0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan37 halaman
Pemeriksaan uretrografi dan uretrocistografi digunakan untuk melihat adanya penyempitan pada uretra. Uretrografi hanya melihat lokasi penyempitan sementara uretrocistografi dapat melihat lokasi dan panjang penyempitan dengan memasukkan media kontras ke dalam kandung kemih dan uretra. Pemeriksaan ini berguna untuk kasus striktur uretra.
Pemeriksaan uretrografi dan uretrocistografi digunakan untuk melihat adanya penyempitan pada uretra. Uretrografi hanya melihat lokasi penyempitan sementara uretrocistografi dapat melihat lokasi dan panjang penyempitan dengan memasukkan media kontras ke dalam kandung kemih dan uretra. Pemeriksaan ini berguna untuk kasus striktur uretra.
Pemeriksaan uretrografi dan uretrocistografi digunakan untuk melihat adanya penyempitan pada uretra. Uretrografi hanya melihat lokasi penyempitan sementara uretrocistografi dapat melihat lokasi dan panjang penyempitan dengan memasukkan media kontras ke dalam kandung kemih dan uretra. Pemeriksaan ini berguna untuk kasus striktur uretra.
URETROCYSTOGRAFY OLEH : DANIL HULMANSYAH PENGERTIAN Pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk melihat adanya lokasi penyempitan pada uretra adalah URETROGRAFI
Sedangkan untuk melihat lokasi dan panjang penyempitan adalah BIPOLAR
URETROCYSTOGRAFI.
Seperti kasus striktur uretra, maka dilakukan pemeriksaan bipolar
uretrocystografi. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. FESICA URINARIA 2. PROSTAT 3. URETRA 1. Vesica Urinaria/Kandung Kemih/Blass Merupakan viscera pelvis berongga yang tersusun oleh otot polos, lamina promina, submukosa dan mukosa. Kandung kemih memiliki bentuk menyerupai buah pir (kendi) Gambar Vesika Urinaria/Kandung Kemih/Blass Anatomi Kandung kemih/VU terletak di dalam panggul, sekitar bagian posterosuperior dari simpisis pubis. Pada laki-laki terletak dibagian anterior dari rectum sedangkan pada wanita terletak disebelah anterior vagina dan uterus. Secara umum volume kandung kemih berkisar antara 350 – 500 ml. Fungsi dari kandung kemih/VU ialah untuk menampung urine sementara yang dialirkan oleh ureter yang berasal dari ginjal dengan dibantu uretra, kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh. 2. Prostat Ukuran prostat kecil dan letaknya agak ke posterior dan inferior dari simpisis pubis. Selain bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga berbentuk menyerupai kerucut dimana bagian dorsalnya berhimpit dengan kandung kemih serta bagian apeksnya berhubungan dengan bagian bawah dari os.pelvis. Prostat hanya ditemukan pada laki-laki dan berfungsi untuk motalitas semen selama reproduksi. Gambar Prostat 3. Urethra Merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Uretra berfungsi untuk transport urine dari kandung kemih ke meatus eksterna, uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih hingga lubang air. URETHRA MALE & FEMALE Uretra pada pria dibagi atas : Uretra Posterior, dibagi menjadi Uretra Anterior, dibagi menjadi Pars prostatika : panjang sekitar 2,5 cm. Pars bulbaris : terletak di Berjalan melalui kelenjar prostate. proksimal,merupakan bagian uretra yang melewati bulbus penis. Pars membranacea : panjang sekitar 2 cm, berjalan melalui diafragma urogenital Pars pendulum /cavernosa/spongiosa: antara prostate dan penis. panjang sekitar 15 cm, berjalan melalui penis (berfungsi juga sebagai transport semen). Pars glandis: bagian uretra di gland penis. Uretra ini sangat pendek dan epitelnya berupa squamosa. Pemeriksaan Uretrocystografi Definisi Pemeriksaan uretrocystografi adalah pemerikasaan radiografi dengan memasukkan media kontras untuk memperlihatkan sistem urinari khususnya kandung kemih, dan uretra. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan pasien untuk buang air kecil (Merrils,2016) Indikasi Pemeriksaan Striktur Striktur Uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.penyempitan lumen ini disebabkan karena dinding uretra mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum. Retensi urine (Kesulitan dalam berkemih) Kelainan kongenital Kelainan bawaan dari lahir, hal ini jarang terjadi. Fistule Saluran abnormal yang terbentuk antara dua buah organ yang seharusnya tidak berhubung. Tumor Kontra Indikasi ◦Cystitis akut ◦Alergi terhadap bahan kontras ◦Uretritis akut Persiapan Pasien Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan sistem urinari bagian bawah (kandung kemih, uretra) tetapi kandung kemih pasien harus dikosongkan terlebih dahulu sebelum pemeriksaan. Persiapan Alat & Bahan Non steril Steril Pesawat x-ray Media kontras iodine Imaging plate 24 x 30 cm Spuit 20 cc dan 5 cc Baju pasien Spuit 200 cc Klem Mangkok steril Marker Hand scoon Apron Kateter atau abocath Larutan NaCl Pemasukkan Media Kontras Media kontras dapat diatur dengan dua metode, yaitu antegrade dan retrograde. Pada metode antegrade media kontras dimasukkan ke dalam kandung kemih sekitar 150 -500cc Pada metode retrograde, media kontras dimasukkan ke uretra menggunakan spuit melalui kateter foley. Media kontras dimasukkan ke uretra sekitar 10 cc Banyaknya media kontras (urografin) yang digunakan yaitu 350-500cc untuk kontras yang dimasukkan pada vesica urinaria dan 12cc untuk kontras yang dimasukkan pada uretra Pemasukkan media kontras ke dalam vesica urinaria menggunakan kateter cystostomi dengan perbandingan 1:4. Dengan pertimbangan pada volume 200 cc sudah mampu mengisi VU secara penuh Untuk kontras yang dimasukkan melalui uretra pada volume 20cc perbandingan 1:1 dengan petimbangan pada volume 20 cc, jika tidak ada sumbatan kontras akan masuk kedalam vesica urinaria. Teknik Pemeriksaan ◦ Tahap pertama adalah foto pelvis tampak penis. Tujuannya adalah untuk ketepatan posisioning dan mengatur faktor eksposi apakah sudah tepat sehingga dapat melihat kondisi daerah pelvis serta untuk mengevalavuasi patologi lain yang terjadi di daerah uretra sebelum pemasukan media kontras. ◦ Selanjutnya setelah pemasukan media kontras ◦ Dikatakan striktur, kontras tidak bisa mengisi seluruh saluran pada uretra. Proyeksi Pemeriksaan 1. Proyeksi AP Polos Posisi pasien Tidur supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh berada di pertengahan meja pemeriksaan,kedua lengan diletakkan di samping tubuh. Posisi objek Daerah pelvis dan uretra diletakkan ditengah kaset Arah sumbu sinar Vertikal 10-15 ̊ caudad Central point Pada 5 cm diatas simpisis pubis FFD : 100 cm Eksposi pada saat ekspirasi tahan nafas Rontgen Pelvis Kriteria Gambaran Anatomi yang terlihat L5, sacrum and coccyx, caput femoris,dan trochanter mayor; Trochanter minortidak terlihat secara keseluruhan; Trochanter mayorterlihat mempunyai bentuk dan ukuran yang sama; Tidak ada rotasi ditunjukkan dengan bentuk yang sama dari illiac alae, wings ischial spines, dan dua foramen orburator; Adanya