Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI URETHROGRAPHY

PADA KASUS STRIKTUR URETHRA DI INSTALASI RADIOLOGI

RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh:
HARTI LESTARI
P1337430120054
Latar Belakang
Pemeriksaan uretrography adalah pemeriksaan radiologi untuk melihat urethra
dengan menggunakan media kontras positif yang diinjeksikan ke urethra dengan
tujuan untuk melihat anatomi fisiologi, fungsi dan kelainan pada urethra.

Pada pemeriksaan urethrography dengan indikasi adanya striktur urethra proyeksi


yang biasa digunakan adalah Proyeksi Antero Posterior (AP) dan Proyeksi Oblique
Kanan dan Kiri (RPO dan LPO). (Philip W. Ballinger,et al 2000)
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi urethrography dengan kasus


striktur urethra di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta?
INDIKASI
• Striktur urethra
• Retensi urine (sulit berkemih)
• Kelainan congenital
• Fistule
• Tumor

KONTRA INDIKASI

• Cystitis akut (radang vu akibat infeksi)


• Alergi terhadap media kontras
• Urethritis akut
ANATOMI FISIOLOGI
Keterangan :
1. kelenjar suprarenal
2. ginjal
3. ureter
4. vesica urinaria
5. urethra
 

Ginjal
Fungsi
Tractus urinarius adalah suatu sistem urinaria, terdiri dari
menyaring sisa hasil metabolisme dan toksin
ginjal ,ureter ,vu,dan urethra.
dari darah
mempertahankan homeostatis cairan dan
elektrolit yang kemudian dibuang melalui
urine.
Keterangan :

1.Ureter kanan

2.Urethra opening

3.Urethra

4.Prostrat Gland

5.Trigone

(1) sebagai tempat penyimpanan urine sebelum


meninggalkan tubuh
(2) berfungsi mendorong urine keluar tubuh (dibantu
urethra)
Keterangan : Urethra merupakan sebuah saluran yang
1.ureter 6. bukaan uretral eksternal berfungsi sebagai saluran keluaran urine yang
2.bukaan ureteric 7. kelenjar bulbouretral tertampung dari vesika urinaria. Secara
3.sphincter internal 8. kelenjar prostat anatomis urethra dibagi menjadi dua bagian,
4.diafragma urogenital 9. trigonum yaitu urethra posterior dan urethra anterior.
5.urethra 10. muskulus detrusor
PATOLOGI STRIKTUR URETHRA
Penyebab Striktur urethra :
Striktur urethra adalah penyempitan akibat -Kelainan Kongenital
dari adanya pembentukan jaringan fibrotik -Trauma
(jaringan parut) pada urethra atau daerah -infeksi
urethra. -post operasi

 Tingkatan striktur berdasar


derajat lumen
 Ringan : jika oklusi yang
terjadi kurang dari 1/3
diameter lumen urethra.

 Sedang: jika terdapat oklusi 1/3


sampai dengan ½ diameter lumen
uretra.

 Berat : jika terdapat oklusi lebih besar


dari ½ diameter lumen uretra.
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
Identitas Pasien RIWAYAT PASIEN
Nama : An MNH
Jenis Kelamin : Laki – laki Pada hari Selasa tanggal 24 Mei
Umur : 13 tahun 2022 pasien mendatangi Poli Bedah
Tanggal Lahir : 07 Februari 2009 Urologi RS PKU Muhammadiyah
Alamat : Perum GKPN Yogyakarta untuk memeriksakan keluhan
No. RM : 58-81-XX yang dialaminya. Pasien kesulitan untuk
Dokter Pengirim : dr. Zulfan buang air kecil tidak tuntas dan
Tanggal Pemeriksaan : 24 Mei 2022 merasakan sakit pada alat kelaminnya
Jenis Pemeriksaan : Urethrography saat buang air kecil. Untuk melihat
Keterangan Klinis : Susp urethrial striktur kelainan yang dialami pasien, maka dokter
urologi meminta untuk dilakukan
pemeriksaan Urethrography.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
-Pesawat Sinar-X fluoroscopy
Merk : SHIMADZU
Type : 0.6-1.2 2P324 DK85
No.Seri : 81417
Tegangan Max : 150 Kv

-Kaset ukuran 24 x 30 cm

-spuit 20 cc
-handscoon sterill
-baju pasien

-bengkok

-abocath -Media Kontras Iohexol 10 cc -Nacl 10 cc


Persiapan Pasien
 Keluarga pasien dan pasien diberikan penjelasan tentang tindakan dan
penandatanganan inform consent.

 Pada pemeriksaan Urethrography tidak ada persiapan khusus hanya pasien


diminta untuk BAK sebelum pemeriksaan dilakukan.

