Anda di halaman 1dari 48

Presentasi Kasus

“Ileus Obstruksi”
Disusun Oleh :
Fahira Aziza G4A021022
Nur Asri Ainun Basyirah AS G4A021041

Pembimbing :
dr. Esti Etikaningtyas, Sp. Rad

SMF
RADIOLOGI
LAPORA
N
KASUS
IDENTITAS PASIEN

1. Nama : Tn. M
2. Usia : 50 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Brengkok RT.03/RW.01 Susukan
5. Tanggal Periksa : 18 Mei 2022
6. No. RM : 022xxxxx
ANAMNESIS
Pasien datang ke poli paru rujukan dari RS Banyumas dengan
keluhan perut kembung. Keluhan dirasakan terus menerus. Pasien
merasakan perutnya makin lama makin membesar/kembung.
Keluhan lain yang dirasakan yaitu nyeri perut, kaki bengkak,
sesak nafas dan sulit BAB sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan nyeri perut dan mual muntah disangkal.
Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit
Sekarang Dahulu

 Keluhan Utama : Perut kembung


 Onset : 1 minggu SMRS
 Kualitas : -
 Kuantitas : terus menerus  Riwayat hipertensi (-)
 Faktor yang Memperberat Keluhan : -
 Faktor yang Memperingan Keluhan : -  Riwayat diabetes mellitus (-)
 Keluhan Penyerta : nyeri perut, sulit
BAB, sesak nafas dan kaki bengkak.
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik  Mata : CA+/+, SI -/-
 Hidung : dbn
 Mulut : dbn
Keadaan Umum : lemah  Telinga : dbn
Kesadaran : composmentis  Leher : dbn
 Thorax
Tanda-Tanda Vital simetris, retraksi (-), jejas (-),
 Tekanan darah : 138/89 mmHg krepitasi(-)
 Pernafasan : 32 x/menit  Pulmo
 SpO2 : 90% sonor, vesikuler +/+, ronkhi -/-,
 Nadi : 122 x/menit wheezing -/+, pekak apex pulmo -/+
 Suhu : 39 C  Cor : S1>S2, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : cembung, jejas (-),
peristaltik menurun, NT (-) hipertimpani
(+)
 Ekstremitas : edem tungkai (+/+)
Pemeriksaan Lab SGOT
SGPT
: 97 (H)
: 120 (H)
HBSAG : Non reaktif

Eritrosit : 3.63 (L) Natrium : 134 (N)


Trombosit: 316000 (N) Kalium : 4.3 (N)
Leukosit : 16910 (H) Klorida : 86 (L)
Hemoglobin : 10.0 (L)
MCH : 27.5 (N) Kreatinin darah : 1.27 (H)
MCHC : 32.7 (N) Ureum darah : 73.29 (HH)
MCV : 84.3 (N) Albumin : 3.33 (L)
MPV : 8.7 (L) Anti HCV : Non reaktif
Anti HIV : Non reaktif
GDS : 85 (N)
APTT : 29.5 (N)
PT : 10.8 (N)
Pemeriksaan
Radiologi
Foto Polos Abdomen
Posisi AP dan LLD
Dilatasi dan distensi usus
Tampak banyak fecal material
pada hemiabdomen dextra et
sinistra
Dilatasi dan distensi
usus, Haustra pada
largre bowel
Air fluid level panjang-
panjang
Interpretasi  Tampak banyak fecal material pada
hemiabdomen kanan kiri

 Pada proyeksi LLD tampak air fluid


 level panjang-panjang
Pre peritoneal fat line kanan kiri baik
 Tak tampak free air
 Psoas line kanan kiri dan kontur kedua
ginjal sebagian superposisi udara usus

 jumlah dan distribusi udara usus


meningkat Kesan
 Jumlah dilatasi dan distensi large
bowel Gambaran large bowel obstruction

Tak tampak gambaran pneumoperitoneum


Tatalaksana Prognosis

1. O2 2 LPM NK
2. IVFD NaCl 0,9%; clinimix 20 tpm
3. Injeksi ampicillin 1,5 gr IV per 8 jam Ad vitam : dubia ad malam
4. Injeksi mecobalamin 500 mcg IV/24 jam
5. PO PCT 3X500 mg tab Ad sanationam : dubia ad malam
6. PO Acetylsistein 3x200 mg tab
Ad functionam : dubia ad malam
7. PO Albuforce 3x500 mg tab
8. PO curcuma 3x500 mg tab
9. Fleet enema supss 1x133 mg
TINJAUAN
PUSTAKA
RAD
IOAN
OMI AT
ABD
OME
N
Gas in
stomach

