Anda di halaman 1dari 44

DISUSUN OLEH :

Felix Hartanto
030.10.104


RSUD Budhi Asih
Jakarta, September 2014

BATU SALURAN KEMIH
PENDAHULUAN
Batu saluran kemih urutan nomor 1 di bagian
urologi

Tahun 1997 = 182 pasien tahun 2002 = 847
pasien

Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (kira-kira
3:1) puncak pada usia 40-50 tahun

Masalah yang sering muncul pada kasus batu
kekambuhan pembentukan batu
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. Erfan Effendi
Umur : 74 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Menteng Rawa Panjang,
Kel. Menteng Atas, Kec. Setia Budi, Jakarta Selatan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang
Status : Menikah
Masuk RS : 27 Agustus 2014
Nomor RM : 93.99.46

Keluhan Utama
Nyeri pada pinggang kiri sejak 1,5 bulan yang lalu,
sebelum pasien masuk RS.
Riwayat Penyakit Sekarang
OS datang ke poli bedah urologi RSBA dengan
keluhan nyeri pinggang kiri sejak tanggal 2 Juli
2014 (+/- 1,5 bulan yang lalu)
Nyeri tidak menjalar, terus menerus, seperti ditekan
& ditusuk-tusuk
Pertama kali muncul pada Februari 2014
berkurang dengan obat anti nyeri nyeri timbul
kembali
Keluhan mual, muntah, demam, dan batuk lama (-)
BAB normal (agak mengejan)
Terdapat darah yang bercampur dengan urin pada
akhir BAK, warna seperti air cucian daging. BAK
panas dan nyeri (-)
Riwayat trauma atau terbentur pada pinggang kiri (-
)
Riwayat Penyakit Dahulu
Tahun 1996 pernah nyeri pinggang kiri berobat
dan dilakukan tindakan di RS Mitra
membaik/menghilang

Kembali muncul pada Februari 2014 berobat ke
klinik dan diberi anti nyeri berkurang, tapi tidak
hilang

Riwayat penyakit maag, diabetes, hipertensi,
jantung, dan asma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan asma
(-)

Tidak ada keluarga yang pernah mengalami
ataupun yang sedang menderita keluhan yang
serupa.

Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan merokok dan alcohol disangkal.

Kebiasaan makan kacang-kacangan disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesan sakit : TSS
Kesadaran : compos mentis
Kesan gizi : gizi kurang (TB = 164, BB = 44 kg)

Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Tekanan nadi : 72x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
Suhu : 36,6
0
C

Status Generalis

Kepala : normocephali, simetris, rambut hitam
beruban, distribusi rambut merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-
), pupil bulat isokor, reflex cahaya langsung (+/+),
reflex cahaya tidak langsung (+/+)
Hidung : deviasi septum nasi (-), conchae oedem (-/-),
mukosa hiperemis (-/-), secret (-/-)
Telinga : simetris, liang telinga lapang, reflex cahaya
membrane timpani (+/+), serumen (+/+), secret (-/-)
Mulut : tonsil dan faring dalam batas normal
Leher : trakea di tengah, KGB dan tiroid tidak tampak
membesar
Thorax :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea mid
clavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru
Inspeksi : dinding dada simetris saat statis dan
dinamis
Palpasi : vocal fremitus teraba simetris
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)

Abdomen :
Inspeksi : datar, tidak terdapat efluoresesi yang
bermakna
Auskultasi : bising usus (+), normal
2x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), ballotemen (-/-)
Perkusi : timpani, ascites (-/-)

Ekstremitas : akral hangat (+) di keempat
ekstremitas, oedem (-)

Status Lokalis


1) Ginjal pada region costo vertebralis:
Inspeksi : tidak ada massa, tidak ada luka bekas
operasi
Palpasi : nyeri tekan (-/+) pada CVA kanan dan kiri
Perkusi : nyeri ketok (-/+) pada CVA kanan dan kiri

2) Vesica urinaria pada region suprapubik:
Inspeksi : dalam batas normal
Palpasi : buli tidak penuh, nyeri tekan (-)
Perkusi : redup

3) OUE pada region genitalia eksterna:
Inspeksi : discharge (-), kemerahan (-)

Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 5,7 ribu/ L 3,8-10,6
Hemogblobin 12,2 g/dL 13,2-17,3
Hematokrit 37 % 40-52
Trombosit 294 ribu/ L 150-440
Ginjal
Ureum 31 mg/dL 17 49
Kreatinin 0,94 mg/dL < 1,2
Asam Urat 4,3 mg/dL < 7
BT 130 Menit 1 - 6
CT 13 Menit 5 - 15
Glukosa darah sewaktu 134 Mg/dL <110
Urinalisa
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Glukosa Negative Negative
Bilirubin Negative Negative
Keton Negative Negative
pH 6,0 4,6 - 8,0
Berat Jenis 1030 1.005 1.030
Albumin 3+ Negative
Urobilinogen 1,0 E.U./ dL 0,1- 1
Nitrit Negative Negative
Darah 3+ Negative
Esterase Leukosit Negative Negative
Sedimen Urine
Leukosit 3-5 /LPB <5
Eritrosit BANYAK /LPB <2
Epitel Positive /LPB Positive
USG Abdomen (tanggal 6 Agustus 2014)

Hepar : besar dan bentuk normal, permukaan
regular. Echostruktur parenkim homogeny.
Pembuluh darah normal dan saluran bilier normal.
tak tampak SOL / kalsifikasi.
Kantong Empedu : besar dan bentuk normal ,
dinding tipis regular. Tidak tampak batu maupun
sludge.
Lien : besar dan bentuk normal, echostruktur
homogeny. Tak tampak lesi fokal/SOL. Vena lienalis
tidak membesar.
Pancreas : besar dan bentuk normal, echostruktur
parenkim homogen. Duktus pankreatikus tidak
melebar, tak tampak lesi fokal/SOL.
Aorta : bentuk dan caliber normal, tak tampak
pembesaran pada KGB para aorta.

Ginjal kanan : besar dan bentuk normal, permukaan
regular. Batas cortex dan medulla jelas. System pelviocalises
ectasis. Tampak lesi hyperechoic dengan posterior
acoustic shadow ukuran 1,80 cm. Tampak lesi anechoic
dengan posterior enhancement ukuran 1,04 cm.

Ginjal kiri : besar dan bentuk normal, permukaan regular.
Batas cortex dan medulla jelas. System pelviocalesis ectasis.
Tampak lesi hyperechoic dengan posterior acoustic
shadow ukuran 2,55 cm. Tampak lesi anechoic multiple
dengan posterior enhancement ukuran 1,35 cm, 4,15 cm,
1,21 cm, dan 1,78 cm.

Buli buli : besar dan bentuk normal. Dinding tipis regular.
Tak tampak bayangan hyperechoic / posterior acoustic
shadow.

Prostat : membesar dengan volume 31.50 cm
3
.
Permukaan regular. Echostruktur parenkim normal, tak
tampak lesi atau kalsifikasi.

Kesimpulan hasil USG :

1) Nefrolithasis e.c. Simple Cyst Ren Dextra
2) Nefrolithiasis e.c. Hydronefrosis serta
Multiple Cysts Ren Sinistra
3) Hipertrofi Prostat

BNO IVP (tanggal 22 Agustus 2014)

Pemeriksaan abdomen polos:

Preperitoneal fat line baik
PSOAS line simetris
Kontur kedua ginjal sebagian tertutup oleh bayangan
udara usus. Distribusi udara usus mencapai pelvis
minor
Bayangan radio-opaque membentuk pelviocalises ginjal
di hemiabdomen kiri setinggi L1 s/d L3, proyeksi ginjal
kiri, ukuran +/- 4,7 x 3,3 cm
Bayangan radio-opaque bulat di rongga pelvis minor
(phlebolith)
Tulang-tulang baik

Pemeriksaan IVP:

Ginjal kanan : fungsi sekresi dan ekskresi sudah tampak pada menit
ke-5. Bentuk, ukuran, dan kontur ginjal baik. System pelviocalises
kanan tidak melebar dengan calyx yang cupping.

Ginjal kiri : fungsi sekresi sudah tampak pada menit ke-5 dan fungsi
ekskresi tampak pada menit ke-10. Bentuk, ukuran, dan kontur ginjal
baik. System pelviocalises ginjal kiri melebar dengan calyx
ballooning terutama di clayx superior. Tampak filling defect multiple
berbentuk bulat di clayx superior.

Ureter : bentuk, caliber, dan drainase kedua ureter baik. Tidak
tampak dilatasi kedua ureter. Ureter kanan kinking setinggi L4.

Vesica Urinaria : dinding licin. Tampak indentasi di dinding inferior
vesica urinaria dengan tepi yang reguler.

Post void : sisa kontras minimal di vesica urinaria. Tampak retensi
kontras di calyx superior kiri yang terlihat masih ballooning.

