Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

PRAKTEK KERJA LAPANGAN I

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CERVICAL DENGAN KLINIS


TUMOR MANDIBULA DI INSTALASI RADIOLOGI RSU AMINAH BLITAR

Disusun Oleh :
MUHAMMAD HANIF FADHLI
NIM: 211104134

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA
JANUARI 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhammad Hanif Fadhli

Nomor Induk Mahasiswa : 211104134

Sekolah Tinggi : ITKM Widya Cipta Husada

Jurusan/Program Studi : D3 Radiodiagnostik dan Radioterapi

Judul : Teknik Pemeriksaan Radiografi Cervical dengan

klinis Tumor Mandibula di Instalasi Radiologi

RSU Aminah Blitar

Malang, 21 Januari 2023

DISETUJUI DAN DITERIMA

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Yeni Cahyati, M.Si Syafiuddin Nizar,S.Tr. Kes

Ketua Program Studi D3 Kepala Instalasi Radiologi


Radiodiagnostik dan Radioterapi RSU Aminah Kota Blitar

Sri Sugiarti,S.Si.,M.Si Syafiuddin Nizar,S.Tr. Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 Desember – 21
Januari di Instalasi Radiologi RSU Aminah Kota Blitar.
Dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan I (PKL I), mahasiswa
diharapakan mampu mencapai tujuan yang di inginkan. Diantaranya mahasiswa
mampu mengenal dunia kerja dan mampu menerapkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya dan dapat diterapkan di dunia kerja, serta dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia kerja.
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang turut berkontribusi dalam mendukung terselesaikannya laporan
ini kepada :
1. Direktur RSU Aminah Blitar yang telah bersedia memberi tempat untuk
lahan PKL I
2. Ibu Sri Sugiarti, S.Si., M Si selaku Kaprodi D3 Radiodiagnostik dan
Radioterapi ITKM Widya Cipta Husada.
3. Syafiuddin Nizar,S.Tr.Kes Selaku Cl Lapangan di Instalasi Radiologi RSU
Aminah Blitar
4. Ibu Yeni Cahyati, M.Si, Rad Selaku Cl Institusi D3 Radiodiagnostik dan
Radioterapi ITKM Widya Cipta Husada.
5. Semua Staff Pegawai Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar .
6. Seluruh Staff dan Dosen ITKM Widya Cipta Husada.
7. Orang tua dan keluarga yang telah mendukung dan selalu mendoakan saya.
8. Teman teman seperjuangan selama PKL di RSU Aminah Blitar
9. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam pembuatan Laporan Kasus ini.

ii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan kasus ini, untuk itu penulis mohon saran demi
kesempurnaan laporan kasus ini semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.

Malang, 21 Januari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................
Lembar Pengesahan.........................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................2
1.4.1 Bagi Penulis.........................................................................2
1.4.2 Bagi Instalasi Radiologi.......................................................2
1.4.3 Bagi Akademik....................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................
2.1 Anatomi dan Fisiologi......................................................................3
2.1.1 Tulang Cervical...................................................................6
2.1.2 Tulang Mandibula................................................................6
2.2 Patologi Tumor.................................................................................7
2.3 Prosedur Pemeriksaan Radiografi Tulang Cervical.........................8
BAB III PROFIL KASUS................................................................................
3.1 Identitas Pasien................................................................................12
3.2 Riwayat Pasien................................................................................13
3.3 Langkah Pemeriksaan.....................................................................14
3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan...................................................14
3.3.2 Persiapan Pasien.................................................................15
3.4 Teknik Pemeriksaan........................................................................16
3.5 Hasil Bacaan....................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................
4.1 Pesawat Rontgen.............................................................................20
4.2 Persiapan Pasien..............................................................................20
4.3 Teknik Pemeriksaan........................................................................20

iv
4.4 Faktor Eksposi.................................................................................20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................21
5.2 Saran................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................22

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 1 Tulang Cervical....................................................................


