Anda di halaman 1dari 22

Soal Pretes Radiologi

KODE A

1. Fungsi Pemeriksaan foto direct dan LLD (Left Lateral Decubitus) pada foto
abdomen 3 posisi? Jelaskan!

Jawab :

Foto direct
o
o
o

Gambaran udara (cairan dalam dan luar usus)


Gambaran udara bebas dibawah diafragma
Gambaran cairan di rongga perut / abdomen bagian bawah

LLD
o

Cari udara di atas hepar

Air fluid level

Gambar batas udara dan air bila :

Bertingkat (step bladder), pendek, tidak dominan = ileus obstruksi usus


Sejajar, sedikit, panjang = ileus paralitikus

apakah pengertian abdomen 3 posisi?


Abdomen 3 posisi (acute abdomen series) adalah prosedur pemeriksaan radiografi pada
daerah abdomen khususnya untuk memperlihatkan kelainan yang terjadi pada tractus
digestivus / gastrointestinal yang dilakukan dalam 3 posisi pemotretan. Minimal posisinya
harus termasuk salah satunya tegak atau decubitus dengan arah sinar horizontal sebagai
tambahan dari abdomen AP Supine.
Indikasi klinik spesifik untuk Acute Abdominal Series :
1. Ileus (obstruksi usus kecil non mechanical) atau mechanical ileus (obstruksi usus dari
hernia, adhesi, dll)
2. Ascites (akumulasi cairan abnormal di dalam abdomen)
3. Perforated hollow viscus (perforasi usus atau lambung, ditunjukkan oleh udara
intraperitoneal )
4. Massa intra abdomen (neoplasma, benigna atau maligna)
5. Post op (abdominal surgery)

bagaimanakah teknik pemeriksaan radiografi abdomen 3 posisi?


Teknik radiografi abdomen untuk kasus abdomen akut dilakukan dalam 3 posisi yaitu
abdomen AP supine, Abdomen AP tegak (erect), dan abdomen LLD.
1. ABDOMEN AP supine

Posisi Pasien: Pasien supine diatas meja pemeriksaan, MSP (mid sagital plane) tubuh
berada di pertengahan meja. Kedua tangan diatur lurus disamping tubuh dan kedua
kaki diatur lurus.

Posisi Objek : aturlah kaset agar batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada
simfisis pubis dan crista iliaca berada di pertengahan. Pelvis TIDAK mengalami rotasi
(terlihat dari kedua SIAS berjarak sama dikedua sisinya)
CR (central ray): vertikal tegak lurus ke kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista
iliaca
FFD (film-focus distance): 100 cm
Lakukan eksposi (penyinaran) saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.

2. ABDOMEN TEGAK

Posisi Pasien : Berdiri tungkai pada posisi meregang, punggung menempel pada buck
stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien yang KU-nya kurang baik). Lengan berada
pada samping tubuh. MSP tubuh pasien berada ditengah meja dan bucky stand.
Posisi Objek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur ketinggian film / IR
sehingga tengah-tengahnya kira-kira 2 inches atau 5 cm diatas Krista iliaca (termasuk
diafragma). Dimana rata-rata pasien akan ditempatkan diatas film / IR kira-kira
setinggi axilla.
CR : horisontal tegak lurus ke kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista iliaca
(umbilikus)
FFD : 100 cm
Lakukan eksposi saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.

3. ABDOMEN LLD

Posisi Pasien : Pasien tidur miring ke sisi kiri, kedua genu ditekuk (difleksikan), kedua
tangan diletakkan di atas kepala
Posisi Objek : aturlah kaset agar batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada
simfisis pubis dan crista iliaca berada dipertengahan. kaset berada dibelakang
punggung.
CR : horizontal sejajar kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista iliaca.
FFD : 100 cm
Lakukan eksposi saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.

apakah tujuan dari masing-masing posisi?


Abdomen AP supine: memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang
disebabkan karena massa atau gas pada kolon itu.
Abdomen tegak : 1) untuk menampakkan udara bebas di bawah diafragma, 2)
Gambaran udara (cairan dalam dan luar usus), 3) Gambaran cairan di rongga perut /
abdomen bagian bawah.

