Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU BEDAH CASE REPORT

September 2022
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

TERATOMA OF THE BLADDER

Disusun Oleh:
Shafira Nurul Rifha Meutia
N 111 20 056

Pembimbing :
dr. Alfreth Langitan, Sp.B, FINACS, FICS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Shafira Nurul Rifha Meutia


No. Stambuk : N 111 20 056
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Tadulako
Refleksi Kasus : Teratoma of the bledder
Bagian : Bagian Ilmu Bedah

Bagian Ilmu Bedah


RSUD UNDATA PALU
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

Palu, September 2022


Pembimbing Mahasiswa

dr. Alfreth Langitan, Sp.B, FINACS, FICS Shafira Nurul Rifha Meutia
BAB I
PENDAHULUAN

Teratoma kistik adalah jenis tumor sel germinal yang mengandung jaringan
berdiferensiasi baik yang berkembang dari tiga lapisan sel benih (ektoderm, mesoderm, dan
endoderm). Jenis yang paling umum di antara tumor ini adalah teratoma kistik matang, juga
dikenal sebagai "kista Dermoid." Teratoma kistik merupakan sekitar 20% dari tumor sel
germinal ovarium. Tempat kejadian yang paling umum adalah di ovarium dan testis.1
Teratoma menghasilkan jaringan yang asing di tempat asalnya lokasi kejadiannya yang
paling sering adalah di ovarium tetapi juga dapat ditemukan di tempat lain, jarang terjadi di
kandung kemih.2
Teratoma matur adalah tumor jinak yang biasanya terjadi antara usia sepuluh hingga tiga
puluh tahun, dan jarang terjadi pada kelompok usia pascamenopause; mereka menunjukkan
jaringan yang berdiferensiasi baik seperti kelenjar sebaceous, rambut dan gigi namun
teratoma yang belum matang bersifat ganas.2
Kebanyakan teratoma kistik matur dapat didiagnosis dengan Ultrasonografi (US). Sebuah
tinjauan literatur mengungkapkan banyak laporan kasus teratoma kandung kemih, dengan
diameter berkisar antara 5 dan 12 cm. Meskipun jaringan adiposa terdapat pada 67-75%
kasus teratoma matur, dan gigi terlihat pada 31%, karakteristik pencitraan klasik dari
redaman lemak tidak dihargai pada gambar CT non-kontras kami bahkan ketika kami
meninjaunya secara retrospektif.2
Umumnya prognosis teratoma matur sangat baik. Komplikasi yang dapat terjadi matur
sangat baik. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu torsi. Hampir 15 persen dari itu torsi.
Hampir 15 persen dari teratoma kistik matur mengalami torsi, tetapi ruptur kista jarang
terjadi. Teratoma imatur merupakan keganasan sel germinal ketiga yang paling umum. 50%
terdapat pada wanita antara usia 10 dan 20 tahun dan jarang pada wanita setelah menopause.
Prognosis teratoma imatur terutama tergantung pada tingkat tumor dan stadium penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Vesika Urinary
Buli-buli atau vesica urinaria (kandung kemih) merupakan salah satu bagian dari
sistem perkemihan yang berfungsi untuk menampung urin dari ureter dan kemudian
mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam
menampung urin, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk
orang dewasa kurang lebih adalah 300-450 ml.13
Vesica urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon, terletak di
belakang  belakang simfisis pubis dalam rongga panggul. panggul. Dinding Dinding
vesica urinaria urinaria terdiri terdiri dari  beberapa  beberapa lapisan, lapisan, yaitu
peritonium peritonium (lapisan (lapisan luar), tunika muskularis, muskularis, tunika
submukosa, submukosa, dan lapisan mukas (lapisan dalam). Sementara bagian-
bagian vesica urinaria terdiri dari fundus, korpus, dan verteks. Buli-buli berfungsi
menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam
mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai
kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih 300-450 ml.
Sedangkan kapasitas buli pada anak menurut Koff adalah: (Umur + 2) x 30 ml.1

B. Definisi
Germ cell tumors merupakan suatu jenis neoplasma yang sering terjadi, yaitu
menempati urutan kedua dari urutan neoplasma ovarium yang tersering. yang
tersering. Germ cell tumors memiliki beberapa tingkatan potensial keganasan. Sekitar
3% dari tumor ini merupakan keganasan. Germ cell tumors terjadi paling banyak
pada anak-anak dan dewasa muda.11,12