Gambar 2.1 2 Anatomi Atlas(C1)...............................................................
Gambar 2.1 3 Anatomi Axis(C2)................................................................
Gambar 2.1.2 4 Tulang Mandibula................................................................
Gambar 2.3 5 Proyeksi AP Cervical............................................................
Gambar 2.3 6 Hasil Radiograf Cervical AP.................................................
Gambar 2.3 7 Proyeksi Lateral Cervical......................................................
Gambar 2.3 8 Hasil Radiograf Cervical Lateral..........................................

Gambar 3.1 1 Identitas Pasien....................................................................


Gambar 3.3.1 2 Pesawat Rontgen..................................................................
Gambar 3.3.1 3 Kaset.....................................................................................
Gambar 3.3.1 4 Film......................................................................................
Gambar 3.3.1 5 Printer...................................................................................
Gambar 3.4.1 6 Hasi Radiograf Tulang Cervical Anteroposterior(AP)........
Gambar 3.4.2 7 Hasil Radiograf Tulang Cervical Lateral.............................

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang
bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu
menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang
disebut dengan radiograf. Perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
radiologi pada masa sekarang ini semakin berkembang yang diawali dengan
ditemukannya sinar-X oleh seorang ahli fisika kebangsaan jerman yang
bernama Prof Dr. Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895.
Pemanfaatan sinar-X untuk pemeriksaan melalui pembuatan radiografi
sangat berguna yaitu untuk memberikan gambaran anatomi dan fisiologi
tubuh manusia sehingga dapat mendiagnosa dan terapi suatu penyakit. Salah
satu pemeriksaan yang memanfaatkan sinar-X ialah pemeriksaan radiologi
tulang leher atau Vertebrae Cervical.
Cervical merupakan tulang yang terletak dibagian leher berjumlah 7
tulang yang terdiri dari dua vertebrae cervical pertama adalah tipikal karena
mereka secara struktural dimodifikasi untuk bergabung dengan tengkorak.
Vertebrae ketujuh juga termasuk tipikal dan sedikit dimodifikasi untuk
bergabung dengan tulang belakang thorax.
Tumor Mandibula yaitu tumor yang berasal dari tulang rahang.
Tumor rahang bisa bersifat jinak, bisa juga bersifat ganas dan merusak
jaringan di sekitar rahang, termasuk mulut dan tulang wajah. Oleh karena itu,
gejalanya perlu dikenali sejak dini agar dapat segera ditangani.
Berdasarkan studi pendahuluan pemeriksaan radiografi cervical di
Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar tidak ada persiapan pasien khusus,
hanya saja pasien di intruksikan untuk melepas benda-benda logam yang ada
di sekitar bagian yang akan di periksa seperti contohnya kalung dan pasien
dipersilakan untuk ganti baju pasien. Teknik pemeriksaan cervical di
Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar menggunakan proyeksi
Anteroposterior (AP) dan lateral kanan atau kiri pada posisi pasien erect.
Pada laporan kasus ini, penulis ingin mengetahui prosedur teknik

