Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TIME REPETITION

TERHADAP KUALITAS CITRA DAN INFROMASI ANATOMI PADA


PEMERIKSAAN MRI LUMBAL POTONGAN SAGITAL
MENGGUNAKAN SEKUEN T2WI TURBO SPIN ECHO

Proposal Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan DiplomaIVTeknik Radiologi

Diajukan oleh:

BAGAS RAMDHANUARDI
NIM. P1337430219034

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ALIH JENJANGTEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) merupakan salah satu cara

pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran, khususnya radiologi, yang

menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia menggunakan medan magnit

tanpa menggunakan sinar X (Rasad, 2016).

Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh modalitas Magnetic

Resonance Imaging (MRI) yaitu terutama kemampuannya membuat potongan

sagital, aksial, dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien

sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak, terutama otak, sumsum

tulang belakang dan susunan saraf pusat dan memberikan citra detail tubuh

manusia dengan perbedaan yang kontras, dibandingkan dengan pemeriksaan x-

ray lainnya sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi

secara detail (Bushberg,2002).

Pemeriksaan MRI secara umum dilaksanakan dengan menggunakan

pembobotan T1-Weighted image dan T2-Weighted image. T1- Weighted image

digunakan untuk melihat anatomi, sedangkan T2-Wighted image digunakan

untuk melihat patologi atau kelainan. (Westbrook, 2011). Pemeriksaan MRI dapat

dilakukan dalam pemeriksaan MRI Kepala, MRI Ekstremitas baik ekstremitas

atas maupun ekstremitas bawah, MR Myelografi, MRI Spine seperti Vertebrae

Cervical, Thoracal dan Lumbal.

Vertebra lumbal terdiri dari lima ruas tulang belakang yaitu L1 sampai L5

yang membentuk colomna vertebra. Vertebra lumbal memiliki corpus vertebra

(body) dan arcus vertebra. Arcus vertebra dibentuk oleh processus transversus,

processus spinosus, pedicle, lamina, processus articularis superior dan inferior

(Applegate, 2010).

Magnetic Resonance Imaging (MRI) lumbal merupakan pemeriksaan

pada vertebra lumbal yang merupakan pemeriksaan non-invasif,non-radiasi dan


memiliki kemampuan dalam memperlihatkan seluruh medula spinalis dan

struktur internalnya dalam sekali pemeriksaan. Pemeriksaan MRI pada tulang

vertebra sangat tergantung pada teknik. Teknik yang dipilih harus sesuai dengan

organ yang diperiksa dan pemilihan parameter yang tepat (Satyanegara, 2013)

Pemeriksaan MRI lumbal sangat bermanfaat dalam mendeteksi berbagai

klinis diantaranya untuk mengevaluasi penyakit degeneratif, spondilosis, kanal

stenosis, kompresi pada lumbal, tumor dan lain-lain. Pemilihan pulse sekuen

yang digunakan pada pemeriksaan lumbal harus tepat dan sesuai sehingga

dapat digunakan untuk mengevaluasi columna vertebra, discus intervertebralis,

medula spinalis dan cerebro spinal fluid (CSF) (Satyanegara, 2013). Potongan

sagital pada MRI lumbal dapat memperlihatkan body vertebra yang mencakup

area conus sampai sacrum dan gambaran yang lebih bermanfaat dalam

mengevaluasi lumbal (westbrook, 2014)

Indikasi pemeriksaaan MRI lumbal diantaranya; lumbal myelopathy,

lumbal radiculopathy, lumbal cord compression atau trauma, spinal infection atau

tumor (Westbrook, 2014). Protokol standar pemeriksaan MRI Lumbal untuk

dapat melihat struktur anatomi dan patologi menggunakan sekuen Sagital T2WI

FSE, sagital T1WI SE, sagital T2WI FSE STIR, Axial T2WI FSE, dan Axial T1WI

GRE (Khanna, 2014). Pemeriksaan MRI Lumbal padapembobotan T2 menurut

Khanna (2014) direkomendasikan menggunakan pulse sekuen Fast Spin Echo

karena dapat mendeteksi tanda / gejala awal sebuah patologis, seperti oedem,

tumor, infeksi, fraktur, cedera ligamen, serta dapat menghasilkan citra dengan

sinyal yang kuat pada cairan CSF termasuk detail akar persyarafan, serta dipilih

potongan sagital untuk memberikan visualisasi citra yang lebih luas serta

menyeluruh (Khanna, 2014).

Pulse sekuen Fast Spin Echo adalah sekuen yang merupakan salah satu

pengembangan dari sekuen Spin Echo. FSE menggunakan train pulse rephasing

180º, yang sering disebut echo train length atau turbo factor. Keuntungan

penggunaan sekuen FSE adalah waktu scanning jauh lebih singkat, dan kualitas

citra meningkat. Lazim digunakan untuk pembobotan T2. Pembobotan yang


dihasilkan pada pulse sekuen Fast Spin Echo adalah T1, Proton Density dan T2,

pembobotan T2 pada Fast Spin Echo disebut dengan T2WI (Westbrook, 2014).

Upaya mendapatkan kualitas citra MRI yang baik menurut Westbrook

(2011) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan diantaranya adalah Signal

to Noise Ratio (SNR), Contrast to Noise Ratio (CNR) dan Scan Time. SNR

merupakan rasio perbandingan antara Signal terhadap Noise pada saat

pemeriksaan MRI, CNR adalah selisih nilai antar dua SNR yang berdekatan, dan

scan time adalah waktu yang diperlukan dalam akuisisi data selama

pemeriksaan (Westbrook, 2011).

Nilai kualitas citra dapat berbeda akibat variasi nilai Time Repetition (TR).

TR adalah waktu jeda sebelum diaplikasikan kembali RF-pulse berikutnya pada

proses pembentukan citra MRI. Jika nilai naik TR maka akanmenaikkan nilai

SNR, CNR, serta Scan Time, sebaliknya jika nilai TR diturunkan maka akan

menurunkan nilai parameter kualitas citra MRI yang dihasilkan (Prastowo, 2013).

Salah satu cara untuk mengurangi waktu scanning yaitu dengan

mengurangi nilai Time Repetition (TR). Nilai TR pada pemeriksaan Lumbal

sekuen T2WI Fast Spin Echo berbeda-beda. Menurut Moeller (2010) nilai TR

dengan rentang pada 3000 – 3500 ms, nilai TE 100 – 200 ms, dan ETL 16+.

Sedangkan menurut Westbrook (2014) nilai TR yang digunakan > 4000 ms, nilai

TE > 90 ms, dan ETL > 16. Nilai TR yang disebutkan oleh Moeller dan

Westbrook tidak secara baku menyebutkan besarnya nilai TR yang dapat

menghasilkan SNR, CNR dan Scan Time yang baik.

Menurut Fatimah (2013), metode untuk mendapatkan nilai SNR dilakukan

Region of Interest (ROI) menggunakan modalitas MRI. Ukuran ROI pada daerah

Corpus Vertebra (CV), Discus Intervertebralis (DI), Medulla Spinalis (MS),

Cerebrospinal Fluid (CSF) sekecil mungkin di area dengan intensitas yang

homogen. Kemudian untuk mendapatkan nilai CNR dilakukan pengurangan nilai

SNR antara CSF dengan Corpus Vertebra (CSF-CV), antara CSF dengan Discus

Intervertebralis (CSF-DI), antara CSF dengan Medulla Spinalis (CSF-MS), antara

Medulla Spinalis dengan Corpus Vertebra (MS-CV), antara Medulla Spinalis


dengan Discus Intervertebralis (MS-DI) dan antara Corpus Vertebra dengan

Discus Intervertebralis (CV-DI). Berdasarkan jurnal ini maka akan diambil ROI

signal pada jaringan Corpus Vertebra (CV), Discus Intervertebralis (DI), Medulla

Spinalis (MS), Cerebrospinal Fluid (CSF)

Menurut pengamatan penulis selama kegiatan PKL V di Instalasi

Radiologi RSUD dr. Margono Soekarjo Purwokerto, penerapan sekuen T2WI

Fast Spin Echo pada pemeriksaan MRI Lumbal menggunakan nilai TR dengan

rentang nilai 3500 sampai dengan 7500 ms dengan pesawat MRI 1.5 Tesla.

Penentuan nilai Time Repetition di RSUD dr. Margono Soekarjo Purwokerto

berdasarkan berat badan pasien. Pasien dengan berat badan 40 – 50 kg

menggunakan nilai TR 3500 ms. Pasien dengan berat badan pasien 50 – 70 kg

menggunakan TR 5500 ms, dan > 70 kg menggunakan TR 7500 ms. Hal ini

sesuai dengan standar estimasi Spesific Absorption Rate (SAR) berdasarkan

peraturan International Electrotechnical Commission Standards for MRI.

Berdasarkan paparan di atas, belum diketahui secara baku nilai Time

Repetition yang dapat menghasilkan kualitas citra dan informasi anatomi yang

baik pada pemeriksaan MRI Lumbal sekuen T2WI Fast Spin Echo (FSE)

potongan sagital berdasarkan nilai SNR, hal ini membuat penulis tertarik untuk

mengkaji lebih dalam dan mengangkat penelitian dengan judul “ANALISIS

PENGARUH PERUBAHAN NILAI TIME REPETITION TERHADAP KUALITAS

CITRA DAN INFROMASI ANATOMI PADA PEMERIKSAAN MRI LUMBAL

POTONGAN SAGITAL MENGGUNAKAN SEKUEN T2WI TURBO SPIN ECHO”


B. Rumusan Masalah

Magnetic Resonance Imaging dalam aplikasi kedokteran terus berkembang

dan pencitraan Magnetic Resonance Imaging untuk mendiagnosis suatu kelainan

patologi dan informasi anatomi juga terus berkembang. Maka permasalahan

dapat dirumuskan yaitu :

1. Bagaimana pengaruh parameter Time Repetition (TR) terhadap

pencitraan MRI pada Pemeriksaan Lumbal Sekuen T2WI Turbo Spin Echo di

Instalasi Radiologi RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto?

