Anda di halaman 1dari 35

OESOPHAGOGRAFI &

COR ANALISIS

Annisa S.Tr.Rad
DEFENISI

Teknik pemeriksaan secara radiografi untuk


melihat oesophagus dan pharynx dengan
menggunakan media kontras positif.

Tujuan pemeriksaan
untuk mengetahui kelainan fungsi dan
anatomi pada oesophagus dan pharynx
Fungsi oesophagus

Oesophagus memiliki fungsi sebagai penghasil lendir dan


mendorong makanan kedalam melalui gerakan peristaltik,
dalam kondisi normal makanan membutuhkan waktu waktu
1-2 detik untuk melewati Oesophagus dengan jarak
sepanjang 20-25 cm
Sedangkan pada orangtua gerakan peristaltik akan
mengalami penurunan (melambat), faktor usia menjadi
salah satu penyebabnya
AKTIFITAS SISTEM PENCERNAAN

• Ingesti, memasukkan makanan ke dalam


tubuh
• Mengalirkan makanan sepanjang saluran
pencernaan
• Digesti, memecah makanan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil baik secara
kemis maupun mekanis
• Absorbsi, menyerap makanan dari saluran
pencernaan dipindahkan ke sistim
kardiovaskuler dan limfa untuk diedarkan
ke seluruh tubuh
• Defekasi, pengeluaran sisa makanan yang
tidak tercerna keluar tubuh.
INGESTI DAN MASTIKASI

Di dalam mulut makanan dihancurkan


melalui:
• Mastikasi / pengunyahan
• Pelumasan oleh air liur/saliva
Netralisasi asam dalam makanan dengan
bikarbonat

Saliva diproduksi oleh sel-sel asini dari:


– Kelenjar parotis: mengeluarkan air
liur encer
– Kelenjar submandibularis
– Kelenjar sublingualis
– Kelenjar-kelenjar lain pada mukosa
mulut.
• 
PERANGSANGAN PENGELUARAN AIR LIUR

Merupakan suatu respon refleks yang


dimulai dari reseptor-reseptor yang ada
dalam mulut
• reseptor cita rasa
• reseptor bau
• reseptor raba akibat pengunyahan.

Rangsangan kemudian diteruskan ke


hipotalamus dan pusat pengatur air liur.
DIGLUTISI (PENELANAN)

1. Tahap bukal : makanan dikumpulkan


dipermukaan atas lidah sebagai bolus
yang lembab. Kemudian bolus
didorong ke dalam faring.
2. Tahap faringeal : faring tertarik ke atas
di bawah dasar lidah, inlet laringeal
berkonstriksi, dan epiglotis menutupi
laring untuk mencegah makanan
masuk trakea. Otot-otot faring
kemudian mendorong bolus ke dalam
esofagus bagian atas.
3. Tahap esofagus: gelombang peristaltik
membawa bolus ke bawah terus ke
lambung.
Anatomi Oesophagus

• Oesophagus terletak
dibelakang trakea,
terbentang dari
laringopharynx s/d
lambung. Panjangnya
sekitar 24 cm,
diameter ¾ inchi
(sekitar 2 cm)
ANATOMI ESOFAGUS

 suatu organ silindris berongga dengan panjang pada orang dewasa


sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm saat kosong dan 3 cm saat
berisi makanan.
 Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm.
 Ujung bagian atas pada tulang rawan tiroid (vertebra servikal 6) dan
bagian bawah pada orifisium kardia (vertebra torakal 10).
 Terdapat 2 sfingter :sfingter esofagus bagian atas (m. krikofaringeus)
dan sfingter esofagus bagian bawah
Indikasi Pemeriksaan
• Achalasia (penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal
oesophagus)
• Anatomic anomalies
• Foreign bodies (bolus of food, metallic object, fish bone)
• Carcinoma
• Dysphagia
• Esophagitis
• Refluks
• Spasme oesophagus
Kontra indikasi

Perforasi
Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus, kecuali


dilanjutkan untuk pemeriksaan maag dan
duodenum
Berikan penjelasan pada pasien
Persiapan alat dan bahan

Pesawat X-ray
Baju pasien
Gonad shield
Kaset + film ukuran 30x40 cm
Grid
X-ray marker
Tissue / kertas pembersih
Bahan kontras
Air masak
Sendok/straw/pipet
Teknik pemeriksaan

Proyeksi AP/PA

Tujuan
Melihat strictura, benda asing, kelainan
anatomis, tumor & struktur dari oesophagus.
Alat dan Bahan

Alat :
Film 30x40 cm
memanjang
Moving/stationery grid
Pesawat Sinar-X
Shielding : region pelvic

Bahan :
Barium encer= BaSO4:air=1:1
barium kental=BaSO4:air=3:1
atau 4:1
Proyeksi AP/PA

PP: supine/erect
PO:
 MSP pada pertengahan meja/kaset
 Shoulder dan hip tidak ada rotasi
 Tangan kanan memegang gelas barium,
tepi atas film 5 cm diatas shoulder
 Cental Ray: tegak lurus terhadap kaset
 Central Point: pada MSP 2,5 cm inferior
angulus sternum(T5-6) atau 7,5 cm inferior
jugular notch
 FFD: 100 cm
 Kolimasi: atur luas lapangan penyinaran
selebar 12-15 cm
 Eksposi: pada saat tahan nafas setelah
menelan barium
Catatan....