Gas in a few
loops of
small bowel

Gas in
large
bowel Gas in
rectum or
sigmoid
Lambung : udara selalu (+)
Usus halus : terlihat 2-3 loop
usus, diameter ≤ 3 cm
Usus besar : diameter ≤ 5 cm,
udara di rectum dan sigmoid (+)
Perbedaan usus halus
dan usus besar
Hepar
Panjang kraniokaudal lobus kanan : 13-15 cm,
lobus kiri : 9-10 cm

Vesica Felea
Bentuk ovoid, diameter corpus 2-3 cm

Pankreas
Ketebalan normal : 3 cm

Lien
Panjang : 9-12 cm, Lebar : 6-7 cm,
Tebal : 3-4 cm
Pool atas ginjal kiri
setinggi T11,
pool bawah setinggi L3.
Ginjal kanan 2 cm lebih
rendah dari ginjal kiri.

Ukuran ginjal normal 9-


13 cm

Ketebalan VU normal
tidak lebih dari 5-6
mm
FOTO POLOS ABDOMEN
FOTO
POLOS
ABDOMEN
Pada FPA dilihat :
Preperitoneal fat line dan Psoas line
Pola udara saluran cerna
Udara bebas
Kalsifikasi(+) / (-)
Tulang
POLA GAS
ABDOMEN

•Lambung : Udara selalu (+)


•Usus kecil : terlihat 2-3 loop usus,
tak ada distensi. Diameter < 3cm
•Rectum dan Sigmoid : selalu
terlihat
DEFINISI
Ileus merupakan oklusi atau paralisis usus yang mengakibatkan
terhambatnya pasase isi usus sehingga terjadi akumulasi di bagian
proksimal sumbatan (Vilz et al., 2017).

Ileus obstruksi atau yang disebut juga ileus mekanik adalah


hambatan pasase usus yang disebabkan oleh obstruksi lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan, atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosis
pada segmen usus tersebut (Pajajaran et al., 2015).
KLASIFIKASI
ILEUS
Klasifikasi Klasifikasi
Letak Jenis
Obstruksi Obstruksi

Ileus Letak Tinggi Ileus Obstruksi Sederhana


obstruksi pada bagian usus halus obstruksi tanpa penjepitan
pembuluh darah

Ileus Letak Rendah Ileus Obstruksi Strangulasi


Obstruksi pada bagian usus obstruksi disertai penjepitan
besar pada pembuluh darah
ETIOLOGI
Tumor atau
Keganasan
Hernia

Intususepsi
Adhesi usus

Volvulus
Infeksi Parasit
PATO
FISIO
LO
GI
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

 Rasa tidak nyaman atau nyeri


 Hipotensi dan takikardi  dehidrasi
pada perut
 Inspeksi : distensi abdomen. “darm
 Perut kembung
contour” atau “darm steifung”
 Mual dan muntah  Auskultasi : bising usus abnormal
 Sulit BAB atau flatus  Palpasi : defans muscular (+), nyeri
 Keringat dingin tekan (+), nyeri lepas (+), teraba massa
 Perut membesar  Perkusi : hipertimpani
 Demam  Rectal toucher
 Dehidrasi
Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Radiologi
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
adalah darah lengkap, elektrolit, BUN (blood urea Foto polos abdomen
nitrogen), ureum amilase, dan kreatinin.

Pada ileus obstruksi sederhana, hasil pemeriksaan


laboratoriumnya dalam batas normal. Selanjutnya
dapat ditemukan hemokonsentrasi, leukositosis, CT-Scan abdomen
dan nilai elektrolit yang abnormal.

Pada semua jenis ileus obstruksi sering didapatkan


peningkatan amilase. Manifestasi lebih lanjut
berupa penurunan dalam kadar serum natrium, USG abdomen
klorida, dan kalium, dapat juga terjadi alkalosis
akibat muntah.
Foto Polos
Abdomen
Ileus Obstruksi Usus Besar:
• Biasanya di bagian perifer
• Tampak haustra

Ileus Obstruksi Usus Kecil


• Biasanya di bagian sentral
• Valvulae conniventes
• Herring bone appearance
• Step ladder appearance
Ileus Obstruksi Letak Rendah (Usus Besar)
• Lebih jarang ditemukan dibandingkan obstruksi usus kecil
• Penyebab paling sering dari obstruksi mekanik adalah keganasan, biasanya terdapat di distal dari
kolon desenden
• Obstruksi lebih sering terjadi pada orang lanjut usia

Gambaran Radiologi
• Usus besar akan terlihat berdilatasi di perifer
• Lengkungan usus halus yang berdilatasi terlihat pada keadaan katup
ileosekal yang inkompeten.
• Distensi sekum >8cm meningkatkan
kemungkinan terjadinya
perforasi sekum.
• Gambaran air fluid level biasanya sedikit, karena kolon berfungsi
untuk mereabsorbsi cairan
• Tidak terdapat gambaran udara
di rektum jika
Ileus Obstruksi Letak Tinggi (Usus Halus)
• Disebut juga obstruksi dinamik karena usus berusaha untuk melewati sumbatan fisik
• Penyebabnya dibagi menjadi intraluminal (neoplasma, intussusepsi, dan benda asing);
mural
(neoplasma dan striktur) atau ekstrinsik (adhesi, hernia, volvulus dan neoplasma)

Gambaran Radiologi
• Usus halus dibedakan dari usus besar dari valvula
conniventes yang melintasi usus secara komplit
• Terdapat lengkungan yang berdilatasi pada usus yang
terletak di sentral yang saling menempel satu sama
lain (step ladder appearance) pada obstruksi usus
halus distal
• Pada foto tegak, terdapat gambaran air fluid level
multipel (>3)
• Gambaran string of beads/pearls
Ileus Obstruksi Letak Tinggi (Usus Halus)

• String of beads/pearls merupakan


udara yang terperangkap di
valvula conniventes dan cairan
antara
• Terjadi jika cairan terdapat
dalam banyak
lebih dibandingkan
jumlah
udara.
Foto abdomen 3 posisi  supine, semierect,/erect, LLD

Step-ladder/
FISHBONE Coil-spring app air fluid
level
CT-Scan

CT Scan memberikan gambaran yang


sangat baik dari dinding usus, pembuluh
darah, dan mesenterium-mesocolon.

Ciri ileus obstruksi:


• Usus melebar
• Air fluid level
• “small bowel feses”
USG
Abdomen
Pada ileus obstruksi dapat ditemukan:
• lengkung usus halus yang melebar
(diameter > 3 cm)
• peristaltik yang tidak efektif
(menghasilkan tampilan isi
intraluminal yang “berputar-putar”),
• valvulae conniventes yang prominen
(ditemukan pada lengkung jejunum
yang melebar)
Diagnosis Banding
Ileus Paralitik
• Seluruh usus menjadi aperistaltik atau hipoperistaltik
• Penyebab ileus paralitik lain adalah peritonitis, iskemia mesenterika, kolik ureter, perdarahan
retroperitoneal, infark miokard akut, cedera medulla spinalis, hipotiroid, hiperkalsemia, diabetes,
dan obat-obatan seperti atropin, glukagon, morfin, barbiturat, dan phenothiazine

Gambaran Radiologi
• Gambaran udara tampak pada seluruh usus
baik usus halus maupun kolon
• Lambung seringkali ikut distensi
• Air fluid level sedikit daripada ileus obstruksi;
bila ada, biasanya berbentuk memanjang
• Gambaran udara di rektum atau kolon
sigmoid tetap ada, karena obstruksi bersifat
Ileus paralitik pada foto berbaring (gambar kiri) dan pada foto tegak (gambar kanan) fungsional
Kolon yang dilatasi (panah hitam) dan usus halus yang dilatasi (panah putih) tampak di
seluruh lapang hingga ke rektum (panah kosong hitam)
Ileus Paralitik

● Gambaran Radiologi:
- Dilatasi semua bag.
usus.
- Multiple air fluid level
TATALAKSANA
1. Tindakan Konservatif
Tindakan konservatif yakni resusitasi cairan dengan cairan intravena dan monitoring
melalui urin, dekompresi dengan menggunakan NGT, dan pemberian antibiotik
broadspectrum

2. Tindakan Pembedahan
Tindakan bedah pada ileus obstruksi ini tergantung dari  penyebabnya. Misalnya pada
adhesi dilakukan pelepasan adhesi tersebut, tumor dilakukan reseksi, dan pada hernia
dapat dilakukan herniorapi dan herniotomi. Kanker kolon yang meyebabkan obstruksi
kadang dilakukan reseksi dan anastomosis, dengan atau tanpa colostomi atau
ileostomy sementara.
Komplikasi Prognosis
 Iskemia Usus  Dengan diagnosis dan pengobatan yang
tepat, prognosis pada ileus obstruksi
 Perforasi Usus baik.
 Sepsis  Obstruksi lengkap yang berhasil diobati
secara nonoperatif memiliki insiden
 Peritonitis kekambuhan yang lebih tinggi daripada
yang diobati dengan pembedahan.
 Short bowel syndrome
 Pada obstruksi usus besar, mortalitasnya
 Kematian
lebih tinggi dibandingkan dengan
obstruksi usus halus.
DAFTAR PUSTAKA
Broek, R., Pepjin, K., Salomone, D., Federico, C., Walter, L., Luca, A. 2018. Bologna Guidelines for Diagnosis and
Management of Adhesive Small Bowel Obstruction (ASBO): 2017 Update of The Evidence Based Guidelines From
The World Society of Emergency Surgery ASBO Working Group. World Journal of Emergency Surgery. 13(24):1–13.
Brunicardi, F.C., Andersen, D.K., Billiar, T.R., Dunn, D.L., Hunter, J.G., Kao, L.S., et al. 2019. Schwartz’s Principles of
Surgery : Eleventh Edition. New York : McGraw Hill Education.

Catena, F., De Simone, B., Coccolini, F., Di Saverio, S., Sartelli, M., Ansaloni, L. 2019. Bowel Obstruction: A Narrative
Review for All Physicians. World Journal of Emergency Surgery. 14(1):1–8.

Dewi, K. F. P. 2020. Karakteristik Ileus Obstruktif di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2018. Skripsi.
Universitas Hasanuddin: Fakultas Kedokteran
Elsayes, K.M., Oldham, S.A.A., 2014. Introduction to Diagnostic Radiology. New York : McGraw Hill Education.
Habiba, U. Zaky, A., Annisa. 2021. Prosedur Pemeriksaan Radiografi Abdomen Proyeksi LLD pada Kasus Ileus Obstruktif di
Instalasi Radiologi IGD RSUD Arifin Achmad Provinsi RIAU. 2021. Medical Imaging and Radiation Protection
Research Journal. Vol 1(1):19-23.

Klein, J.S., Brant, W.E., Helms, C.A., Vinson, E.N. 2019. Brant and Helms’s Fundamental of Diagnostic Radiology : Fifth
Edition. China : Wolters Kluwer.

Nisa, S.A., Finansah, Y.W., Marlina, U., Rochman, S. 2021. Differences Characteristics of Partial Bowel Obstruction and Total
Bowel Obstruction in Ileus Patients at Dr. Soegiri Lamongan Hospital. Magna Medika Berkala Ilmiah Kedokteran dan
Kesehatan. 8(1):29-34.
Pajajaran, M. U., Roekmantara, T., Wurarah, J. K. 2016. Angka Kejadian, Karakteristik dan Gambaran Radiologi Foto Polos
Abdomen pada Pasien Ileus Obstruktif di Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung Tahun 2014-2015. Prosiding Pendidikan
Dokter. Vol 2(2):638-644.
Paulson, E. & Thompson, W. 2015. Review of Small-Bowel Obstruction: The Diagnosis and When to Worry. Radiology
Journal. 275(2):332–42.
Putri, B. M. W., Fiddiyanti, I., Suryosubianto, B. P. 2017. Kesesuaian Diagnosis Klinis dengan Diagnosis Radiologi dengan
Temuan Intrabedah pada Pasien Ileus Obstruksi.
Sari, N., Ismar, Nazriati, E. 2015. Gambaran Ileus Obstruktif pada Anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode
Januari 2012 – Desember 2014. Journal of Medicine FK. 2(2):1-19.
Sembiring, S. 2017. Anestesi pada Kasus Ileus Obstruksi dengan Teknik Rapid Sequence Intubation (RSI). Nonmesen Journal
of Medicine. 3(2):100-105.
Shah, V. et al. 2021. Small Bowel Obstruction (online). Tersedia dari https://radiopaedia.org/articles/small-bowel-obstruction.
Diakses pada 16 November 2021.
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal: 623.
Smith, D., Sarang, K., Sara, M. 2020. Bowel Obstruction. StatPearls Publishing, USA.

Sutton, David. 2003. Textbook of Radiology and Imaging Volume 1. Edisi 7. London: Churchill Livingstone
Vilz, T. O., Stoffels, B., Strassburg, C., Schild, H. H., Kalf, J. C. 2017. Ileus in Adult: Pathogenesis, Investigation, and
Treatment. Deutsches Ärzteblatt International. 114:508-518.
Whang E E, Ashley Stanley, Zinner J Michael. Small Intestine. In :Charles F Brunicardi. Schwartz’s Manual of Surgery. Ed 8.
USA : McGraw-Hill. 2006. P 702- 11.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai