Gambar 2.
Esogafogram Normal
1.2.2 Premedikasi : tidak diberikan
1.2.3 Persiapan Pasien
Tidak diperlukan persiapan secara khusus.
Pasien minum BaSO4, 1 sendok makan ditunggu 2 menit kemudian
difoto AP dan Lateral.
1.2.4 Persiapan Alat dan Bahan :
Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
Baju Pasien
Gonad Shield
Kaset + film ukuran 30 x 40 cm
Grid
X-Ray marker
Tissue / Kertas pembersih
Bahan kontras
Air Masak
Sendok / Straw ( pipet )
1.2.5 Posisi Pasien
Erect di antara meja pemeriksaan yang diatur vertikal dengan layar
fluoroskopi.
Diberikan Barium Sulfat, instruksikan untuk minum beberapa teguk, proses
ini diikuti dengan posisi recumbent. Posisi ini memungkinkan pengisian
esofagus lebih sempurna terutama bagian proksimal dan diperlukan pada
klinis esofagus.
1.2.6 Teknik Pemeriksaan
Pengambilan gambar radiografi dilakukan secara penuh/spot foto pada
daerah-daerah yang dicurigai ada kelainan dengan posisi: AP/PA, Oblik
(biasanya RAO), Lateral.
Bila pemeriksaan dengan kontras ganda, prosedur sama dengan yang di atas,
tetapi pada larutan Barium dimasukkan kristal-kristal CO2 atau dapat juga
ditelan sebelum meminum cairan Barium.
Proyeksi AP/PA
Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor
& struktur dari esofagus.
Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : Region Pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
Posisi Pasien : Recumbent / Erect
Posisi Object :
MSP pada pertengahan meja / kaset
Shoulder dan Hip tidak ada rotasi
Tangan kanan memegang gelas Barium. Tepi atas film 5 cm
di atas Shoulder.
CR : Tegak lurus terhadap kaset
CP : pada MSP, 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-6 ) / 7,5 cm
Inferior Jugular Notch
FFD : 100 cm
Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm
Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan Barium
Catatan :
Pasien menelan 2/3 sendok Barium kental kemudian
diekspose.
Untuk “full filling” digunakan Barium encer. Pasien minum
Barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah
pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria radiograf :
Struktur : Esofagus terisi Barium
Posisi : Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular Joint
simetris )
Kolimasi : Seluruh Esofagus masuk pada lapangan
penyinaran.
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
esofagus superimposed dengan Th-Vertebra.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan
pasien saat eksposi.
Gambar
3. Posisi
AP
Pr
oy
ek
si Lateral
Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor
& struktur dari esofagus.
Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : Region Pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
Posisi Pasien : Recumbent / Erect (Recumbent lebih disukai karena
pengisian lebih baik)
Posisi Objek :
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling
superposisi, elbow flexi
Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset.
Shoulder dan Hip diatur true lateral, lutut flexi untuk
fiksasi.
Tangan kanan memegang gelas Barium
Tepi atas kaset 5 cm di atas Shoulder
CR : Tegak lurus terhadap kaset
CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5 cm Inferior
Jugular Notch
FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )
Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm
Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan Barium
Catatan :
Pasien menelan 2/3 sendok Barium kental kemudian
di-expose
Untuk “full filling” digunakan Barium encer. Pasien
minum Barium dengan straw langsung expose
dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria radiograf :
Struktur : Esofagus terisi Bariumterlihat diantara
C.Vertebral dan jantung
Posisi :
True lateral ditunjukan dari superposisi kosta
Posterior.
Bahu pasien tidak superposisi dengan esofagus
Esofagus terisi media kontras.
Kolimasi : Seluruh Esofagus masuk pada lap.penyinaran
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
esofagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan
pasien saat eksposi.
Pr
oy
ek
si
Kriteria radiograf :
Struktur : Esofagus terisi Bariumterlihat diantara
C.Vertebral dan jantung ( RAO menunjukan gambaran
lebih jelas antara Vertebra dan jantung dibandingkan LAO )
Posisi :
Rotasi yang cukup akan menampakkan esofagus
diantara C. Vert. & Jantung, jika esofagus
superimposed diatas spina, rotasi perlu ditambah.
Bahu pasien tidak superposisi dengan esofagus
Esofagus terisi media kontras.
Kolimasi : Seluruh Esofagus masuk pada lap.penyinaran
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
esofagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan
pasien saat eksposi.
Pr
oy
ek
si
1.3
Gambaran Radiologi
1.3.1 Atresia Esofagus
Atresia esofagus adalah merupkan kelianan kongenital pada esofagus dimana
terjadi penyatuan lumen esofagus yang kemungkinan menjadi segmen yang
panjang atau hanya lumen yang pendek, kadang pembatas segmen mengalami
perforasi.
Biasanya diketahui pada waktu pemberian minuman pertama kali pada saat
bayi lahir. Setelah minum bayi tersebut akan muntah. Pada esofagografi akan
tampak esogafus yang buntu.
1.3.5 Achalasia
Achalasia adalah
ketidakmampuan bagian distal esofagus untuk relaksasi dan peristaltik esofagus
berkurang karena diduga terjadi gangguan neuromuskular. Akibatnya bagian
proksimal dari tempat penyempitan akan melebar dan disebut megaesofagus.
Pada achalasia akan tampak kontras mengisi esofagus yang melebar mulai
dari proksimal sampai distal dimana terjadi penyempitan pada esophagogastric
junction yang menetap pada perubahan posisi. Kontras masih dapat melewati
daerah penyempitan gaster.
Pada pemeriksaan kontras dapat didapatkan gambaran bird's beak pada
esofagus bagian bawah, esofgus yang berdilatasi dan material kontras yang stasis
di esofagus.
Kelainan terjadi pada Pleksus Aeurbachi Mesentericus, bila letaknya lebih
bawah disebut achlasia gastrik. Terdapat gambaran mouse tail appearance karena
tidak terjadi peristaltik dan dilatasi regio diatas bagian yang aganglionik. Kelainan
ini mirip dengan megakolon kongenital.
Gambar 1.5
Achalasia
1.3.6 Varises
Esofagus
Vrises esofagus adalah
dilatasi vena-vena di
submukosa esofagus , yang
merupakan salah satu
komplikasi terbanyak dari
hipertensi portal akibat sirois hepar.
Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis hepatis, gizi buruk,
kurus, dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada 1/3 distal esofagus.
Terjadi susunan yang berbentuk batu bata disebut cobble stone appearance.
Terdapat filling defect berupa lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas
yang menetap. Caranya lubang hidung ditutup kemudian berusaha mengeluarkan
nafas sehingga rongga Thoraks membesar, akibatnya vasa esofagus juga
membesar sehingga tampak gambaran cobble stone appearance.
Gambar 1.6 Varises Esofagus