Anda di halaman 1dari 63

Olivia Chandra Devi

15711201
 Preperitoneal fat line Kualitas foto:
 Psoas line o Densitas
 Pola udara dalam saluran o Simetris
cerna
o Cakupan:
 Adanya udara bebas
 Soft tissue mass(+)/(-) diafragma - pelvis

 Kalsifikasi (+) / (-)


 Tulang
Page  2
Page  3
Usus Besar
Perifer
Haustra: plika semi lunaris
Diameter < 6 cm, cecum <9 cm

Usus Kecil
Central
Valvulae: plika sirkularis
Diameternya < 3 cm

Page  5
Lambung : Udara selalu (+)
Usus kecil : terlihat 2-3 loop usus, tak ada
distensi.Diameter < 3cm
Rectum dan Sigmoid : selalu terlihat

Page  6
Distribusi Normal Gas
Udara dalam
lambung
Udara terlihat pada
bbrpa loop usus
halus

Udara dalam Rectum


& Sigmoid

Page  7
Lambung : selalu (+), kecuali proyeksi supine
Usus kecil: 2-3 fluid level masih normal
Usus besar : 2-5 fluid level masih normal

Page  8
fluid level di
lambung

fluid level sedikit


pada usus kecil

Page  9
Supine (paling sering)
Left Lateral Dicubitus(LLD)
Erect atau semi erect
Pada kasus obstruktivus biasanya digunakan
proyeksi > 1 atau cukup 1 proyeksi erect
dengan sinar horisontal

Page  10
Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical,
dengan proyeksi antero-posterior (AP)
Untuk melihat:
• Pola udara dalam usus
• Kalsifikasi
• Soft tissue mass
• tulang

Page  12
FPA PRONE
Untuk melihat:
- Udara dalam
rectum/sigmoid
- Udara dalam colon
asenden dan
desenden
Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila
memungkinkan, dengan sinar horizontal proyeksi AP
Posisi duduk/setengah duduk
a. Gambaran udara cairan dalam usus atau
di luar usus, misalnya pada abses.
b. Gambaran udara bebas di bawah
diafgrama.
c. Gambaran cairan di rongga pelvis atau
abdomen.

Page  15
FPA LLD
Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah
horizontal, proyeksi AP.
Foto Polos Abdomen LLD

Hal-hal yang dapat dinilai pada foto-foto


tersebut diatas adalah :
Posisi tiduran miring ke kiri (Left Lateral
Decubitus)
Hampir sama seperti pada posisi duduk, hanya
udara bebas letaknya antara hati dengan
dinding abdomen atau antara pelvis dengan
dinding abdomen.
 Udara bebas intraperitoneum atau ekstraluminer
 Causa :
- Robeknya dinding saluran cerna (trauma,
iatrogenik, kelainan di saluran cerna),
- Tidakan melalui permukaan peritoneal (transperitoneal
manipulasi, endoscopic biopsy, abdominal needle biopsy)
- Intraperitoneal ( gas forming peritonitis, ruptur abses )

Page  19
Gambaran Radiologi :
 Cupula sign
 Foot ball sign
 Double wall sign /Rigler sign
 Ligamentum falciforum sign
 Umbilical sign
 Urachus sign

Page  20
Biasanya menggunakan 2 proyeksi foto :
- FPA supine
- X Torak erect atau left lateral decubitus

SUBDIAFRAGMATIC GAS
• Adanya udara / free air dibawah diafragma kanan maupun kiri
• Paling sering karena perforasi GI 60 – 80 % kasus
• Terlihat pada X- foto thorax maupun abdomen posisi erek
• Minimal udara 5 cc

Page  21
DECUBITUS ABDOMEN SIGN

• udara bebas akan menempati


titik tertinggi  gambaran
lusen antara dinding
abdomen dan hepar
• cukup sensitif  bisa untuk
mengkonfirmasi berbagai
gambaran yang mirip
• Pasien perlu ditempatkan
dalam posisi ini selama 10
menit
Cupula sign
Cupula sign

CUPULA SIGN :
Gambaran lusensi bentuk arkuata yang melapisi
Page  23 permukaan vertebra thorakal bawah dan
diproyeksikan pada bagian bawah jantung
Air on both sides of bowel
wall – Rigler’s Sign

Free Intraperitoneal Air

Page  24
TRIANGLE SIGN
• area lusensi bentuk
triangular diantara loop –
loop usus
• free air terjebak diantara 3
loop usus yang berdekatan,
atau diantara 2 loop usus
dan peritoneum parietal
• tidak spesifik, namun
sensitifitasnya sangat tinggi
• Lokasi paling sering :lateral
bawah abdomen
CONTINOUS DIAFRAGMA
SIGN :
• Terdapat free air yang banyak
dibawah diafragma, struktur asli dari
diafragma yang kontinyu akan dapat
terviasualisasi.
• Ditemukan pada kasus
pneumoperitoneum masif
Umbilical sign

Page  27
Urachus sign

Page  28
Fungsional Ileus :
Localized (sentinel loop)
Generalized adynamic (paralitik)
Mechanical Obstructions :
Small bowel obstructions(SBO)
Large bowel obstructions (LBO)
Page  30
Air in Rectum/ Air in small bowel Air in large
Sigmoid bowel

Localized Ileus + 2-3 distended loops Air in rectum/


sigmoid

Generalized Ileus + Multiple distended Distended


loop

SBO - Multiple dilated loop -

LBO - None-unless Ileocecal Dilated


valve incompetent

Page  31
1 atau 2 loop usus kecil atau usus besar
yang dilatasi persisten
Udara dalam rectum / sigmoid (+)

Page  32
Prone
Supine
-Terdapat satu atau dua loop usus yang secara persisten berdilatasi
- air fluid level dapat juga terlihat pada ileus lokal
(A) Posisi berbaring (B) Posisi telungkup
Page  33
Gambaran udara dalam usus kecil dan usus
besar yang dilatasi
Udara dalam rectum/ sigmoid (+)
Multipel air fluid level panjang
Sering terjadi pada pasien post operasi

Page  34
Erect
Supine

Generalized Adynamic Ileus

Page  35
 Dilatasi usus kecil
 Gambaran coil spring atau herring bone
 Gambaran step ladder
 Udara dalam colon minimal, terutama di daerah
rectum
 Multipel air fluid level pendek (>3loop)
 Causa : Adhesi, volvulus, gallstone ileus.
intusupsesi
Page  36
Page  37
SBO
Coil spring

Page  38
 Dilatasi colon
 Air fluid level sedikit
 Udara minimal terutama di rectum
 Udara di usus kecil minimal/ (-) jika katub ileocecal
competent
 Jika katub ileocecal incompetent maka akan
terjadi decompresi udara dari colon ke usus kecil
 Causa : tumor, volvulus, hernia divertikulitis,
intususepsi
Page  39
Supine Prone

Page  40
Supine Prone

Page  41
BNO IVP
Definisi

BNO: Blass Nier Overzicht


(Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht=
Penelitian).
Dalam bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney
Ureter Blass)
IVP: Intra Venous Pyelography
Tujuan Pemeriksaan IVP
• Pemeriksaan IVP membantu dokter
mengetahui adanya kelainan pada sistem
urinary, dengan melihat kerja ginjal dan
sistem urinary pasien.
• Pemeriksaan ini dipergunakan untuk
mengetahui gejala seperti kencing darah
(hematuri) dan sakit pada daerah
punggung.
• Dengan IVP dokter dapat mengetahui
adanya kelainan pada sistem tractus
urinary dari :
– batu ginjal
– pembesaran prostat
– Tumor pada ginjal, ureter
3
Indikasi Kontraindikasi

• Renal agenesis • Alergi terhadap media kontras


• Polyuria • Pasien yang mempunyai kelainan atau
• BPH (benign penyakit jantung
prostatic • Pasien dengan riwayat atau dalam
hyperplasia) serangan jantung
• Congenital • Multi myeloma
anomali : • Diabetes mellitus tidak
terkontrol/parah
– duplication of ureter n
• Pasien yang sedang dalam keadaan
renal pelvis
kolik
– ectopia kidney • Hasil ureum dan creatinin tidak normal
– horseshoe kidney (ureum < 60 mg/dl) Kreatinin < 2mg/dl
– malroration
• Hydroneprosis
• Pyelonepritis
• Renal hypertention
Malam sebelum
IVP Foto polos radiografi yang pemeriksaan diberikan
kemudian dilanjutkan kastor oli (catharsis) untuk
dengan penyuntikan media membersihkan kolon dari
kontras intravena. feses yang menutupi daerah
ginjal

Pasien dipuasakan, untuk Sesudah disuntikkan, maka


bayi dan anak diberikan setiap menit selama lima
minum yang mengandung menit pertama dilakukan
karbonat, tujuannya untuk pengambilan foto untuk
mengembangkan lambung memperoleh gambaran
dan gas korteks ginjal.
Prosedur Pemeriksaan

