Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN AKHIR PKL II MAHASISWA POLTEKKES

MUHAMMADIYAH PRODI RADIOLOGI


TAHUN 2020

NAMA LOKASI PKL : RUMKIT TK. II PELAMONIA


PERIODE PKL : 21 DES S/D 16 JAN 2021

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI THORAX


PADA KASUS PNEUMONIA BILATERAL DI RUMKIT
TK. II PELAMONIA

OLEH :

ADE SYLVINA ASRI / 18001 / A

POLITEKNIK KESEHATAN ( POLTEKKES )


MUHAMMADIYAH MAKASSAR
PRODI RADIOLOGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan akhir Pkl II Yang Dilaksanakan Di Radiologi Rs Selama 6 Minggu


Telah Disetujui Dan Periksa Oleh Pembimbing Untuk Diperbanyak

Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi

Indah Musdalifah, S.Si Syahrir AR,ST, MM.Kes,MH.Kes

Mengetahui,
Penanggung jawab PKL II

Indah Musdalifah, S.Si


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan kasus yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

THORAX PADA KASUS PNEUMONIA BILATERAL DI RUMKIT TK. II

PELAMONIA”.

Laporan ini tersusun dan dapat diselesaikan berkat bantuan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya :

1. Bapak dr. H. Effendy Rasiyanto M.Kes, selaku Direktur Poltekkes

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Indah Musdalifah, S.Si.M.Si selaku Kepala Prodi Radiologi

Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak KOLONEL CKM dr. Pontjo Yuniarko, Sp. PD., M.A.R.S.,

FINASIM .selaku Direktur RUMKIT TK. II PELAMONIA.

4. Ibu dr. Hj. Desliantry, Sp.Rad selaku kepala Instalasi Radiologi

RUMKIT TK. II PELAMONIA.


5. Bapak Syahrir AR, ST, MM.Kes, MH.Kes selaku kepala ruangan di

Instalasi Radiologi RUMKIT TK. II PELAMONIA.

6. Para pembimbing / Senior di ruang Radiologi di RUMKIT TK. II

PELAMONIA.

7. Ibu Indah Musdalifah, S.Si penanggung jawab PKL I

8. Ibu Indah Musdalifah, S.Si .selaku Supervisor Institusi yang telah

membantu dalam proses PKL 1 di RSUD Andi Makkasau Parepare.

9. Serta semua teman-teman seperjuangan yang telah melaksanakan

PKL 1 di Instalasi Radiologi RSUD Andi Makkasau Parepare.

Akhirnya, kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

masyarakat pada umumnya dan mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL)

pada khususnya.

16 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

DAFTAR TABEL...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1. Latar Belakang..........................................................................
2. Rumusan Masalah....................................................................
3. Tujuan Penulisan......................................................................
4. Manfaat Penulisan....................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL.....................................


1. Gambaran Umum RS..........................................................
2. Gambaran Umum Unit Radiologi.......................................
B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi, Dan Patalogi.
1. Anatomi................................................................................
2. Fisiologi................................................................................
3. Patologi................................................................................
C. Tinjauan Umum Terkni Pemeriksaan Radiografi...................
D. Jadwal Dan Waktu PKL............................................................
E. Alur Pelaksanaan Program PKL..............................................
BAB III METODE PEMERIKSAAN.......................................................

A. Tempat Dan Waktu Pemeriksaan............................................


B. Kronologis Riwayat Pasien......................................................
C. Persiapan Pasien......................................................................
D. Prosedur Kerja..........................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus...................................


1. Data Pasien.....................................................................
2. Persiapan Alat Dan Bahan Yan Digunakan.................
3. Tekni Pemerisaan..........................................................
a. Pengertian.................................................................
b. Tujuan........................................................................
c. Proyeksi :...................................................................
1) Posisi Pasien (PP) ..............................................
2) Posisi Objek (PO) ...............................................
3) Cental Ray (CR) ..................................................
4) Centra Point (CP) ...............................................
5) Focus Film Distance (FFD).................................
6) Kolimasi :.............................................................
a) Batas Atas......................................................
b) Batas Bawah..................................................
7) Pengaturan Faktor Eksposi...............................
8) Processing Film Yan Digunakan.......................
4. Analisa Radiograf..........................................................
B. Pembahasan Laporan Kasus.............................................

BAB V PENUTUP............................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................
B. Saran.....................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................

1. Biodata Penulis.........................................................................
2. Fotocopy Surat Pengantar Foto..............................................
3. Fotocopy Hasil Basa Lap. Kasus............................................
4. Gambar Struktur Organisasi Radiologi..................................
5. Gambar Denah Ruangan Pemeriksaan Radiologi.................
6. Gambar Denah Ruangan Penelolahan Film Radiologi.........
7. Dokumentasi Kegiatan PKL.....................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL II) dilaksanakan di RUMKIT

TK. II PELAMONIA pada tanggal 21 Desember 2020 – 16 Januari

2021 bertujuan untuk meningkatkan skill Mahasiswa dalam hal

penatalaksanaan Teknik Radiografi secara mandiri.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

berkembang dengan pesat, dalam berbagai bidang dari generasi ke

generasi menuntut adanya tenaga kerja yang handal dan

profesional. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut sesuai dengan bidang

yang digeluti.

Salah satu kemajuan teknologi dibidang kesehatan adalah

alat-alat radiologi yang berfungsi sebagai pendiagnostik dan terapi

pada beberapa penyakit tertentu. Radiologi adalah cabang atau

spesialis kedokteran yang berhubungan dengan studi dan

penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan

mengobati penyakit.

Pencitraan medis umum dilakukan oleh ahli radiografi atau

penata rontgen. Seorang radiolog (dokter spesialis radiologi)


kemudian membaca atau menginterpretasikan gambar untuk

menentukan cedera, menentukan tingkat keseriusan dari cedera

atau membantu mendeteksi kelainan seperti tumor. Oleh sebab itu,

pasien harus menunggu untuk mendapatkan hasil “resmi” dari

Sinar X atau gambar lainnya bahkan setelah dokter utamanya telah

mengkajinya. Oleh karena itu, kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) yang dilaksanakan di RUMKIT TK. II PELAMONIA

khususnya bagian Radiologi. saya mengangkat kasus “Teknik

Pemeriksaan Radiografi Thorax Pada Kasus Pneumonia Bilateral”.