 Eksposi: pada saat tahan nafas setelah menelan


barium
 Pasien menelan 2/3 sendok Barium kental kemudian
diekspose
 Untuk full filling digunakan barium encer.
 Pasien minum barium dengan straw langsung
ekspose dilakukan setelah pasien menelan 3-4
tegukan
Kriteria radiograf
Struktur :oesophagus terisi Barium
Posisi: tidak ada rotasi pasien (sternoclavicular joint
simetris)
Kolimasi: seluruh oesophagus masuk pada lap.
Penyinaran
Faktor eksposi:
o Teknik yang digunakan mampu
menampakkan oesophagus superimposed
dengan th-invertebra
o Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada
pergerakan pasien saat eksposi
Proyeksi Lateral

Tujuan : melihat strictura, benda asing, kelainan anatomis,


tumor & struktur dari oesophagus.

Faktor teknik:
Film 30x40cm memanjang
Moving / stationery Grid
Shielding : region pelvic
Barium encer = BaSO4 : air= 1:1
Barium kental = BaSO4 : air=3:1 atau 4:1
Proyeksi lateral.....

Posisi Pasien : recumbent/erect (recumbent lbh disukai krn lbh baik)

Posisi Objek :
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow flexi
Mid coronal plane pada garis tengah meja/kaset
Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi
tangan kanan memegang gelas Barium
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder
Lanjutan proyeksi lateral....
CR: tegak lurus terhadap kaset

CP: pada pertengahan kaset setinggi T5-6/7,5 cm inferior jugular notch

FFD: 100 cm

Kolimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

Eksposi: pada saat tahan napas setelah menelan barium

Catatan:

o Pasien menelan 2/3 sendok barium kental

o kemudian diekspose untuk “full filling” digunakan barium encer.

o Pasien minum baruim dengan straw langsung ekspose dilakukan setelah

pasien menelan 3-4 tegukan.


Lanjutan kriteria radiograf....
 Kolimasi: seluruh oesophagus masuk pada lap.
Penyinaran
 Faktor eksposi:
o Teknik yang digunakan mampu
menampakkan oesophagus secara jelas
yang terisi kontras.
o Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada
pergerakan pasien saat eksposi
Kriteria radiograf
Struktur: oesophagus terisi Barium terlihat
diantara C vertebral dan jantung
Posisi:
 true lateral ditunjukkan dari superior kosta
posterior
 Bahu pasien tidak superposisi dengan
oesophagus
 Oesophagus terisi media kontras
Proyeksi RAO
Tujuan: melihat strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor dan
struktur dari oesophagus.

Alat dan bahan


Film 30x40cm memanjang
Moving/stationery grid
Shielding ; region pelvic
Barium encer=BaSO4 : air=1:1
Barium kental=BaSO4:air=3:1 atau 4:1
Lanjutan proyeksi RAO....
PP: recumbent/erect (recumbent lebih disukai krn pengisian lbh
baik)
PO:
 Rotasi 35-400 dari posisi prone dengan sisi kanan depan
tubuh menempel meja/film.
 Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan
kepala pasien, memegang gelas barium dengan straw pada
mulut pasien.
 Lutut kiri fleksi untuk tumpuan
 Pertengahan thorax diatur pada posisi oblik pada
pertengahan IR/meja. Tepi atas kanan kaset 5 cm di atas
shoulder
Lanjutan proyeksi RAO....

 CR: tegak lurus terhadap kaset


 CP: pada pertengahan kaset setinggi T 5-6/7,5 cm inferior jugular notch
 FFD: 100 cm
 Kolimasi: atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

 Eksposi: pada saat tahan napas setelah menelan barium.


Catatan:
Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose
Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan
sedotan langsung ekspose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria radiograf
Struktur : oesophagus terisi barium terlihat diantara C vertebral & jantung (RAO
menunjukkan gambaran lebih jelas antara vertebra dan jantung dibandingkan LAO)
Posisi:
 Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara c.vert&jantung. jika
oesophagus superimposed di atas spina, rotasi perlu ditambah
 Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus
 Oeshophagus terisi media kontras
 Kolimasi: seluruh oesophagus masuk pada lap. Penyinaran
 Faktor eksposi:
 teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi
dengan kontras
 Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi
Proyeksi LAO

Tujuan: melihat strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus.

Alat dan Bahan


Film 30x40cm memanjang
Moving/stationary grid
Shielding : region pelvic
Barium encer = BaSO4 : air= 1:1
Barium kental = BaSO4 : air=3:1 atau 4:1
Lanjutan LAO........

PP: recumbent/erect (recumbent lebih disukai krn pengisian lbh baik)


PO:
 Rotasi 35-400 dari posisi prone dengan sisi kiri depan tubuh
menempel meja/film.
 Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan
kepala pasien, memegang gelas barium dengan straw pada
mulut pasien.
 Lutut kanan fleksi untuk tumpuan
 Pertengahan thorax diatur pada posisi oblik pada pertengahan
IR/meja. Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder
Posisi LAO
Kriteria radiograf

Struktur : oesophagus terisi barium terlihat sekitar hilus paru dan c. Vertebral
Posisi:
 Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus
 Oeshophagus terisi media kontras
 Kolimasi: seluruh oesophagus masuk pada lap. Penyinaran
 Faktor eksposi:
 teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang
terisi dengan kontras menembus bayangan jantung
 Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai