KODE A
1. Fungsi Pemeriksaan foto direct dan LLD (Left Lateral Decubitus) pada foto
abdomen 3 posisi? Jelaskan!
Jawab :
Foto direct
o
o
o
LLD
o
Posisi Pasien: Pasien supine diatas meja pemeriksaan, MSP (mid sagital plane) tubuh
berada di pertengahan meja. Kedua tangan diatur lurus disamping tubuh dan kedua
kaki diatur lurus.
Posisi Objek : aturlah kaset agar batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada
simfisis pubis dan crista iliaca berada di pertengahan. Pelvis TIDAK mengalami rotasi
(terlihat dari kedua SIAS berjarak sama dikedua sisinya)
CR (central ray): vertikal tegak lurus ke kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista
iliaca
FFD (film-focus distance): 100 cm
Lakukan eksposi (penyinaran) saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
2. ABDOMEN TEGAK
Posisi Pasien : Berdiri tungkai pada posisi meregang, punggung menempel pada buck
stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien yang KU-nya kurang baik). Lengan berada
pada samping tubuh. MSP tubuh pasien berada ditengah meja dan bucky stand.
Posisi Objek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur ketinggian film / IR
sehingga tengah-tengahnya kira-kira 2 inches atau 5 cm diatas Krista iliaca (termasuk
diafragma). Dimana rata-rata pasien akan ditempatkan diatas film / IR kira-kira
setinggi axilla.
CR : horisontal tegak lurus ke kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista iliaca
(umbilikus)
FFD : 100 cm
Lakukan eksposi saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
3. ABDOMEN LLD
Posisi Pasien : Pasien tidur miring ke sisi kiri, kedua genu ditekuk (difleksikan), kedua
tangan diletakkan di atas kepala
Posisi Objek : aturlah kaset agar batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada
simfisis pubis dan crista iliaca berada dipertengahan. kaset berada dibelakang
punggung.
CR : horizontal sejajar kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista iliaca.
FFD : 100 cm
Lakukan eksposi saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
Abdomen LLD : untuk memperlihatkan air fluid level atau akumulasi udara bebas yang
mungkin terjadi pada intraperitonium akibat perforasi kolon, mencari udara di atas
hepar.
mengapa dibuat foto LLD (bukan RLD) untuk abdomen 3 posisi ini?
supaya terpisah dengan udara di lambung. Pada pasien tersangka kebocoran dinding usus,
udara akan berada pada permukaan teratas. jika dibuat foto RLD, udara bebas itu akan
tampak menyatu/bercampur dengan udara diusus sehingga patologisnya sulit dinilai.
apa tujuan eksposi dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh?
Satu detik setelah ekspirasi, pergerakan usus akan berhenti, diafragma akan naik dan
gambaran abdomen akan tampak jelas
5.
Menilai distribusi udara dalam usus mulai dari gaster sampai ke rektum. Jika
sampai ke rektum maka alirannya bagus.
Apakah ada distensi usus
Air fluid level merupakan gambaran dari batas udara dengan cairan.
2. Kontras Media?
Jawab :
Zat yang dimasukkan ke dalam organ tubuh pada radiografi akan memberikan
gambaran lebih jelas dibandingkan gambaran radiografi polos. Tujuannya agar tampak
lebih jelas sehingga mudah dilihat kelainan-kelainannya. Dapat tampak karena
perbedaan berat atom bagian tubuh dengan bahan kontras.
Tujuan pemeriksaan
KODE B
1. Jenis-jenis pemeriksaan dengan kontras, jelaskan pengertiannya pada
a. Traktus urinarius (min. 3)
b. Traktus digestivus (min. 2)
Jawab:
Tractus Urinarius
o
Pembuatan : kontras
dimasukkan ke ureter
media
dimasukkan
melalui
kateter
yang
Tractus Digestivus
o
2. Hal yang perlu ditulis pada pembacaan foto ekstremitas misal. Pada fraktur
femur
Jawab :
Dilakukan 3 foto sesaat setelah kejadian, sesudah di reposisi, dan pada saat kontrol
(2-4 minggu)
Foto 1
o
o
Tentukan fraktur
Komentar :
o
o
Allignment / kelurusan
Aposisi / persambungan
Foto 2
o
Komentar :
Posisi alat
Kedudukan
Foto 3
o
Perbatasan callus
Komplikasi (osteomyelitis)
Ileus Obstruktif :
o
Ileus Paralitik :
o
Diberi laxant / castor oil pada malam hari untuk dibersihkan colon dari feses
yang menutupi ginjal
5. Apa maksud dari PA, AP, LLD, RLD, RAO, LAO, Top Lordotik
Jawab :
AP : Antero-posterior
PA : postero-anterior
LLD : left lateral decubitus
RLD : right lateral decubitus
RAO : right ant oblique
LAO : left ant oblique
Top Lordotik :
KODE C
1. Syarat foto thorax yang baik
Jawab :
PA
Film dibelakang
Sinar dari depan
Scapula tidak terlempar
Clavicula terbalik
Gambar tulang jelk
Hasil tidak jelas
Film di depan
Sinar dari belakang
Scapula terlempar > lapang paru
Clavicula tidak terbalik
Gambar tulang baik
Hasil jelas
3. BNO 3 posisi
Jawab :
Apakah BNO itu?
BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari
Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian). Dalam
bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO adalah
suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada
daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.
Apa kegunaan foto BNO?
1. Mendeteksi penyakit pada sistem urinaria, misalnya batu ginjal (pada foto rontgen,
batu ginjal akan terlihat opaque (putih)).
2. Sebagai plain photo (foto pendahuluan) pada rangkaian pemeriksaan BNO IVP.
1. Memiliki nomor atom yang tinggi (seperti : Iodium, nomor atomnya 53), sehingga zat
kontras akan tampak putih pada jaringan.
2. Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
3. Bersifat water soluble dan non ionik atau larut dalam air artinya dapat dengan mudah
diserap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.
Apa efek samping dari penggunaan bahan kontras ini? Pasien mana yang memiliki
reaksi lebih terhadap bahan kontras IVP?
Efek samping yang dapat terjadi:
1. Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol
2. Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan
3. Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan kelainan
pada jantung.
Tindakan penyembuhan (yang dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan
menimbulkan alergi)
1. Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
tarik nafas dalam lalu keluarkan melalui mulut.
2. Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu
menghentikan pemeriksaan (sesuai arahan radiolog).
Pemeriksaan IVP memerlukan persiapan dari pasien terlebih dahulu. Apa saja
persiapan yang perlu diberitahukan kepada pasien sebelum melakukan
pemeriksaan IVP?
1. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak
yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah
dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa
makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4
tablet.
4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk
menjaga kadar cairan.
5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan
dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan /
faeces.
6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak
merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)
Apa tujuan persiapan sebelum foto IVP?
Untuk membersihkan usus (gastro intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu
visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluran-salurannya. Pemeriksaan
yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karna udara dan faeces.
Gambar 1. Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)
Gambar 2. Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)
Peralatan unsteril :
1.
2.
3.
4.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan foto BNO IVP?
1. Jangan lupa memberi marker BNO, 5, 15, 30, PM sesuai dengan interval
waktu.
2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur, jika tidak
menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.
3. Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
4. Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan
penyinaran.
5. Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (aba-aba
pemeriksaan : tarik nafas buang nafas.tahan!!!!. hal ini bertujuan untuk
menghindari kekaburan objek karena pergerakan saat bernafas.
Colitis
Diverticulum
Neoplasma
Polip
Volvulus
Invaginasi
Atresia
Stenosis
Kontraindikasi
Perforasi
Obstruksi
Refleks fagal
5. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan Pasien
o 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat
Persiapan Bahan
o Media kontras BaSO4 = 70 80 % W/V ( Weight / Volume ), banyaknya sesuai
panjang pendeknya kolon kurang lebih 600 800 ml dengan perbandingan 1: 8
o Air hangat
o Vaselin atau jelly
Tahap pengisian
Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan
kolon transversum
Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh kolon
11
Tahap pelapisan
Menunggu 1 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon
11
Tahap pengosongan
Pasien disuruh BAB
11
Tahap pengembangan
Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 2000 ml, tidak boleh
berlebihan karena akan timbul komplikasi : reflex fagal ( wajah
pucat, bradikardi, keringat dingin dan pusing )
11
Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan apabila yakin seluruh kolon mengembang
semua
Posisi pemotretan tergantung dari bentuk dan kelainan serta
lokasinya.
Proyeksi PA, PA oblig & lateral ( rectum )
Proyeksi AP, AP oblig ( kolon transversum termasuk fleksura)
Proyeksi PA, PA oblig pasien berdiri ( fleksura lienalis dan hepatica)
11
7. Radiographic Positioning
PA / AP
RAO
LAO
LPO / RPO
LATERAL RECTUM
RLD
LLD
PA POST EVACUATION
AP AXIAL / AP AXIAL OBLIQUE ( LPO ) ( BUTTERFLY )
PA AXIAL / PA AXIAL OBLIQUE ( RAO ) ( BUTTERFLY )
Proyeksi AP
o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh tegak lurus meja,
kedua tangan disamping tubuh dan kaki lurus
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
o CP : MSP setinggi Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : seluruh kolon termasuk fleksura hepatica
Proyeksi PA
o
o
o
o
o
PP : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan dgn MSP tubuh tegak lurus meja,
kedua tangan disamping tubuh & kaki lurus
PO : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah:
Simp.pubis
CP : pada MSP setinggi kedua Krista iliaka
CR : vertical tegak lurus kaset
Kriteria Radiograf : seluruh kolon, termasuk fleksura dan rectum
Proyeksi RPO
o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kanan 3545 derajat terhadap meja, tangan kanan untuk bantal, tangan kiri menyilang
didepan tubuh dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk untuk fiksasi
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
o CP : 1 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi disbanding
PA, colon descenden
Proyeksi RAO
o
o
o
o
Proyeksi LAO
o Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri
35 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan
didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
bawah: Simp.pubis
o CP : 1 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi dibanding
PA, colon ascenden
Proyeksi Lateral
o Posisi Pasien : tidur miring dgn MSP sejajar kaset, genu sedikit fleksi untuk fiksasi
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas
Bawah: Simp.pubis
o CP : MSP setinggi SIAS
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rekto sigmoid pada
pertengahan radiograf
Proyeksi LPO
o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35-45
derajat terhadap meja, tangan kiri untuk bantalan, tangan kanan menyilang
didepan tubuh dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk untuk fiksasi
o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Bats
bawah: Simp.pubis
o CP : 1 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
o CR : vertical tegak lurus kaset
o Kriteria Radiograf : daerah sigmoid, rektosigmoid fleksura hepatica sedikit
superposisi disbanding PA, colon ascenden, seikum.