Mengingat banyaknya penderita yang mengalami penyakit serupa

sehingga saya tertarik untuk mengkaji mengenai penyakit tersebut.

Kerja praktek ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menimba

pengalaman kerja serta dapat terjun langsung kelapangan melihat

bagaimana mekanisme dalam bidang tersebut sehingga dapat

menjadi tenaga kerja yang professional.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prosedur Kerja Pemeriksaan Thorax Pada Kasus

Pneumonia Bilateral Di RUMKIT T. II PELAMONIA ?

2. Bagaimana Hasil Diagnosa Dokter Terhadap Hasil Radiograf

Thorax ?
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui Prosedur Kerja Pemeriksaan Thorax

pada Kasus Pneumonia Bilateral Di RUMKIT TK. II

Pelamonia Makassar.

b. Pembaca dapat mengetahui Hasil Diagnosis Dokter

terhadap Hasil Radiografi Thorax.

c. Untuk memenuhi salah satu tugas praktek Kerja Lapangan II

Poltekkes Muhammaiyah Makassar yang dilaksanakan di

RUMKIT TK. II PELAMONIA.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Prosedur yang baik tentang Judul

Laporan Kasus

b. Penulis dapat mengetahui Kasus Pada Pemeriksaan Thorax.

c. Untuk memperdalam pemahamannya tentang anatomi

Thorax.

d. Untuk memperdalam pengetahuannya mengenai definisi dan

patologi Pnumonia.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Untuk memperdalam pengetahuan penulis tentang

pelaksanaan pemeriksaan Thorax pada kasus Pneumonia

Bilateral.
2. Manfaat Ilmiah

Dapat menjadi sumber informasi untuk lebih

mengetahui mengenai Teknik Pemeriksaan Thorax pada kasus

Pneumonia Bilateral.

3. Manfaat Institusi

Dapat memberikan masukan dan saran yang berguna

bagi Institusi dalam hal ini Rumah Sakit mengenai Teknik

Pemeriksaan Thorax pada kasus Pneumonia Bilateral.

4. Manfaat Masyarakat

Memberikan wawasan serta pengetahuan yang sangat

berguna kepada masyarakat mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan radiologi seperti pemahaman tentang

proteksi radiasi maupun pemeriksaan radiologi itu sendiri .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL

1. Gambaran Umum RS

Rumah Sakit Tk.II Pelamonia merupakan Rumah Sakit

TNI-AD yang merupakan unsur pelaksana Kesehatan Angkatan

Darat, dengan tipe / tingkat II di lingkungan TNI-AD. Rumah

Sakit Tk.II Pelamonia sebagai badan pelaksana di bidang

kesehatan di lingkungan Kodam VII/Wrb mempunyai tugas

pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit

TNI, PNS beserta keluarganya yang berhak di jajaran Kodam

VII/Wrb. Selain itu Rumkit Tk.II Pelamonia juga

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap penderita

umum dengan memanfaatkan kapasitas lebih yang dimiliki

untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

umum yang ada di sekitar Makassar dan Sulawasi selatan pada

umumnya. Selain Rumah Sakit Pelamonia juga sebagai pusat

rujukan bagi penderita dari Kawasan Timur Indonesia,

diharapkan memilki kemampuan pelayanan teknis lengkap dan

memadai.
Gambar 2.1. Tampak Depan Rumah Sakit Tk. II Pelamonia
Makassar
(www.google.com)

a. Sejarah singkat

Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia dibangun oleh

pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917 dan disebut

Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan kedaulatan

Republik Indonesia pada tahun 1950 Militaire Hospital

diserahkan pada TNI-AD dan diubah namanya menjadi

Rumah Sakit Tentara Teritorium VII.

Pada tanggal 1 Juni 1957 dengan berubahnya TT VII

menjadi Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan

Tenggara (KDMSST) yang kemudian berubah nama menjadi

Kodam XIV Hasanuddin, maka Rumah Sakit pun berubah

nama dari RST TT. VII menjadi Rumkit KDMSST kemudian

menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hn “Pelamonia”. dan kini

dikenal dengan nama Rumah Sakit Tk.II Pelamonia.


Secara tehnis medis Rumah Sakit Pelamonia adalah

Rumah Sakit Tk.II dilingkungan TNI dibawah pembinaan

Kesehatan Daerah Militer (Kesdam), Rumah Sakit Tk.I

(RSPAD Gatot Subroto) dibawah Pembinaan Direktorat

Kesehatan (Dirkesad). Kesdam dan Rumah Sakit sesuai

DSPP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Darat nomor KEP / 76 / X /

1985 tanggal 28 Oktober 1985, Pada tahun 2004 mengalami

perubahan (validasi) organisasi berdasarkan Keputusan

Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat

Nomor: Kep / 69 / XII / 2004 tanggal 24 Desember 2004

tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan Komando Daerah

Militer (Orgas Kesdam)

b. LOKASI

Dengan letak yang strategis di Pusat Kota Makassar

dalam wilayah Kordinasi Kodim 1408/BS menjadikan Rumah

Sakit Pelamonia bukan hanya kebanggaan bagi Prajurit TNI

AD juga menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat kota

Makassar pada khususnya dan Sulawesi Selatan pada

umumnya. Bangunan Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia

di operasionalkan sejak tahun 1986 yang mempunyai luas

lahan sbb :

1) Luas tanah : 28.544 M2


2) Luas bangunan : 20.955 M2

3) Status Tanah dan Bangunan : Okupasi

Bangunan yang ada meliput Ruang Poliklinik,

Perawatan, Kamar Operasi, Ruang ICU/ICCU, Perkantoran

dan penunjang umum lainnya, serta terdapat beberapa

perumahan staf/ anggota yang dihuni 17 KK.

Dengan jarak yang mudah di akses menjadikan

Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia Kesdam VII/Wrb

dapat bersaing dengan Rumah Sakit-Rumah Sakit yang lain

yang ada di Makassar terbukti dengan adanya hubungan

kerjasama dibidang pelayanan kesehatan dan Medichal

Check Up beberapa Instansi BUMN diantaranya PT. PLN

(Persero), PT. PERTAMINA, PT. TELKOM, Bank Mandiri,

BRI, Bank BNI dan perusahaan swasta lainnya yang ada di

Kota Makassar serta beberapa mitra/ rekanan yang lain.

Sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan,

Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia terus menerus

berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi

seluruh pasien melalui peningkatan SDM personel,

Peralatan Kesehatan (Alkes) dan Renovasi/ perbaikan

beberapa ruangan.
c. Sarana Dan Prasarana

1) Sarana :

Jumlah tempat tidur secara keseluruhan sebayak

362 buah dengan rincian sebagai berikut :

a) Ruang perawatan VVIP : 3 TT

b) Ruang perawatan VIP : 24 TT

c) Ruang perawatan Kelas 1 : 62 TT

d) Ruang perawatan Kelas 2 : 90 TT

e) Ruang Perawatan Kelas 3 : 92 TT

f) Ruang perawatan Isolasi : 1 TT

g) Ruang perawatan ICU/ICCU : 13 TT

h) Ruang perawatan Bayi : 19 TT

i) Ruang HCU : 10 TT

j) Ruang RPI : 3 TT

k) Ruang Rawat Ibu : 7 TT

Dengan jumlah ruangan tersebut adalah 324 TT.

Rumah Sakit Pelamonia mampu memberikan

pelayanan kesehatan yang terbaik dan terjangkau bagi

seluruh pasien. Untuk pelayanan pasien umum dapat

memiilih Kelas/ Ruang Perawatan Inap sesuai dengan

kemampuan financial dari masing-masing pasien.

Sebagai wujud kepedulian kami terhadap pasien

Askes serta hubungan Kerjasama yang baik dengan


BPJS Kesehatan (Persero) Cabang Makassar, Rumah

Sakit Tk.II Pelamonia juga menyiapkan ruangan khusus

bagi Petugas BPJS Centre di dalam memberikan

pelayanan administrasi bagi pasien BPJS di Rumah

Sakit Tk.II Pelamonia sebelum mendapatkan pelayanan

di Poliklinik dan bagian lain yang dirujuk dari RSUD,

Puskesmas, dan unit-unit pelayanan kesehatan lainnya.

Petugas BPJS Centre juga dibantu oleh staf

medik Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia yang

tergabung dalam satu organisasi PPATRS (Petugas

Pengendali Administrasi Rumah Sakit) melayani

keperluan registrasi dan administrasi pasien BPJS di

Rumah Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia.

2) Fasilitas Penunjang

Adapun fasilitas penunjang yang dimiliki di Rumah

Sakit Tk.II 07.05.01 Pelamonia antara lain :

a) Instalasi Kamar Bedah (Kamar Operasi 24 Jam : 7

Kamar)

b) Instalasi Penunjang Diagnosa (Jangdiag) yang meliputi

Laboratorium Klinik dan Radiologi.

c) Instalasi Farmasi : Apotek

d) Instalasi Penunjang Perawatan (Jangwat) :

- Pelayanan Unit Gizi


- Pelayanan Laudry dan Sterilisasi Alkes

- Rumah Duka / persemayaman jenazah

e) Kamar Jenazah beserta peralatan

f) Ambulance pasien dan jenazah

g) Kamar ICU/ICCU dan ruang tunggu keluarga pasien

ICU/ICCU

h) Sistem Informasi Audio Central

i) Keamanan 24 Jam (Pembatasan jam berkunjung dan

Jam Besuk oleh Provos)

j) Pelayanan Kasir terpadu/ Billing Sistem

k) Area parkir, Kantin, Mushallah dan Loket ATM

d. PERSONEL

1) Jumlah personel Rumkit Tk.II Pelamonia sbb :

a) Personel Militer :133 orang (Dokter, Paramedis & Non

Medis)

b) Personel ASN : 226 orang (Dokter, Paramedis & Non

medis)

c) Personel BP : 3 orang (Non Medis/ BP Kudam

VII/Wrb)

d) Karyawan : 421 orang (Paramedis & Non Medis)

Jumlah : 783 orang


2) Daftar Dokter Spesialis

Tabel 2.1. Daftar Dokter Spesialis yang ada

di RUMKIT TK.II PELAMONIA

NO SPESIALIS ORGANIK TAMU KETERANGAN

1 Anastesi 2 - 2 PNS

2 Anak - 3 Tamu

3 Bedah 1 Milter & 4

Umum 1 4 Tamu

4 Bedah

Orthopedy 1 - Militer

5 Bedah Saraf 1 - Militer

6 Bedah Anak - 1 1 Tamu

7 Bedah Mulut - 1 Tamu

8 Konservasi

Gigi 1 - Militer

9 Saraf 1 PNS & 2

1 2 Tamu

10 Urologi 1 - Militer

11 Jiwa 1 Militer & 1

2 - PNS

12 Penyakit 3 3 1 Militer, 2 PNS


Dalam & 3 Tamu

13 Jantung 1 Militer & 1

1 1 Tamu

14 Mata - 2 2 Tamu

15 THT - 3 Tamu

16 Kulit Kelamin - 3 3 Tamu

17 Obsgyn 1 Militer, 1 PNS

2 2 & 2 Tamu

18 Paru 1 - Militer

19 Patologi 1 PNS & 1

Klinik 1 1 Tamu

20 Gizi Klinik 1 1 1 Tamu

21 Radiologi 1 Militer & 2

2 2 Tamu

22 Kedokteran

Fisik Dan

Rehabilitasi 1 1 1 Tamu

19 30

Rumah Sakit Pelamonia mampu memberikan

pelayanan kesehatan yang terbaik dan terjangkau bagi

seluruh pasien. Untuk pelayanan pasien umum dapat


memiilih Kelas/ Ruang Perawatan Inap sesuai dengan

kemampuan financial dari masing-masing pasien.

