15711201
Preperitoneal fat line Kualitas foto:
Psoas line o Densitas
Pola udara dalam saluran o Simetris
cerna
o Cakupan:
Adanya udara bebas
Soft tissue mass(+)/(-) diafragma - pelvis
Usus Kecil
Central
Valvulae: plika sirkularis
Diameternya < 3 cm
Page 5
Lambung : Udara selalu (+)
Usus kecil : terlihat 2-3 loop usus, tak ada
distensi.Diameter < 3cm
Rectum dan Sigmoid : selalu terlihat
Page 6
Distribusi Normal Gas
Udara dalam
lambung
Udara terlihat pada
bbrpa loop usus
halus
Page 7
Lambung : selalu (+), kecuali proyeksi supine
Usus kecil: 2-3 fluid level masih normal
Usus besar : 2-5 fluid level masih normal
Page 8
fluid level di
lambung
Page 9
Supine (paling sering)
Left Lateral Dicubitus(LLD)
Erect atau semi erect
Pada kasus obstruktivus biasanya digunakan
proyeksi > 1 atau cukup 1 proyeksi erect
dengan sinar horisontal
Page 10
Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical,
dengan proyeksi antero-posterior (AP)
Untuk melihat:
• Pola udara dalam usus
• Kalsifikasi
• Soft tissue mass
• tulang
Page 12
FPA PRONE
Untuk melihat:
- Udara dalam
rectum/sigmoid
- Udara dalam colon
asenden dan
desenden
Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila
memungkinkan, dengan sinar horizontal proyeksi AP
Posisi duduk/setengah duduk
a. Gambaran udara cairan dalam usus atau
di luar usus, misalnya pada abses.
b. Gambaran udara bebas di bawah
diafgrama.
c. Gambaran cairan di rongga pelvis atau
abdomen.
Page 15
FPA LLD
Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah
horizontal, proyeksi AP.
Foto Polos Abdomen LLD
Page 19
Gambaran Radiologi :
Cupula sign
Foot ball sign
Double wall sign /Rigler sign
Ligamentum falciforum sign
Umbilical sign
Urachus sign
Page 20
Biasanya menggunakan 2 proyeksi foto :
- FPA supine
- X Torak erect atau left lateral decubitus
SUBDIAFRAGMATIC GAS
• Adanya udara / free air dibawah diafragma kanan maupun kiri
• Paling sering karena perforasi GI 60 – 80 % kasus
• Terlihat pada X- foto thorax maupun abdomen posisi erek
• Minimal udara 5 cc
Page 21
DECUBITUS ABDOMEN SIGN
CUPULA SIGN :
Gambaran lusensi bentuk arkuata yang melapisi
Page 23 permukaan vertebra thorakal bawah dan
diproyeksikan pada bagian bawah jantung
Air on both sides of bowel
wall – Rigler’s Sign
Page 24
TRIANGLE SIGN
• area lusensi bentuk
triangular diantara loop –
loop usus
• free air terjebak diantara 3
loop usus yang berdekatan,
atau diantara 2 loop usus
dan peritoneum parietal
• tidak spesifik, namun
sensitifitasnya sangat tinggi
• Lokasi paling sering :lateral
bawah abdomen
CONTINOUS DIAFRAGMA
SIGN :
• Terdapat free air yang banyak
dibawah diafragma, struktur asli dari
diafragma yang kontinyu akan dapat
terviasualisasi.
• Ditemukan pada kasus
pneumoperitoneum masif
Umbilical sign
Page 27
Urachus sign
Page 28
Fungsional Ileus :
Localized (sentinel loop)
Generalized adynamic (paralitik)
Mechanical Obstructions :
Small bowel obstructions(SBO)
Large bowel obstructions (LBO)
Page 30
Air in Rectum/ Air in small bowel Air in large
Sigmoid bowel
Page 31
1 atau 2 loop usus kecil atau usus besar
yang dilatasi persisten
Udara dalam rectum / sigmoid (+)
Page 32
Prone
Supine
-Terdapat satu atau dua loop usus yang secara persisten berdilatasi
- air fluid level dapat juga terlihat pada ileus lokal
(A) Posisi berbaring (B) Posisi telungkup
Page 33
Gambaran udara dalam usus kecil dan usus
besar yang dilatasi
Udara dalam rectum/ sigmoid (+)
Multipel air fluid level panjang
Sering terjadi pada pasien post operasi
Page 34
Erect
Supine
Page 35
Dilatasi usus kecil
Gambaran coil spring atau herring bone
Gambaran step ladder
Udara dalam colon minimal, terutama di daerah
rectum
Multipel air fluid level pendek (>3loop)
Causa : Adhesi, volvulus, gallstone ileus.
intusupsesi
Page 36
Page 37
SBO
Coil spring
Page 38
Dilatasi colon
Air fluid level sedikit
Udara minimal terutama di rectum
Udara di usus kecil minimal/ (-) jika katub ileocecal
competent
Jika katub ileocecal incompetent maka akan
terjadi decompresi udara dari colon ke usus kecil
Causa : tumor, volvulus, hernia divertikulitis,
intususepsi
Page 39
Supine Prone
Page 40
Supine Prone
Page 41
BNO IVP
Definisi
1 2 3
5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30
untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras dan fase eksresi ginjal.
Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup
gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras.
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter
7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh
media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
Tampak blass terisi penuh oleh kontras
8. Menit 45-60 untuk melihat vesika urinaria dalam keadaan
penuh
BNO-IVP (Blass Nier Oversich – Intra Venous Pyelogram)
9. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat
foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia).
10. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat
kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat
menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos
hematuri.
Tampak blass yang telah kosong.
Aspek yang dinilai :
1. Besar, bentu dan posisi ginjal, sistem pelviokalises, ureter, dan vesica urinaria
2. Fase nefrogram, fungsi ekskresi, pasase kontras
3. Filling defect, additional shadow, identasi
-filling defect : menilai apakah ada bagian VU yang tidak terisi oleh kontras untuk
menilai apakah ada masa di buli-buli
- additional shadow : kelainan organ yang menyebabkan permukaan organ
bertambah dan kontras yang mengisi permukaan tersebut misal: divertikulosis
- identasi: kontras mengisi seluruh VU namun terlihat bayangan sura yang
merupakan penekanan masa di luar organ
BNO-IVP (Blass Nier Oversich – Intra Venous Pyelogram)
Kekurangan
• Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.
• Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang
menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.
• Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Nefrolithiasis
• Hidronefrosis derajat 4.
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta adanya penipisan
korteks Calices berbentuk ballooning atau menggembung.