Teratoma adalah bentuk umum dari Germ Cell Tumors. Teratoma secara
histologis didefinisikan sebagai tumor yang mengandung jaringan yang berasal dari
semua 3 lapisan sel germinal: ektoderm, mesoderm (kebanyakan teratoma
mengandung lemak, yang merupakan ciri pencitraan teratoma, yaitu turunan lapisan
mesodermal), dan endoderm.3 Unsur-unsur germinal mungkin dalam bentuk folikel
rambut, kelenjar keringat, dan kantong serum, lemak, darah, tulang, kuku, gigi, tulang
rawan, dan jaringan tiroid.5

C. Etiopatologi
Teratoma tersusun atas berbagai jenis sel parenkimal yang berasal lebih dari satu
lapisan germinal dan sering berasal dari ketiga lapisan. Tumor ini berasal dari sel-sel
totipoten, umumnya pada garis tengah atau paraxial. Lokasi yang paling sering adalah
sakrokoksigeal. Karena berasal dari sel totipoten, sehingga sering ditemukan di
kelenjar gonad (29%). Sejauh ini, lokasi gonad yang paling sering terjadi adalah pada
ovarium, disusul pada testis. Kista teratoma kadang muncul pada sequestered midline
embryonic cell rests dan bias pada mediastinum, retroperitoneal, servikal, dan
intracranial. Sel-sel berdiferensiasi sesuai lapisan germinal, yang terdiri dari berbagai
jaringan pada tubuh, seperti rambut, gigi, lemak, kulit, otot dan jaringan endokrin.15
Teratoma terbentuk dan berkembang selama kehidupan intrautrin.. Meskipun asal
mula teratoma masih belum pasti, mereka dianggap muncul dari sel-sel totipotensial
Hensen's atau Hensen’s node dari sisa garis primitif dia daerah tulang ekor16
Hensen’s node adalah suatu agregasi dari sel totipotensial yang merupakan
pengatur utama pada perkembangan embrionik. Semula terletak di bagian posterior
embrio yang bermigrasi secara caudal pada minggu pertama kehidupan didalam ekor
embrio, akhirnya berhenti di anterior tulang ekor (coccyx). Alur migrasi dari sel
germinal menunjukan lokasi dan patologi yang paling sering terdapat teratoma
(sakrokoksigeus dan gonad)17

D. Klasifikasi
Teratoma diklasifikasikan sebagai:9,10
a. Teratoma imatur adalah neoplasma yang bersifat ganas. Jaringan imatur dari
lapisan sel germinal kesatu, kedua, atau ketiga ditemukan dan sering kali
berdampingan dengan jaringan  berdampingan dengan jaringan matur.
b. Teratoma matur adalah tumor jinak berisi bentuk matur dari tiga lapisan sel
germinal. Subkategori teratoma meliputi:
1. Teratoma kistik matur Memiliki struktur kistik. Nama lain jenis ini adalah
teratoma kistik jinak atau kista dermoid
2. Teratoma solid matur memiliki unsur-unsur yang terbentuk dalam massa
padat
3. Teratoma fetiform atau homunculus Memiliki bentuk seperti boneka dan
berisi susunan solid lapisan sel germinal yang menunjukkan diferensiasi
spasial.
c. Teratoma monodermal adalah tumor jinak yang terdiri dari adalah tumor jinak
yang terdiri dari satu jenis jaringan satu jenis jaringan yang sangat khusus. ingan
yang sangat khusus. Teratoma monodermal, yang tersusun dominan dari jaringan
tiroid disebut struma ovarii.

a. TERATOMA IMATUR
Saat ini istilah teratoma imatur lebih disukai daripada teratoma ganas
ovarium. Tumor ini tersusun oleh campuran jaringan embrional dan matur yang
berasal dari ketiga lapisan germinal. Setiap jaringan dapat ditemukan, namun
paling sering adalah komponen neuroepitelial serta jaringan mesodermal. Insiden
tumor ini hanya kira-kira 2% dari teratoma ovarium, dan sekitar 10-20% dari
kanker ovarium. Sering terjadi pada usia 10-20 tahun. Usia rata-rata 20 tahun.
Kadang ditemukan juga pada wanita usia lanjut18.