Abdomen LLD : untuk memperlihatkan air fluid level atau akumulasi udara bebas yang
mungkin terjadi pada intraperitonium akibat perforasi kolon, mencari udara di atas
hepar.

mengapa dibuat foto LLD (bukan RLD) untuk abdomen 3 posisi ini?
supaya terpisah dengan udara di lambung. Pada pasien tersangka kebocoran dinding usus,
udara akan berada pada permukaan teratas. jika dibuat foto RLD, udara bebas itu akan
tampak menyatu/bercampur dengan udara diusus sehingga patologisnya sulit dinilai.
apa tujuan eksposi dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh?
Satu detik setelah ekspirasi, pergerakan usus akan berhenti, diafragma akan naik dan
gambaran abdomen akan tampak jelas

Hal-hal yang dinilai:


1.
2.
3.
4.

5.

Preperitoneal fat line :

Menghilang pada peritonitis/ asites


Distribusi udara didalam usus :

Menilai distribusi udara dalam usus mulai dari gaster sampai ke rektum. Jika
sampai ke rektum maka alirannya bagus.
Apakah ada distensi usus

Haustra : merupakan tanda untuk distensi kolon.

Hearing bone appearance : merupakan tanda untuk distensi usus halus


Pada foto LLD lihat apakah ada air fluid level

Air fluid level merupakan gambaran dari batas udara dengan cairan.

Air fluid level menandakan adanya suatu obstruksi usus.

Bertingkat (step bladder), pendek, tidak dominan = ileus obstruksi usus

Sejajar, sedikit, panjang = ileus paralitikus


Apakah ada udara bebas.

Pada posisi supine kita nilai di para umbilikus .

2. Kontras Media?
Jawab :
Zat yang dimasukkan ke dalam organ tubuh pada radiografi akan memberikan
gambaran lebih jelas dibandingkan gambaran radiografi polos. Tujuannya agar tampak
lebih jelas sehingga mudah dilihat kelainan-kelainannya. Dapat tampak karena
perbedaan berat atom bagian tubuh dengan bahan kontras.

Syarat-syarat Bahan Kontras Media :


3.
Tidak merupakan racun dalam tubuh.
4.
Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang
cukup.
5.
Mudah cara pemakaiannnya.
6.
Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran.
7.
Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak mengganggu organ
tubuh yang lain

3. KU : trauma abdomen. Ingin dilakukan pemeriksaan colon inloop. Saran untuk


pemeriksaan tersebut?
Jawab :
Pengertian pemeriksaan Colon in loop
Pemeriksaan radiografi dari usus besar (kolon) dengan menggunakan bahan kontras
yang dimasukkan per anal. Pemeriksaan ini termasuk barium enema.dan memerlukan
persiapan pasien.

Tujuan pemeriksaan

Untuk menggambarkan usus besar yang berisi kontras media,sehingga dapat


memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya maupun
yang terdapat pada lumen khusus.

Saran colon in loop :


Dua hari sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak
Makan terakhir jam 19.00, malam sebelum pemeriksaan.
Minum obat pencahar pada jam 20.00.
Boleh minum sampai jam 23.00, tidak merokok, puasa sampai dilakukan pemeriksaan.

Kolon harus bersih sama sekali


o
o

Makanan lunak (ubah pola makan)


Lowfat, low residu tinja keras

Minum banyak tinja lembut


pencahar

4. Maksud pemeriksaan foto polos pada pemeriksaan IVP? Jelaskan!


Jawab :

Mengetahui bayangan, ukuran, posisi 2 ginjal


Kalsifikasi kista dan tumor,batu radioopak, perkapuran ginjal
Batas m.psoas kanan dan kiri
Batas radioopak ureter dan buli

Syarat foto thorax PA yang baik?


Jawab :

Sedapat mungkin dibuat tegak dan postero-anterior


Simetris berdirinya clavicula dan vertebra
Semua lapang paru dan jantung harus masuk
Scapula terlempar (PA, bahu diajukan, tangan dipinggang)
Inspirasi cukup: costa 6 anterior memotong hemidiafragma kanan (yang
posterior 10)

KODE B
1. Jenis-jenis pemeriksaan dengan kontras, jelaskan pengertiannya pada
a. Traktus urinarius (min. 3)
b. Traktus digestivus (min. 2)

Jawab:

Tractus Urinarius
o

Organ yang diperiksa : ginjal, ureter, kandung kencing

Pemeriksaannya : Intravenous Pielografi (IVP)


Kontras media : urografin 76%, lopamiro
Pembuatan : kontras media dimasukkan IV, foto 5menit, 15 menit, 30
menit setalah kontras dimasukkan, dan sesudah post miksi

Organ yang diperiksa : ureter dan sistema pelvika kalises

Pemeriksaannya : retrograde pielografi (RPG)