1
pemeriksaan Vertebrae Cervical dengan klinis Tumor Mandibula di Instalasi
Radiologi RSU Aminah Blitar untuk mendukung diagnosa suatu penyakit.
Dengan alasan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam
bentuk laporan kasus dengan judul “Teknik Pemeriksaan Radiografi
Vertebrae Cervical dengan Klinis Tumor Mandibula Di Instalasi Radiologi
RSU Aminah Blitar.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Tulang Cervical dengan klinis Tumor
Mandibula di Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar
b. Bagaimana proteksi radiasi pada Teknik Pemeriksaan Tulang Cervical
dengan klinis Tumor Mandibula di Instalasi Radiologi RSU Aminah
Blitar
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari laporan kasus ini yaitu untuk mengetahui bagaimana prosedur
teknik pemeriksaan Cervical dengan klinis Tumor Mandibula di Instalasi
Radiologi RSU Aminah Blitar
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1.4.1 Bagi Penulis
Laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis,
khususnya tentang prosedur penatalaksanaan teknik pemerikaaan
Tulang Cervical Dengan klinis Tumor Mandibula di Instalasi
Radiologi RSU Aminah Blitar
1.4.2 Bagi Rumah Sakit Khususnya Instalasi Radiologi
Dapat dipakai sebagai masukan dalam prosedur pemeriksaan
radiografi Tulang Cervical dengan klinis Tumor Mandibula
1.4.3 Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai referensi tambahan dan bahan acuan untuk
pemeriksaan lebih lanjut tentang pemeriksaan radiografi Tulang
Cervical Dengan Klinis Tumor Mandibula.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Anatomi dan Fisiologi
2.1.1 Tulang Cervical
Vertebrae Cervical terdiri dari tujuh tulang atau ruas tulang leher,
ruas tulang leher adalah yang paling kecil. Ruas tulang leher pada umumnya
mempunyai ciri badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang ke
samping dari pada ke depan atau ke belakang. Lengkungannya besar,
prosessus transversus atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak
foramina untuk lewatnya arteri vertebralis .

Gambar 2.1 1
Anatomi Axis

1. Atlas
Atlas adalah cervical pertama (C1). Struktur dari atlas seperti cincin
yang tidak memiliki corpus dan mempunyai processus spinosus yang
sangat pendek. Atlas terdiri dari arcus anterior, arcus posterior, dua
massa lateralis dan dua processus transversus. Arcus anterior dan
posterior memanjang diantara massa lateral. Bentuk cincin dari arcus
membagi menjadi bagian anterior dan posterior ligament disebut
transversus atlantal ligament. Bagian anterior dari cincin atlas
menerima dens (processus odontoid) dari axis dan bagian posterior
meneruskan ke spinal cord. Processus transversus dari atlas lebih
panjang dari vertebrae cervical lainnya, dan bagian lateral dari cervical

3
sedikit ke inferior dari massa lateral. Setiap massa lateral terdiri dari
processus articular superior dan inferior. Processus superior terletak
pada bidang horizontal, besar dan sangat cekung, dan dibentuk artikulasi
dengan condylus occipita dari tulang occipital, bagian dari cranium
(Frank, 2012).

Gambar 2.1 1
Anatomi Atlas (C1) – Superior view

Keterangan :
1) Sectional view of dens (odontoid process) projecting through
this opening.
2) Transverse atlantal ligament.
3) Transverse process.
4) Posterior arch (with posterior tubercle).
5) Superior facet (part of occipitoatlantal joint with skull).
6) Superior articular process.
7) Lateral mass
8) Anteriror arch
2. Axis
Axis adalah cervical ke dua (C2) yang kuat terbentuk kerucut yang
timbul dari permukaan atas. Processus ini disebut dens atau processus
odontoid, dens diterima kedalam anterior dari cincin Atlanta sebagai
poros atau body atlas. Setiap sisi dari dens pada permukaan superior
corpus vertebrae adalah processus articular superior, yang bergabung
dengan processus articularis inferior dari atlas. Sendi ini berbeda

4
posisi dan arah dari zygapophyseal joints cervical lainnya, yang sangat
jelas divisualisasikan pada proyeksi Anteroposterior (AP) jika pasien
diposisikan dengan baik. Processus articularis inferior dari axis
mempunyai arah yang sama menggantikan cervical. Lamina dari
axis yaitu lebar dan tebal. Processus spinosus berada pada posisi
horizontal (Frank, 2012).

