, SSi
1. Anatomi
A. Proyeksi AP/PA
◦ Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan
anatomis, tumor & struktur dari oesophagus
◦ Persiapan alat :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : region pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
◦ Posisi Pasien : Recumbent / erect
◦ Posisi Object :
MSP pada pertengahan meja / kaset
Shoulder dan hip tidak ada rotasi
Tangan kanan memegang gelas barium Tepi atas film
5 cm di atas shoulder
◦ CR : Tegak lurus terhadap kaset
◦ CP : pada MSP, 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-6 )
/ 7,5 cm inferior jugular notch
◦ FFD : 100 cm
◦ Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15
cm
◦ Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium
Catatan :
Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian
diekspose
Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien
minum barium dengan straw langsung expose
dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
◦ Kriteria radiograf :
Struktur : Oesophagus terisi barium
Posisi : Tidak ada rotasi dari pasien
(Sternoclavicular joint simetris )
Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada
lap.penyinaran
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
oesophagus superimposed dengan th-vertebrae
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan
pasien saat eksposi.
B. Proyeksi Lateral
◦ Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan
anatomis, tumor & struktur dari oesophagus
◦ Persiapan Alat :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : region pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
◦ Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih
disukai karena pengisian lebih baik )
◦ Posisi Objek :
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling
superposisi, elbow flexi
Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset.
Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk
fiksasi.
Tangan kanan memegang gelas barium
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder
◦ CR : Tegak lurus terhadap kaset
◦ CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5
cm inferior jugular notch
◦ FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )
◦ Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar
12-15 cm
◦ Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan
barium
Catatan :
Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian
diekspose
Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum
barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah
pasien menelan 3-4 tegukan.
◦ Kriteria radiograf :
Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat
diantara C.Vertebral dan jantung
Posisi :
True lateral ditunjukan dari superposisi costae Posterior.
Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus
Oesophagus terisi media kontras.
Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada
lap.penyinaran
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan
oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan
pasien saat eksposi.
C. Proyeksi RAO (Right Anterior Oblique)