Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT

CHOLELITHIASIS

Ahmad Rifai
Pembimbing : dr. Agung Kurniawan, Sp.B-KBD, M.Kes
Pendahuluan
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan dalam kandung empedu
yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledukus, atau pada kedua
duanya.
Kolelitiasis terjadi pada sekitar 10% populasi usia dewasa di Amerika Serikat, dimana batu
empedu kolesterol ditemukan pada 70% dari semua kasus dan 30% sisanya terdiri atas batu pigmen
dan jenis batu dari sejumlah komposisi lain. Angka kejadian batu saluran empedu ini nampak semakin
meningkat seiring bertambahnya usia. Diperkirakan bahwa sekitar 20% pasien dewasa yang berusia
lebih dari 40 tahun dan 30% yang berusia lebih dari 70 tahun menunjukkan adanya pembentukan batu
saluran empedu. Selama usia reproduksi, rasio wanita dibandingkan pria adalah sekitar 4:1.
Anatomi
Histologi
Fisologi
Fungsi Kandung Empedu
Tempat menyimpan cairan empedu dan
memekatkan cairan empedu yang ada di
dalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan
elektrolit.
CHOLELITHIASIS
EPIDEMIOLOGI
Kolelitiasis terjadi pada
sekitar 10% populasi usia
dewasa di Amerika Serikat,

Selama usia reproduksi, rasio wanita dibandingkan pria


adalah sekitar 4:1
Faktor Resiko
01 02
FAT FIFTIES
03 04
FEMALE FERTILE
05 06
FOOD FAMILY
Patogenesis
Supersaturasi kolesterol
empedu

Garam/empedu yang tidak


cukup

Hipomotilitas kantung
empedu
Asimptomatik Simtomatik

Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
1. Konservatif
Untuk kasus kolesistitis akut, tindakan umum yang dapat dilakukan
adalah tirah baring, pemberian cairan intravena dan nutrisi parentral
untuk mencukupi kebutuhan cairan dan kalori, diet ringan tanpa lemak
dan menghilangkan nyeri dengan petidin (demerol) dan buscopan dan
terapi simtomatik lainnya.

2. Operativ
 Open Kolesistektomi
 Kolesistektomi Laparoskopik
Prognosis
Prognosis dari kolelitiasis adalah tergantung pada keberadaan dan
tingkatkeparahan komplikasi. Diagnosis dan pembedahan yang cepat,
tingkat mortalitasdan morbiditas penyakit ini sangat kecil.
01 LAPORAN
KASUS

You can enter a subtitle here


if you need it
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : BTN Mamboro
Status : Menikah
Tanggal masuk RS : 19 September 2021
Pekerjaan : Perawat
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas
Riwayat Penyakit :
Pasien MRS dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 6 bulan
yang lalu dan memberat 6 hari yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus, seperti tertusuk-
tusuk, nyeri menjalar hingga ulu hati. Nyeri diraskan ketika perut di tekan dan terasa nyeri
ketika menarik nafas yang panjang sehingga mengganggu aktivitas, perut terasa kembung.
BAK (+) lancar, flatus (+) BAB (+) 1 hari yang lalu.
Riwayat Kebiasaan :
Kurang lebih nyeri 6 bulan yang lalu pasien mengalami keluhan yang serupa
nyeri hilang timbul, setelah meminum obat anti nyeri, nyeri pun menghilang.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien tidak memiliki riwayat keluhan dan penyakit yang sama sebelumnya. Riwayat
Hipertensi (-), riwayat DM (-).
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan dan penyakit yang sama. Riwayat Hipertensi
(-), riwayat DM (-).
Pemeriksaan Fisik
Status
Head to Toe
Generalis
Kepala :
Kesadaran: Compos
Bentuk : Normochepal
mentis,
GCS : E4M6V5 Mata
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Tanda-Tanda Vital Sclera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor (+/+),
TD: 130/80 mmHg ukuran (2,5 mm/2,5 mm)
Nadi : 90x/m
Pernafasan: 20x/m Leher
Suhu : 36,60C Warna kulit sama dengan area
sekitar, pembesaran kelenjar
getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid(-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax Thorax

Pulmo Jantung
Inspeksi : Simetris Inspeksi : Ictus cordis
bilateral tidak tampak (+)
Palpasi : Vocal fremitus Palpasi: Ictus cordis
kanan (=) kiri, nyeri teraba pada SIC V linea
tekan (-) midclavivula sinistra (-)
Perkusi: Sonor (+/+) di Perkusi: Batas jantung
semua lapang paru normal (+)
Auskultasi : Vesikuler Auskultasi : Bunyi
(+/+), rhonki (-/-), jantung I/II murni regular
wheezing (-/-) (+), gallop (- ),
murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Ekstremitas

Inspeksi : Tanpak datar Superior : edema (-/-),


(+), distensi (-) sianosis (-/-), akral dingin
Auskultasi : Bising usus (-/-)
(+) Kesan normal
Perkusi: Timpani (+) pada Inferior: edema (-/-),
seluruh lapang abdomen sianosis (-/-), akral dingin
Palpasi : Murphy Sign (+), (-/-)
NT (+) kuadran kanan atas,
NT (+) epigastrium,
hepatomegali (-),
splenomegali (-)
USG (22/09/2021 )

