Anda di halaman 1dari 39

REFERAT

NEPHROLITHIASIS
Gigin Sandria
406162042

Pembimbing:
dr. Suryo Adji, Sp.B
dr. Adi Purnomo, Sp.B
GINJAL
ANATOMI GINJAL
Ginjal terletak di rongga retroperitonium dan terlindung oleh
otot-otot punggung di sebelah posterior dan oleh organ-
organ intraperitoneal di sebelah anteriornya.

Ginjal berwarna cokelat kemerahan dan terletak di belakang


peritoneum, setinggi dinding posterior abdomen di samping
kanan dan kiri columna vertebralis, dan sebagian besar
tertutup oleh arcus costalis.
Ginjal kanan terletak sedikit
lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri, karena adanya
lobus hepatis dextra yang
besar.
Ginjal mempunyai selubung
sebagai berikut :
- Capsula fibrosa
- Capsula adiposa : meliputi
capsula fibrosa
- Fascia renalis
- Corpus adiposum
pararenale, membentuk
sebagian lemak
retroperitoneal

Capsula adiposa, fascia


renalis, dan corpus
adiposum pararenale
menyokong dan memfiksasi
ginjal pada posisinya di
dinding posterior abdomen.
 Struktur ginjal :
1.Cortex renalis
2.Medulla renalis.

 Sinus renalis merupakan


ruangan di dalam Ahillum
renalis, berisi pelebaran ke
atas ureter, yang disebut
pelvis renalis. Pelvis renalis
terbagi menjadi dua atau tiga
calyx renalis major yang
masing-masing akan
bercabang manjadi dua atau
tiga calices renalis minores.
Setiap calyx minor
diinvaginasi oleh apex
piramida renalis yang disebut
papilla renalis.
PERDARAHAN GINJAL
 Arteri renalis berasal dari aorta
setinggi vertebra lumbalis II.

Arteri segmentalis → arteri


lobaris→arteri interlobaris
→Cortex→Arteri arcuata di antara
piramida renalis→arteri interlobularis
→Arteriol aferen glomerulus.

 Vena renalis keluar dari hilum


renalis di depan arteri renalis dan
mengalirkan darah ke vena cava
inferior.
 Aliran limf
Dialiri oleh nodi aortici
lateralis berada di sekitar
pangkal arteri renalis.

 Persarafan
Dipersarafi oleh serabut
plexus renalis. Serabut-
serabut aferen yang berjalan
melalui plexus renalis masuk
ke medulla spinalis melalui
nervi thoracici 10, 11 dan 12.
FISIOLOGI GINJAL
 Kedua ginjal berfungsi mensekresikan sebagian besar
produk sisa metabolisme. Ginjal mempunyai peran penting
mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh
dan mempertahankan keseimbangan asam-basa darah.

 Produk sisa meninggalkan ginjal sebagai urin yang mengalir


ke bawah di dalam ureter menuju ke vesica urinaria
(kandung kemih) yang terletak di dalam pelvis. Urin keluar
dari tubuh melalui uretra.
Ginjal melaksanakan tiga proses
dasar dalam menjalankan fungsi
regulatorik dan ekskretoriknya :

1. Filtrasi glomerulus
Filtrasi glomerulus, perpindahan non-
diskriminatif plasma bebas protein
dari darah ke dalam tubulus.

2. Reabsorpsi tubulus
Reabsorpsi tubulus, perpindahan
selektif bahan-bahan tertentu dalam
filtrat kembali ke darah kapiler
peritubulus.

3. Sekresi tubulus
Sekresi tubulus, perpindahan yang
sangat spesifik mengenai zat-zat
tertentu dari darah kapiler peritubulus
ke dalam cairan tubulus. Segala
sesuatu yang difiltrasi atau
disekresikan tetapi tidak direabsorpsi
akan diekskresikan sebagai urin.
URETER
 Ureter merupakan saluran
kecil yang menghubungkan
antara ginjal dengan
kandung kemih (vesica
urinearia), dengan panjang
± 25-30 cm, dengan
penampang ± 0,5 cm.