Gambar 2.1 3
Anatomi Axis

Keterangan Gambar :
1) Dens (odontoid process)
2) Body
3) Superior anticular process
4) Lamina
5) Spinous process
6) Inferior articular process
7) Transverse foramen
3. Prominens
Cervical tujuh (C7) istilahnya disebut prominens. Mempunyai
processus spinosus yang menonjol panjang pada posisi horizontal ke
posterior. Processus spinosus dari vertebrae jelas terlihat pada basis
posterior dari leher. Processus spinosus ini sangat cocok digunakan
untuk mengalokasikan vertebrae lainnya.
Tipe cervical (C3-C6) yaitu kecil, terletak melintang dan
membujur pada tubuh dengan sedikit elongasi pada sisi
anteroinferior. Ini berakibat anteroposterior dari corpus overlapping

5
dengan collumna articulation. Processus transversus pada cervical
dibentuk dari sisi corpus dan arcus vertebrae. Processus ini pendek dan
lebar, lubang dari foramen transversus untuk transmisi arteri dan vena
vertebral, tampilan cembung dari permukaan atas bagian dari syaraf
tulang belakang. Semua cervical mempunyai tiga foramina yaitu
foramen transversus kanan dan kiri dan foramen vertebralis.
Pedicle yang khas dari cervical pada proyeksi lateral dan posterior
dari corpus, superior dan inferior vertebral notch hampir sama
lebarnya. Lamina memiliki struktur yang sempit dan tebal. Processus
spinosus pendek, seperti tanduk diujung ganda (bifida), dan tepat di
posterior dan hampir inferior. Mempunyai ujung yang jelas pada level
interspace dibawah corpus pada vertebrae yang timbul (Frank, 2012).
Processus articularis superior dan inferior terletak di posterior
processus transversus dimana pedicle dan lamina bersatu. Processus
berbentuk pendek, columna tipis dari tulang yang disebut pilar
articularis. Permukaan fibrocartilanginous articulating pada pillar
articularis mengandung facets. Zygapophyseal facets joint pada
vertebrae cervical tujuh berada disudut kanan mid sagittal plane
dan terlihat jelas pada proyeksi lateral (Frank, 2012).
Foramen intervertebral dari cervical terlihat pada proyeksi
anterior dengan besar sudut 45º dari Mid Sagital Plane (MSP) tubuh.
Foramen juga dapat terlihat pada sudut 15º inferior dari horizontal
plane tubuh. Akurasi demonstrasi dari radiograf yang menampakkan
foramina membutuhkan angulasi sebesar 15º longitudinal dari central
ray dan 45º rotasi ke medial pada pasien (atau 45º angulasi medial dari
central ray). Proyeksi lateral menampakkan zygapophyseal joints.
Rotasi posisi dibutuhkan untuk menampakkan foramen intervertebral
dan zygapophyseal joints dari cervical (Frank, 2012).
2.1.2 Tulang Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan
tulang muka yang paling besar dankuat. Mandibula merupakan satunya
tulang pada tengkorak yang dapat bergerak.Mandibula dapat ditekan dan

6
diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat
ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke
kanan dan sebaliknyasebagaimana terjadi pada waktu mengunyah (Pearce,
2002).
Bagian korpus mandibula membentuk tonjolan disebut
prosesus alveolaris yang mempunyai 16 buah lubang untuk tempat
gigi. Bagian bawah korpus mandibula mempunyai tepi yang
lengkung dan halus. Pada pertengahan korpus mandibula kurang
lebih 1 cm dari simfisis didapatkan foramen mentalis yang dilalui
oleh vasa dan nervus mentalis. Permukaan dalam dari korpus
mandibula cekung dan didapatkan linea milohioidea yang
merupakan origo muskulus milohioid.

Gambar 2.1.2 4
Tulang Mandibula

2.2 Tumor Mandibula


Tumor adalah benjolan yang muncul akibat sel-sel tubuh tumbuh
secara berlebihan. Kondisi ini terjadi ketika sel lama yang seharusnya mati
masi terus bertahan hidup. Tumor dapat tumbuh di bagian tubuh mana pun
dan bisa bersifat jinak atau ganas. Tumor jinak sendiri adalah tumor yang
tidak menyerang sel normal di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian

7
tubuh lain.Sementara tumor ganas, atau disebut juga dengan kanker bersifat
sebaliknya.
Tumor Mandibula merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang
terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi.
Dalam bahasa medisnya, tumor ini dikenal sebagai noeplasia. Neo berarti
baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada
pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
disekitarnya yang normal. Neoplasia mandibula adalah suatu kondisi medis
yang jarang terjadi ditandai dengan pertumbuhan sel yang abnormal pada
sendi temperomandibular (TMJ).
TMJ menghubungkan maksila, yang merupakan tulang rahang bagian
atas dengan tulang rahang bagian bawah yang dikenal sebagai mandibula.
Tumor mandibula adalah tumor jinak ondotogenik pada mandibula yang
berasal dari epithelium yang terlibat dalam proses pertumbuhan gigi hingga
menimbulkan deformitas wajah dan bersifat idiopatik. (Mansjoer, 2001).
Tumor rahang menjadi salah satu penyakit yang perkembangannya
sangat lambat. Jika tumor telah bertumbuh besar, kondisi ini dapat mengubah
bentuk wajah, rahang, dan menyebabkan masalah pada gigi.
Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, seperti :
- Pembengkakan pada salah satu rahang.
- Terdapat benjolan di antara rahang dan pipi.
- Semakin tumor membesar, maka kamu akan kesulitan
menggerakan rahang.
2.3 Prosedur Pemeriksaan Radiografi Tulang Cervical
Pemeriksaan radiografi cervical merupakan suatu teknik pemeriksaan secara
radiografi dengan menggunakan sinar-X pada vertebrae cervical untuk
melihat anatomi ataupun kelainan pada vertebrae cervical.
A. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus, pasien hanya melepas benda- benda yang
dapat menimbulkan artefak.

B. Persiapan Alat dan Bahan

8
1. Pesawat sinar-X
2. Marker
3. Kaset dan film ukuran 18 x 24 cm
C. Proyeksi Pemeriksaan Vertebrae Cervical
1. Proyeksi Antero Posterior (AP) Axial
a) Posisi Pasien
Pasien erect menghadap tabung sinar-X dengan kedua len
Tujuan proyeksi ini adalah untuk melihat discus
intervertebralis dengan jelas tanpa adanya superposisi dan
jarak antar discus intervertebralis nampak tangan berada
disamping tubuh.
b) Posisi Objek
- Mid Sagital Plane (MSP) lurus terhadap Central Ray (CR)
dan pada pertengahan meja pemeriksaan atau Image
Receptor (IR).
- Kepala diluruskan segaris dari margin bawah dari gigi atas
ke basis kepala (tip of mastoid) tegak lurus terhadap
IR dan garis dari mandibulae pada basis dari kepala parallel
terhadap CR.
- Tidak ada rotasi dari kepala maupun tubuh.
c) Central Ray (CR) : Disudutkan 15 - 20º cephalad
d) Central Point (CP) : Cervical ke 4 (C4)
e) FFD : 100 cm
f) Kriteria gambar :
1) Tampak C3 – T2 corpus vertebrae.
2) Jarak antara pedicle dan space discus intervertebralis
terlihat jelas.
3) Mandibula dan basis cranium superposisi dengan
vertebrae cervical pertama dan kedua.
4) Menampakkan garis tepi dan soft tissue, tulang dan
trabecular dari vertebrae cervical.

9
Gambar 2.3 5
Proyeksi AP Tulang Cervical

Gambar 2.3 6
Hasil Radiograf AP Tulang Cervical

2. Proyeksi Lateral
Tujuan proyeksi ini adalah untuk menampakkan anatomi badan
cervical, menampakkan jarak antar intervertebral joint, articular
pilar, processus spinosus dan zygapophyseal joint.
a) Posisi Pasien
Berdiri (erect) menyamping bucky stand dengan shoulder sisi
yang sakit menempel pada bucky stand.
b) Posisi objek
- Mid Sagital Plane (MSP) lurus terhadap Central Ray (CR)
dan pada pertengahan meja pemeriksaan atau Image
Receptor (IR).
- Shoulder ditekan kebawah
c) Central Ray (CR) : Horizontal tegak lurus
d) Central Point (CP) : Cervical ke empat (C4)
e) FFD : 100 cm
f) Kriteria gambar
- Tampak vertebrae cervical, space intervertebral joint, pillar
articularis, processus spinosus, dan zygapophyseal joint.
- Ramus mandibula tidak superposisi dengan C1 dan C2.
- Menampakkan garis tepi dan soft tissue, tulang dan
trabecular dari vertebrae cervical.