 Fungsinya agar kontras tidak bercampur dengan urine yang menyebabkan


densitas tinggi

 Anamnese dilakukan pada saat pasien masuk ruang pemeriksaan


Teknik Pemeriksaan Urethrography
Foto Polos Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien tidur terlentang di meja pemeriksaan
Posisi Objek
1. MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan dan diatur tepat
pada garis pertengahan meja pemeriksaan
2. Kedua tangan diletakkan di samping tubuh dan kedua kaki
lurus
3. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di pertengahan
meja pemeriksaan serta kedua kaki direnggangkan
4. Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah tampak
symphisis pubis atau urethra

Pengaturan sinar dan eksposi


Arah sinar/central ray (CR) : vertikal tegak lurus (tidak ada
penyudutan)
Titik bidik/central pint (CP) : pada symphysis pubis
Focus Film Distance (FFD): 100 cm
Film : 24 x 30 cm
Faktor Eksposi : 65 kV dan 16 mAs

Kriteria radiograf
Tampak gambaran tulang pelvis (ilium, ischium, sacrum dan symphisis pubis).
Tampak rongga pelvis, tampak kandung kemih dan urethra , kandung kemih
tidak superposisi dengan symphisis pubis.
Penyuntikan Media Kontras

Pemeriksaan urethrography di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah


Yogyakarta media kontras yang digunakan dalam pemeriksaan urethrography jenis non
ionic merk iohexol konsentrasi 300 mg/ml sebanyak 20 cc dengan perbandingan 1:1
degan Nacl, penyuntikan media kontras melalui oue.
Proyeksi RPO dan LPO
Posisi Pasien
Tidur terlentang pada meja pemeriksaan
Posisi Objek
1. MSP tegak lurus meja pemeriksaan
2. Batas atas kaset krista iliaka dan batas bawah kaset 2 inchi di
bawah urethra
3. Dokter menarik saluran urethra kearah oblique kanan
4. Setelah diekspose lalu ditarik ke arah oblique kiri lalu dilakukan
ekspose lagi
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertikal tegak lurus (tidak ada penyudutan)
CP : pada symphysis pubis
FFD : 100 cm
Film : 24 x 30 cm (dibagi 2)
Faktor Eksposi : 65 kV dan 16 mAs

Kriteria Radiograf
Tampak gambaran symphisis pubis dan urethra.
Tampak seluruh gambaran urethra yang terisi media kontras
 
HASIL BACAAN RADIOGRAF
Urethrography pada penderita Suspek striktur urethra menggunakan
kontras urografin 76 dimasukkan kontras sebanyak 20 cc melalui oue :

Hasil :
Tampak kontras mengisi urethra pars cavernosa dan pars membranacea ,
kontras awalnya lancar, dinding licin, tak tampak gambaran filling maupun
additional defect, dengan penambahan kontras, tampak terasa ada
hambatan, tampak ujung proximal, pars membranacea lancip, kontras tak
dapat berlanjut ke urethra pars prostatica maupun VU.

Kesan :
Suspek striktur urethra pada pars prostatica/stenosis ujung proximal
uretra pars membranacea
Pembahasan Kasus
 An MNH datang pada Poli Bedah Urologi dengan gejala mengalami kesulitan saat berkemih dan
kencing tidak tuntas.
 Dokter bedah urologi menyarankan untuk melakukan pemeriksaan radiologi dengan
menyuntikkan media kontras guna memberikan indikasi striktur.
 Pemeriksaan yang dilakukan adalah urethrography untuk melihat adanya kelainan atau gangguan
yang menghalangi urine dari kandung kemih menuju urethra, sehingga jika media kontras yang
dimasukkan melalui urethra tidak sampai masuk ke kandung kemih kemungkinan besar terdapat
penyempitan.
 Foto polos Pelvis terlebih dahulu dengan Proyeksi AP bertujuan untuk melihat kondisi
urethra dan dilakukan perbandingan foto dengan pemasukkan media kontras. Media
kontras yang digunakan adalah 20 cc iohexol dan Nacl dengan perbandingan 1:1.
 Foto Post penyuntikkan Media Kontras
 Proyeksi RPO dan LPO ,posisi pasien tetap Antero Posterior tetapi urethranya yang
diobliquekan.
 Tujuan dilakukannya proyeksi ini adalah untuk melihat sampai mana terdapat penyempitan
pada urethra. Dengan posisi ini pasien lebih nyaman karena tidak berubah posisi serta
radiograf yang diperoleh dengan posisi pasien AP sudah cukup untuk memperlihatkan
kelainan yang dialami pasien.
 Namun dilihat dari sisi radiograf pada posisi ini Pars Prostatica nampak superposisi dan
kurang tervisualisasi dengan baik, sebaiknya posisi Oblique tetap dilakukan karena hasil
radiograf juga lebih maksimal sehingga dapat membantu dokter radiologi dalam
menegakkan diagnosa yang tepat dan akurat hal ini juga akan berdampak baik bagi pasien.
KESIMPULAN
Teknik Pemeriksaan Radiografi Urethrography pada kasus striktur urethra di RS PKU
Muhammadiyah dilakukan tanpa persiapan khusus hanya pasien diminta BAK sebelum
pemeriksaan dilakukan. Media kontras yang digunakan adalah jenis non ionic yaitu
iohexol konsentrasinya 300 mg/mL kira-kira sebanyak 20 cc dengan perbandingan 1:1
dengan Nacl ,dimasukkan secara retrograde melalui orifisium urethra eksterna.
Proyeksi yang digunakan adalah foto polos Pelvis AP, foto post kontras Oblique (RPO
dan LPO). Proyeksi yang digunakan adalah Oblique namun posisi pasien tetap AP agar
pasien merasa lebih nyaman.

SARAN
Sebelum melakukan tindakan pemeriksaan, pasien diberi penjelasan yang mudah
dipahami mengenai prosedur yang akan dilakukan sehingga pasien dapat bekerja sama
dan kooperatif selama pemeriksaan berlangsung. Jika memungkinkan dan pasien tidak
kesulitan pada proyeksi RPO dan LPO pinggul tetap dirotasikan agar radiograf yang
dihasilkan lebih maksimal.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai