Anatomi
Oesophagus terletak di belakang trakea, terbentang dari laringopharynx s/d lambung. Panjangnya
10 inch, diameter inc.
2. Definisi
Teknik Pemeriksaan Radiografi khusus untuk melihat oesophagus dan pharynx dengan
menggunakan media kontras positif.
3. Tujuan
Mengetahui kelainan fungsi dan anatomi pada oesophagus dan pharynx.
4. Indikasi
Anatomic Anomalies
Carcinoma
Dysphagia
Esophagitis
Refluks
Spasme oesophagus.
5. Kontraindikasi
6. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus, kecuali dilanjutkan untuk pemeriksaan Maag dan Duodenum
Baju Pasien
Gonad Shield
Grid
X-Ray marker
Bahan kontras
Air Masak
8. Teknik Pemeriksaan
Proyeksi AP/PA,Lateral, RAO dan LAO (yang paling sering digunakan proyeksi AP,Lateral
dan RAO )
Proyeksi AP/PA
o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari
oesophagus
o Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
Catatan :
Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan
straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
o Kriteria radiograf :
Faktor eksposi :
Proyeksi Lateral
o Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari
oesophagus
o Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
o Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih
baik )
o Posisi Objek :
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow flexi
Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.
Catatan :
o Kriteria radiograf :
Posisi :
Faktor eksposi :
Film 30 x 40 cm memanjang
o Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih
baik)
o Posisi Objek :
Rotasi 35 40 derajat dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh
menempel meja / film.
Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala pasien,
memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.
Catatan :
o Kriteria radiograf :
Posisi :
Faktor eksposi :
Film 30 x 40 cm memanjang
o Posisi Objek :
Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien,
memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.
Catatan :
o Kriteria radiograf :
Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara sekitar hilus paru dan
C.Vertebral
Faktor eksposi :
laringoskopi
Hasil pemeriksaan dikatakan normal jika tidak ada tanda-tanda penyakit ataupun
kerusakkan
jaringan.
Hasil Abnormal
Hasil laringoskopi dikatakan abnormal jika ditemukan tumor ataupun kelainan pada
jaringan; dan pada keadaan ini harus dilakukan pengambilan contoh jaringan untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
Selang Endotrakhea
Selang EndoskopiAdalah selang yang dimasukkan ke dalam organ yang berongga agar
dapat dilihat dan dinilai organ yang akan diperiksa secara langsung oleh dokter.
endoskopi
Pemeriksaan
Ultrasound/EUS)
Endoskopik
Ultrasonografi
(Endoscopic
diduga keganasan.
Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat.
Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien pasca-bedah.
Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
1. Persiapan umum
a. Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan konseling keperawatan kepada
klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi agar
klien dapat membantu kelancaran pemeriksaan endoskopi antara lain
dengan mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut.
b. Administrasi
1. Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed
consent)
atau
saluran
cerna
bagian
atas
(SCBA)
atau
esofagogastroduodenoskopi (EGD) :
1. Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum pemeriksaan atau
tindakan endoskopi.
2. Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama pemeriksaan/tindakan
endoskopi.
3. Sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi, orofaring disemprot dengan
b.
cerna
bagian
bawah
(SCBB)
atau
kolonoskopi:
1. Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat (bubur kecap
atau bubur maizena).
2. Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium bifosfat, sodium klorida,
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
endoskopi.
5. Pasien tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin 12 jam pasca
tindakan.
PENGGUNAAN ALAT ENDOSKOPI
1. Endoskopi atas atau disebut esofagogastroduodenoskopi atau gastroskopi di
mana alat endoskopi masuk melalui mulut ke esofagus, lambung, sampai
duodenum bagian distal.
2. Esofagoskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis
3.
kelainan esofagus.
Gastroskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis
kelainan di gaster.
4. Duodenoskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis
kelainan di duodenum
5. Enteroskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis
kelainan di usus halus.
6. Kolonoskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis
kelainan di usus besar. Dimana alat endoskopi masuk melalui anus, rektum,
sigmoid, kolon desendens, kolon asendens, sampai dengan sekum.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Esofagoskopi
ESOFAGOSKOPI
DEFENISI
TUJUAN
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk melihat isi lumen esofagus, keadaan dinding atau
mukosa osefagus, serta bentuk lumen osefagus.
Bila diperlukan untuk mengambil bahan pemeriksaan sitologi atau biopsi tumor.
Prosedur ini merupakan salah satu dari beberapa prosedur yang termasuk dalam kategori
upper endoskopi, termasuk gastroskopi, esophagogastroduodenoscopy (EGD), dan
enteroscopy.
INDIKASI ESOFAGOSKOPI??
Indikasi esofagoskopi, dibagi atas dua macam, yaitu sebagai sarana diagnostik berbagai masalah
atau kelainan pada osefagus dan juga di indikasikan sebagai sarana terapi.
Diagnostik
1. Mengevaluasi keluhan diafagia, odinofagia, nyeri di dada, rasa panas didada dan
pendarahan yang menetap.
2. Mengevaluasi perjalanan penyakit atau kelainan osefagus, antara lain esofagitis,
luka bakar korosif, spame difus osefagus, tumor osefagus
3. Mengevaluasi kelainan seperti divertikulum, varises, stenosis, kelainan osefagus
dan hiatus hemia.
4. Mengevaluasi pasien pasca operasi osefagus, seperti menilai anastomosis
osefagus, mencari dan melihat sumber pendarahan, mencari kemungkinan
penyebab disfagia, menilai adanya tanda-tanda residif tumor.
5. Evaluasi kerongkongan atau esofagus setelah studi pencitraan normal
Terapi
o Endofagoskopi dilakukan sebagai tindakanterapi pada dilatasi stiktur esofagus,
mengeluarkan benda asing, skeloterapi untuk varises esofagus, koagulasi
diatermi, pemasangan prostesis esofagus, dan miotomi endofagoskopi.
KONTRAINDIKASI ESOFAGOSKOPI
Kontra indikasi absolut dari tindakan esofagoskopi tidak ada, sedangkan kontraindikasi relatif
tindakan esofagoskopi adalah sebagai berikut:.
Perforasi esofagus
Varises esofagus
Sindroma Mallory-Weiss
Trismus
Aneurisma aorta
Kantong faring
Penggunaan esofagoskop kaku, terutama untuk terapi, seperti mengambil benda asing,
mengangkat tumor jinak, hemostatis, pemberian obat sklerosing untuk varises dan dilatasi
stiktur. Selain itu juga untuk menilai keadaan bagian proksimal osefagus yaitu daerah taut
faringo-esofagus (pharyngo eosophageal junction). Alat ini juga digunakan untuk menilai
kelainan esofagus pada bayi dan anak kecil, serta untuk mengambil foto kelainan
esofagus.
Fungsi kedua macam alat ini, saling menutupi kekurangannya masing-masing. Seorang
ahli endoskopi diharapkan dapat menggunakan kedua jenis alat tersebut.
Esofagoskop lentur memiliki panjang yang bervariasi mulai dari 100-110 cm dan
diameter mulai dari 7,8 sampai 12 mm. Masing-masing alat tersebut juga dilengkapi
dengan suction, air insufflation, dan forsep biopsi.
PROSEDUR ESOFAGOSKOPI
Prosedur tindakan esofagoskopi ini dapat dilakukan dengan analgesia topikal, analgesia neurolep
atau dalam narkosis, tergantung pada keadaan pasien atau alat yang akan digunakan.Agar
pemeriksaan esofaguskopi ini dapat berlangsung dengan baik dan untuk menghindari komplikasi
yang mungkin timbul, perlu diperhatikan persiapan yang optimal, baik dari segi pasien, operator,
alat dan ruangan pemeriksaan.
