LAPORAN KASUS
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik II
Disusun oleh :
HARTI LESTARI
NIM : P1337430120054
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa oleh Clinical Instructure (CI) Instalasi Radiologi RS
NIM : P1337430120054
Muhammadiyah Yogyakarta
DHEVI ASTUTI,AMR
NIP.1292
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Kesehatan Semarang
3. Ibu Darmini, S.Si, M.Kes Selaku ketua Program Studi Diploma III
Muhammadiyah Yogyakarta
Muhammadiyah Yogyakarta
6. Ibu Sri Martiah, AMR selaku Clinical Instructure yang telah menerima,
iii
membimbing, memberikan banyak ilmu dan motivasi kepada penulis
Yogyakarta
banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan masukan dari
semua pihak. Penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat dan
Harti Lestari
iv
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
2.2.1 Ginjal.......................................................................... 6
2.2.3 Urethra........................................................................ 10
v
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
3.6 Pembahasan............................................................................ 39
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................... 41
4.2 Saran....................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. 43
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
mengeluarkannya dari tubuh. Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal, dua
kontraksi (Smeltzer, 2002). Adanya jaringan parut dan kontraksi ini yang
1
fungsi dan kelainan pada urethra. Pada pemeriksaan urethrography
adalah Proyeksi Antero Posterior (AP) dan Proyeksi Oblique Kanan dan
Yogyakarta?
Muhammadiyah Yogyakarta.
masyarakat umum.
2
c. Mengetahui keuntungan dan kerugian yang diterima pasien dalam
a. Bagi Penulis
Dengan hasil laporan kasus ini dapat memberi masukan dan saran
yang berguna bagi rumah sakit, dalam hal ini instalasi radiologi pada
c. Bagi Instalasi
radioterapi.
d. Bagi Pembaca
3
Menambah wawasan dan pengetahuan serta gambaran yang jelas
striktur urethra.
a. Bagian Awal
b. Bab I Pendahuluan
pembahasan.
e. Bab IV Penutup
f. Lampiran
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keseimbangan internal atau Homeostatis, selain itu dalam sistem ini terjadi
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dan bersih dari zat-zat
yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Hasil keluaran sistem urinari berupa urin atau air
seni. Sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan urethra.(bocah
radiography, 2012)
Keterangan :
1. kelenjar suprarenal
2. ginjal
3. ureter
5
2.1.1 Ginjal (Ren, Kidney)
abdomen, setinggi Th 12 – L3. Ginjal kanan letaknya lebih rendah dari ginjal
kiri, karena ada hepar. Ukuran: panjang 10 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5
cm. Bagian lateral dari ginjal berbentuk convex dan bagian medialnya
konkaf. Ginjal terdiri dari subunit yang disebut uriniferous tubule. Uriniferous
tubule dibagi dua yaitu nephron dan collecting tubule (Moore et al., 2014).
dan posterior, 2 margin yaitu medial and lateral, serta 2 poles yaitu superior
konkaf (cekung) tempat renal sinus dan renal pelvis, sehingga ginjal
6
Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi
kehidupan, yakni menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari
orang dewasa sehat, kurang lebih 1200 ml darah, atau 25% cardiac output,
dapat meningkat hingga 30% (pada saat latihan fisik) dan menurun hingga
filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein oleh kapiler
7
2.1.2 Vesika urinaria (kandung kemih)
Keterangan :
1.Ureter kanan
2.Urethra opening
3.Urethra
4.Prostrat Gland
5.Trigone
ginjal, organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di dalam
panggul besar, sekitar bagian postero superior dari simfisis pubis. Bagian
kandung kemih terdiri dari fundus (berhubungan dengan rectal ampula pada
laki-laki, serta uterus bagian atas dari kanalis vagina pada wanita), korpus,
dan korteks.
8
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Kandung kemih bervariasi dalam
bentuk, ukuran, dan posisinya, tergantung dari volume urine yang ada di
dalamnya.
rugae (kerutan) dan dinding otot elastis sehingga kandung kencing dapat
volume untuk orang dewasa ± 300 – 450 ml. VU diperdarahi oleh arteri
9
2.1.3 Urethra
urethra dibagi menjadi dua bagian, yaitu urethra posterior dan urethra
sfingter ini akan membuka. Sfingter eksterna tersusun atas otot bergaris
ini dapat dikontrol sesuai kemauan orang. Pada saat ingin kencing maka
sfingter ini terbuka dan akan tetap menutup saat menahan kencing.