Kontras media : hipaque 25 / urografin 76%

Pembuatan : kontras
dimasukkan ke ureter

media

dimasukkan

melalui

kateter

yang

Organ yang diperiksa : kandung kencing dan uretra

Pemeriksaannya : retrograde sistoureterografi

Kontras media : hipaque 25 / urografin

Pembuatan : kontras media dimasukkan melalui lubang uretra dengan


spuit khusus

Tractus Digestivus
o

Organ yang diperiksa : laringofaring dan esofagus bagian atas

Pemeriksaannya : Barium swallow

Kontras media : Barium Sulfat

Pembuatan : barium sulfat ditelan, kemudian foto

Organ yang diperiksa : Jejunum dan ileum

Kontras media : Barium sulfat

Pembuatan : barium sulfat diminum melalui mulut dan ditunggu 2


jam. Bila sudah sampai usus halus lalu dibuat radiografi

2. Hal yang perlu ditulis pada pembacaan foto ekstremitas misal. Pada fraktur
femur
Jawab :
Dilakukan 3 foto sesaat setelah kejadian, sesudah di reposisi, dan pada saat kontrol
(2-4 minggu)

Foto 1

o
o

Tentukan fraktur
Komentar :

o
o

Allignment / kelurusan
Aposisi / persambungan

Foto 2
o

1. Lokasi : 1/3 proksimal, 1/3 medial, 1/3 distal


Organ : tibia, femur
Kanan / kiri

Komentar :

Posisi alat

Kedudukan

Foto 3
o

Perhatikan apakah masih ada garis fraktur atau tidak

Perbatasan callus

Malunion nyambung benar

Delay union lama nyambung

Anunion tidak nyambung

Komplikasi (osteomyelitis)

Posisi alat (space)

3. Perbedaan antara ileus obstruktif dengan ileus paralitik secara radiologis?


Jawab :

Ileus Obstruktif :
o

Gangguan passage isi usus karen obstruksi / gangguan mekanis

Ileus Paralitik :
o

Pelebaran usus menyeluruh / distensi general

4. Pemeriksaan IVP membutuhkan persyaratan dan persiapan yang cukup. Apa


saja? Jelaskan!
Jawab :

Diberi laxant / castor oil pada malam hari untuk dibersihkan colon dari feses
yang menutupi ginjal

Tidak diberi cairan mulai dari jam 10 malam sebelum pemeriksaan


Puasa mulai pagi sampai mau foto
Makan bubur kecap 1 hari sebelum diambil foto
Tidak banyak merokok(laki-laki) dan bicara (pada wanita)
Untuk bayi dan anak diberi minum yang mengandung carbonat untuk
mengembangkan lambung
Injeksi dexamethasone
Injeksi utografin 1cc/kgBB
Buat foto 5, 15,30 post miksi (sebelum kontras masuk foto polos, dll)
Foto polos 5-15-30-45-90-120 (post miksi)

5. Apa maksud dari PA, AP, LLD, RLD, RAO, LAO, Top Lordotik
Jawab :

AP : Antero-posterior
PA : postero-anterior
LLD : left lateral decubitus
RLD : right lateral decubitus
RAO : right ant oblique
LAO : left ant oblique
Top Lordotik :

KODE C
1. Syarat foto thorax yang baik
Jawab :

Sedapat mungkin dibuat dengan posisi tegak dan postero-anterior


Simetris berdirinya clavicula + vertebra terlihat (apeks, sudut costophrenicus)
Semua lapang paru dan jantung harus masuk
Scapula terlempar (PA, bahu diajukan, tangan di pinggang)
Inspirasi cukup costa 6 ujung anterior memotong hemidiafragma kanan (costa
anterior 6 buah, costa posterior 10 buah)
Jarak film dengan sinar 2 meter
Kondisi harus baik (CU, NA, S) Vth 1,2,3,4 terlihat, yang lainnya kabur

2. Beda AP & PA?


Jawab :
AP

PA

Film dibelakang
Sinar dari depan
Scapula tidak terlempar
Clavicula terbalik
Gambar tulang jelk
Hasil tidak jelas

Film di depan
Sinar dari belakang
Scapula terlempar > lapang paru
Clavicula tidak terbalik
Gambar tulang baik
Hasil jelas

3. BNO 3 posisi
Jawab :
Apakah BNO itu?
BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari
Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian). Dalam
bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO adalah
suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada
daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.
Apa kegunaan foto BNO?
1. Mendeteksi penyakit pada sistem urinaria, misalnya batu ginjal (pada foto rontgen,
batu ginjal akan terlihat opaque (putih)).
2. Sebagai plain photo (foto pendahuluan) pada rangkaian pemeriksaan BNO IVP.