Rumah Sakit Tk. II Pelamonia memiliki 67 ruangan

dan berlantai 4 dimana semua ruangan tersebut memiiliki

fungsinya masing-masing sebagaimana mestinya.

Gambar 2.2. Denah Rs. Tk. II Pelamonia Makassar

Keterangan :

1. IGD 6. Bank Darah

2. Apotek Umum 7. Poli Syaraf

3. Catatan Medik 8. Poli TH

4. Poli Gigi 9. Poli Jiwa

5. R. Yanmed 10. P. Fisiotherapi

dan Rekam 11. P. Paru

Medik 12. Poli Mata


13. Urdal / K3 33. R. Bendahara

14. Laboratorium 34. Ranpogar

15. Apotek Dinas 35. Poli Anak

16. Gudang ATK 36. Aula Abinaya

17. Gudang Obat 37. R.BPJS

18. Poli Bedah 38. R. Krisan

Umum 39. R. Kenanga

19. Poli Interna 40. R. Flamboyan

20. Poli Bedah 41. R. Cempaka

Syaraf 42. Hemodalisa

21. Kasir 43. Ct-Scan

22. Poli Jantung 44. Radiologi

23. Poli Kul-Kel 45. M R I

24. MCU dan Poli 46. R. Lily

Executive 47. R. Sakura

25. Poli Onkologi 48. Lab. DOTS

26. Infokes 49. K. Jenazah

27. Piket Listrik 50. Rumah Duka

28. Poli Urologi 51. Ambulance

29. Poli Orthopedi 52. R. VIP Dahlia

30. R. Ketlep 53. R. Dahlia

31. I C C U 54. R. Bersalin

32. R. Kabina
55. Poli 61 Inst. Gizi

Kandungan 62 Boiler

56. R. Seruni 63 TPS B3

57. R. 64 Panel PLN

Sentrivugal 65 R. VIP

58. R. Jangdiag Anggrek

59. R. 66 R. VIP Adelia

Seterilisasi 67 R. Ok

60 R. Laundry

2. Gambaran Umum Unit Radiologi Rumah Sakit Tk. II Pelamonia

Pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tk. II Pelamonia

Makassar memilki satu Kepala Instalasi Radiologi, memiliki Tiga

Dokter Spesialis Radiologi, satu Petugas Proteksi Radiasi

(PPR), satu perawat khusus diruangan Radiologi, satu

Elektromedik, satu Bagian Registrasi dan memiliki Radiografer

sebanyak tujuh orang. Dimana di Instalasi Radiologi juga

memiliki peralatan yang canggih berupa sebuah Pesawat

Rontgen Konvensional beserta Computer Radiography dan

memiliki sebuah Ct Scant.


Tabel 2.2. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan PKL II Selama 4

Pekan di Rs. Tk. II Pelamonia Makassar periode

21 Desember – 16 Januari 2021

NO JENIS PEMERIKSAAN TARGET REALISASI %

Ekstremitas Atas &


20 16 80%
1. Bawah

2. Thorax 20 120 600%

3. Thoracolumbalis 3 1 33.33%

4. Lumbosacral 3 1 33.33%

5. Abdomen 3 1 33.33%

Berdasarkan tabel 1 diatas, maka dapat dilihat bahwa

pemeriksaan Radiologi di Rs. Tk. II Pelamonia Makassar

selama PKL I terdapat 21 macam pemeriksaan Rontgen.

Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah Thorax,

Lumbosacral, dan Ossa Cruris.

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi, dan Patologi

1. Anatomi

a. Komponen-komponen Thorax

Thorax terletak antara leher dan perut. Cavum thorax

terdiri dari jantung, paru-paru, trakea, esophagus dan


pembulu darah. Rangka thorax dibentuk oleh columna

vertebralis, tulang costa, cartilago costa dan sternum.

Tulang-tulang tersebutlah yang melindungi cavum thorax

dan beberapa organ abdomen, contohnya hati dan limpah.

b. Costa

Costa terdiri dari 12 pasang tulang rusu, dimana 12

pasang tersebut terbagi menjadi :

1) 7 pasang costa sejati, dimana costa-costa tersebut

memiliki artikulasi dengan vertebra posterior dan dengan

sternum di anterior melalui kartilago costa.

2) 3 pasang costa palsu, dimana kartilago dari costa ke-8,

ke-9 dan ke-10 memiliki artikulasi dengan kartilago costa

diatas.

3) 2 pasang costa melayang, dimana costa ke-11 dan ke-

12 tidak memiliki artikulasi di anterior.

c. Sternum

Tulang sternum dapat di palpasi pada garis tengah

(midline) bagian anterior thorax. Sternum terbagi atas atas

beberapa regio, yaitu :

1) Manubrium : memiliki facet untuk artikulasi dengan

clavicula, kartilago costa ke-1 dan bagian atas dari

kartilago costa ke-2. Dibagian inferior berartikulasi

dengan corpus sternum pada sendi manubriosternal.


2) Carpus.

3) Xifoid : memiliki artikulasi atas dengan corpus pada

sendi xifisternal. Xifoid biasanya tetap kartilaginosa

sampai masa dewasa.

d. Persendian manubriosternal merupakan tempat dimana

costa ke-2 melekat padanya, sehingga ini dapat menjdi

acuan untuk menghitung jumlah tulang costa.

e. Rongga Intercostalis

Rongga ini dilapisi oleh tiga otot yang menyerupai

dinding otot abdomen. Ketiga otot tersebut yaitu :

1) M. Intercostalis Externus : otot ini berjalan mengisi

rongga intercostalis dari vertebra posterior sampai di

perbatasan kostokondral di anterior, kemudian otot ini

terus berjalan kedepan sebagai membran yang tipis,

secara kasat mata, otot ini akan terlihat seperti huruf v.

2) M. Intercostalis Internus : otot ini berjalan mengisi

rongga intercostalis dari sternum sampai angulus costa

kemudian berjalan kebelakang sebagai suatu membran

yang tipis, secara kasat mata, otot ini akan terlihat

seperti huruf A.

3) M. Intercostalis Intima : otot lapisan dalam


f. Innervasi (persarafan) dinding dada

Nervus intercostal adalah rami anterior primer dari n.

Segmentalis torakalis. Hanya enam nervus teratas yang

berjalan dalam rongga intercostalis, sisanya masuk kedalam

dinding anterior abdomen. Nervus intercostal berjalan

melewati 11 costa, sedangkan costa ke-12 dilewati oleh

nervus subcosta.

g. Cavum thorax

Cavum thorax diisi oleh paru-paru dan cacum pleura,

dibagian tengah paru-paru dan pleura disebut sebagai

mediastinum. Daerah-daerah mediastinum diantaranya :

1) Anterior mediastinum, terletak diantara pericardium dan

sternum yang diisi oleh limfonodi.

2) Middle mediastinum, yang didalamnya terdapat

pericardium dan jantung.

3) Posterior mediastinum, terletak diantara pericardium dan

collum vertebra, yang didalamnya berisi esofagus,

ductus toracicus, trunkus simpatis, dan aorta desenden.

2. Fisiologi

Rongga toraks merupakan struktur tubuh yang

sangat penting berkaitan dengan fungsi pernapasan serta

melindungi struktur organ-organ penting di dalamnya. Rangka


dinding toraks terdiri dari sternum, 12 vertebra torakalis, dan

12 pasang iga beserta tulang rawannya.

Sternum terdiri dari manubrium, korpus, dan

prosessus xyphoideus. Angulus Ludovici yang terbentuk

antara manubrium dan korpus dapat teraba dan merupakan

patokan dalam mempalpasi iga ke-2 di lateralnya. Secara

embriologi sternum terbentuk dari fusi kedua setengah bagian

lateralnya. Kegagalan fusi ini menyisakan celah atau foramen

di garis midsternal yang bila terdapat infeksi eksternal dapat

meluas ke dalam mencapai mediastinum. Sendi

sternoklavikular diperkuat terutama oleh ligamentum

interclavicular.

Tujuh pasang iga teratas disebut iga sejati (costae

verae) karena berhubungan langsung dengan sternum. Lima

pasang iga di bawahnya berfusi membentuk tepi kostal

sebelum menyambung dengan tepi bawah sternum, maka

disebut costae spuriae (iga palsu). Iga ke-11 dan ke-12

merupakan iga melayang (costae fluctuantes). Rangka dada

mempunyai apertura superior yang relatif sempit dan apertura

inferior yang luas. Bagian atap rongga toraks adalah

membrana suprapleural, sedangkan bagian dasarnya adalah

diafragma yang berbentuk kubah yang sangat cembung.

(Irianto 2004)
3. Patologi

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang

disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala

yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya

dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam,

dan sesak napas.

Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru

basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan

pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua

paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah

sehingga menyebabkan penderitanya sulit bernapas.

Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus,

bakteri, atau jamur. SARS-CoV- 2 yang menyebabkan

COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa

menyebabkan pneumonia. Pneumonia akibat COVID-19 bisa

menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya adalah

acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pneumonia

terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain,

misalnya TB paru.

Pneumonia merupakan salah satu penyebab

kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Badan

Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 15%

kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun disebabkan


oleh penyakit ini. WHO juga menyatakan bahwa pada tahun

2017, terdapat lebih dari 800.000 anak-anak meninggal akibat

pneumonia.

a. Penyebab Pneumonia

Pneumonia terjadi akibat adanya infeksi bakteri, virus,

dan jamur. Pada orang dewasa, pneumonia paling sering

disebabkan oleh infeksi bakteri.

b. Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia cukup bervariasi. Namun,

umumnya pneumonia ditandai dengan gejala berikut ini:

1) Batuk

2) Demam

3) Sesak napas

4) Menggigil

5) Kelelahan

c. Pengobatan Pneumonia

Pengobatan pneumonia akan disesuaikan dengan

penyebab dan tingkat keparahan dari kondisi yang

dialami. Pneumonia akibat infeksi bakteri akan ditangani

dengan pemberian antibiotik. Selain itu, dokter juga dapat

memberikan beberapa obat pneumonia lainnya untuk

meredakan gejala yang muncul, seperti obat batuk, obat

penurun demam, atau obat pereda nyeri.


Jika pasien sulit bernapas, dokter akan memberikan

oksigen tambahan atau memasang alat bantu napas

(ventilator). Penderita pneumonia dengan gejala yang

berat perlu mendapatkan pengananan di rumah sakit dan

pengawasan intensif untuk mencegah komplikasi yang

bisa berakibat fatal.

d. Pencegahan Pneumonia

Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di

antaranya:

1) Menjalani vaksinasi

2) Memperkuat daya tahan tubuh, misalnya dengan

mencukupi asupan nutrisi.

3) Menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci

tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut

dengan tangan yang belum dicuci.

4) Tidak merokok.

5) Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.Menjaga

jarak dengan orang yang sedang sakit batuk atau

pilek.

C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan

Menurut Eugene D. Frank 2003 Merril’s Atlas Of

Radiographic Positioning & Procedures Tenth Edition, Volume


One. bahwa terdapat beberapa jenis proyeksi pemeriksaan

radiologi Thorax yang digunakan yaitu :

1. Foto Thorax Posisi Posterior Anterior (PA)

a. Pasien diposisikan erect menghadap bucky stand (kaset

vertikal), MSL tegak lurus kaset.

b. Kedua punggung tangannya diletakkan di atas panggul

dan siku ditekan ke depan.

c. FFD 150 cm, CR horizontal, CP pada MSL setinggi CV

thoracal VI.

d. Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi

penuh.

e. Kriteria Gambar :

1) Foto mencakup keseluruhan thorax, bagian atas:

apeks paru-paru tidak terpotong.