 Saluran ini menyempit di


tiga tempat yaitu di titik asal
ureter pada pelvis ginjal, di
titik saat melewati pinggiran
pelvis, dan di titik
pertemuannya dengan
kendung kemih.
VESICA URINARIA
Kandung kemih merupakan
kantong muscular yang
bagian dalamnya dilapisi
oleh membran mukosa dan
terletak di depan organ
pelvis lainnya sebagai
tempat menampung air
kemih yang dibuang dari
ginjal melalui ureter yang
merupakan hasil buangan
penyaringan darah.
Dalam menampung air kemih kandung kemih
mempunyai kapasitas maksimal yaitu untuk
volume orang dewasa lebih kurang adalah 30-450
ml.

Kandung kemih bersifat elastis, sehingga dapat


mengembang dan mengkerut.

Ketika kosong atau setengah terdistensi, kandung


kemih terletak pada pelvis dan ketika lebih dari
setengah terdistensi maka kandung kemih akan
berada pada abdomen di atas pubis.
URETRA
 Uretra pada laki-laki terdiri
dari uretra prostatika, uretra
membranosa, dan uretra
kavernosa. Ukuran sekitar
20cm

 Pada wanita, uretra terletak


di belakang simfisis pubis
berjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ±
3-4 cm.
NEFROLITHIASIS
DEFINISI
 Suatu penyakit dengan
gejala ditemukannya satu
atau beberapa massa
keras seperti batu yang
terdapat di dalam tubuli
ginjal, kaliks,
infundibulum, pelvis
ginjal, serta seluruh
kaliks ginjal.
ETIOLOGI
Gangguan aliran urine  Ada 2 faktor :
 Gangguan metabolik Intrinsik  herediter,
 Infeksi sal. kemih umur, jenis kelamin
 Dehidrasi
Ekstrinsik  geografi,
iklim dan temperatur,
asupan air, diet,
pekerjaan
PATOFISIOLOGI
Kelainan / obstruksi sistem pelvikalises ginjal

batu sal. kemih

obstruksi saluran kemih

 Batu  kristal-kristal bahan organik maupun


anorganik yang terlarut dalam urine

 Kristal  presipitasi  inti batu  agregasi  batu


menjadi lebih besar  menempel pada sal. Kemih 
mengendap  obstruksi sal. kemih
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
 Keluhan yang bervariasi mulai dari tanpa keluhan, sakit
pinggang ringan sampai dengan kolik, disuria, hematuria,
retensio urin, anuria. Keluhan ini dapat disertai dengan
penyulit berupa demam, tanda-tanda gagal ginjal.

GEJALA KLINIS
 Rasa nyeri tergantung lokasi
 Demam
 Infeksi
 Hematuria dan kristaluria
 Mual dan Muntah
DIAGNOSIS
NEFROLITIASIS URETEROLITIASIS
 Tidak ada gejala atau tanda  Kolik:
 Nyeri pinggang, sisi - Serangan nyeri
kostovertebral - Mual muntah
 Hematuria makroskopik/ - Gelisah
mikroskopik
 Pielonefrtitis dan/ atau sistitis  Nyeri alih ke regio inguinal
 Pernah mengeluarkan batu  Ileus paralitik
saat miksi  Hematuria
 Nyeri tekan kostovertebral  Tampak batu pada
 Tampak batu pada pemeriksaan radiologi
pemeriksaan radiologi
 Gangguan faal ginjal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris,
anemia, syok
Pemeriksan fisik khusus urologi
Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok,
pembesaran ginjal
Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli
penuh
Genitalia eksterna : teraba batu di uretra
Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi
bimanual)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium :
 Darah rutin
 Sedimen urine : leukosituria, hematuria, kristal pembentuk batu
 Foto polos abdomen : batu radio-opak di saluran kemih

Tabel 4-1: Urutan Radio-opasitas Beberapa Jenis


Batu Saluran Kemih

JENIS BATU RADIOOPASITAS


Kalsium Opak
MAP Semi Opak
Urat/ Sistin Non Opak
 Pielografi Intra Vena (PIV) :
- anatomi dan fungsi ginjal
- deteksi batu semi-opak atau non-opak
 Ultrasonografi :
- pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PI
- deteksi batu di ginjal / buli-buli, hidronefrosis,
- pionefrosis, pengkerutan ginjal
 Pembentukan batu  Komposisi batu :
dipengaruhi :  kalsium oksalat
 suhu  kalsium fosfat
 pH larutan  asam urat
 koloid dalam urine  magnesium
 konsentrasi solut dalam amonium-fosfat 
urine batu infeksi
 laju aliran urine dalam  xanthyn
sal. kemih
 sistein
 korpus alienum
Teori Terbentuknya
Batu Saluran Kemih
 Teori Nukleasi : Batu terbentuk di dalam urine karena
adanya inti batu sabuk batu (nukleus).