foreshortenedobturator foramen mengindikasikan adanya rotasi; Tulang ischium mempunyai bentuk dan ukuran yang sama 2. Proyeksi AP post kontras Kriteria radiograf : Tampak gambaran dari kandung kemih dan urethrapada saat terisi kontras Vesika urinariatidak super posisi dengan simpisis pubis dan prostat karena adanya penyudutan sinar ke caudad 2. Proyeksi RPO post kontras Posisi pasien Tidur supine diatas meja pemeriksaan, kedua tangan disamping tubuh, lalu sisi tubuh kiri dirotasikan 35-40 derajat ke kanan serta kaki kiri ditekuk untuk fiksasi Posisi objek Daerah pelvisdan uretra ditengah kaset Central Ray vertikal tegak lurus terhadap kaset Central Point 5 cm diatas simpisis pubis dan 5 cm ke arah lateralmenuju SIAS(Spina Illiaka Anterior Superior) FFD 100 cm Eksposi Pada ekspirasi tahan nafas Posisi Pasien & Radiograf Kriteria radiograf Tampak tulang ischium, tulang illium dan simpisis pubis kiri mengalami magnifikasi karena jauh dari film Tampak superposisi antara tulang simpisis pubis dan tulang ischium kanan, kontras memenuhi kandung kemih dan uretra pada posisi oblik 3. Proyeksi LPO post kontras Posisi pasien Pasien diposisikan telentang kemudian dirotasikan ke kiri sehingga MSP tubuh membentuk sudut 35-40 ̊ terhadap meja pemeriksaan. Kaki kanan ditekuk sebagai fiksasi, kaki kiri lurus. Tangan kiri digunakan sebagai bantalan dan tanan kanan disilangkan ke depan badan untuk berpegangan pada tepi meja. Posisi objek Daerah pelvis berada di tengah kaset Central Ray Vertikal tegak lurus kaset Central Point 5 cm diatas simpisis pubis dan 5 cm ke arah lateralmenuju SIAS(Spina Illiaka Anterior Superior). Eksposi Pada ekspirasi tahan nafas FFD 100 cm Posisi Pasien & Radiograf Kriteria radiograf : Tampak tulang ischium,tulang ilium dan tulang simpisis pubis bagian kanan mengalami magnifikasi karena jauh dari film. Tampak simpisis pubis yang mengalami superposisi dengan tulang ischium kiri. Tampak kontras memenuhi vesika urinaria. Pemeriksaan Uretrografi Persiapan Pasien Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan sistem urinari bagian bawah (kandung kemih, uretra) tetapi kandung kemih pasien harus dikosongkan terlebih dahulu sebelum pemeriksaan. Persiapan Peralatan 1. pesawat sinar-X 6. spuit 2. kaset dan film ukuran 24x30 cm beserta 7. kassa steril marker 8. bengkok atau mangkuk steril 3. media kontras,urografin 9. kapas alkohol 4. gliserin 10. plester 5. kateter 11. baju pasien, sarung tangan Teknik Pemeriksaan a. Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan b. Setelah disuruh buang air kecil c. Daerah orifisium uretra diolesi dengan gliserin d. Masukkan media kontras melalui kateter, sebanyak 12 cc e. Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi Proyeksi Pemeriksaan 1. Antero Posterior (AP) 2. Oblique (RPO dan LPO) Catatan!!! Pemasukan media kontras pada pemeriksaan bipolar uretrocystografi pada kasus striktur uretra ada dua cara yaitu secara antegrade (melalui lubang cystostomi) dan secara retrograde (melalui meatus uretra eksterna) Standard pemeriksaan bipolar uretrocystografi pada kasus striktur pasien menggunakan kateter cystostomy. Pemeriksaan bipolar uretrocystografi pada pasien dengan kasus striktur uretra mempunyai peranan yang penting yaitu dapat menunjukkan lokasi striktur, panjang striktur, dan total striktur sehingga mampu memberikan informasi diagnostik bagi dokter urologi untuk penanganan selanjutnya terhadap kasus ini.