2. Bagaimana perbedaan variasi Time Repetition (TR) terhadap informasi citra

pada pemeriksaan MRI Lumbal di Instalasi Radiologi RSUD Margono

Soekarjo Purwokerto.

3. Berapakah Nilai TR yang Optimal terhadap pencitraan MRI pada

Pemeriksaan Lumbal Sekuen T2WI Turbo Spin Echodi Instalasi Radiologi

RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto?

C. Tujuan Penelitian

Magnetic Resonance Imaging dalam aplikasi kedokteran terus berkembang

dan pencitraan Magnetic Resonance Imaging untuk mendiagnosis suatu kelainan

patologi dan informasi anatomi juga terus berkembang. Adapun tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh parameter Time Repetition (TR) terhadap

pencitraan MRI pada Pemeriksaan Lumbal Sekuen T2WI Turbo Spin Echo di

Instalasi Radiologi RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

2. Untuk mengetahui perbedaan variasi Time Repetition (TR) terhadap

informasi citra pada pemeriksaan MRI Lumbal di Instalasi Radiologi RSUD

Margono Soekarjo Purwokerto.

3. Untuk mengetahui Nilai TR yang optimal terhadap pencitraan MRI pada

Pemeriksaan Lumbal Sekuen T2WI Turbo Spin Echodi Instalasi Radiologi

RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.


D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan wawasan dan tambahan informasi mengenai pengaruh

parameter Time Repetition (TR) terhadap pencitraan MRI pada Pemeriksaan

Lumbal Sekuen T2WI Turbo Spin Echo di Instalasi Radiologi RSUD Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan gambaran bagi praktisi di lapangan untuk dapat

meningkatkan pelayanan di bidang radiologi, agar mendapatkan kualitas citra

optimal yang bermanfaat bagi pelayanan dan diterapkan dalam instalasi

radiologi dalam menegakkan diagnose suatu penyakit.

E. Keaslian penelitian

1. Boromeus (2013) “Pengaruh Perubahan Nilai Parameter Average

Terhadap Kualitas Citra MRI Lumbal pada Pembobotan T2 Sagital Fast

Spin Echo (FSE)”. Hasilnya ada pengaruh variasi nilai average terhadap

kualitas citra MRI Lumbal pembobotann T2 Fast Spin Echo (FSE) pada

organ corpus, discus,cerebro spinal fluid (CSF) dan medula spinalis.

Persamaannya yaitu pengaruh variabel terhadap kualitas citra dan obyek

yang digunakan yaitu lumbal. Perbedaannya terletak pada variabel

yang digunakan, Boromeus(2013)menggunakan variabel average

sementara penulis memfokuskan pada pengaruh perubahan nilai Time

Repetition.

2. Setyoningsih (2013) “Pengaruh Variasi Flip Angle Sekuens Gradient

Echo (GRE) Terhadap Kualitas Citra Pada Pemeriksaan MRI Lumbal

Potongan Sagital”. Hasilnya ada pengaruh antara variasi flip angle

terhadap kualitas citra pada pemeriksaan vertebrae lumbal.

Persamaannya yaitu pengaruh variabel terhadap kualitas citra dan obyek

yang digunakan yaitu lumbal. Perbedaannya yaitu sekuen yang digunakan


Setyoningsih (2013) adalah GRE sementara penulis lebih mengkaji

penggunaan paramater TR dan TE untuk mendapat citra yang lebih optimal.

Perbedaan yang lain yaitu Setyoningsih (2013) menggunakan variabel

flip angle sementara penulis menggunakan variabel Time Repetition sekuen

T2WI TSE.

3. Ganesan, K, MB BS, DNB and Bydder, G M (2014) A Prospective

Compariseon Study of Fast T1 Weighted Fluid Attenuasion Invertion

Recovery and T1 Weighted Turbo Spin Echo Sequence at 3 T In

Degenerative Disease of Cervical Spine. Penelitian tersebut dengan metode

evaluasi kuantitatif dengan mengukur SNR, CNR untuk menilai cerebro

spinal fluid (CS0F) nulling dan CNR pada spinal-cord. Pada penelitian

tersebut menggunakan T1 Weighted TSE didapatkan CNR pada bone dan

discus lebih tinggi pada pembobotan T1 TSE dibandingkan T1 FLAIR.

Namun pada T1 FLAIR nilai SNR pada spinal cord dan CSF lebih tinggi

daripada T1 TSE. Persamaan pada penelitian ini adalah salah satu

pembobotan dan sekuen yaitu T1 Weighted Turbo Spin Echo. Perbedaan

penelitian ini adalah organ cervical dan penelitian ini lebih menekankan

penggunaan variasi TR pada sekuen T2WI Turbo Spin Echo dan ingin

mengetahui kualitas citra anatomi yang optimal pada MRI lumbal potongan

sagital
9

Anda mungkin juga menyukai