 Teori Matriks : Matriks organik terdiri atas


serum/protein urine (albumin, globulin dan
mukoprotein) merupakan kerangka tempat
diendapkannya kristal-kristal batu.

 Penghambat kristalisasi : Urine orang normal


mengandung zat penghatnbat pembentuk kristal,
KLASIFIKASI BATU SALURAN
KEMIH
Batu kalsium
Kalsium adalah jenis batu
yang paling banyak
menyebabkan BSK yaitu
sekitar 70%-80% dari seluruh
kasus BSK. Batu ini kadang-
kadang di jumpai dalam
bentuk murni atau juga bisa
dalam bentuk campuran,
misalnya dengan batu
kalsium oksalat, batu kalsium
fosfat atau campuran dari
kedua unsur tersebut.
Batu asam urat
Lebih kurang 5-10%
penderita BSK dengan
komposisi asam urat.
Pasien biasanya berusia >
60 tahun. Batu asam urat
dibentuk hanya oleh asam
urat.

Kegemukan, peminum
alkohol, dan diet tinggi
protein mempunyai peluang
lebih besar menderita
penyakit BSK
Batu struvit
(magnesium-amonium
fosfat)

Batu struvit disebut juga batu


infeksi, karena terbentuknya
batu ini disebabkan oleh adanya
infeksi saluran kemih.

Kuman penyebab infeksi ini


adalah golongan kuman
pemecah urea atau urea splitter
yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine
menjadi bersuasana basa
melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak
Batu Sistin
Batu Sistin terjadi pada
saat kehamilan, disebabkan
karena gangguan ginjal.
Merupakan batu yang
paling jarang dijumpai
dengan frekuensi kejadian
1-2%.
PENATALAKSANAAN
1.Konservatif
 Medikamentosa : batu < 5 mm  batu keluar spontan
tujuan :
* mengurangi nyeri  NSAID
* memperlancar aliran urine – diuretikum 
Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu.
Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi
adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya
infeksi dan obstruksi.
Adanya kolik berulang atau ISK menyebabkan
observasi bukan merupakan pilihan.
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) :
 pemecahan batu tanpa tindakan invasif & pembiusan
efek samping : nyeri kolik dan hematuria
SYARAT ESWL
 Kesuksesan dari ESWL sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Tidak semua jenis batu dapat dihancurkan dengan
metode ini, ukuran, lokasi batu, anatomi ginjal dan kondisi
kesehatan pasien juga mempengaruhi. Kandidat yang baik
untuk ESWL antara lain :
 Ukuran batu antara 1-3 cm atau 5-10 mm dengan gejala
yang mengganggu.
 Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat lebih
rapuh dan mudah dipecah.
 Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan medial.
 Tidak adanya obstruksi ginjal
 Kondisi kesehatan pasien memenuhi syarat (lihat
kontraindikasi ESWL)
3. Endourologi
a.PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal
dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem
kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian
dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.
b.Litotripsi
memecah batu bull-buli atau batu uretra dengan
memasukkan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam
buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator
Ellik.
c.Ureteroskopi/Uretero-renoskopi
d.Ekstraksi Dormia (mengeluarkan batu ureter dengan
menjaringnya melalui alat keranjang Dormia).
TINDAKAN OPERASI
 a. Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk
mengambil batu yang berada di dalam ginjal
 b. Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka
untuk mengambil batu yang berada di ureter
 c. Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk
mengambil batu yang berada di vesica urinearia
 d. Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk
mengambil batu yang berada di uretra

Indikasi tindakan / terapi :


 Batu telah menimbulkan : obstruksi, infeksi, atau
indikasi sosial
PENCEGAHAN
1.Hindari dehidrasi
2.Diet kadar zat-zat komponen pembentuk batu
3.Aktivitas harian cukup
4.Medikamentosa
Diet mengurangi kekambuhan :
 rendah protein , karena protein akan memacu ekskresi
kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi
lebih asam
 rendah oksalat
 rendah garam karena natriuresis akan memacu
timbulnya hiperkalsiuri
 rendah purin
PROGNOSIS
 Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor
ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta
obstruksi.
 Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk
prognosisnya.
 Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat
mempermudah terjadinya infeksi.
 Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi
karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal

Anda mungkin juga menyukai