Apa yang dimaksud BNO IVP?


IVP atau Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria
(dari ginjal hingga blass) dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena.

Apa tujuan dari pemeriksaan BNO IVP?


Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi
kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass.
Apa indikasi pemeriksaan BNO IVP?
Indikasi pemeriksaan IVP antara lain nephrolithiasis (batu ginjal), vesicolithiasis (batu vesica
urinari), nefritis (radang ginjal), cystitis (radang vesica urinari), ureterolithiasis (batu ureter),
tumor, hipertrofi prostat.
Pemeriksaan BNO IVP menggunakan bahan kontras. Apa yang dimaksud dengan
bahan kontras? Mengapa itu digunakan dalam pemeriksaan IVP?
Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi yang
berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen biasa. Pada
pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan berbahan baku yodium (I) dan jenis bahan
kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto rontgen)
Apa syarat bahan kontras yang digunakan pada pemeriksaan IVP?

1. Memiliki nomor atom yang tinggi (seperti : Iodium, nomor atomnya 53), sehingga zat
kontras akan tampak putih pada jaringan.
2. Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
3. Bersifat water soluble dan non ionik atau larut dalam air artinya dapat dengan mudah
diserap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.
Apa efek samping dari penggunaan bahan kontras ini? Pasien mana yang memiliki
reaksi lebih terhadap bahan kontras IVP?
Efek samping yang dapat terjadi:
1. Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol
2. Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan
3. Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan kelainan
pada jantung.

Bagaimana pencegahan dan penanganan pasien yang mengalami alergi bahan


kontras saat pemeriksaan IVP?
Tindakan pencegahan
1. Melakukan skin test. Skin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras yang
disuntikkan sedikit dipermukaan kulit (subkutan). Bila terjadi reaksi merah atau bentol
diarea itu, segera laporkan radiolog/dokter yang jaga.
2. Melakukan IntraVena test setelah skin test dinyatakan aman. IV test yaitu dengan
menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3-5cc kedalam vena. Segera laporkan dokter
jika terjadi reaksi.
3. Memberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan
kontras (contohnya : diphenhydramine).

Tindakan penyembuhan (yang dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan
menimbulkan alergi)
1. Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
tarik nafas dalam lalu keluarkan melalui mulut.
2. Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu
menghentikan pemeriksaan (sesuai arahan radiolog).
Pemeriksaan IVP memerlukan persiapan dari pasien terlebih dahulu. Apa saja
persiapan yang perlu diberitahukan kepada pasien sebelum melakukan
pemeriksaan IVP?
1. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak
yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah
dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa
makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4
tablet.
4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk
menjaga kadar cairan.

5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan
dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan /
faeces.
6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak
merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)
Apa tujuan persiapan sebelum foto IVP?
Untuk membersihkan usus (gastro intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu
visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluran-salurannya. Pemeriksaan
yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karna udara dan faeces.
Gambar 1. Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)

Gambar 2. Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)

Selain menjalankan persiapan diatas, pasien diminta untuk melampirkan hasil


pemeriksaan lab dari creatinin dan ureum sebelum pemeriksaan IVP. Apakah
tujuannya?
Nilai kreatinin menunjukkan fungsi penyaringan ginjal masih normal atau tidak. Nilai kreatinin
yang dianggap normal dan boleh melakukan pemeriksaan IVP biasanya < 2,0. Nilai kreatinin
yang tinggi saat pemeriksaan IVP menyebabkan kontras tidak dapat disaring dalam ginjal
sehingga membahayakan bagi pasien.
Apa saja persiapan peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini?
Peralatan Steril :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Spuit 1cc (untuk skin test)


Spuit 3 cc (untuk persiapan obat emergency)
Spuit 50 cc (untuk bahan kontras)
Wing needle
Jarum no 18
Kapas alkohol

Peralatan unsteril :
1.
2.
3.
4.

Kontras media (contoh : iopamiro, ultravist)


Stuwing (pembendung vena)
Gunting
Plester

5. Obat-obatan emergency (contoh : dhypenhydramine)

Bagaimana prosedur pemeriksaan IVP?


1. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.
2. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis
setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).
3. Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
4. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test sebelum
dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
5. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien untuk
tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang
mungkin dirasakan pasien
7. Membuat foto 5 menit post injeksi
8. Membuat foto 15 menit post injeksi
9. Membuat foto 30 menit post injeksi
10.Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil (pengosongan
blass) kemudian difoto lagi post mixi.
11.Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun.
Sebelum rangkaian foto IVP dibuat dan sebelum bahan kontras diinjeksikan,
terlebih dahulu dibuat foto pendahuluan (plain photo BNO). Apa tujuan plain photo
BNO itu?
1. Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien
2. Untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.
3. Untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga
tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi.

Bagaimana teknik pemeriksaan BNO IVP?


Teknik pemeriksaan BNO IVP dilakukan dengan interval waktu tertentu yang disesuaikan
dengan lamanya aliran bahan kontras untuk mengisi ginjal sampai bahan kontras itu masuk
ke blass.
1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh
sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas
bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
2. Foto 5 menit post injeksi

Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang.


PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh
sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada processus xypoideus
dan batas bawah pada crista iliaca/SIAS
CP : pertengahan film
CR : Vertikal tegak lurus film
3. Foto 15 menit post injeksi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh
sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas
bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film

4. Foto 30 menit post injeksi


Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh
sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas
bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
5. Foto post mixi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta foto post mixi,
pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass dari media kontras.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh
sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas
bawah pada sympisis pubis.

CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film

Apakah tujuan foto 5, 15, 30, PM?


Foto 5 menit untuk melihat dan menilai neprogram / fungsi ginjal
Foto 15 menit untuk melihat ureter
Foto 30 menit untuk melihat vesica urinaria apakah sudah terisi bahan kontras atau belum
Foto PM untuk melihat pengosongan blass
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa
cubiti akan masuk ke ginjal. Jelaskan alur perjalanan
bahan kontras tersebut?
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti
akan mengalir ke vena capilaris, vena subclavia,
kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras
akan masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke
ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo. Kemudian
mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian
ventrikel kiri dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir
menuju aorta desendens kemudian kedalam aorta
abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai
memasuki korteks ginjal.

Pemeriksaan BNO IVP memiliki kelebihan dan


kekurangan. Apa saja kelebihan dan kekurangan itu?
Kelebihan :
1. Bersifat non invasif
2. Relatif aman
3. Memiliki nilai diagnosa yang tinggi
Kekurangan :
1. Dapat menimbulkan alergi terhadap media kontras
2. Ibu hamil dilarang melakukan pemeriksaan ini.

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan foto BNO IVP?
1. Jangan lupa memberi marker BNO, 5, 15, 30, PM sesuai dengan interval
waktu.
2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur, jika tidak
menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.
3. Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
4. Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan
penyinaran.

5. Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (aba-aba
pemeriksaan : tarik nafas buang nafas.tahan!!!!. hal ini bertujuan untuk
menghindari kekaburan objek karena pergerakan saat bernafas.

Bagaimana perawatan pasien setelah pemeriksaan IVP?


1. Pasien diminta untuk istirahat yang cukup
2. Pasien diminta untuk minum air putih yang banyak untuk menghilangkan bahan
kontras dari tubuh.

4. Syarat dan manfaat IVP


Jawab :
Syarat : kreatinin 2 (fungsi ginjal N)
Manfaat :

Mengetahui secara pasti letak sumbatan di tractus urinarius


Melihat adanya hidronefrosis + menentukan derajatnya
Fx ginjal masih baik

5. Foto colon in loop


Jawab:
Definisi
Teknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan menggunakan media kontras secara
retrograde.
Tujuan
Mendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu menegakkan diagnosa suatu
penyakit/kelainan-kelainan pada kolon.
Indikasi & Kontraindikasi
Indikasi

Colitis
Diverticulum
Neoplasma
Polip
Volvulus
Invaginasi
Atresia
Stenosis

Kontraindikasi

Perforasi
Obstruksi
Refleks fagal

5. Persiapan Pemeriksaan

Persiapan Pasien
o 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat

18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax


4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per anus
selanjutnya dilavement
o Seterusnya puasa sampai pemeriksaan
o 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 1 mg / oral
untuk mengurangi pembentukan lendir
o 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk
mengurangi peristaltic usus.
Persiapan Alat
o Pesawat sinar x yang dilengkapi fluoroscopy
o Kaset dan film sesuai kebutuhan
o Marker
o Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube
o Sarung tangan
o Penjepit atau klem
o Spuit
o Kain pembersih
o Apron
o Tempat mengaduk media kontras
o Kantong barium disposible
o
o