b. TERATOMA MATUR (BENIGN)


Kelompok penyakit ini menunjukkan diferensiasi akhir sel punca
multipotensial dari garis sel germinal menjadi jaringan matur pada orang dewasa,
kadang-kadang dengan suatu karakter organoid. Hampir semua tumor dalam
kelompok ini berbentuk kistik (kista dermoid, mature cystic teratoma) dan hanya
sebagian mempunyai gambaran makroskopik padat (benign solid teratoma,
mature solid teratoma). Meskipun ovarium merupakan lokasi paling sering dari
tumor ini, namun sudah dilaporkan juga pada uterus, tuba Falopi, cul de sac, dan
omentum18.
Teratoma matur merupakan salah satu dari tumor-tumor ovarium yang
sering, kira-kira 15-53,5% dari seluruh neoplasma ovarium. Teratoma matur dapat
terjadi pada semua usia sejak lahir hingga usia lanjut. Insiden tinggi terjadi pada
usia muda, dengan puncak insiden pada usia antara 20-29 tahun, dimana 90%
didiagnosis pada usia reproduktif. Hanya sekitar 10-28% ditemukan pada wanita
pasca menopause18

c. TERATOMA MONODERMAL (MONOPHYLETIC)


Teratoma monodermal adalah teratoma dengan satu komponen (≥ 50 %)
yang menonjol pada seluruh tumor. Jenis ini dapat berbentuk jinak atau ganas.
Bentuk yang paling sering adalah struma ovarium, kemudian yang lebih jarang
adalah tumor karsinoid dan neuroektodermal18

E. Etiologi
Penyebab kista dermoid sebagian besar masih belum diketahui. Penyebab
anomali perkembangan bawaan ini belum dapat ditentukan. Kista dermoid adalah
hamartoma sejati. Ini terjadi ketika kulit dan struktur kulit menjadi terperangkap
selama perkembangan janin.6 Kalsifikasi di kandung kemih adalah temuan umum
dengan batu vesikalis, etiologi inflamasi, dan lesi neoplastik yang merupakan
mayoritas dari daftar. Kalsifikasi mungkin intraluminal atau di dalam dinding
kandung kemih. berikutnya Peradangan kronis dan iritasi pada dinding kandung
kemih atau mukosa dapat menyebabkan fibrosis, dan akhirnya kalsifikasi.
Tuberkulosis dan schistosomiasis (disebabkan oleh Schistosoma haematobium )
adalah penyebab umum fibrosis dan kalsifikasi dinding kandung kemih.
Kalsifikasi dalam kasus ini juga dapat meluas ke ureter distal. Penyebab infeksi
lain untuk kalsifikasi kandung kemih, seperti Proteusspesies, jarang karena
mereka membutuhkan urin alkali dan jaringan kandung kemih yang rusak untuk
pertumbuhannya. Amiloidosis dan bilharziasis, keduanya terjadi secara
submukosa adalah beberapa penyebab lain dari kalsifikasi dinding kandung
kemih.5

F. Epidemiologi
Kista dermoid sangat umum di ovarium pada usia muda perempuan. Ini dapat
terjadi di banyak tempat di tubuh, dan kandung kemih adalah salah satu yang paling
langka. Itu sering didiagnosis pada ultrasonografi sebagai massa ekogenik yang
menunjukkan bayangan akustik posterior karena sebaceous bahan dan rambut di
rongga kista atau komponen kalsifikasi dalam kista.5