Panjang urethra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan pada pria
dewasa bisa memiliki panjang kurang lebih 23-25 cm. Perbedaan inilah
terjadi pada pria dibanding dengan wanita (Ii & Sistem, 2018).
10
Gambar 2.4. Anatomi vesica urinaria
dan urethra pada perempuan dan laki-laki
Keterangan :
1. ureter 6. bukaan uretral eksternal
2. bukaan ureteric 7. kelenjar bulbouretral
3. sphincter internal 8. kelenjar prostat
4. diafragma urogenital 9. trigonum
5. urethra 10. muskulus detrusor
mendapat suplai darah dari arteria vesicalis inferior. Pars medialis mendapat
suplai darah dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria uterina.
11
vesicalis dan vena pudenda interna. Inervasi uretra dimulai dari pars
nervus pudendus.
dan arteria rectalis media. Urethra pars membranacea diberi suplai darah
oleh arteria bulbi penis. Urethra pars spongiosa mendapat suplai darah dari
dan ke vena pudenda interna. Inervasi urethra dimulai dari urethra pars
jaringan parut dan kontraksi. Adanya jaringan parut dan kontraksi ini yang
tidak bisa berkemih. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria daripada
12
wanita karena adanya perbedaan panjang urethra, dimana pada wanita
urethra posterior
epispadia
terjadi pada anak yang naik sepeda dan kakinya terpeleset dari
13
beberapa tahun sebelumnya namun sekarang sudah jarang akibat
membranasea,
1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen urethra.
2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan ½ diameter lumen urethra
3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen urethra
14
2.3 Prosedur Pemeriksaan Urethrography
urethra dengan tujuan untuk melihat anatomi, fungsi dan kelainan pada
urethra.
2.3.1 Indikasi
c. Kelainan congenital : Kelainan bawaan dari lahir, hal ini jarang terjadi.
e. Tumor : Lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel yang tidak
normal.
15
2.3.3 Persiapan Alat dan Bahan
d. Gliserin
e. Abocath 18 g
f. Spuit 20 cc
g. Kassa steril
i. Kapas alcohol
j. Plester
k. Baju pasien
l. Handscoon
m.Kateter
16
densitas tinggi, kontras rendah menyebabkan gambaran lusent
kontras yang akan diberikan melalui uretra sebanyak 20-35 cc iohexol dan
lebih pekat dengan perbandingan 1:1 hal itu diberikan karena untuk
17
2.3.6 Pemasukkan Media Kontras
eksterna.
- Ketepatan positioning
18
a. Posisi pasien
4. Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah tampak sympisis
19
- Film : 24 x 30 cm
- Faktor Eksposi : 75 Kv dan 20 mAs
e. Kriteria radiograf
2) Proyeksi AP
a. Posisi pasien
b. Posisi objek
20
1. MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan dan diatur tepat pada
4. Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah tampak sympisis
21
- Titik bidik/CP : 2 inchi diatas symphysis pubis
- Focus Film Distance (FFD): 100 cm
- Film : 24 x 30 cm
- Faktor Eksposi : 75 Kv dan 25 mAs
d. Kriteria radiograf
1.Bladder 1
2.Prostatic urethra 2
3.Membranous urethra 3
4.Cavernous urethra 4
dan urethra yang terisi media kontras dengan kandung kemih tidak
22
3) Proyeksi Oblik - Right Posterior Oblique (RPO)
Tujuan dari proyeksi oblik kanan dan kiri adalah untuk menilai bagian
a. Posisi pasien
b. Posisi objek
23
3) Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset 2 inchi
d. Kriteria radiograf
1 1.Bladder
2 2.Prostatic urethra
3 3.Membranous urethra
4.Cavernous urethra
4
24
4) Posisi Oblique - Left Posterior Oblique (LPO)
a. Posisi Pasien
menutupi gambaran.
3) Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset 2 inchi
25
- Titik bidik/CP : pada pertengahan sympisis pubis
- Focus Film Distance (FFD): 100 cm
- Film : 24 x 30 cm
- Faktor Eksposi : 75 kV dan 25 mAs
d. Kriteria radiograf
1.Bladder
1 2.Prostatic urethra
2 3.Membranous urethra
4.Cavernous urethra
3
dokter
26
- Waktu penyinaran sesingkat mungkin
bertugas
- Menggunakan apron
pemeriksaan
27
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
Nama : An MNH
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 13 tahun
Tanggal Lahir : 07 Februari 2009
Alamat : Perum GKPN
No. RM : 58-81-XX
Dokter Pengirim : dr. Zulfan
Tanggal Pemeriksaan : 24 Mei 2022
Permintaan Pemeriksaan : Urethrography
Keterangan Klinis : Susp urethrial striktur unspecified
yang dialaminya. Pasien kesulitan untuk buang air kecil tidak tuntas dan
merasakan sakit pada alat kelaminnya saat buang air kecil. Untuk melihat
kelainan yang dialami pasien, maka dokter urologi meminta untuk dilakukan
pemeriksaan Urethrography.
28
3.3. Prosedur Pemeriksaan
Merk : SHIMADZU
No.Seri : 81417
No Sertifikat : 1069/AMK/XII/2021
29
Gambar 3.2 control panel
- NaCl 10 cc
30
- Media kontras Iohexol 10 cc konsentrasinya 300mg/mL
- Spuit 20 cc
31
- Handscoon
- Bengkok
- Baju pasien
32
tidak ada persiapan khusus hanya pasien diminta untuk BAK sebelum
pemeriksaan dilakukan.
a. Posisi Pasien
Tidur terlentang pada meja pemeriksaan
b. Posisi Objek
1. MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan dan diatur tepat
pada garis detector kolimasi
2. Kedua tangan diletakkan di samping tubuh dan kedua kaki
lurus
3. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di
pertengahan meja pemeriksaan serta kedua kaki
direnggangkan
4. Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah tampak
symphisis pubis atau urethra
- kaset : 24 x 30 cm
33
d. Kriteria radiograf
media kontras dan NaCl 1:1 hal itu diberikan karena untuk melihat
34
3) Urethrography Proyeksi Oblique Kanan dan Kiri
a. Posisi Pasien
Tidur terlentang pada meja pemeriksaan
b. Posisi Objek
2. Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset 2 inchi di
bawah urethra
ekspose lagi
- FFD : 100 cm
- kaset : 24 x 30 cm (dibagi 2)
d. Kriteria Radiograf
35
Gambar 3.13 radiograf proyeksi RPO dan LPO
Pengolahan kaset yang dilakukan pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU
dengan urutan :
masterview.
36
c. Setelah terkirim di masterview, pilih nama pasien yang radiografnya
d. Setelah foto pasien yang dimaksud terbuka, pilih ukuran film untuk
f. Setelah itu klik dan drag hasil foto yang berada di sebelah kanan ke
terpasang di oue
Hasil:
37
kontras tak dapat berlanjut ke urethra pars prostatica maupun VU.
Kesan :
kesulitan saat berkemih dan kencing tidak tuntas. Dokter bedah urologi
penyempitan.
38
secara retrograde terhadap urethra melalui oriffisium urethra eksterna. Saat
menggunakan proyeksi RPO dan LPO namun posisi pasien tetap Antero
ini adalah untuk melihat sampai mana terdapat penyempitan pada urethra.
Dengan posisi ini pasien lebih nyaman karena tidak berubah posisi serta
radiograf pada posisi ini Pars Prostatica nampak superposisi dan kurang
radiologi dalam menegakkan diagnosa yang tepat dan akurat hal ini juga
39
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Media kontras yang digunakan adalah jenis non ionic yaitu iohexol
foto polos Pelvis AP, foto post kontras Oblique. Proyeksi yang
4.2 SARAN
kesulitan pada proyeksi RPO dan LPO pinggul tetap dirotasikan agar
40
DAFTAR PUSTAKA
Blog.
https://bocahradiography.wordpress.com/author/bocahradiography/
Bontrager, K. L., Jameson, J. L., Kasper, D. L., Longo, D. L., S.Fauci, A.,
(Thirthteen). https://doi.org/10.1007/1-4020-0613-6_15379
Sloane, E. 2004. (2004). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
41
LAMPIRAN
2. Hasil Expertise
42