Persiapan pasien
o Esofagoskopi sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dalam keadaan syok atau
menderita infark miokard yang baru. Dalam keadaan yang seperti ini, sebaiknya
keadaan umum diperbaiki terlebih dahulu dan pemeriksaan di tunda.
o Pasien pasca operasi esofagus atau bila di duga menderita perforasi osefagus,
maka tindakan esofagoskopi harus dilakukan lebih hati-hati.
o Pasien dipuasakan 4-6 jam sebelum esofagoskopi dilakukan. Khusus untuk pasien
dengan riwayat sumbatan esofagus seperti akalasia, maka 5 hari sebelum
tindakan, pasien hanya diberikan makanan cair.
o Pemeriksaan darah dan urin terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan
faktor pembekuan dan perdarahan. Pemeriksaan fisik ditujukan khusus untuk
jantung,paru, dan ginjal
Persiapan operator
o Sebelum tindakan endofagoskopi, haruslah ditetapkan indikasi tindakan, metode
dan jenis anasthesia yang direncanakan. Dengan demikian dapat di persiapkan
alat-alat yang dipakai.
o Pemahaman anatomi esofagus, sangat penting untuk mencegah komplikasi yang
dapat dimbul akibat dari penatalaksanaan prosedur esofagoskopi.
Anasthesia
o Tindakan esofagoskopi dapat dilakukan dengan tindakan anestesi umum
(narkosis) atau analgesia topikal. Anastesi umum di berikan pada pasien yang
tidak kooperatif atau pasien yang diduga akan mengalami kesulitan pada
pemeriksaan esofagus, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan
memakai pipa endotrakea, pernapasan lebih terjamin dan resustasi lebih muda
dilakukan. Pemeriksaan esofagus dengan esofagoskop kaku lebih muda di
laksanakan dengan anastesi umum.
Posisi pasien pada esofagoskop kaku yaitu pasien terlentang dengan leher fleksi ke arah
dada dan kepala ekstensi terhadap leher. Verteks pasien kira-kira terletak 15 cm dari
bagian teratas meja, sehingga esofagoskop memasuki daerah esofagus servikal dan 2cm
dari bagian teratas meja sehingga esofagoskop dapat melewati daerah esofagusabdominal. Posisi ini menyebabkan kepala tidak terletak di atas meja, tetapi harus
dipegang oleh seorang asisten dan seorang asisten lagi memegang bagian bawah bahu.
Ujung dan badan esofagoscope dilumasi dengan minyak mineral steril sebelum
digunakan. Bibir atas diangkat dengan jari ketiga dan keempat tangan kiri operator
(operator tidak kidal). Esofagoskop ditahan dengan jari telunjuk dan telunjuk tangan kiri.
Ujung proksimal esofagoskop dipegang seperti memegang pensil dengan jari-jaritangan
kanan. Digunakan mata kanan untuk melihat ke dalam esofagoskop.
Jika esofagoskop telah masuk sampai pada batas hipofaring dan esofagus,dapat dilakukan
tekanan ringan ke sisi posterior dari bagian cincin kartilago krikoid,dengan menggunakan
ibu jari tangan kiri melalui ujung esofagoskop. Pada waktu melihat introitus esofagus
pada posisi ini, otot krikofaring tampak membuka dan menutup secara periodic pada
pasien dengan anestesi lokal. Pada saat otot krikofaring relaksasi, lumen esofagus dapat
terlihat.
Esofagoskop didorong masuk perlahan-lahan hanya pada saat otot krikofaring relaksasi,
dan tidak boleh dipaksakan pada saat otot krikofaring sedang kontraksi. Esofagoskop
tidak boleh diteruskan bila tidak terlihat lumen dengan jelas. Daerah ini paling sering
terjadi perforasi.
Pada saat esofagus servikal dilalui dan masuk ke bagian atas esofagus
torakal,esofagoskop dipertahankan pada posisi hampir vertikal. Jika esofagoskop
dimajukan lagi, akan mengenai dinding posterior dari esofagus.