2) Bagian bawah : Kedua sinus costophrenicus tidak

terpotong.

3) Diafragma mencapai iga ke- 9 belakang.

4) Kedua Os scapula terlempar ke arah lateral.

5) C.V. Thoracalis tampak s/d ruas keempat.

6) Tampak bayangan bronchus.

7) Tampak marker R/L.


Gambar 2.3. Proyeksi PA

2. Foto Thorax Posisi Antero Posterior (AP)

a. Pasien diposisikan setengah duduk atau supine di atas

meja pemeriksaan/brandcar.

b. Kedua lengan lurus disamping tubuh.

c. Kaset di belakang tubuh, MSL // grs tengah kaset

d. FFD: 150 cm

e. CR tegak lurus kaset, CP pada MSL setinggi CV TH VI

f. Beri marker L / R

g. Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi

penuh.

h. Kriteria Foto Thorax Posisi AP :

1) Tampak gambaran thorax proyeksi AP

2) Batas atas apex paru

3) Batas bawah sinus costophrenicus

4) Dinding lateral tidak terpotong

5) CV TH sampai ruas ke empat

6) Diafragma mencapai iga IX belakang

7) Tampak bayangan bronchus


8) Marker L / R & identitas pasien

Gambar 2.4. Proyeksi AP

3. Foto Thorax Posisi Lateral

a. Pasien diposisikan erect, MSP // kaset

b. Kedua lengan dilipat di atas kepala

c. Pasang Marker L / R sesuai dengan sisi yang dekat ke

kaset

d. FFD: 150 cm

e. CR : horizontal, CP kira-kira satu inci ke depan dari MCL

setinggi CV TH VI

f. Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi

penuh

g. Kriteria Gambaran Posisi Lateral :

1) Tampak gambaran thorax proyeksi lateral

2) Bagian Anterior mencakup gambaran sternum

3) Bagian Posterior mencakup Col.Vert. Thoracalis

4) Batas atas apex paru

5) Batas bawah sinus coctoprhenicus

6) Gambaran iga-iga kiri dan kanan superposisi


7) Gambaran bahu tidak menutupi apex paru

Gambar 2.5. Proyeksi Lateral

4. Teknik Pemeriksaan Decubitus Lateral

a. Posisi Pasien : Pasien miring di atas meja pemeriksaan,

dengan bantal keras di area thorax sebagai pengganjal.

b. Posisi Objek : Sisi yang diduga terdapat cairan dekat

dengan kaset LLD untuk sisi kiri RLD untuk sisi kanan.

Posisi kaset Crosstable.

c. CP : Pada pertengahan thorax. Upayakan sisi yang

diganjal gambarnya tidak terpotong.

d. CR : Horizontal tegak lurus bidang film

e. FFD : 100cm

Gambar 2.6. Proyeksi Lateral Decubittus


5. Teknik Pemeriksaan Lordotik

a. Posisi Pasien : Pasien Erect AP, beri jarak antara

pasien dengan kaset kira-kira 30 derajat.

b. Posisi Objek : Atur jarak 2 inchi dari batas atas kaset ke

bahu saat posisi lordotik.

c. CP : Pada pertengahan sternum.

d. CR : Horizontal tegak lurus.

e. FFD : 180 cm (agar tak terjadi magnifikasi jantung) dan

paru-paru

D. Jadwal Dan Waktu PKL

Berdasarkan Kalender Akademik yang ditetapkan oleh

Direktur Poltekkes Muhammadiyah Makassar, dimana masing-

masing PKL diberikan kesempatan yaitu :

1. PKL I selama 6 minggu dimulai Tgl 18 Nov - 28 Des 2019

2. PKL II selama 4 minggu dimulai Tgl 20 Des – 16 Jan 2021

E. Alur Pelaksanaan Program PKL

Gambar 2.9 Alur Pelaksanaan program PKL II Makassar Prodi DIII - Radiologi
Poltekkes Muhammadiyah Makassar

( Data Sekunder, 2021 )


F. Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi atau fisika kesehatan dan keselamatan

radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang

perlu di berikan kepada seseorang atau kelompok orang

terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi

pengion.

Sebagai sarana bantu diagnostik, sinar – X mempunyai

daya tembus yang besar sehingga dapat menimbulkan efek

pada jaringan yang terkena radiasi, oleh karena itu perlu adanya

proteksi radiasi.

Usaha proteksi radiasi tersebut sudah diatur

ketentuannya, seperti peraturan – peraturan maupun pedoman

kerja yang ditetapkan oleh BATAN. (Farida Rizkayanti 2013).

1. Tujuan Proteksi Radiasi

Sesuai dengan rekomendasi ICRP (International

Council of Radiation Protection) atau NCRP (National

Council of Radiation Protection), maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan proteksi radiasi adalah sebagai berikut :

a. Membatasi dosis radiasi yang diterima oleh pasien

hingga sekecil mungkin sesuai dengan ketentuan klinik.

b. Membatasi dosis radiasi yang diterima oleh petugas

radiasi hingga sekecil mungkin dan tidak boleh melewati


batas yang telah ditentukan.

c. Membatasi dosis yang diterima oleh masyarakat umum

agar berada pada batas normal.

d. Pengawasan, penyimpanan, dan penggunaan sumber

radiasi harus mendapat perhatian yang cukup besar dari

pemerintah, begitu pula dengan transportasi zat

radioaktif.

2. Usaha Proteksi Radiasi

a. Proteksi Bagi Pasien

1) Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas

permintaan dokter.

2) Mengatur luas lapangan penyinaran harus sesuai

dengan kebutuhan.

3) Menggunakan factor eksposi yang tepat untuk

menghindari pengulangan foto

4) Tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan

5) Waktu penyinaran sesingkat mungkin

6) Pasien menggunakan apron

7) Pasien hamil pada triwulan pertama ditunda

pemeriksaannya

8) Nilai batas dosis untuk pasien adalah sebesar 20 mGy

dalam satu tahun.


b. Proteksi Bagi Petugas

1) Tidak menggunakan berkas sinar-x yang mengarah

ke petugas

2) Berlindung dibalik tabir / tirai saat melakukan eksposi

3) Menggunakan alat monitoring radiasi secara continue

selama bertugas

4) Nilai batas dosis untuk pekerja radiasi adalah sebesar

50 mSv untuk satu tahun

5) Tiga prinsip proteksi radiasi untuk petugas radiasi :

a) Prinsip jarak : Dalam setiap pemotretan dengan

menggunakan sinar-X seorang petugas radiasi

harus senantiasa berada pada jarak yang jauh dari

sumber radiasi.

b) Prinsip waktu : Pada pemotretan menggunakan

sinar-X, petugas radiasi harus senantiasa

berusaha menggunakan waktu yang singkat pada

saat melakukan penyinaran.

c) Prinsip perisai : Saat pemotretan, petugas radiasi

harus senantiasa menggunakan perisai radiasi.

c. Proteksi Bagi Masyarakat Umum

1) Pintu pemeriksaan tertutup rapat

2) Tidak mengarahkan sumber sinar-x ke ruangan

umum
3) Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke

ruang pemeriksaan.

4) Nilai batas dosis untuk masyarakat adalah sebesar 1

mSv dalam satu tahun


BAB III

METODE PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

A. Tempat dan Waktu Pemeriksaan

Instalasi radiologi Rumkit TK. II PELAMONIA dan Waktu

Pemeriksaan pada hari rabu, 26 Desember 2020 pukul 15.01 wita.

B. Kronologis Riwayat Pasien

Pasien perempuan yang berumur 54 tahun datang dengan

keluhan batuk-batuk, maka dari itu pasien dibawa ke unit instalasi

Radiologi untuk memeriksa bagian thorax dengan membawa surat

pengantar dengan indikasi Susp. Covid - 19.

C. Persiapan Pasien

Pasien masuk ke ruang pemeriksaan radiologi dan di minta

untuk mengganti pakaian dengan baju ganti yang sudah disediakan.

Serta pasien diminta untuk melepas setiap benda yang mungkin

menimbulkan artefak pada foto seperti bra, perhiasan / kalung dan lain

sebagainya.

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan sesuai dengan standar prosedur

kerja yang baik, yaitu :

1. Mencatat data pasien pada buku registrasi pasien.

2. Menyiapkan alat dan bahan seperti pesawat, kaset, marker.

Kemudian menempatkan kaset di stand kaset.


3. Memanggil pasien untuk masuk ke ruang pemeriksaan lalu pasien

diinstruksikan untuk melepas benda-benda yang bisa

mengakibatkan kesalahan diagnosa dokter.

4. Mengatur faktor eksposi (kV, mA, s).

5. Mengatur tabung pesawat sinar-X (Cental Ray / CR, Focus Film

Distance / FFD dan kolimasi).

6. Pasien diarahkan untuk berdiri di stand kaset menghadap ke

tabung X-Ray dan mengikuti instruksi radiografer.

7. Menentukan Central point (CP).

8. Melakukan pengambilan gambaran radiograf.

9. Mempersilahkan pasien mengenakan kembali pakaiannya

kemudian menunggu di ruang tunggu sampai hasil selesai.

10. Melakukan prosesing film dengan menggunakan Computer

Radiografi.

11. Memperlihatkan dokter radiologi untuk diberikan hasil diagnosa

pada pasien.

12. Memberikan hasil pada pasien atau keluarga pasien


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

1. Data Pasien

a. Nama : Ny.

b. Umur : 54 Thn

c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Alamat : LEMOA

e. Tanggal : 26 Desember 2020

f. Jenis Pemeriksaan : Thorax PA

g. Klinis : Susp. Covid - 19

h. Status pasien : KIS

i. No Foto : 9336

j. Asal Pasien : UGD

k. Dokter yang mengirim : dr. Disman S. Kasim

l. Dokter yang baca : dr. Hj. Desliantry, Sp.Rad

2. Persiapan alat dan bahan yang digunakan

a. Pesawat Ronsen

Tabel 4.1 Merk dan Kapasitas Pesawat Konvensional di


Instalasi Radiologi RSUD Labuang Baji Makassar

Merk Toshiba
Unit Model DRX-1824B
Serial No 13H1240
Insert Model R-1824
Max Voltage 150 kV
Vocal Spot 1.2 / 0.6
Permanen Filtration 1.3 AI/ 75
SUP Symbol A
Stator XS-AV
( Data Primer, 2019 )

Gambar.9. Pesawat sinar-X


(Dokumentasi Radiologi RS Tk II Pelamonia Makassar, 2021)

a. Faktor Eksposi :

Kv = 60 mAs = 06.0

Gambar.10. Kv mAs yang diguakan pada pemeriksaan thorax


(Dokumentasi Radiologi RS Tk II Pelamonia Makassar, 2021)
b. Processing Film yang digunakan

Computer Radiography ( CR )

Gambar.11. Alat Processing Film


(Dokumentasi Radiologi RS Tk II Pelamonia Makassar, 2021)

d. Kaset : Jenis : imaging Plate, Ukuran : 35 x 43 cm

Gambar.12. Kaset yang digunakan untuk Pemeriksaan Thorax PA


(Dokumentasi Radiologi RS Tk II Pelamonia Makassar, 2021)
3. Teknik Pemeriksaan

a. Pengertian

Teknik pemeriksaan Thorax adalah suatu teknik yang

dilakukan untuk mendapatkan hasil radiograf yang maksimal

dari suatu tindakan pemeriksaan radiologi pada Thorax.

b. Tujuan Pemeriksaan

Untuk melihat anatomi yang terdapat pada Rongga

Thorax yaitu :

1) Sternum

2) Costae

3) Os Scapula

4) Os Clavicula

c. Proyeksi

1) Proyeksi Postero Anterior (PA)

a) Tujuan Proyeksi PA : untuk memperlihatkan struktur

anatomi Thhorax

b) Posisi Pasien  : Pasien berdiri dengan dada menepel

pada kaset/chest stand dan batas atas kaset kira-kira

3-5 cm diatas shoulder joint.

c) Posisi Obyek :

1) MSL // garis tengah film

2) empatkan punggung tangan diatas panggul

3) Kedua siku fleksi dan diletakkan ke depan


4) Atur tepi atas kaset 1,5 – 2 inchi / 3,5 – 5 cm

diatas shoulder

d) Central Ray : Tegak lurus bidang film

e) Central Point : Selevel Axial

f) FFD : 100 cm

g) Kolimasi

1) Batas atas : Apex paru

2) Batas bawah : Kedua sinus costoprenicus

h) Faktor Eksposi : kV = 60, mAs = 06,0

i) Procesing Film : Procesing film yang digunakan

adalah computer radiologi

Gambar 3.6 : Proyeksi PA

i. Analisis Radiografi

a. Hasil Radiografi

1) Proyeksi Postero Anterior (PA)


Gambar 3.7 : Hasil Foto

b. Kriteria Gambar yang baik :

1) Kedua apex paru tidak terpotong.

2) Sternoclavicular joint simetris kiri dan kanan.

3) Seluruh lapangan paru tampak atau tercover.

4) Batas bawah kedua sinus costophrenicus tidak terpotong.

5) Lapangan pulmo terbebas dari os scapula

c. Hasil Interpretasi Dokter

1) Tampak opacity pada kedua paru

2) Cor : bentuk, letak dan ukuran dalam batas normal.

3) Kedua sinus dan diafraghma dalam batas normal.

4) Soft tissue normal

5) Tulang – tulang intak

Kesan : Pneumonia Bilateral


d. Kelebihan dan Kekurangan Hasil Foto

1) Kelebihan : Hasil radiograf tampak dengan jelas

sehingga memudahkan dokter

menegakkan diagnosa.

2) Kekurangan :-

B. Pembahasan Laporan Kasus

Prosedur kerja dalam pemeriksaan Thorax pertama-tama

mengambil pengantar pasien dari perawat poli dibagian pendaftaran,

kemudian pengantar tersebut diregistrasi. Sebelum memanggil

pasien alangkah bagusnya mengatur faktor eksposi, gunanya untuk

mempersingkat waktu.

Kemudian pasien dipanggil sesuai dengan nama yang

tercantum dalam pengantar. Perlu di perhatikan saat ingin

mengekspose, harus mengecek kembali pengantar yang diterima

apakah nama dan jenis pemeriksaan dalam pengantar sesuai

dengan keluhan pasien atau tidak.

Kemudian saat ingin memposisikan pasien, bertutur katalah

yang sopan santun dan mudah dimengerti pasien serta jangan lupa

mengatakan “ Tabe’ “ saat ingin menyentuh pasien atau jika didaerah

lain sesuaikan saja dengan kata-kata yang tidak menyinggung

perasaan pasien dan jangan lupa memasang marker sesuai dengan

objek. Setelah posisi pasien sudah dianggap bagus. Jangan lupa

instruksikan pada pasien untuk tidak bergerak, setelah itu ekspose.


Teknik yang di gunakan di RS TK II PELAMONIA adalah PA

dan Oblique. Dengan menggunakan Proyeksi PA dan Oblique

untuk kasus Susp Fraktur Digiti 3 Kita sudah bisa untuk menegakan

diagnosa Radiograf yang baik untuk Ossa Manus serta mampu

memperlihakan kelainan yang terdapat pada Ossa Manus.


BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Dari pembahasan laporan kasus di atas maka penulis menarik

kesimpulan yaitu :

1. Teknik pemeriksaan Thorax pada kasus Pneumonia Bilateral yang

dilakukan di Instalasi Radiologi RUMKIT TK.II PELAMONIA

diMakassar menggunakan 1 proyeksi yaitu proyeksi Posterior

Anterior (PA). Tujuan proyeksi PA adalah untuk memperlihatkan

struktur anatomi Thorax.

2. Hasil gambaran radiolograf untuk memperlihatkan anatomi thorax

dengan jelas seperti apex paru, tulang costa, scapula dan clavicula,

sternum, jantung, diafragma, paru-paru dan sinus costoprenicus.

C. Saran

Dari penyusunan laporan kasus ini, penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1) Kolimasi harus dibatasi agar pasien tidak perlu menerima radiasi

yang sia-sia, tetapi jangan sampai salah satu sisi terpotong.

2) Sebaiknya petugas dan mahasiswa mengenakan alat pelindung

seperti masker, faciel dan handscoon untuk menghindari penularan


penyakit dari pasien. Apalagi dimasa pandemic Covid – 19

sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
BIODATA PENULLIS

1. Biodata Penulis
3x4
NAMA LENGKAP : Ade Sylina Asri

NAMA PANGGILAN : Ade/Sylvi

NIM : 18001

KELAS :A

TEMPAT/TGL LAHIR : Nunukan, 30 Oktober 2000

ASAL DAERAH : Nunukan Selatan

ALAMAT : JL. Ujang Dewa

HOBBY :

CONTACT PERSON

HP : 081241803957

FB/WHATS APP/TWT/LINE : -/081241803957/-/-

EMAIL : adesylvinaa310@gmail.com

PENGALAMAN ORGANISASI : Seksi Bidang KeAgamaan (OSIS)

JUDUL KARYA LAPORAN KASUS DIBUAT :

PKL I : TEKNIK PEMERIKSAAN GENU


PADA KASUS OSTEOATRHITIS (OA)
PKL II : TEKNIK PEMERIKSAAN THORAX
PADA KASUS PNEUMONIA
BILATERAL
LAMPIRAN 2
FOTOCOPY SURAT PENGANTAR FOTO
LAMPIRAN 3
FOTOCOPY HASIL BACA LAPORAN KASUS
LAMPIRAN 4
STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
LAMPIRAN 5
DENAH RUANGAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
LAMPIRAN 6
DENAH RUANGAN PENGOLAHAN FILM RADIOLOGI
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI KEGIATAN PKL

Anda mungkin juga menyukai