Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK PEMERIKSAAN

TRACTUS DIGESTIVE
Oleh :
Nelida Erlince Pasaribu,S.Si.MKM
GI Tract
Jenis Pemeriksaan Tractus Digestive
Oesophagogram/
Barium Swallow

Maag
Sialography Duodenum

Apendicography Barium Follow


Through

Colon In
Loop / Barium
Enema
Oesophagogram/ Barium Swallow
Pengertian
Teknik Pemeriksaan Radiografi khusus untuk melihat
oesophagus dan pharynx dengan menggunakan mediakontras

Tujuan
Mengetahui kelainan fungsi dan anatomi pada oesophagus dan
pharynx.
Anatomi
Oesophagus terletak di belakang trakea, terbentang dari
laringopharynx s/d lambung. Panjangnya 10 inch, diameter ¾ inc.
Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi : Kontra Indikasi :
Achalasia ( penurunan
pergerakan peristaltic 2/3
Jarang ditemukan
distal oesophagus ) karena menggunakan
Anatomic Anomalies BaSO4
Foreign Bodies ( bolus of food
, metallic object, fish bone)
Adanya komplikasi
Carcinoma perforasi pada
Dysphagia oesophagus yang
Esophagitis tidak diketahui
Refluks
sebelumnya
Spasme oesophagus.
Teknik Pemeriksaan :
 Proyeksi AP/PA,Lateral, RAO dan LAO
(yang paling sering digunakan proyeksi
AP,Lateral dan RAO )
 Persiapan Pasien :
 Tidak ada persiapan khusus, kecuali
dilanjutkan untuk pemeriksaan Maag dan
Duodenum
 Penjelasan pada pasien
 Persiapan Alat dan Bahan
Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
Baju Pasien
Gonad Shield
Kaset + film ukuran 30 x 40 cm
Grid
X-Ray marker
Tissue / Kertas pembersih
Bahan kontras
Air Masak
Sendok / Straw ( pipet )
1. Proyeksi AP/PA
 Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan
anatomis, tumor & struktur dari oesophagus
 Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : region pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
 PP : Recumbent / erect
 PO : MSP pada pertengahan meja / kaset
Shoulder dan hip tidak ada rotasi
Tangan kanan memegang gelas barium
Tepi atas film 5 cm di atas shoulder
Lanjutan….
 CR : Tegak lurus terhadap kaset
 CP : pada MSP, 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-6 ) /
7,5 cm inferior jugular notch
 FFD : 100 cm
 Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15
cm
 Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium
 Cat :
 Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian
diekspose
 Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien
minum barium dengan straw langsung expose
dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Lanjutan….
Kriteria radiograf :
 Struktur : Oesophagus terisi barium
 Posisi : Tidak ada rotasi dari pasien
(Sternoclavicular joint simetris )
 Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada
lap.penyinaran
 Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
oesophagus superimposed dengan th-vertebrae
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada
pergerakan pasien saat eksposi.
2.Proyeksi Lateral
 Teknik Pemeriksaan :
 Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor &
struktur dari oesophagus
 Faktor teknik :
 Film 30 x 40 cm memanjang
 Moving / Stationary Grid
 Shielding : region pelvic
 Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
 Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
 PP : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih
baik )
 PO :
 Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow
flexi
 Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset.
 Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.
 Tangan kanan memegang gelas barium
 Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder
Lanjutan….
CR : Tegak lurus terhadap kaset
CP : pada pertengahan kaset setinggi T5-6 / 7,5 cm
inferior jugular notch
FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )
Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm
Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium
 Cat :
 Pasien menelan 2/3 sendok barium kental
kemudian diekspose
 Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien
minum barium dengan straw langsung expose
dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Lanjutan….
Kriteria radiograf :
 Struktur : Oesophagus terisi bariumterlihat diantara
C.Vertebral
 dan jantung
 Posisi :
 True lateral ditunjukan dari superposisi kosta Posterior.
 Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus
 Oesophagus terisi media kontras.
 Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran
 Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan
pasien saat eksposi.
3. Proyeksi RAO
Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor &
struktur dari oesophagus
Faktor teknik :
 Film 30 x 40 cm memanjang
 Moving / Stationary Grid
 Shielding : region pelvic
 Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
 Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
PP : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih
baik )
PO :
 Rotasi 35o – 40o dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh
menempel meja / film.
 Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala
pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.
 Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
 Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan IR / meja
 Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder
Lanjutan…
CR : Tegak lurus terhadap kaset
CP : pada pertengahan kaset setinggi T5-6 / 7,5 cm
inferior jugular notch
FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )
Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm
Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium
 Cat :
 Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian
diekspose
 Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien
minum barium dengan sedotan langsung expose
dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Lanjutan….
Kriteria radiograf :
 Struktur : Oesophagus terisi bariumterlihat diantara C.Vertebral
 dan jantung ( RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara
vertebrae dan jantung dibandingkan LAO )
 Posisi :
Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus
 diantara C. Vert. & Jantung, jika oesophagus superimposed
diatas spina, rotasi perlu ditambah.
Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus
Oesophagus terisi media kontras.
 Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran
 Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus
secara jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat
eksposi.
4. Proyeksi LAO
Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur
dari oesophagus
Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : region pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
PP : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih
baik )
PO :
Rotasi 35o – 40o dari posisi PA dengan sisi kiri depan tubuh menempel
meja / film.
Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien,
memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.
Lutut kanan flexi untuk tumpuan.
Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan IR / meja
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder
Lanjutan….
CR : Tegak lurus terhadap kaset
CP : pada pertengahan kaset setinggi T5-6 / 7,5 cm
inferior jugular notch
FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )
Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm
Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium
 Cat :
 Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian
diekspose
 Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien
minum barium dengan sedotan langsung expose
dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Lanjutan….
Kriteria radiograf :
 Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara
sekitar hilus paru dan C.Vertebral
 Posisi : Bahu pasien tidak superposisi dengan
oesophagus, esophagus terisi media kontras.
 Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada
lap.penyinaran
 Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
oesophagus secara jelas yang terisi dengan
kontras, menembus bayangan jantung.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada
pergerakan pasien saat eksposi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai