Anda di halaman 1dari 18

ESOFAGITIS KOROSIF

Disusun Oleh : Insan Rizkillah

Pembimbing dr. Mariana Hasnah Yunizaf, Sp.THT-KL

DEFINISI
Esofagitis korosif adalah peradangan esofagus yang disebabkan oleh luka bakar karena bahan kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat/alkali.

Zat kimia yang tertelan dapat bersifat :

Korosif

Kerusakan pada saluran yang dilaluinya.

Toksik

Gejala keracunan bila telah diserap oleh darah.

Bahan-bahan korosif
Bahan kimia asam kuat /zat korosif (PH <7) : asam nitrat, asam sulfat, perak nitrat, pembersih closet, air aki (baterai) Bahan kimia alkali (PH >7) : natrium hidroksida yang terdapat pada bahan pembersih rumah tangga, sebagai bubuk pembersih saluran air kotor seperti Drano dan liquid Plumer, natrium karbonat (soda pencuci), natrium metasilikat (bubuk mesin pencuci piring otomatis ), ammonia dan clinitest tablet.

Pemutih (Ph mendekati 7) seperti sodium hipoklorit, lisol dan karbol. hanya edema di mukosa atau submukosa

PATOLOGI
Basa kuat : Menyebabkan terjadinya nekrosis mencair (liquifactum necrosis). Histologi : dinding s/d otot esofagus seperti mencair.

Asam kuat : Menyebabkan nekrosis menggumpal (coagulation necrosis). Histologi : dinding s/d otot esofagus seperti menggumpal.

Zat organik Misalnya lisol dan karbol menyebabkan edema dimukosa dan submukosa

Asam kuat kerusakan pada lambung lebih berat dibandingkan di esofagus, sebaliknya basa kuat kerusakan pada esofagus lebih berat dibandingkan di lambung.

Ph asam akan memperberat jejas sehingga komplikasi perforasi lebih sering terjadi.

Gambaran Klinik
Keluhan dan gejala tergantung pada: 1. Jenis 2. Konsentrasi zat korosif. 3. Jumlah 4. Lamanya kontak dinding esofagus 5. Sengaja atau tidak. 6. Dimuntahkan atau tidak.

Klasifikasi
Berdasarkan beratnya luka bakar : 1. Esofagitis korosif tanpa ulserasi. 2. Esofagitis korosif ulserasi ringan. 3. Esofagitis korosif ulserasi sedang. 4. Esofagitis korosif tanpa ulserasi berat tanpa komplikasi. 5. Esofagitis korosif tanpa ulserasi berat dengan Komplikasi.

Berdasarkan perjalanan penyakit dan gejala klinik, terbagi 3 fase :


Fase Akut Berlangsung 1-3 hari. Luka bakar pada mulut, bibir, faring dan disertai perdarahan. Gejala disfagia dan odinofagia berat, demam dengan suhu tinggi.

Fase Laten Berlangsung 2-6minggu. Keluhan berkurang, suhu badan menurun, menelan dengan baik. Terbentuknya jaringan sikatrik. Fase Kronis Setelah 1-3 tahun terjadi disfagia karena terjadi striktur esofagus dari jaringan parut.

DIAGNOSIS
1. Riwayat tertelan zat korosif: anak secara tidak sengaja. orang dewasa dengan tujuan bunuh diri atau percobaan pembunuhan. 2. Gejala Klinis. 3. Pemeriksaan fisik. 4. Radiologik. 5. Laboratorium dan 6. Esofagoskopi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologik

Thoraks PA/LAT
Mediastinitis & aspirasi pneumonia

Esofagogram
Perforasi akut esofagus atau lambung Ruptur esofagus

Pemeriksaan penunjang
- Esofagoskopi : Kurang lebih 3 x 24 jam setelah kejadian atau bila luka bakar di bibir, mulut dan faring sudah tenang (esofagoskopi dengan anestesi umum) untuk menentukan apakah ada luka bakar di esofagus.

Esofagogram : Esofagogram tidak banyak menunjukkan kelainan pada stadium akut Esofagogram perlu dilakukan setelah mg ke 2 untuk melihat ada tidaknya striktur esofagus dan dapat diulang setelah 6-8 minggu untuk evaluasi

PENANGANAN
Tujuan pemberian terapi pada esofagitis korosif adalah untuk mencegah pembentukan striktur. - Perbaikan keadaan umum - Menjaga keseimbangan elektrolit - Menjaga jalan nafas - Observasi Dalam 24 jam pertama diberi cairan parenteral dan diobservasi akan kemungkinan mediastinitis, fistel trakeoesfagus, perforasi lambung, peritonitis, pneoumonia dan edem laring.

Jika zat korosif yang tertelan diketahui jenisnya dan terjadi sebelum 6 jam, dapat dilakukan netralisasi . Pengenceran zat kaustik yang sudah tertelan dengan cara minum air atau susu. Bilas lambung dan obat perangsang muntah ( misal : Ipecac ) merupakan kontraindikasi.

Terdapat luka bakar : NGT yang kecil untuk pemberian makanan dan mempertahankan lumen esofagus. Dipasang sampai resiko pembentukan striktur terlampaui (6 mg di esofagoskopi ulang) Ulkus esofageal : Sukralfat, antasid dan Omeprazol. Antibiotik : Selama 2-3 mg/ 5 hari bebas demam. Biasanya diberikan penisilin dosis tinggi 1 jt-1,2 jt unit/hari. Kortikosteroid : Mencegah fibrosis berlebihan. Analgetika oral, IV, IM atau rektal.

Komplikasi
Syok, koma , edema laring Pneumonia aspirasi Perforasi esofagus Perforasi gaster Mediastinitis Kematian

Anda mungkin juga menyukai