G. Diagnosis
Kista dermoid atau teratoma sering didiagnosis pada ultrasonografi sebagai massa
ekogenik yang menunjukkan bayangan akustik posterior karena bahan sebasea dan
rambut di rongga kista atau komponen kalsifikasi di dalam kista. Nodul mural yang
sesuai dengan sumbat lendir (nodul Rokitansky) dapat ditunjukkan. Dalam beberapa
kasus, beberapa rambut seperti jala di kista muncul dalam pola titik-titik. Dermoid
kandung kemih menunjukkan pola yang sama pada USG sebagai dermoid ovarium.
CT scan adalah karakteristik dan memiliki sensitivitas tinggi dalam menunjukkan
lemak (area dengan atenuasi sangat rendah) dan kalsifikasi dalam lesi massa. Sebuah
tonjolan Rokitansky atau beberapa jumbai rambut dapat diidentifikasi.5
Sistoskopi berdiri sebagai modalitas standar emas diagnosis, mengungkapkan
temuan patognomonik tumor dengan adanya garis rambut. CT scan sangat membantu
untuk perencanaan pembedahan dengan memberikan informasi tentang luasnya kista
dermoid dan hubungannya dengan struktur di sekitarnya.

H. Tatalaksana
Dermoid vesika dapat dikelola dengan kistektomi parsial laparoskopi yang
dilakukan secara hati-hati dan menghindari tumpahan.6 Bedah eksisi lengkap pada
tumor biasanya diindikasikan, kecuali untuk pasien dengan tumor intrakranial, di
mana terapi utama terdiri dari terapi radiasi dan kemoterapi. Bila eksisi lengkap tidak
dapat dilakukan, kemoterapi pra operasi diindikasikan, dengan meninjau operasi
kedua.Untuk teratoma, baik yang mature maupun yang imature, dan tumor ganas
testis, pembedahan satu-satunya pengobatannya19.

I. Komplikasi
Komplikasi urologis termasuk hidronefrosis dan vesikoureteralrefluks (dinilai
berdasarkan kriteria radiologi standar), kandung kemih neurogenik(didefinisikan
sebagai kegagalan untuk menyimpan sejumlah urin berdasarkan kapasitas kandung
kemih), infeksi saluran kemih profilaksis , dan inkontinensia (didefinisikan sebagai
episode basah)diamati secara teratur oleh orang tua atau pengasuh). Komplikasi
anorektal termasuk sembelit,inkontinensia , stenosis, konstipasi kronis yang parah,
dan komplikasi neurologi20.

BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. G Pekerjaan : URT
Umur : 30 Tahun Tanggal Masuk : 01/09/2022
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Pemeriksaaan : 06/09/2022
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri saat BAK
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien perempuan usia 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri saat
BAK yang dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan memberat sejak 6
bulan terakhir. Nyeri dirasakan setelah selesai buang air kecil. Tetapi, nyeri mulai
berkurang dirasakan dalam 1 bulan belakangan ini. Pasien juga mengeluhkan urin
yang keluar disertai dengan kapur saat buang air kecil dan juga pasien mengatakan
urinnya berwarna merah. Buang air kecil bercampur darah biasanya dialami ketika
setelah pasien berhubungan seksual yang dirasakan sejek 6 bulan yang lalu. Pasien
juga kadang merasa tidak puas jika kencing dan terkadang kencing yang keluar hanya
sedikit. Keluhan lain, demam(-), mual (-), muntah (-), BAB normal.

Riwayat Penyakit Sebelumnya:


Pasien mengaku pernah mengalami sakit seperti ini dan berobat ke puskesmas
dengan diagnosis ISK . Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Kolesterol (-), Asam urat (-).
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien belum pernah berobat ataupun dirawat sebelumnya karena keluhannya
saat ini.

Riwayat Penyakit Keluarga :

 Riwayat penyakit hipertensi (-)

 Riwayat penyakit diabetes mellitus (-)

 Riwayat penyakit jantung (-)


 Riwayat penyakit yang sama (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK


 Kesadaran : Composmentis ( E4M6V5 )
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 91 x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36,5 C

Kepala : Normocephal
Mata : Konjugtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran kelenjar Tiroid (-)

Telinga
: tidak ada secret/bau/perdarahan
Mulut
: bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa
tidak pucat.
Thorax

Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi -/-


Palpasi : Vocal fremitus kanan=ki
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Vesikular +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas jantung atas SIC II parasternal sinistra
Batas jantung bawah SIC IV midclavicula sinistra
Batas jantung kanan SIC IV parasternal dextra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler

Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Timpani (+) regio abdomen
Palpasi : NT (+), hepatomegaly (-)

