Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS

ILEUS OBSTRUKTIF

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung

Disusun oleh :
Nadya Paramardini
20120310089

Pembimbing :
dr. R.S. Sulistijawati, Sp. Rad., M.Sc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RSUD TEMANGGUNG


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
A. PENGALAMAN
Seorang laki-laki usia 47 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
hebat disertai mual dan muntah. Pasien mengalami perubahan pola BAB, BAB menjadi
cair dan kesulitan untuk BAK sejak 1 hari yang lalu. Dokter menyarankan pasien untuk
melakukan pemeriksaan foto abdomen.

B. MASALAH YANG DIKAJI


Apa yang dimaksud dengan ileus obstruktif? Bagaimana gambaran radiologi dari
penyakit ileus obstruktif?

C. ANALISIS
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus
atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang
menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang
(iskemik), dapat terjadi perforasi. Dilatasi usus yang terjadi oleh karena obstruksi
menyebabkan perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk
terjadi translokasi kuman. Penyebab ileus obstruktif antara lain :
a. Hernia inkarserata (usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia)
b. Adhesi atau perlekatan usus
c. Invaginasi (disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak)
d. Askariasis
e. Volvulus (pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis
longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis radiimesenterii
sehingga pasase makanan terganggu)
f. Tumor

Klasifikasi Ileus Obstruktif


Klasifikasi penyakit ileus obstruktif dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Berdasarkan lokasi
a. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai
ileumterminal).
b. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal
sampairectum).
2. Berdasarkan stadiumnya
a. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga
makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
b. Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi/sumbatan yang tidak disertai
terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
c. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan
nekrosis atau gangren.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan dari gambaran klinis, pemeriksaan
laboratorium, dan hasil radiologi.
a. Anamnesis
Gejala meliputi sakit perut hebat yang sifatnya hilang timbul, mual, muntah, sulit flatus
dan defekasi, gangguan pola defekasi (BAB campur darah/lendir), anoreksia, penurunan
berat badan dan anemia.
b. Pemeriksaan fisik
Pada pasien ileus obstruktif ditemukan gambaran kontur usus (darm contour) dan gerak
peristaltik usus (darm steifung) pada dinding abdomen, bising usus meninggi terdengar
sampai metallic sound.
c. Pemeriksaan laboratorium
Analisa gas darah dan elektrolit (untuk melihat adanya gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa).
d. Radiologi
Foto polos abdomen 3 posisi dapat dilakukan, yaitu :
1. Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi antero-
posterior (AP)
2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan, dengan
sinar horizontal proyeksi AP
3. Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah horizontal, proyeksi
AP

Yang dapat ditemukan pada foto polos abdomen 3 posisi ini antara lain :
1. Ileus obstruksi letak tinggi :
- Dilatasi di proksimal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction)
dan kolaps usus di bagian distal sumbatan.
- Coil spring appearance
- Herring bone appearance
- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
2. Ileus obstruksi letak rendah :
- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi
- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepiabdomen
- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon

Figure 2. Lateral decubitus view of the


Figure 1. Supine view of the abdomen in a abdomen, showing air-fluid levels consistent
patient with intestinal obstruction. Dilated with intestinal obstruction. Sumber: American
loops of small bowel are visible .Sumber: Family Physician Volume 83, Number 2
American Family Physician Volume 83,Number 2

Figure 3. Axial computed tomography scan through


the lower abdomen shows multiple fluid-filled and
dilated loops of small bowel (white arrows) and
collapsed right colon (red arrow) consistent with a
mechanical small bowel obstruction. Sumber:
http://www.learningradiology.com/archives06/SBO/sbocorrect.ht
m
D. DOKUMENTASI

Identitas pasien :
a Nama : Tn. R
b Umur : 47 th
c Alamat : Tlogomulyo
d Jenis kelamin : Laki-laki

Anamnesis :
Keluhan Utama : Pasien di bawa ke IGD RSUD Temanggung karena nyeri perut
disertai BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri perut (+), demam (-), sesak
nafas (-), mual (+), muntah (+), BAK (-) sejak 1 hari lalu, BAB cair (+) sejak 1
hari lalu yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada keluhan seperti ini sebelumnya, riwayat
dirawat di RS (-).
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan serupa.

Pemeriksaan Fisik
Pre-Operasi
Tanggal 5 Februari 2017
Keadaan umum, kesadaran : tampak kesakitan, compos mentis
Vital sign:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
GCS E4V5M6
Kepala : Normocephal, simetris
Mata : CA (-/-), SI (-/-), Pupil isokor, reflex cahaya (+/+).
Mulut : bibir sianosis (-), mukosa pucat (-), lembab (+).
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran thyroid (-).
Thoraks
Jantung
- Inspeksi : ictus kordis (-)
- Palpasi : ictus cordis teraba
- Auskultasi : S1-S2 reguler, bunyi jantung tambahan (-)
Paru-paru
- Inspeksi : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
- Palpasi : ketinggalan gerak (-), vokal fremitus sama kanan-kiri
- Perkusi : sonor seluruh lapang pandang
- Auskultasi : vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen
- Inspeksi : distensi (+)
- Auskultasi : peristaltik meningkat (+)
- Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani (+)
Ekstremitas
Akral hangat, perfusi jaringan baik, capillary refill time < 2 detik, sianosis (-)
Pemeriksaan Fisik Post Laparotomi
Tanggal 18 Februari 2017
Keadaan umum, kesadaran : cukup, compos mentis
Vital sign:
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
GCS E4V5M6
Kepala : Normocephal, simetris
Mata : CA (-/-), SI (-/-), Pupil isokor, reflex cahaya (+/+).
Mulut : bibir sianosis (-), mukosa pucat (-), lembab (+).
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran thyroid (-).
Thoraks
Jantung
- Inspeksi : ictus kordis (-)
- Palpasi : ictus cordis teraba
- Auskultasi : S1-S2 reguler, bunyi jantung tambahan (-)
Paru-paru
- Inspeksi : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
- Palpasi : ketinggalan gerak (-), vokal fremitus sama kanan-kiri
- Perkusi : sonor seluruh lapang pandang
- Auskultasi : vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen
- Inspeksi : distensi (-)
- Auskultasi : peristaltik meningkat (-)
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani (+)
Ekstremitas
Akral hangat, perfusi jaringan baik, capillary refill time < 2 detik, sianosis (-)

Pemeriksaan Penunjang Radiologi


Foto polos Abdomen 3 Posisi

Posisi AP dan Posisi Supine


Posisi LLD (Left Lateral Decubitus)

Deskripsi : Foto Roentgen Abdomen 3 posisi, simetris.


- Tampak peritoneal fatline, tak tampak psoas line
- Tak tampak udara pada proyeksi rektum
- Fecal material tak prominen
- Tampak dilatasi sistema usus halus
- Tampak coil spring dan herring bone appearance
- Tampak air fluid level membentuk step ladder
- Tak tampak uadara bebas di sub diafragma
- Tampak skoliosis pada vertebra lumbalis

Kesan : Ileus Obstruktif letak tinggi


Diagnosis Klinis : Ileus Obstruktif
Differential Diagnosis : Ileus Paralitik, Peritonitis

Pemeriksaan Laboratorium
Darah lengkap
Hemoglobin L: 10,2 g/dl (13,2-17,3)
Hematokrit L: 30 % (40-52)
Jumlah Leukosit H: 20,6 10^3/ul (3,8-10,6)
Jumlah Eritrosit L: 3,75 10^6/ul (4,4-5,2)
Hitung Jenis
Eosinofil L: 0,5 % (2-4)
Neutrofil H:87,7 % (50-70)
Limfosit L: 7,2 % (25-40)
Monosit N:4,5 % (2,0-8,0)

TERAPI
- Infus Asering 20 tpm
- Inj. Metronidazol 3x500 mg
- Inj. Ketorolac 3x1 A
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Ranitidin 2x1 mg

DAFTAR PUSTAKA

Guyton A.C., Hall J.E. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi ke- 9.
Jakarta : EGC .
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2.
Jakarta : EGC. Hal: 623.
Simon, G. 1981. Diagnostik Rontgen untuk Mahasiswa Klinik dan Dokter
Umum. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jackson MD, Patrick G., Raiji MD, Manish. 2011. Evaluation and Management
of Intestinal Obstruction. Georgetown University Hospital, Washington,
District of Columbia.
Tanto, Chris., Liwang, Frans., Hanifati, Sonia., dkk. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapitus.

Anda mungkin juga menyukai