1 2 3

• Dibuat foto • Media kontras • Media kontras


pendahuluan disuntikkan secara yang digunakan
dengan intra vena, adalah yang
menggunakan biasanya pada berbahan
kaset & film vena cubiti iodium, dimana
ukuran 30 x 40 dengan pasien jumlahnya
cm mencakup dalam posisi disesuaikan
seluruh abdomen supine. dengan berat
dengan posisi AP.. badan pasien,
yaitu 1-2 cc/kg
BB.
• Untuk anak-
anak kira-kira 2
ml/kgBB.
• Bila ada dugaan
kegagalan
ginjal dosis 4
ml/ kg berat
badan.
Pengambilan Gambar Radiografi 

• Melihat perjalanan kontras mengisi sistem


5 Menit calyces pada ginjal

• Mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter


15 Menit dan bladder mulai terisi media kontras

• Mengevaluasi kemampuan ginjal


30 Menit mensekresikan bahan kontras

• Menilai ureterovesico junction


60 Menit
• Melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi
Post Miksi di daerah bladder.
BNO-IVP (Blass Nier Oversich – Intra Venous Pyelogram)

Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP


1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien
2.Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja,
diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan
4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi
media kontras untuk melihat parenkim ginjal yang teropasifikasi oleh zat kontras
mengisi tubulus
BNO-IVP (Blass Nier Oversich – Intra Venous Pyelogram)

5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30
untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras dan fase eksresi ginjal.
Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup
gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras.
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter
7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh
media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
Tampak blass terisi penuh oleh kontras
8. Menit 45-60 untuk melihat vesika urinaria dalam keadaan
penuh
BNO-IVP (Blass Nier Oversich – Intra Venous Pyelogram)

9. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat
foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia).

10. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat
kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat
menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos
hematuri.
Tampak blass yang telah kosong.
Aspek yang dinilai :
1. Besar, bentu dan posisi ginjal, sistem pelviokalises, ureter, dan vesica urinaria
2. Fase nefrogram, fungsi ekskresi, pasase kontras
3. Filling defect, additional shadow, identasi
-filling defect : menilai apakah ada bagian VU yang tidak terisi oleh kontras untuk
menilai apakah ada masa di buli-buli
- additional shadow : kelainan organ yang menyebabkan permukaan organ
bertambah dan kontras yang mengisi permukaan tersebut misal: divertikulosis
- identasi: kontras mengisi seluruh VU namun terlihat bayangan sura yang
merupakan penekanan masa di luar organ
BNO-IVP (Blass Nier Oversich – Intra Venous Pyelogram)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IVP


Kelebihan
• IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa
dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker
tanpa harus melakukan pembedahan
• Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.
• Radiasi relative rendah

Kekurangan
• Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.

• Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang
menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.
• Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Nefrolithiasis

Foto : BNO – IVP 10 menit


Deskripsi : tampak lesi multiple radiolusen filling defect pada
ginjal kanan
Kesan : Nephrolithiasis multiple ginjal kanan
Nefrolithiasis

Foto : BNO – IVP 5 menit


Deskripsi : lesi radiopaque berbentuk oval jumlah 1 pada ginjal
kanan
Kesan : Nephrolithiasis ginjal dextra
Batu Ureter (ureterolithiasis)

Foto : BNO IVP menit ke - 15


Deskripsi : Tampak lesi radiopaque di ureterovesiko junction
berbentuk bulat jumlah 1 pada ureter kanan
Kesan : Ureterolithiasis ureter distal kanan
Batu buli - buli (vesikolithiasis)

Foto : BNO IVP


Deskripsi : tampak batu opak berlapis-lapis di cavum pelvis
Kesan : vesicolithiasis
HIDRONEFROSIS

Distention of the renal calyces and pelvis with


urine as a result of obstruction of the outflow of
urine distal to the renal pelvis
HIDRONEFROSIS
• Ada 4 grade hidronefrosis, antara lain :

Hidronefrosis derajat 1. Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks


berbentuk blunting atau tumpul.

Hidronefrosis derajat 2. Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks


berbentuk flattening atau mendatar.
• Hidronefrosis derajat 3.
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Tanpa adanya penipisan
korteks. Kaliks berbentuk clubbing atau menonjol.

• Hidronefrosis derajat 4.
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta adanya penipisan
korteks Calices berbentuk ballooning atau menggembung.

Anda mungkin juga menyukai