Persiapan Bahan
o Media kontras BaSO4 = 70 80 % W/V ( Weight / Volume ), banyaknya sesuai
panjang pendeknya kolon kurang lebih 600 800 ml dengan perbandingan 1: 8
o Air hangat
o Vaselin atau jelly

6. Teknik Pemasukan Media Kontras


1. Metode Kontras Tunggal
1. Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras.
2. Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden sampai
daerah seikum.
3. Dilakukan pemotretan full fillng
4. Evakuasi, dibuat foto post evakuasi
2. Metode Kontras Ganda
1. Kontras Ganda Satu Tingkat
Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong
barium melapisi kolon
Selanjutnya dibuat foto full filling
2. Kontras Ganda Dua Tingkat

Tahap pengisian
Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan
kolon transversum
Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh kolon
11
Tahap pelapisan
Menunggu 1 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon
11
Tahap pengosongan
Pasien disuruh BAB
11
Tahap pengembangan
Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 2000 ml, tidak boleh
berlebihan karena akan timbul komplikasi : reflex fagal ( wajah
pucat, bradikardi, keringat dingin dan pusing )
11
Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan apabila yakin seluruh kolon mengembang
semua
Posisi pemotretan tergantung dari bentuk dan kelainan serta
lokasinya.
Proyeksi PA, PA oblig & lateral ( rectum )
Proyeksi AP, AP oblig ( kolon transversum termasuk fleksura)
Proyeksi PA, PA oblig pasien berdiri ( fleksura lienalis dan hepatica)
11

7. Radiographic Positioning

PA / AP
RAO
LAO
LPO / RPO
LATERAL RECTUM
RLD
LLD
PA POST EVACUATION
AP AXIAL / AP AXIAL OBLIQUE ( LPO ) ( BUTTERFLY )
PA AXIAL / PA AXIAL OBLIQUE ( RAO ) ( BUTTERFLY )

10 Posisi Menurut "Miller"

1. Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica


2. Posisi lateral untuk melihat rectum
3. Posisi AP dg penyudutan 15 25 derajat chepalad untuk melihat rectum
4. RPO dg penyudutan 15 25 untuk melihat fleksura lienalis
5. Right Lateral untuk melihat rectum
6. Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica
7. PA dengan penyudutan 15 25 derajat untuk melihat rectum
8. LPO dengan sudut 15 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica
9. AP dengan oblique 2 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal
10.AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
8. Proyeksi Pemotretan

Proyeksi AP
o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh tegak lurus meja,
kedua tangan disamping tubuh dan kaki lurus
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
o CP : MSP setinggi Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : seluruh kolon termasuk fleksura hepatica
Proyeksi PA

o
o
o
o
o

PP : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan dgn MSP tubuh tegak lurus meja,
kedua tangan disamping tubuh & kaki lurus
PO : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah:
Simp.pubis
CP : pada MSP setinggi kedua Krista iliaka
CR : vertical tegak lurus kaset
Kriteria Radiograf : seluruh kolon, termasuk fleksura dan rectum

Proyeksi RPO
o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kanan 3545 derajat terhadap meja, tangan kanan untuk bantal, tangan kiri menyilang
didepan tubuh dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk untuk fiksasi
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
o CP : 1 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi disbanding
PA, colon descenden
Proyeksi RAO

o
o
o
o

Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan 35


45 derajat terhadap meja, tangan kanan lurus disamping tubuh, tangan kiri
didepan kepala dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk
Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
CP : 1 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka
CR : vertical tegak lurus kaset
Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi
disbanding PA, colon ascenden, sigmoid dan sekum

Proyeksi LAO
o Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri
35 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan
didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
bawah: Simp.pubis
o CP : 1 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi dibanding
PA, colon ascenden

Proyeksi Lateral
o Posisi Pasien : tidur miring dgn MSP sejajar kaset, genu sedikit fleksi untuk fiksasi
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
o CP : MSP setinggi SIAS
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rekto sigmoid pada
pertengahan radiograf

Proyeksi LPO
o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35-45
derajat terhadap meja, tangan kiri untuk bantalan, tangan kanan menyilang
didepan tubuh dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk untuk fiksasi
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Bats
bawah: Simp.pubis
o CP : 1 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : daerah sigmoid, rektosigmoid fleksura hepatica sedikit
superposisi disbanding PA, colon ascenden, seikum.

Anda mungkin juga menyukai