Batu asam urat atau batu ginjal asam urat yaitu adanya batu atau kalkulus yang terdiri
dari sejumlah asam urat di pelvis ginjal, ureter, atau kandung kemih. Istilah nefropati
gout dan nefropati asam urat digunakan untuk menggambarkan infusiensi ginjal karena
pengendapan asam urat di dalam tubulus ginjal. Batu asam urat adalah penyebab
paling umum dari batu ginjal radiolusen pada anak-anak. Produk metabolisme purin
relatif tidak larut dan dapat mengendap ketika PH urin rendah (Maalouf, 2018).
yang mendapatkan terapi anti kanker, dan yang banyak menggunakan obat urikosurik
seperti sulfinpirazon, thiazid, dan salisilat (Fauzi dan Putra, 2016). Batu asam urat
adalah 5-10% dari kasus batu saluran kemih dan 75-80% diantaranya adalah batu
asam urat murni dan sisanya adalah campuran kalsium oksalat. Batu ini banyak terjadi
pada pasien penyakit gout, pasien yang menjalani terapi antikanker, peminum alkohol,
dan kegemukan. Penyebab batu asam urat yang paling umum adalah idiopatik. Batu
asam urat juga lebih terjadi pada pria berbanding dengan wanita. Faktor-faktor yang
Hiperurikosuri
Gambar Batu Asam Urat (Daudon,2016)
Menurut (Cicerello, 2018), mekanisme metabolisme asam urat berasal dari diet
dan purin endogen. Asam urat adalah produk akhir dari degradasi purin pada
manusia. Asam urat selanjutnya dipecah menjadi allantoin yang mana allantoin ini
10-100 kali lebih mudah larut dibandingkan menjadi asam urat. Sehingga, hilangnya
urikase pada manusia akan mengakibatkan tingginya kadar asam urat dalam serum.
Urat dikeluarkan di ginjal (70%) dan traktus gastrointestinal (30%). Kadar asam urat
Sebagian besar asam urat disintesis di dalam hati dan ha- nya sebagian kecil (3-
5%) dilepaskan ke dalam sirkulasi dan berikatan dengan pro- tein pada pH fisiologis,
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin melalui jalur metabolis-
me biokimiawi yang kompleks. Proses pembentukan asam urat sebagian besar berasal
dari metabolisme nukleotida purin endogen, guanylic acid (GMP), inosinic acid (IMP),
and adenylic acid (AMP). Reaksi ini dikatalisis oleh enzim xanthine oxidase yang
mengubah intermediate hypo- xanthine dan guanine menjadi xanthine, dengan hasil
akhir asam urat. Asam urat tidak bisa dimetabolisme lebih lanjut dan hanya bisa
diekskresi sebagian besar lewat ginjal, dan hanya 30% dapat diekskresi lewat saluran
Asam urat difiltrasi secara bebas (100%) di dalam glomerulus dan sebagian
kontortus distalis, sebagian akan di absorbsi kembali (40-44 %) dan sisanya (6-12 %)
proses reabsorbsi dan sekresi. Sebagian besar asam urat direabsorbsi di segmen
pertama tubulus proksimal dan disekresi ke segmen kedua tubulus proksimal dengan
kecepatan yang lebih tinggi dari reabsorbsi. Pada saat reabsorbsi setelah se-kresi di
tubulus yang lebih distal, kira- kira 10% asam urat yang difiltrasi akan terlihat di
urin.Dari tubulus proksimal yang merupakan tempat transpor, asam urat akan
melewati membran apikal yang diperantarai oleh penukar urat atau anion melalui
saluran yang peka terhadap listrik. Anion organik seperti laktat menurunkan sekresi
urat melalui mekanisme kompetisi transpor. Penghambatan transportasi urat atau tak
efisiennya sekresi tubulus secara gene- tik dan penurunan filtrasi atau peningkatan
2013).
Asam urat banyak terdapat pada cairan ekstrasel dan cairan sendi. Sebanyak
98% terdapat sebagai monosodium urat (MSU) pada pH 7,4. Plasma tersaturasi
dengan MSU pada konsentasi 6,8 mg/dL.6,7 Asam urat relatif tidak mudah larut dan
cenderung mengendap bila terdapat dalam kon- sentrasi tinggi. (Manampiring, 2013).
asam urat di atas nilai normal.Kriteria hiperurisemia menurut Council for international
organization of medical sciences (CIOMS) yaitu > 7mg/dL untuk laki-laki dan > 6 mg/dL
disease).
2. Penurunan ekskresi asam urat: Penye- babnya ialah idiopatik, penurunan fung-
talisasi asam urat terjadi lambat, berlang- sung beberapa minggu sampai bulan
serta dapat mengendap pada cairan sendi, tulang, kulit, dan tendon.Penumpukan
kristal MSU pada persendian dan jaringan peri- artikuler berhubungan dengan
gangguan autoinflamasi yang dikenal sebagai gout. Dewasa ini hiperurisemia sering
Batu Sistin
Batu sistin jarang terjadi, hanya mewakili 1% dari kasus batu saluran
kemih. Batu ini bisa terbentuk karena kelainan kongenital atau bawaan yang
menyebabkan mutasi pada gen SLC3A1 dan SLC7A9. Mutasi ini menyebabkan
dan batu (Thakore P, Liang TH, 2020). Batu sistin berwarna kekuningan dengan
heksagonal datar. Diagnosis pasti dibuat dengan pengambilan urin24 jam untuk
radiografik, batu sistin tampak agak opak (karena kandungan sulfur) dengan
Batu yang diinduksi obat mewakili 2% dari kasus batu saluran kemih. Obat
yang umum mengakibatkan batu jenis ini termasuk protease inhibitor yang
digunakan untuk pengobatan HIV (atazanavir dan indinavir) dan sulfadiazine. Batu
yang terjadi akibat protease inhibitor sulit disembuhkan dengan lithotripsy karena
seringkali tidak terlihat dengan baik pada unenhanced CT scan serta konsistensi
yang gelatinous atau seperti agar. Akibatnya, batu ini biasanya menyebabkan
obstruksi kemih tingkat tinggi dan membutuhkan pemasangan stent ureter. Selain itu,
ceftriaxone telah terbukti meningkatkan risiko pembentukan batu pada pasien yang
Ahmed, K., Dasgupta, P., & Khan, M. S. (2006). Cystine calculi: challenging group of stones.
https://doi.org/10.1136/pgmj.2005.044156
Cicerello, E. (2018) ‘Uric acid nephrolithiasis: An update’, Urologia, 85(3), pp. 93–98.
doi: 10.1177/0391560318766823.
Maalouf, N. M. (2018) ‘Uric Acid Stones’, Urinary Stones: Medical and Surgical
Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. [Updated 2020 Nov 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/