Lumen esofagus tampak sebagai celah atau roset pada saat menembus diaphragma. Pada
beberapa pasien terutama bila terdapat dilatasi esofagus torakalmungkin tedapat
kesukaran menemukan hiatus esofagus. Biasanya tampak sebagai celah oblik antara
pukul 10 ke pukul 4. Dalam keadaan normal, bila hiatus ditemukan,esofagus abdominal
dan kardia akan mudah dilalui.
KOMPLIKASI ESOFAGOSKOPI
PENGERTIAN
Oesophagografi/Barium Swallow adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian
oesophagus dan pharynx dengan menggunakan sinar-x dan bantuan media kontras
positif untuk menegakkan diagnosa.
TUJUAN
Semua proyeksi bertujuan untuk melihat strictura, benda asing, kelainan anatomis,
tumor dan struktur dari oesophagus.
INDIKASI
Achalasia ( Penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal oesophagus )
Anatomic anomalies
Foreign bodies ( bolus of food , metallic object, fish bone)
Carcinoma
Dysphagia
Esophagitis
Refluks
Spasme oesophagus
KONTRA INDIKASI
Jarang ditemukan karena menggunakan BaSO4.
Adanya komplikasi perforasi pada oesophagus yang tidak diketahui sebelumnya.
PERSIAPAN PASIEN
Tidak ada persiapan khusus.
Penjelasan pada pasien tentang pemeriksaan oesophagografi.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Pesawat X-ray + Fluoroskopi
Baju pasien
Gonad shield
Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm2
Moving / Stationary Grid
Tissue / kertas pembersih
Media kontras BaSO4 : Air masak = 1 : 1 (Kental)
Media kontras BaSO4 : Air masak = 1 : 3 atau 4 (Encer)
Sendok / straw ( pipet )
Sarung tangan
Gelas dan tempat mengaduk media kontras
Marker
Apron
PROYEKSI PEMERIKSAAN
1. AP/PA
Posisi Pasien
Recumbent / erect
Posisi Pasien
MSP pada pertengahan meja / kaset.
Shoulder dan hip tidak ada rotasi.
Tangan kanan memegang gelas barium.
Tepi atas film 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-T6 ) atau 7,5 cm inferior jugular
notch.
FFD
100 cm
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw
langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
Oesophagus terisi barium.
Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular joint simetris ).
Seluruh oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus superimposed dengan
vertebra thorakalis.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
2. Lateral
Posisi Pasien
Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik )
Posisi Pasien
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi dan elbow flexi.
MCP pada garis tengah meja / kaset.
Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.
Tangan kanan memegang gelas barium.
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
3. Proyeksi RAO
Posisi Pasien
Recumbent / erect (recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)
Posisi Pasien
Rotasi 350 400 dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh menempel meja /
film.
Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala pasien
memegang gelas barium dengan straw pada mulut pasien.
Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan film / meja.
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdfilmi
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw
langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
Oesophagus terisi barium terlihat diantara columna vertebral dan jantung (RAO
menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan jantung dibandingkan LAO).
Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara columna vertebral
dan jantung jika oesophagus superimposed di atas spina, rotasi perlu ditambah.
Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
Oesophagus terisi media kontras.
Seluruh oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi
dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
4. Proyeksi LAO
Posisi Pasien
Recumbent / erect (recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)
Posisi Pasien
Rotasi 350 400 dari posisi prone dengan sisi kiri depan tubuh menempel meja /
film.
Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien
memegang gelas barium dengan straw pada mulut pasien.
Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan film / meja.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdfilmi
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw
langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
Oesophagus terisi barium terlihat diantara columna vertebral dan jantung (RAO
menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan jantung dibandingkan LAO)
Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara columna vertebral
dan jantung jika oesophagus superimposed di atas spina, rotasi perlu ditambah.
Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
Oesophagus terisi media kontras.
Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi
dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.