10
Gambar 2.3 7
Proyeksi Cervical Lateral

Gambar 2.3 8
Hasil Radiograf Cervical AP

2.4 Tambahkan Teori Proteksi Radiasi

BAB III
PROFIL KASUS

11
3.1 Identitas Pasien
Nama : Sdr. T
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Blitar
No. RM : 21**9*
Diagnosa : Tumor Mandibula
Tanggal Pemeriksaan : 8 Januari 2023

3.2 Riwayat Pasien :


Pasien datang dari poli kemudian ke Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar
pada tanggal 8 Januari 2023 diantar oleh keluarga pasien, pasien datang
dengan kondisi tubuh baik tetapi pasien sedikit merasakan rasa sakit di
daerah pipi dikarenakan pada bagian pipi pasien terdapat benjolan kecil
dengan diagnosa Tumor Mandibula.Prosedur Pemeriksaan saat pasien
sampai di Instalasi Radiologi, pasien masih bisa berdiri sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur pemeriksaan cervical.
Kemudian pasien diberi penjelasan tentang tujuan, teknik, dan persiapan
pemeriksaan.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Pemeriksaan


Untuk mengevaluasi keadaan Genu umunya menggunakan proyeksi yaitu
anteriorposterior axial dan lateral diharapkan dengan kedua proyeksi tersebut
dapat memperliahatkan Osteoarthritis. Pemeriksaan Genu dengan indikasi
Osteoarthritis di instalasi radiologi RSU Aminah menggunakan proyeksi AP
dan Lateral berdiri. Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a) Memanggil pasien dan mencocokan data identitas pasien.
b) Mempersiapkan alat dan bahan seperti kaset dan pesawat sinar – X.
c) Mempersiapkan dan memposisikan pasien.

4.2 Langkah Pemeriksaan


A. Persiapan Alat dan bahan
1) Pesawat Rontgen
- Merk : DK Medical System
- Type : Accuray D5 / GX-D5H
- No.Seri : A052917C015
- kV Max : 125 Kv/ 500 mA

13
Gambar 3.3.1 2
Sumber: RSU Aminah

2) Kaset : Ukuran : 35x 43cm

Gambar 3.3.1 3
Sumber: RSU Aminah

3) Film
- Merk : AGFA
- Ukuran : 10 x 12 inchi dan 10 x 14 inchi

14
Gambar 3.3.1 4 Film
Sumber: RSU Aminah

4) Printer
Type : Agfa DRYSTAR 5302

Gambar 3.3.1 5 Printer


Sumber: RSU Aminah Blitar

B. Prosedur Pemeriksaan
Untuk mengevaluasi keadaan tulang leher (cervical) di RSU Aminah
menggunakan proyeksi yaitu AnteroPosterior (AP) dan Lateral dengan
proyeksi tersebut dapat memperlihatkan patologi pada vertebrae cervical
C. Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan foto vertebrae cervical dengan proyeksi
AnteroPosterior (AP) dan Lateral, tidak ada persiapan khusus hanya saja

15
pasien harus melepas benda-benda disekitar leher seperti kalung yang
dapat menyebabkan artefak pada gambar radiograf

D. Teknik Pemeriksaan Tulang Cervical

Proyeksi yang digunakan pemeriksaan tulang cervical dengan kasus Tumor


Mandibula di Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar adalah Proyeksi AP
dan Lateral.

1. Proyeksi AnteroPosterior (AP)


a) Posisi Pasien
- Pasien berdiri (Erect).
- Pandangan Pasien lurus kedepan menghadap tabung sinar-X.
b) Posisi Objek
- Posisikan Cervical pasien pada pertengahan cervical
tepatnya pada Thyroid atau C4.
- Kepala pasien posisi lurus.
- Tangan berada disamping tubuh pasien.
c) Pengaturan sinar
- Centtral Ray (CR) : disudutkan 15 kearah chepalad dan
sudut mengarah lurus terhadap pertengahan kaset.
- Central Point (CP) : Cervical ke 4 (C4).
- FFD : 100 cm.
- Faktor Eksposi : 77kV, 250 mA dan 25 mS (6.25 mAs)
- Kolimasi : Seluas lapangan objek dengan batas atas
Cervical 1 (C1) dan batas bawah Thorakal 2 (T2).
d) Kriteria Radiograf
- Tampak posisi true AP
- Tampak C3 – T2 corpus vertebrae
- Jarak antara pedicle dan space discus intervertebralis terlihat
jelas.
- Mandibula dan basis cranium superposisi dengan
vertebrae cervical pertama dan kedua.

16
- Menampakkan garis tepi dan soft tissue, tulang dan
trabecular dari vertebrae cervical.

Gambar 3.6
Hasil Radiograf Tulang Cervical
Sumber: RSU Aminah Blitar
2. Proyeksi Lateral
a) Posisi Pasien.
Berdiri (erect) menyamping bucky stand dengan shoulder
sisi yang sakit menempel pada bucky stand.
b) Posisi Objek
- Mid Coronal Plane (MCP) tegak lurus tepat
dipertengahan IR.
- Mid Sagital Plane (MSP) sejajar dengan IR.
- Shoulder ditekan kebawah, sehingga bahu tidak
menutupi objek.
c) Pengaturan Sinar
- Centtral Ray (CR) : Horizontal tegak lurus.
- Central Point (CP) : Cervical ke 4 (C4).
- FFD : 100 cm.
- Faktor Eksposi : 77kV, 250 mA dan 25mS.
- Kolimasi : Seluas lapangan objek dengan batas atas
Cervical 1 (C1) dan batas bawah Thorakal 2 (T2)

17
d) Kriteria Radiograf
- Tampak vertebrae cervical, space intervertebral joint, pillar
articularis, processus spinosus, dan zygapophyseal joint.
- Ramus mandibula tidak superposisi dengan C1 dan C2.
- Menampakkan garis tepi dan soft tissue, tulang dan
trabecular dari vertebrae cervical.
- Space intervertebral joint C1 – T1 tampak jelas

Gambar 3.4.2 7
Hasil Radiograf Cervical Lateral
Sumber: RSU Aminah Blitar

D. Hasil Bacaan Dokter Radiologi


Didapatkan :
1. Alignment baik
2. Kurva lordotik
3. Trabekulasi tulang tampak baik
4. Superior dan inferior endplate tampak baik
5. Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tampak baik
6. Processus uncocervicalis dan articularis tampak baik
7. Trachea di tengah, airway patent
8. Tampak soft tissue massdi sebelah kiri anguluss mandibula

Kesimpulan :
Tampak soft tissue mass di sebelah kiri angulus mandibula

18
4.3 Pembahasan
Pesawat rontgen di Instalasi Radiologi RSU Aminah berjenis DR
(Digital Radiografi) dan kinerjanya sangat baik, sehingga tidak ada kendala
atau kesulitan dalam pengerjaan pasien yang berhubungan dengan rontgen. Di
Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar untuk persiapan pasien dan Teknik
pemeriksaan pada pemeriksaan Cervical dengan kasus Tumor Mandibula
sudah sesuai dengan teori yaitu tidak ada persiapan khusus, pasien hanya
diminta untuk melepas anting, kalung dan jarum di jilbab (jika
mengenakan). Memberikan arahan kepada pasien agar tetap menjaga atau
menahan posisi kepala dan leher agar tetap lurus kedepan.
Di Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar pada pemeriksaan tulang
cervical dengan kasus tumor mandibula menggunakan proyeksi
AnteroPosterior (AP) dan Lateral dan tampak jaringan soft tissue. Faktor
eksposi yang digunakan pada pemeriksaan cervical di Instalasi Radiologi RSU
Aminah adalah 77 kV, 250 mA dan 25mS. Dengan menggunakan faktor
eksposi tersebut dihasilkan kualitas gambar yang baik. Pada saat pengolahan
gambar, kontras dan densitas diatur sedemikian rupa agar menampakkan
gambaran soft tissue tumor dan vertebrae cervical sehingga radiolog dapat
mengevaluasi hasilnya secara optimal.
Proteksi radiasi di Instalasi Radiologi RSU Aminah sudah sangat baik
dan sesuai dengan teori. Hal ini ditunjukan dengan kontruksi bangunan yang
sesuai dengan standard dan skat pemisah antar ruang pemeriksaan dilapisi
dengan timbal (Pb), penggunaan faktor eksposi yang optimum sehingga
pengulangan foto dapat dihindari, penggunaan proteksi radiasi kolimasi pada
pasien juga sudah di sesuaikan dengan luas lapangan yang ditentukan,
sehingga organ lain pada pemeriksaan radiologi cervical yang tidak perlu
penyinaran (mata) dapat dihindari dan menutup pintu ruangan sewaktu
pemeriksaan berlangsung.

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada Prosedur pemeriksaan Vertebrae Cervical dengan indikasi Tumor
Mandibula di Instalasi Radiologi RSU Aminah Blitar yaitu :
1. Pemeriksaan tersebut tanpa ada persiapan kusus lainnya, hanya melepas
aksesoris pada bagian kepala dan leher yang dapat mengganggu
gambaran radiografi.
2. Menggunakan proyeksi Anteroposterior (AP) dan Lateral dikarenakan
pada proyeksi tersebut sudah dapat membantu meneggakkan diagnosa
dokter

5.2 Saran
Pada laporan kasus ini, penulis menyarankan :
1. Agar tidak terjadi pengulangan foto sebaiknya melakukan pemeriksaan
radiologi terhadap pasien dengan baik dan selalu diperhatikan
pengaturan faktor eksposi, FFD dan lain-lain.
2. Perlunya menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dengan
komunikasi yang baik kepada pasien untuk menghindari
kesalahpahaman yang dapat mengganggu proses pemeriksaan radiografi.
3. Perlunya komunikasi yang baik bagi sesama petugas radiografer,
perawat agar menjadi harmonis dalam bekerja serta meningkatkan
komunikasi dengan pasien, suapaya dalam melaksanakan pemeriksaan
berjalan dengan lancar.
4. Proteksi radiasi bagi pasien perlu ditingkatkan dengan menggunakan
apron pada pasien untuk meminimalkan radiasi yang diterima secara
berlebih

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Bontrager, Kendrick, Leslie E and John P. Lampignano. 2014. Text


Book of Radiographic Positioning and Related Anatomy. St Louis: Elsevier
Mosby. Frank, Eugene D, 2012, Merrill Atlas of Radigrapic Positioning
and Prosedures. Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis. Jakarta: PT Gramedika Pustaka Utama
2. Whitley, A Stewart, Charles Sloane, Graham Hoadley, Adrian D.Moore,
dan Chrissle W. Alsop. 2005. Clark’s : Positioning in Radiography. Twelfth
Edition. London: Hodder Arnold
3. https://hellosehat.com/kanker/tumor/
4. http://repository.unissula.ac.id/19762/3/BAB%20I.pdf
5. https://id.scribd.com/document/509458601/tumor-mandibula

21
Lampiran 1

22
Lampiran 2

23

Anda mungkin juga menyukai