Hepar : Ukuran dan echo dalam batas normal tidak tampak dilatasi vascular
maupun bile duct intra/extra hepatik, tidak ada massa/cyst
GB : Dinding menebal, lesi slight hiperechoic bentuk bulat uk 0,7 cm
Pankreas : Ukuran dan echo dalam batas normal tidak tampak dilatasi Ductus
pancreatikus, tidak tampak massa/cyst
Lien : Ukuran dan echo dalam batas normal, tidak tampak massa/ Cyst
Ginjal : Ukuran dan echo dalam batas normal, tidak tampak dilatasi PCS, tidak
tampak batu maupun massa/cyst
VU : Dinding dalam batas normal,tidak tampak batu maupun massa

Kesan : Cholelithiasis kronic disertai lesi slight hiperechoic uk 0,7 cm


Resume
Pasien Tn. S berumur 45 tahun dengan nyeri regio hipocondrium dextra yang
dialami sejak 6 bulan lalu dan memberat 6 hari yang lalu, nyeri dirasakan terus-menerus,
seperti tertusuk-tusuk, nyeri menjalar hingga ke epigastrium. Nyeri dirasakan jika abdomen
ditekan dan terasa nyeri jika menarik nafas panjang, pasien disertai perut terasa kembung.
BAK (+) lancar, flatus (+), BAB (-) 1 hari yang lalu. Riwayat penyakit terdahulu nyeri dirasakan
lebih dari 6 bulan yang lalu mengalami keluhan yang serupa dan nyeri hilang timbul.
Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90x/menit, respirasi
21x/menit dan suhu 36,6 C. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi tampak datar (+),
auskultasi peristaltik (+) kesan normal, perkusi timpani (+) regio abdomen dan pada palpasi
Murphy Sign (+), NT (+) kuadran kanan atas, NT (+) epigastrium, hepatomegali (-),
splenomegali (-). Pada pemeriksaan darah lengkap WBC 8.4 x 103, RBC 5.02 x 106, HGB 13,4
g/dL, HCT 40.8 %, PLT 292 x 103.
Pada pemeriksaan USG didapatkan hasil pada gallblader dinding menebal,, lesi
slight hiperechoic bentuk bulat uk 0,7 cm sehingga kesan USG adalah Cholelithiasis kronic
disertai lesi slight hiperechoic uk 0,7 cm.
Diagnosis Kerja
Cholelitihiasis

Tatalaksana
Tindakan POST-OP
PRE-OP Operatif
IVFD RL 20 tpm Laparatomy IVFD RL : Dextrose 5% : Aminofluid 1:1:1
Ceftriaxone 1gr/12 jam/iv cholecystectomy Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv Metronidazole 500 mg/12 jam/iv
Pentoprazole 1 vial Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Asam Traneksamat 500 mg/8 jam/iv
Omeprazole 40 mg/12 jam/iv

Diagnosis Post-Operasi
Post Laparotomy cholecystectomy ec Cholelithiasis Park Grade 3-4
Dokomentasi
Dokomentasi
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, berdasarkan hasil yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis kerja pra
operasi ialah cholecystectomy ec Cholelithiasis Parkland Grade 3-4
Diagnosis Cholelithiasis didasarkan pada gejala klinis yang didapatkan pada
pasien nyeri regio hipocondrium dextra yang dialami sejak 6 bulan lalu dan memberat 6 hari
yang lalu, nyeri dirasakan terus-menerus, seperti tertusuk-tusuk, nyeri menjalar hingga ke
epigastrium. Nyeri dirasakan jika abdomen ditekan dan terasa nyeri jika menarik nafas
panjang, pasien disertai perut terasa kembung. BAK (+) lancar, flatus (+), BAB (-) 1 hari
yang lalu. Riwayat penyakit terdahulu nyeri dirasakan lebih dari 6 bulan yang lalu
mengalami keluhan yang serupa dan nyeri hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 90x/menit, respirasi 21x/menit dan suhu 36,6 C. Pada
pemeriksaan abdomen inspeksi tampak datar (+), auskultasi peristaltik (+) kesan normal,
perkusi timpani (+) regio abdomen dan pada palpasi Murphy Sign (+), NT (+) kuadran
kanan atas, NT (+) epigastrium, hepatomegali (-), splenomegali (-). Pada pemeriksaan
darah lengkap WBC 8.4 x 103, RBC 5.02 x 106, HGB 13,4 g/dL, HCT 40.8 %, PLT 292 x 103.
Dimana Cholelithiasis gejala yang menojol ialah nyeri epigastrium dan nyeri ketika ditekan.
Penentuan diagnosis juga didukung oleh hasil USG Abdomen didaptakan Cholelithiasis
kronic disertai lesi slight hiperechoic ukuran 0,7 cm.
Pengelolaan pada pasien ini adalah dengan pemberian infus RL 20 tetes per
menit untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, pemberian antibiotik spektrum
luas golongan cephalosporin yaitu Ceftriaxone untuk membunuh bakteri gram positif
maupun gram negatif, sedangkan untuk analgetiknya dipilih ketorolac. pemberian
Omeprazole untuk mengantisipasi apa bila mengalami mual pada pasien.
Pada kasus ini, pasien direncanakan untuk dilakukan tindakan Laparcopy tetapi
Pada saat tindakan operasi, ditemukan empedu yang tidak mobile yang menandakan telah
terjadi perlekatan pada organ sekitar dan menutupi sebagian besar empedu sehingga
dilakukan open laparotomi cholecystectomy (Pengangkatan Kantung Empedu)
Sebelumnya sudah dilakukan informed consent pada keluarga mengenai rencana operasi
dan keluarga sudah setuju.
Pada kasus ini, setelah dilakukan operasi dapat ditegakkan diagnosis
cholecystectomy ec Cholelithiasis Park Grade 3-4.
THANKS!
Do you have any questions?

ahmadrifai1430@gmail.com
+62 823 464 2xxxx

Anda mungkin juga menyukai