DISTENSI ABDOMEN
1. Gambar cairan bebas intraperitoneal pada foto plain abodmen
a. Ground glass apearance: opasitas homogen menyeluruh
abdomen
b. Batas-batas organ tidak jelas/outline mengabur (liver, spleen,
psoas line, soft tissue shadow)
c. Floating sign: medial organ shift
d. Opasitas paracolic gutter (Terisinya cairan pada paracolic
gutter (colon asenden, desenden)
2. Sebutkan temuan radiologi pada foto polos pada kasus
pneumoperitoneum (Sebutkan temuan yang muncul dari
pemeriksaan plain abdomen AP supine pada penderita laki laki
umur 20 tahun dengan klinis pneumoperitoneum masif.)
a. Sub diaphragmatic free air (erec/LLD): udara infradiafragma
dan mengisi ruangan di atas hepar
b. Dolphin leaping sign (supine) : The leaping dolphin sign (also
known as the diaphragm muscle slip sign) may be seen in
pneumoperitoneum on a supine abdominal radiograph
c. Rigler sign (LLD): outer dan inner layer usus diapit oleh udara
(udara di dalam usus dan udara di cavum peritoneum),
normalnya dinding luar tidak terlihat
d. Tervisulaisasi ligamentum falciformis (supine): udara di
cavum peritoneum naik ke anterior hepar, ligamentum diapit
udara (lusen) sehingga tervisualisasi
e. Football sign: distensi abdomen+tervisualisasi ligamentum
falciformis
3. Temuan pada ascites permagna pada plain foto
a. Opasitas
b. Floating sign
c. Poor definition of soft tissue shadow
d. Dog ear sign pada recessus peritoneal pelvis
e. Peningkatan separasi antar usus halus
f. Penonjolan preperitoneal fat stripe/flank
4. Penyebab distended abodmen
Fluid, feses, fat, fetus, flatus, mass
f. Penonjolan preperitoneal fat stripe/flank
4. Penyebab distended abodmen
Fluid, feses, fat, fetus, flatus, mass
MASSA REN/LIEN
1. Deskripsikan gambaran tumor ren dextra origin dengan ukuran
kurang lebih 20, ini membulat pada pemeriksaan kontras enema
a. Barium enema:tampak space occupying lession di mana..
Tampak indentasi pada flexura colica dextra, kontras tampak
tak mengisi colon asending (LBO), tampak step ladder
appearance
A. Distensi abdomen-->massa mendorong organ untuk mengisi
cavum abdomen. Tanda adanya distensi abdomen karena
masa
1. Adanya opasitas
2. Adanya space occupying lesion
3. Adanya batas antara opasitas
4. Identasi struktur sekitarnya
B. Bambang law’s
1. Massa pada organ Retroperitoneal dapat menekan
organ retroperitoneal lainnya
2. Massa pada organ retroperitoneal dapat menekan
organ intraperitoneal
3. Massa pada organ Intraperitoneal jarang
mempengaruhi/ menekan organ retroperitoneal
2. Deskripsikan temuan splenomegali 20 cm pada pemeriksaan Colon
in loop/kontras enema
A. Tampak indentasi pada colon sigmoid yang menghambat
pasase kontras ke sisi proksimal yang meununjukkan
obstruksi pada sigmoid (LBO)
B. Bambang's law
3. Contoh organ retroperitoneal dan inraperitoneal
A. Intra: gaster, duodenum (superior, asenden), jejunum, ileum,
caecum, colon transversum, sigmoid
B. Retro: suprarenal, aorta, cava vena, pacreas (caput, corpus),
ureter, colon asenden, colon desenden, renal, vesica urinaria
4. Peritoneum: membrane serosa yang melapisi kavitas abdomen
(peritoneum parietal), dan melapisi organ-organ di peritoneum
(peritoneum visceral)
SBO VS SBO
1. Deskripsikan gambaran foto abdomen 3 posisi pada kasus ileus
obstruksi letak tinggi
A. Supine
1. Herring bone appearance: dilatasi segmen usus di
SBO VS SBO
1. Deskripsikan gambaran foto abdomen 3 posisi pada kasus ileus
obstruksi letak tinggi
A. Supine
1. Herring bone appearance: dilatasi segmen usus di
sentral sehingga saling menempel dan membentuk
gambaran vertebra ikan, valvula conniventes seperti
costae ikan
B. Erect
1. String of pearl: udara terperangkap di valvula
coniventes pada usus yang tterdilatasi-->membentuk
oval yang terisi udara
2. Stepp ladder appearance: air-fluid level yang pendek
(>3 loop) dan banyak
C. Decubitus
1. Af level
D. Bayangan hepar lien menghilang, psoas shadow kanan kiri
menghilang,
E. Tidak tampak bayangan radioopaq sepanjang tractus
urinarius
B.
3. SBO+Perforasi
• Tampak dilatasi sistema usus di bagian sentral membentuk
gambaran herring bone appearance dan step ladder
apperaance
• Bayangan hepar dan lien tidak tampak
• Conour ginjal kanan dan kiri tidak tampak
3. SBO+Perforasi
• Tampak dilatasi sistema usus di bagian sentral membentuk
gambaran herring bone appearance dan step ladder
apperaance
• Bayangan hepar dan lien tidak tampak
• Conour ginjal kanan dan kiri tidak tampak
• Taidak tampak bayangan radioopaq sepanjang tractus
urinarius
• Psoas shadow kanan dan kiri menghilang
• Corpus vertebra, pedicle, spatium intervetebralis tampak baik
• Pneumperitoneum: Tampak gambaran udara bebas di
proyeksi subdiafragma bilateral pada posisi semierek dan tak
tampak gambaran udara bebas di tempat tertinggi pada
proyeksi supine maupun RLD, ligamentum falciformis
tervisualisasi (+) football sign (+), riggler sign (+)
4. Sebutkan perbedaan tampilan pada foto polos abdomen antara
usus halus dan usus besar pada saat distended akibat ileus!
SBO LBO
- Dilatasi segmen usus - Dilatasi segmen colon
halus di sentral - Tampak haustra coli
- Tampak valvula - Air fluid level sedikit
conniventes - Dilatasi colon jika ukuran
- Air fluid levl banyak lumen >6cm
- Dilatasi jika ukuran
lumen >3cm
5. Penyebab ileus
A. Intralumen: gallstone, foreign bodies, impaksi
B. Ekstralumen: tumor, striktur
C. Intramural: adhesi, hernia, volvulus, intususepsi
6. Apa yang anda ketahui soal ileus
• Ileus merupakan gangguan pasase pada usus
• Obstruksi vs fungsional
- Obstruksi
§ isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke
distal atau anus
karena adanya sumbatan/hambatan mekanik
yang disebabkan kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan atau
kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus
yang menyebabkan
nekrose segmen usus tersebut
§ Etiologi
□ Intralumen/extralumen/intramural
§ SBO: Letak tinggi (gaster-ileum terminal)
□ Hepar lien tidak tampak
nekrose segmen usus tersebut
§ Etiologi
□ Intralumen/extralumen/intramural
§ SBO: Letak tinggi (gaster-ileum terminal)
□ Hepar lien tidak tampak
§ LBO: Letak rendah (colon)
- Fungsional/paralitik: metabolik, vaskular
§ Dibagi menjadi generalized/localized
§ adynamic ileus adalah keadaan di mana usus
gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi
peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat
kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik
usus tanpa adanya obstruksi mekanis
§ Masih udara di rectum--> air-fluid udara di
distalnya
• Gejala
- abdominal cramping/discomfort
- appetite loss
- feeling of fullness
- Constipation
- inability to pass gas
- stomach swelling
- Nausea
- vomiting, especially vomiting stool-like contents
MODALITAS
1. USG
A. Keunggulan pemeriksaan usg
1. Murah, mudah
2. Dapat dibawa ke samping pasien
3. Non ionisasi radiasi, aman, dapat digunakan berulang:
contoh pada anc
4. Pemeriksaan real time: gerakan DJJ, visualisasi
pembuluh darah
5. Guiding biopsi
2. Dapat dibawa ke samping pasien
3. Non ionisasi radiasi, aman, dapat digunakan berulang:
contoh pada anc
4. Pemeriksaan real time: gerakan DJJ, visualisasi
pembuluh darah
5. Guiding biopsi
B. Kelemahan
1. Tergantung pada keahlian operator
2. Penetrasi gelombang udara sulit pada pasien obesitas
3. Sulit menilai struktur yang banyak udara-->tidak
memantulkan suara
4. Organ yang berada di bawah tulang tidak tervisualisasi
karena tulang memantulkan seluruh gelombang suara
2. MRI
A. Kelebihan
1. Non ionisasi
2. Diferensiasi densias jaringan paling baik
3. Mencitrakan berbagai bidang: axial, sagittal, koronal
4. Tidak terdapat artefak tulang akibat kurangnyas sinyal
pada tulang.
3. XRAY
4. CT
A. Kelebihan
1. Evaluasi beberapa organ sekaligus
2. Diferensiasi organ baik-->bagus membedakan densitas
organ
A. Kelebihan
1. Evaluasi beberapa organ sekaligus
2. Diferensiasi organ baik-->bagus membedakan densitas
organ
SOAL CONGENITAL
1. Sebutkan contoh kelainan traktus digestivus pada bayi umur 5 hari
dengan klinis abdominal distended, berdasarkan lokasi (foregut,
midgut, hindgut)
A. Foregut: atresia esophagus, stenosis esophagus, stenosis
pyloric, hypertropic pyloric stenosis
B. Midgut: omphalocele, gastroschisis, atresia duodeni, volvulus
ileocaecal
C. Hindgut: atresia ani, anal stenosis, volvulus sigmoid, rectal
stenosis, fistula rectovaginal
2. Sebutkan 3 kelainan traktus digestivus kongenital di foregut midgut
hindgut masing-masing satu, beri keterangan singkat temuan
radiologis yang anda ketahui pada pemeriksaan foto polos
abdomepolos abdomen
A. Foregut :
1. Achalasia congenital : bird’s beak appearance
2. Hypertrophic Pyloric Stenosis - single bubble
appearance
B. Midgut :
1. Atresia duodenal - double bubble appearance
A. Foregut :
1. Achalasia congenital : bird’s beak appearance
2. Hypertrophic Pyloric Stenosis - single bubble
appearance
B. Midgut :
1. Atresia duodenal - double bubble appearance
2. Volvulus iliocaecal (small bowel obstruction): step
ladder appearance
C. Hindgut :
1. Atresia ani - dilated bowel loops, absence of rectal gas
2. HSCR: Megacolon
3. Volvulus sigmoid : Coffee bean appearance
3. Terangkan gambaran radiologi konvensional pada kasus atresia
duodeni
A. Double bubble appearance: duodenum dan gaster terdisensi
oleh gas
B. Tidak ada udara pada distal usus
C. Apabila ada udara pada distal usus-->dd steosis duodeni
4. Terangkan gambaran radiologi dengan kontras meal pada achalasia
primer
A. Tampak kontras tertahan pada oesfagografi setinggi
gastrooesfageal junction dan sedikit mengisi gaster dengan
pasase sangat lambat--> bird beak sign (+)
B. tram-track appearance (lusensi longitudinal sentral yang
diselubungi kontras)
5. Perbedaan kontras meal achalasia primer dan sekunder
A. Achalasia primer : penyempitan segmen esofagus dengan
tampakan tram-track (lusensi longitudinal sentral yang
diselubungi kontras) dan bird’s beak sign
B. Achalasia sekunder : segmen distal esofagus menunjukkan
adanya filling defect yang asimetris dan irreguler dengan
tampakan shouldering
C.
CANCER GIT
1. Temuan radiologis px kontras/barium enema Ca sigmoid
A. Tampak kontras mengisi rectum-colon asenden, dengan filling
defect (+) pada kolon…., apple core appearance (+)-->
konstriksi lumen colon oleh stenosing annular colorectal
carcinoma
B. Apple core: massa eksofitik atau sesil
KLASIFIKASI ORGAN
1. Spondylolisthesis: myerding classification
A. 5: Spondyloptosis
5. Hydronephrosis
SEGMEN SOAL MEMBACA
1. Osteosarcoma
i. Penunjang tambahan
1. X-ray 2 sisi (untuk membandingkan dgn sisi yang tidak
ada keluhan),
2. bone survey (jika mengarah ke keganasan dapat
dilakukan MRI),
3. pemeriksaan lab (LDH/lactat dehidrogenase, alkaline
fosfat, SGOT/SGPT, darah lengkap, dll)
ii. Foto polos humerus dextra, proyeksi AP, Posisi erect,
penetrasi cukup dapat dibedakan soft tissue dan hard tissue
iii. Temuan:
1. Terdapat soft tissue swelling pada regio brachii dextra
2. Tampak lesi litik pada 1⁄3 medial diafisis os humerus
dextra, bentuk bulat, batas irregular,
3. Tampak reaksi periosteal (+), codmann triangle (+),
onion peel appearance (+)
4. Tidak tampak diskontinuitas tulang
5. Facies articularis licin
6. Tidak tampak penyempitan maupun pelebaran celah
sendi (tdk dpt dinilai)
iv. Primary bone tumor 1⁄3 medial os humerus dextra susp
osteosarcoma
v. Ewing’s sarcoma, chondrosarcoma
2. Osteomyelitis
i.
3. Pneumothorax
• HASIL:
○ Tampak foto polos thorax posisi supine, proyeksi AP,
asimetris, dengan
inspirasi, penetrasi, dan kondisi cukup
○ Tampak lesi hiperlusensi tanpa corakan bronkovaskular
pada hemithorax dextra
○ Tampak pergeseran mediastinum ke arah kontralateral
○ Tampak pleural white line (+) pada hemithorax dextra
○ Tampak deviasi trakea ke arah sinistra
○ Tak tampak diskontinuitas pada sistema tulang
tervisualisasi
○ Jantung tidak dapat dinilai
○ Diafragma tampak licin dan tidak mendatar pada
hemithorax dextra,
diafragma hemithorax sinistra sulit dinilai
○ Sudut costophrenicus tampak lancip pada hemithorax
dextra dan sulit dinilai pada hemithorax sinistra
○ Gastric bubble tidak dapat dinilai
○ Tidak terdapat pelebaran dan pengaburan hilum
• KESAN: tension pneumotoraks dextra
SALTER HARIS
SALTER HARIS
PANCOAST
MRI
• T1
• T2: ar lebih terang
• DWI (Diffusion Weighted Imaging)--> Hiperintense ada restriksi
difusi
• ADC (Apparent diffusion coefficient)--> melihat difusi dalam
jaringannya Restriksi difusinya
• Gadolinum