Ekstremitas
 Superior : Akral hangat (-), edema (-)
 Inferior : Akral hangat (-), edema (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Laboratorium (10/08/2022)
Indikator Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,1 g/dl 12-16
Leukosit 6,4 x 103/uL 4.0-11.0
Eritrosit 4,49 x 106/uL 4.1-5.1
Hematokrit 32,4 % 36-47
Trombosit 267 x 103/uL 150-450
Ureum 12 mg/dl <50
Kreatinin 0,28 mg/dl 0.6-1.1
GDS 84,1 mg/dl 70-200

b. Ct- Scan (25/08/2022)


Kesan :
- Cholelithiasis, Ukuran diameter = 2,07 cm
- Vesicolithiasis , Ukuran diameter = 2,78 cm
- Tampak : Hepar nornal, lien, pancreas normal, Ren sinistra et dextra normal
dan uterus normal
- Tampak : Gaster, Sistema Usus halus dan colon dalam batas normal
- Spondylosis lumbalis
- Tak Tampak tanda-tanda adanya tumor buli-buli

V. Resume
Pasien perempuan usia 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri saat
BAK yang dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan memberat sejak 6
bulan terakhir. Nyeri dirasakan setelah selesai buang air kecil. Tetapi, nyeri mulai
berkurang dirasakan dalam 1 bulan belakangan ini. Pasien juga mengeluhkan urin
yang keluar disertai dengan kapur saat buang air kecil dan juga pasien mengatakan
urinnya berwarna merah. Hematuri biasanya dialami ketika setelah pasien
berhubungan seksual yang dirasakan sejek 6 bulan yang lalu. Pasien juga kadang
merasa tidak puas jika kencing dan terkadang kencing yang keluar hanya sedikit.
Keluhan lain, demam(-), mual (-), muntah (-), BAB normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan sakit sedang, kesadaran compos
mentis TD 120/70 mmhg, N: 91 x/m, R: 20x/m, spo2: 97%, SB : 36,5 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal dan pada pemeriksaan penunjang
laboratorium yang didapatkan HCT : 32,4 % (menurun).

VI. Diagnosis Kerja


Tumor Buli

VII. Penatalaksanaan
- Medikamentosa
1. Inj. Ceftriaxone 1gr/12j/iv
2. Paracetamol drips 1gr/8j
3. Inj. Asam tranexamat 500mg/12j/iv
- Non-Medikamentosa
TURBT (Transurethral resection of bladder tumor)

VIII. Diagnosis Post Operasi


Tumor Buli dd Teratoma

IX. Laporan Operasi


1. Pasien posisi litotomi dalam regional anastesi, aseptic prosedur medan operasi
2. Dimasukkan sheat 26 fr lensa 30 derajat melalui urethra
3. Sistokopi : mukosa buli hiperemis, trabekulasi ringan, sakkulasi (-), divertikel (-),
massa pada dinding posterior buli, massa soliter, permukaan berselaput putih,
tampak rambut pada pangkal tuor dan sebagian dinding tumor tumbuh rambut
muara ureter dapat diidentifikasi,
4. Tumor buli direseksi dengan cutting loop, tampak gigi dan tulang pada dasar
tumor. Kesan tumor tidak bersih
5. Control perdarahan dilkakukan simultan
6. Chip tumor dievaluasi dengan ellik evakuator, rambut dievakuasi dengan forcep
7. Dipasang Fc 24 french 3 way, balon kateter dikembangkan dengan aquades 10 cc
8. Operasi selesai

X. Dokumentasi Operasi

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien di diagnosis dengan tumor buli. Pasien perempuan usia 30
tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri saat BAK yang dirasakan sejak kurang
lebih 1 tahun yang lalu dan memberat sejak 6 bulan terakhir. Nyeri dirasakan setelah
selesai buang air kecil. Tetapi, nyeri mulai berkurang dirasakan dalam 1 bulan
belakangan ini. Pasien juga mengeluhkan urin yang keluar disertai dengan kapur saat
buang air kecil dan juga pasien mengatakan urinnya berwarna merah. Hematuri biasanya
dialami ketika setelah pasien berhubungan seksual yang dirasakan sejek 6 bulan yang
lalu. Pasien juga kadang merasa tidak puas jika kencing dan terkadang kencing yang
keluar hanya sedikit. Keluhan lain, demam tidak ada , mual tidak ada , muntah tidak ada,
BAB dan BAK normal.
Berdasrkan literature teratoma kandung kemih memiliki manifestasi klinis mulai
dari gejala iritasi saluran kemih bagian bawah hingga retensi urin. 4 Gejala dapat timbul
karena ukurannya yang meningkat dan bervariasi sesuai dengan organ yang menduduki,
yang mungkin termasuk sakit perut, pembengkakan, dan fungsi organ yang abnormal. 5
Pilimiction, keluarnya rambut dalam urin, adalah tanda patognomonik teratoma kandung
kemih.5 Investigasi diagnostik yang disukai adalah CT scan karena lebih sensitif
menunjukkan lemak dengan kalsifikasi Biasanya ditemukan secara kebetulan, selama
pemeriksaan klinis, studi pencitraan, atau operasi perut yang tidak terkait. Penampilan
kasar teratoma sangat tergantung pada elemen di dalamnya, dengan sebagian besar tumor
memiliki area padat dan kistik. Teratoma umumnya berhubungan dengan penanda tumor
serum normal, tetapi dapat menyebabkan sedikit peningkatan kadar serum alfa
fetoprotein (AFP). Teratoma dapat menyebabkan berbagai komplikasi setelah tumbuh
dengan ukuran yang signifikan berdasarkan lokasi dari teratoma tersebut, tetapi
kebanyakan kasus ini dijumoai tanpa gejala. 4
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan sakit sedang, kesadaran compos
mentis TD 120/70 mmhg, N91 x/menit, R 20x/menit, spo2 97%, Suhu : 36,5 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal. Tidak ada temuan yang bermakna
yang terdapat pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan klinis, darah dan urin rutin yang
didapatkan HCT 32,4 % (menurun) dan yang lainnya dalam batas normal. Pada
pemeriksaan CT Scan didaptkan Cholelithiasis, Ukuran diameter = 2,07 cm ,
Vesicolithiasis , Ukuran diameter = 2,78 cm, Tampak : Hepar nornal, lien, pancreas
normal, Ren sinistra et dextra normal dan uterus normal ,Tampak : Gaster, Sistema Usus
halus dan colon dalam batas normal, Spondylosis lumbalis , Tak Tampak tanda-tanda
adanya tumor buli-buli. Berdasarkan teori pada pencitraan ultrasound, kista dermoid
dewasa muncul sebagai massa kistik berdinding tebal dengan isi ekogenik dan
kalsifikasi.5
Pasien dirawat dirumah sakit dan direncakan untuk TURBT (trans urethral
resection of bladder tumour). Berdasarkan hasil baca dari CT Scan pada saat pasien
diruang operasi menunjukkan adanya massa seperti batu yang berasal dari kandung
kemih. Pada saat proses TURBT dilakukan didalam ruang operasi ditemukan massa
seperti batu yang berada didalam kandung kemih dengan terdapat banyak rambut, gigi
dan tulang. Proses pengeluaran tumor dengan metode tersebut sangat sulit dilakukan
dikarenakan tumor yang akan dikeluarkan keras sehingga proses TURBT tidak dapat
dilakukan secara maksimal. Pengobatan pilihan adalah reseksi massa transurethral, tetapi
eksisi bedah lesi dengan tepi 1 cm mukosa kandung kemih normal dan perbaikan
kandung kemih adalah pengobatan definitif . dan secara radiologis. Setiap kali ada
keraguan, terutama ketika temuan pencitraan menunjukkan massa kistik/kalsifikasi
terbatas pada dinding kandung kemih, teratoma kandung kemih harus dipertimbangkan
dalam diagnosis banding.5
Biopsi cystoscopy dan transurethral resection (TUR) mengungkapkan massa
kandung kemih yang keras memiliki rambut dan kalsifikasi di permukaan dan lemak
kekuningan. Spesimen biopsi TUR dikirim untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi.
Teratoma kandung kemih adalah tumor ekstragonad yang sangat jarang, apalagi
pada orang dewasa. Teratoma kandung kemih dapat memiliki presentasi mulai dari gejala
iritasi saluran kemih bagian bawah hingga retensi urin. Pilimiction, keluarnya rambut
dalam urin, adalah presentasi yang jarang tetapi diagnostik.4
Kista dermoid atau teratoma adalah anggota tumor sel germinal yang paling
samar dan kontroversial. Teori partenogenetik, yang menunjukkan asal dari sel germinal
primordial, sekarang menjadi teori patogenesis yang diterima. Tumor berdiferensiasi
baik adalah jinak dan diberi label teratoma matur. Teratoma umumnya ditemukan pada
subjek pediatrik, timbul dari berbagai tempat, kebanyakan sakrokosigeal dan ovarium.
Pilimiction, keluarnya rambut dalam urin, merupakan tanda patognomonik dari dermoid
kandung kemih. Tumor sel germinal kandung kemih primer sangat jarang. Kami
meninjau literatur dan menemukan bahwa hampir semua kasus teratoma kandung kemih
yang dilaporkan terjadi pada wanita. Hanya ada sekitar 3-4 kasus teratoma kandung
kemih yang dilaporkan di India, semuanya pada wanita.5
Kasus yang didapatkan adalah seorang perempuan usia 30 tahun dengan teratoma
kandung kemih dan keluhan utama nyeri saat buang air kecil dan memiliki riawat
hematuri sebelumnya, yang merupakan entitas yang sangat jarang dan, oleh karena itu,
dapat menimbulkan masalah diagnostik.
Kasus pertama teratoma kandung kemih dari Asia dijelaskan oleh Misra et al.
pada tahun 1997 pada seorang gadis muda India dengan massa sebagian mobile pada
pemeriksaan dubur. Massa memiliki jumbai rambut pada pemeriksaan sistoskopi
diagnosis sementara teratoma kandung kemih dikuatkan dengan pemeriksaan
histopatologi dan massa direseksi melalui pembedahan.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmed, Arooj, and Saran Lotfollahzadeh. "Cystic teratoma." StatPearls [Internet].


StatPearls Publishing, 2021.
2. Omar, Mohamed, et al. "Mature cystitic teratoma of the bladder masquerading as a distal
ureteral stone." Urology Case Reports 13 (2017): 94-96.
3. Jain, Chirag, Mahesh K. Mittal, and Fouzia Shiraz. "An extremely rare case of dermoid
cyst of urinary bladder." Indian Journal of Radiology and Imaging 27.03 (2017): 302-
305.
4. Prihadi, Johannes Cansius, and Christopher Kusumajaya. "Mature teratoma of the
bladder in adolescence: a case report and literature review." Research and Reports in
Urology 10 (2018): 39.
5. Vaishnav, Ankit, Debansu Sarkar, and Dilip Kumar Pal. "Bladder teratoma with
pilimiction in a male adolescent." Urology Annals 12.3 (2020): 286.
6. Sokhal, Ashok Kumar, et al. "Vesical dermoid: a rare bladder tumour." Case
Reports 2017 (2017): bcr-2017.
7. Hoffman B, Schorge J, Schaffer J, Halvorson L, Bradshaw K, Cunningham F. Williams
Gynecology. 2nd ed. McGraw-Hill; F. Williams Gynecology. 2nd ed. McGraw-Hill;
2014.
8. Hackethal A, Brueggmann D, Bohlmann M, Franke F, Tinneberg H, Münstedt K.
Squamous-cell carcinoma in mature cystic teratoma of the ovary: systematic review and
analysis of published data. The Lancet Oncology. Oncology. 2008;9(12):1173-1180
2008;9(12):1173-1180.
9. Hoffman B, Schorge J, Schaffer J, Halvorson L, Bradshaw K, Cunningham F. Williams
Gynecology. 2nd ed. McGraw-Hill; F. Williams Gynecology. 2nd ed. McGraw-Hill;
2014.
10. Hackethal A, Brueggmann D, Bohlmann M, Franke F, Tinneberg H, Münstedt K.
Squamous-cell carcinoma in mature cystic teratoma of the ovary: systematic review and
analysis of published data. The Lancet Oncology. Oncology. 2008;9(12):1173-1180
2008;9(12):1173-1180.
11. Dutta D. DC Dutta's textbook of gynecology. 6th ed. New Delhi: Jaypee; 2013. 2
12. Peterson C, Buckley C, Holley S, Menias C. Teratomas: A Multimodality Review.
Current Problems in Diagnostic Radiology. 2012;41(6):210-219.
13. Nuari, N.  Nuari, N. A., & Widayati, D. Widayati, D. Gangguan Pada Sistem Perkemihan
dan Penatalaksanaan  Keperawatan. Yogyakarta: Budi Utama. 2017
14. Purnomo, B. B. Dasar-dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto. 2016
15. Medscape Reference. Cystic Teratoma. 2019. Available on :
https://emedicine.medscape.com/article/281850-workup
16. Rattan KN, Yadav H, Srivastava D, Rattan A. Childhood sacrococcygeal teratoma: a
clinicopathological study. Journal of Pediatric and Neonatal Individualized Medicine
(JPNIM). 2019;8(1):e080116-.
17. Singh S, Sardhara J, Sharma P, Srivastava AK, Das KK, Bhaisora KS, Mehrotra A,
Jaiswal AK, Behari S, Kumar R. Is it the monster “teratoma” or simply
meningomyelocele: Our experience of “histological surprise”. Journal of pediatric
neurosciences. 2017 Apr;12(2):192.
18. Lintong PM. Keanekaragaman teratoma ovarium. JURNAL BIOMEDIK: JBM.
2011;3(1).
19. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BM. Nelson textbook of pediatrics e-
book. Elsevier Health Sciences; 2016 Aug 15.
20. Partridge EA, Canning D, Long C, Peranteau WH, Hedrick HL, Adzick NS, Flake AW.
Urologic and anorectal complications of sacrococcygeal teratomas: prenatal and postnatal
predictors. Journal of pediatric surgery. 2014 Jan 1;49(1):139-43.

Pasien menstruasi pertamakali usia 18 tahun, menikah usia 18 tahun dan jumlah
kehamilan 3x, 2 anak lahir hidup (anak pertama (2009) ASI sampai usia 5 tahun dan anak
kedua (2019) ASI 4 tahun), anak kedua meninggal sewaktu masih didalam kandungan
dan pasien mengalami perdarahan hebat pada tahun 2012. Usia pasien melahirkan anak
pertama 22 tahun, selama + 10 tahun pasien menggunakan kontrasepsi hormonal dan
menstruasi tidak teratur. 1 tahun belakangan pasien berhenti menggunakan kontrasepsi
hormonal dan menstruasi kembali sesuai siklus.
Pasien pernah mengalami gejala yang sama ditahun 2020 dan mendapatkan
penanganan berupa evakuasi abses dan perawatan luka.
Keadaan sakit sedang, kesadaran compos mentis dan tanda-tanda vital didapatkan
td: 120/80 MmHg, Nadi : 80 x/m, Pernafasan : 20 X/m, Suhu Badan :36.5 0c, Spo2 : 98
%.pada pemeriksaan status lokalis pada mammae sinistra tampak hiperemis (+), peau
d’orange (+), Ulkus (+), Pus (+), dan teraba padat (+), Hangat (+), Nyeri tekan (+). Pada
pemeriksaan darah rutin didapatkan peningkatan leukosit: 16.4 ribu/ul,

Pada kasus ini, berdasarkan literatur, Keluhan pasien mengarah pada kecurigaan ca
mammae yang mana pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan tanda dan gejala
berupa nyeri area mamae, adanya pembengkakan kecil yang muncul diarea axila, tampak
hiperemis, ditemukan tampakan peau d’orange, ulkus dan pus. Mamae teraba kenyal,
terfiksir, hangat dan terdapat nyeri tekan. gejala disertai febris fluktuatif, back pain,
anorexia dan cephalgia.
Didapatkan pula faktor resiko berupa usia > 25 tahun tetapi < 40 tahun, jenis
kelamin perempuan, multiparitas, pengguna kontrasepsi hormonal (+10 thn).
Berdasarkan tanda dan gejala tersebut, pasien di planningkan untuk pemeriksaan
mammogram dan USG. Jika hasil pemeriksaan USG dan Mammogram tidak tampak
tumor hiperdens yang berbentuk spikula, distorsi atau ireguler, tampak mukrokalsifikasi
(karsinoma intraductal)atau grade 1-3 maka di lakukan terapi konservatif

Anda mungkin juga menyukai