio Radiocapalis

c. Proyeksi

1) Proyeksi Antero Posterior (AP)

a) Posisi Pasien : Pasien duduk didepan

meja pemeriksaan.

b) Posisi Obyek : Letakkan Ossa Antebrachii

ditengah-tengah kaset dalam

posisi AP dengan Wrist Joint

dan Elbow Joint Masuk di atas

kaset. Kolimasi diatur

secukupnya

c) Central Ray : Vertikal pada kaset.

d) Central Point : Pertengahan antebrachii.

e) FFD : 90 cm.

f) Kolimasi : Di bagi dua batas atas 1/3

distal Os Humerus Batas

bawah 1/3 proximal carpal

g) Faktor Eksposi : kV 50, mAs 5,0.

h) Prosesing Film : Computer Radiografi (CR)


39

Gambar 4.7 Proyeksi Antero Posterior (AP)


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018

2) Proyeksi Lateral

a) Posisi Pasien : Pasien duduk didepan meja

pemeriksaan.

b) Posisi Obyek : Atur lengan bawah fleksi 900

dengan lengan atas dengan tepi

ulnaris menempel kaset. Gunakan

alat Fiksasi pada ujung jari

tangan.Gunakan selalu apron pada

pasien.

c) Central Ray : Vertikal pada kaset.

d) Central Point : Pertengahan Ossa Antebrachii.

e) FFD : 90 cm.

f) Kolimasi

(1) Batas Atas : 1/3 Distal Os Humerus


40

(2) Batas Bawah: 1/3 Proksimal Carpal

g) Faktor Eksposi : kV 50, mAs 5,0.

h) Prosesing Film : Computer Radiografi (CR)

Gambar 4.8 Proyeksi Antero Posterior (AP)


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018

4. Analisis Radiografi

a. Hasil Radiografi

Gambar 4.9 : Hasil Radiografi Ossa Antebrachii AP dan Lateral


Di Instalasi Radiologi RS IBNU SINA YW-UMI Makassar, 2018
41

1) Proyeksi AP

Kriteria Gambar

(1) Tampak fraktur 1/3 distal os radius.

(2) Ossa Carpal masuk dalam lapangan penyinaran

(3) Mineralisasi tulang baik.

(4) Jaringan lunak baik.

2) Proyeksi Lateral

Kriteria Gambar

(1) Tampak batas bawah adalah gambaran wrist joint dan

batas atas elbow joint.

(2) Tampak fraktur 1/3 distal os radius.

b. Kualitas radiografi

1) Kualitas radiografi sudah memenuhi standar.

2) Ketajaman sudah bagus karena batas tegas antara tulang

dan jaringan di sekitarnya (otot) dapat dibedakan dengan

jelas.

3) Detailnya sudah bagus karena struktur-struktur terkecil

pada tulang Ossa Antebrachi dapat terlihat jelas.

4) Kontras sudah bagus karena derajat kehitaman pada

tulang dan otot cukup jelas.

5) Densitas bagus karena gambarnya tidak terlalu hitam

(radiolucent) atau terlalu putih (radioopaq)


42

c. Kelebihan dan kekurangan

(1) Kelebihan

a) Memperlihatkan gambaran Ossa Antebrachi dengan

jelas

b) Hasil radiograf sudah dapat di gunakan untuk

menegakkan diagnosa.

(2) Kekurangan

Pada proyeksi lateral, elbow joint tidak bisa di

flexiokan karena tangan pasien di lilit perban sampai di

humerus

d. Hasil interpretasi dokter

1) Displaced Fracture Distal Os. Radius Dextra

2) Mineralisasi Tulang Baik

3) Lacerasi Dan Swelling Soft Tissue

Kesan: Fraktur Distal Os. Radius Dextra


43

B. Pembahasan Laporan Kasus

Pemeriksaan Ossa Antebrachii tidak ada persiapan secara

khusus cukup dengan memberikan pengertian kepada pasien tentang

pelaksanaan yang akan dilakukan, sehingga pasien tahu tindakan apa

yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Selain itu membebaskan

objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf,

seperti gelang. Tetapi, apabila objek yang difoto menggunakan gips

atau perban, maka gips dan perban tersebut tidak harus dilepaskan

karena di khawatirkan akan membuat objek akan tambah parah.

Pada pemeriksaan Ossa Antebrachii di Instalasi Radiologi

RS Ibnu Sina YW-UMI menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP)

dan Lateral. Proyeksi ini sangat membantu dokter dalam

mendiagnosa suatu penyakit. Pada proyeksi AP ossa antebrachii akan

terlihat secara keseluruhan dari arah depan, sedangkan dengan

proyeksi lateral Ossa Antebrachii akan terlihat secara keseluruhan dari

samping. Proyeksi lateral dimaksudkan untuk membantu

mendiagnosa suatu penyakit yang tidak terlihat pada posisi AP agar

diagnosa tepat. Adapun hasil diagnosa dokter terhadap Pemeriksaan

Antebrachii pada kasus Fraktur adalah Fraktur Radius 1/3 Distal.

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas

jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan

oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga

tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar


44

tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau

tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,

sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh

ketebalan tulang.
45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Teknik pemeriksaan Antebrachii dengan Indikasi Fraktur yaitu

menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) dan proyeksi

Lateral.Dari kedua proyeksi dapat menghasilkan gambaran

radiografi yang berbeda. Pada proyeksi AP Ossa Antebrachii akan

terlihat secara keseluruhan dari arah depan, sedangkan dengan

proyeksi lateral Ossa Antebrachii akan terlihat secara keseluruhan

dari samping.

2. Hasil diagnosa dokter terhadap pemeriksaan Antebrachii pada

kasus Fraktur adalah Fraktur Ulna 1/3 Proksimal. Fraktur atau

patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik.

B. Saran

Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada

pasien agar penderita paham maksud dan tujuan dari pemeriksaan

yang akan dilakukan. Sebaiknya lebih memperhatikan proteksi radiasi

agar mengurangi radiasi yang diterima pasien, petugas dan

masyarakat umum.
46

Proteksi Radiasi bagi pasien perlu ditingkatkan dengan

membatasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan luas obyek yang

akan difoto. Proteksi Radiasi bagi masyarakat umum hendaknya

pengantar pasien atau orang yang tidak berkepentingan dilarang

memasuki ruang pemeriksaan, kecuali sangat dibutuhkan apabila

pasien tidak kooperatif dan dipersilahkan menunggu di depan kamar

pemeriksaan dan pintu ditutup rapat.


47

DAFTAR PUSTAKA

Ajatkaimana. 2013. Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachii Dengan


Kasus Fraktur Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Pertamina
Cirebon (Online) http://ajatkainama.blogspot.com. Diakses 8
Desember 2018.

Anonim. 2018. Apa yang disebut Humerus (tulang lengan atas) (Online).
https://artikeltop.xyz. Diakses 11 Januari 2019.
Arya. 2018. Buku Pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL I) ATRO
..Muhammadiyah Makassar Edisi Januari 2018
Ayu weda. 2014. Kelainan / Penyakit pada Rangka atau Tulang. (Online).
http://de-fairest.blogspot.com Diakses 11 Januari 2019.

Dhananjaya Arya Javan. 2012. Anatomi Fisiologi Muskuloskeletal


(online). http://ayoncrayon5.blogspot.com. Diakses 11 Januari
2019.
Frank, Long, Smith. 2012 Merriil’s Atlas Of Radiographic Positioning &
Procedures Twelfth Edition Volume One

Indra Komang. 2010. Fraktur (Online). https://unnda4774.wordpress.com.


Diakses 11 Januari 2019.

Kusuma. 2017. Apakah osteoma berbahaya?. (Online)


https://www.alodokter.com. Diakses 11 januari 2019.
Paulsen F.&. Washcke. J. 2014. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Jilid 1.
ghgj
Pearce C. Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis (Online).
https://books.google.co.id/books?id=55OShlTLNCMC. Diakses 11
Januari 2019.

Penny Ursula. 2018. Patah Tulang–Jenis, Penyebab, Gejala, dan


Perawatan (Online). https://doktersehat.com. Diakses 11 januari
2019.

Ramadani magfira. 2013. Prinsip Dasar Proteksi Radiasi. (Online).


http://magfiraramadani02.blogspot.com. Diakses 11 januari 2019.

Rosa elvina Mega. 2012. Kasus-Kasus Fisioterapi. (Online).


http://assessmentfisioterapi.blogspot.com. Diakses 11 januari
2019.
Sonita Helen. 2012. Anatomi Lengan Bawah (Online).
http://helensonitahabibie.blogspot.com. Diakses 11 Januari 2019.
jgbj
48

Sofhaina ainun. 2013. Pengertian, Falsafah, Dan Asas-Asas Proteksi


Radiasi. (Online). http://ainunsofhaina.blogspot.com. Diakses 11
januari 2019.
Wibowo S. Daniel & Paryana Widjaya. 2007. Anatomi Tubuh Manusia.
Bandung : Graha Ilmu.

Wijayanti Lovina. 2017. Dosis Radiasi Di Indonesia. (Online)


http://lovinaliu.blogspot.com. Diakses 11 januari 2019.
Willy Tjin. 2016. Dislokasi (Online). https://www.alodokter.com. Diakses 11
Januari 2019.
49

LAMPIRAN 1
FOTOCOPY SURAT PENGANTAR
50

LAMPIRAN 2
FOTOCOPY HASIL BACA DOKTER
51

LAMPIRAN 3
STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI
RS IBNU SINA

DIREKTUR
Dr. Sultan Buraena M.S.Sp.Ok

WADIR PELAYANAN MEDIS


dr. Hj. Aryanti R. Bamahry M.Kes.SpGK

KEPALA INSTALASI RADIOLOGI


dr. Erlin Syahril Sp.Rad

KOORDINATOR PELAYANAN
dr. Rahmayanti Arief Sp.Rad

DOKTER SPESIALIS
dr. ST.Nasrah Azis Sp.Rad

KEPALA RUANGAN
Marni Eka Pratiwi Amd.Rad

Radiografer

PELAPOR INVNTARIS LOGISTIK KEUANGAN ADMINISTRASI


Miftahuddi Hamsah Rusdi Musdar M Amd.Rad Sri AbrianiAmd.Rad
n Amd.Rad Amd.Rad Amd.Rad MutmainnahAmd.Rad St. Mardiyah Amd.Rad

Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RS IBNU SINA


52

LAMPIRAN 4
DESAIN DENAH RUANGAN RADIOLOGI
RS IBNU SINA YW-UMI

Denah Ruang Radiologi

14
13

15 16

17
10
11

8 9

7
6

4
5

2
1 3
2

Keterangan Gambar :
1.Ruang Dokter 10.WC
2.WC 11.Ruang Prosessing CR
3.Ruang USG 12.Ruang Exposure
4.Ruang Tunggu Pasien 13.Kamar Gelap
5.Kamar Petugas 14.Transpose Film
6.Ruang Administrasi 15.Ruang Pemeriksaan
7.Ruang Coas 16.Meja Pemeriksaan
8.Gudang 17.Pesawat Sinar X
9.Ruang Ganti Pasien
53

LAMPIRAN 5
DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAL PKL I
ATRO MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2018
NAMA MAHASISWA/NIM/KELAS : ILHAM ARIADI/17023/A
JUDUL LAPORAN KASUS :TEKNIK RADIOGRAFI OSSA
.ANTEBRACHII PADA KASUS
/FRAKTUR 1/3 DISTAL OS RADIUSDI
.RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-…UMI
.MAKASSAR
LOKASI PKL :RS IBNU SINA YW-UMI
TGL/TEMPAT SEMINAR :27 DESEMBER 2018 / RUANGAN
.COASS INSTALASI RADIOLOGI RS
.IBNU SINA YW-UMI

NO. NAMA PESERTA JABATAN TANDA TANGAN KET


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Mengetahui,
Kepala ruangan radiologi

………………………..
54

LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI KEGIATAN PKL I

Bersama Supervisi Institusi pada saat kunjungan supervisi dan ujian


komperhensif mahasiswa PKL 1 di RS Ibnu Sina YW-UMI

bersama teman teman setelah praktek


55

Seminar laporan kasus individu di instalasi radiologi RS Ibnu Sina YW-


UMI

Saat persiapan seminar


56

saat memposisikan pasien AP

saat memposisikan pasien Lateral


57

Saat Istirahat Siang

Saat berkunjung ke pernikahan senior


58

LAMPIRAN 7
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : ILHAM ARIADI


PANGGILAN : ILHAM
NIM : 17023
KELAS :A
T.T.L : DOLAGO, 08 JUNI 1999
ASAL DAERAH : PALU, SULAWESI TENGAH
ASAL SMA : SMA NEGERI 1 PARIGI
ALAMAT : JALAN TEKUKUR 1 NO.10
HOBBY : MAIN FUTSAL
CONTACT PERSON
HP : 082296640624
FB/WhatsApp/ : Ilham Ariadi / Ilham Ariadi
EMAIL : ill.ilhamariadi@gmail.com
PENGALAMAN ORGANISASI :
1. Ikatan Mahasiswa Sulawesi Tengah (IMA SULTENG) sebagai
anggota Periode 2018-2019
JUDUL KARYA LAPORAN KASUS DIBUAT :
1. PKL I :TEKNIK RADIOGRAFI OSSA ANTEBRACHII
HGCFHGJKHJKHJK ,,PADA KASUS FRAKTUR 1/3 DISTAL OS
KGJHHJFVGHHHHH.,, RADIUS DI RUMAH SAKIT IBNU SINA YW-
...

GGGGGGGGGGGGK UMI

Anda mungkin juga menyukai