Kesimpulan BNO-IVP :

1) Fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal
baik
2) Hidronefrosis kiri derajat berat e.c.
nefrolithiasis kiri (batu staghorn)
3) Suspek hipertrofi prostat

Diagnosis Banding
Nefrolithiasis
Vesikolithiasis
Ureterolithiasis
Benign Prostate Hyperplasia
HNP

DIAGNOSIS KERJA

Nefrolithiasis sinistra e.c. batu cetak
multiple

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Harnal 0,2 mg 2 x 1
Levofloxacin 500 mg 2 x 1
Asam Mefenamat 500 mg 2 x 1

Rencana Operatif
Pro operasi open extended nefrolithotomy sinistra
konsul ke bagian anestesi, jantung, dan
penyakit dalam

Edukasi
Banyak minum air putih
Kurangi minuman yang mengandung protein
Kurangi makanan yang mengandung garam

Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
REN
Vaskularisasi Renal
Batu Saluran Kemih
Faktor intrinsik:

Jenis kelamin laki-laki : perempuan = 4: 1

Umur

Herediter
Faktor ekstrinsik:

Geografi

Faktor Iklim dan Cuaca

Asupan air

Diet/Pola makan

Pekerjaan

Kebiasaan menahan BAK

Teori Pembentukan Batu Sal. Kemih
Teori Fisiko Kimiawi :

1) Teori Supersaturasi
Kelarutan suatu produk > titik endapannya
supersaturasi terbentuk kristal batu.

2) Teori Matrik
Protein dari pemecahan mitokondria sel tubulus
renalis yang berbentuk laba-laba kristal batu
oksalat / kalsium fosfat menempel pada sela-sela
anyaman terbentuk batu.
3) Teori Tidak Adanya Inhibitor
Inhibitor organik yang paling kuat = sitrat bereaksi
dengan kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut
air.
Inhibitor anorganik = pirofosfat dan Zinc.

4) Teori Epitaksi
Kristal dapat menempel pada kristal lain yang
berbeda menjadi batu campuran (nukleasi
heterogen) paling sering yaitu kristal kalsium
oksalat menempel pada kristal asam urat .


5) Teori Infeksi
Dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi ammonium,
pH air kemih >7, dan reaksi sintesis ammonium
dengan magnesium dan fosfat sehingga terbentuk
Magnesium Ammonium Phosfat (batu sturvit) oleh
bakteri pemecah urea yang menghasilkan urease
yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Staphiloccocus.

6) Teori Kombinasi

Teori Vaskuler

1) Hipertensi
Aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180 +
berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi
berakibat terjadinya pengendapan ion-ion kalsium
papilla (Ranalls plaque).

2) Kolesterol
Hiperkolesterolemia sekresi melalui glomerulus
ginjal merangsang agregasi dengan kristal
kalsium oksalat dan kalsium fosfat batu


Klasifikasi Batu Sal.Kemih
1. Batu Kalsium 70%-80%
Dalam bentuk batu kalsium oksalat, batu kalsium
fosfat atau campuran.
2. Batu Asam Urat 5-10%

3. Batu Struvit MAP

4. Batu Sistin 1-2% (pada kehamilan)

Gejala Batu
Nyeri

Demam

Batu besar gejala obstruktif

Gejala iritatif F N U D

Batu kecil dapat keluar sendiri gejala (-)
Diagnosis
Laboratorium
X-ray abdomen
USG
IVP
CT Scan
Tatalaksana
Medikamentosa
Indikasi : batu berdiameter < 5 mm diharapkan batu
keluar tanpa intervensi medis.

- Analgesia meredakan nyeri dan mengusahakan batu
keluar sendiri secara spontan
- Propantelin atasi spasme ureter
- Kolik injeksi spasmolitik: atropine 0.5 1 mg i.m
untuk dewasa
- Infeksi antibiotic kotrimoksazol 2 x 2 tablet atau
amoksisilin 500 mg peroral 3 x sehari untuk dewasa
- Diuretik thiazid mengurangi pembentukan batu yang
baru
- Kalium sitrat 20 mEq tiap malam/minum jeruk nipis atau
lemon sesudah makan malam meningkatkan kadar
sitrat di dalam air kemih
- Allopurinol : mengurangi pembentukan asam urat

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)


Endourologi
- PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
- Litotripsi
- Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
- Ekstrasi Dormia

Tindakan Operasi
- Nefrolitotomi
- Ureterolitotomi
- Sistolitomi
- Uretrolitotomi
- Pielolitotomi

Anda mungkin juga menyukai